Mama Ayu & Fiqi


Halo namaku Fiqi. Well, langsung saja kali ya. Ceritaku ini bermula kira-kira 5 tahun yang lalu. Saat itu umurku masih 16 tahun, yaah mendekati 17 tahun. Aku ingat betul karena ceritaku ini terjadi berdekatan dengan ulang tahunku, dan mungkin sedikit berhubungan dengan ulang tahunku itu. Hari itu adalah tepat satu hari sebelum hari ulang tahunku yang ke 17. Saat itu aku dan Mamaku sedang makan malam berdua sambil nonton TV. Oh iya ada yang hampir kulupakan. Sejak umur 15 tahun aku tinggal berdua dengan Mamaku. Orangtuaku bercerai ketika aku berumur 15 tahun. Dan aku memilih untuk ikut Mama. Entah kenapa tapi sejak kecil aku memang lebih dekat ke Mama. Mungkin karena Mama sangat sayang kepadaku.

Aku dan Mama tinggal di sebuah rumah yang sederhana saja. walaupun mama adalah seorang PNS dengan pangkat yang tinggi, tapi mama menyukai kesederhanaan, Oh iya sebagai gambaran, saat itu Mamaku masih berusia 39 tahun. Hari ulang tahun Mama terpaut dua minggu dari hari ulang tahunku. Mamaku bernama Ayu, mempunyai wajah yang sangat cantik, dan mama adalah seorang wanita yang sangat memegang teguh nilai agama, ya mama selalu berjilbab baik ketika dirumah maupun diluar rumah, mama Berkulit kuning langsat yang menambah kecantikannya. Dengan tinggi dan berat sekitar 165 cm dan 45 kg membuat Mama terlihat sangat ideal. Sedangkan buah dada Mama aku tidak bisa menerka ukurannya karena mama selalu memakai baju yang tidak menampakkan lekuk tubuhnya, tapi prediksiku pasti mama merawat tubuhnya dengan sangat baik.

Kembali ke cerita awal. Pada saat asyik-asyiknya aku melahap makan malamku, Mama tiba-tiba berkata, “Fiqi, besok Fiqi kan ulang tahun.” Aku yang lagi enak-enaknya makan sih hanya mengangguk saja. Melihat aku yang tidak begitu menanggapinya, Mama berkata lagi, “Kalo Mama nggak salah umurmu udah 17 tahun kan?” Dan seperti tadi, aku pun hanya mengangguk-angguk saja sambil tetap melahap makanan di depanku.

“Mama ingin ulang tahun Fiqi besok menjadi ulang tahun yang berkesan buat Fiqi. Jadi Fiqi boleh meminta kado apa saja yang Fiqi mau.” Aku yang mulai tertarik dengan ucapan Mama pun bertanya, “Apa saja Ma..?” “Iya, apa saja yang Fiqi mau,” jawab Mama. Dengan hati-hati aku bertanya lagi, “Ma, Fiqi kan udah gede.” “Betul, Mama tau itu. Lalu..?” tanya Mama penuh selidik. “Fiqi rasa udah waktunya Fiqi tau yang namanya.. seks,”, "Fiqi pengen ngentotin mama" kataku dengan hati-hati.

Kulihat Mama agak terkejut dengan perkataanku barusan. Tapi setelah dapat menguasai keadaan, Mama pun tersenyum sambil bertanya, “Apa nggak ada kado lain yang lebih Fiqi inginkan dari pada itu,?” “Tadi Mama bilang boleh minta apa saja, kok sekarang jadi menolaknya. Kalo Mama nggak mau ya udah. Beri aja Fiqi kado sweater atau baju seperti ulang tahun yang udah-udah.” kataku dengan wajah agak muram.

“hmm..tunggu dulu donk Sayang. Kan Mama belom bilang mau apa nggak. Jadi jangan ngambek dulu donk.” kata Mama dengan wajah sabar. “Jadi.. boleh nggak, Ma..?” tanyaku dengan tidak sabar. “Setelah Mama pikir, bolehlah. Buat anak tercinta sih apa saja boleh kok Sayang..” jawab Mama. “Terima kasih Ma. Fiqi sayang banget sama Mama.” jawabku dengan antusias.

Waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba. Seperti malam kemarin, aku dan Mama lagi makan malam berdua. Malam itu Mama terlihat cantik sekali. dengan setelan baju lengan panjang dan celana panjang putih, yang menurutku baju dan celana mama sedikit menerawang bentuk tubuhnya, samar2 dapat kulihat warna pakaian dalamnya, yang sepertinya juga warna putih itu, dan tidak lupa juga dengan jilbabnya yang warnanya juga putih. Mama tiba-tiba berkata, “Fiqi udah siap menerima kado istimewanya nak.?” tanya Mama dengan tersenyum manis. Aku yang memang sudah tidak sabar langsung saja menjawab, “Ya jelas siap donk, Ma.”

Setelah selesai makan Mama menggandengku ke kamarnya. “Duduk di ranjang mama dulu nak. mama mau dandan dulu, Tunggu sebentar ya..!” kata Mama sambil menyuruhku duduk di ranjangnya Mama lalu duduk di depan meja riasnya, dan mulai merias wajahnya, memakai berlayer2 bedak (mungkin), dan juga mempercantik bulu matanya, dan tidak ketinggalan eyeshadow, dan juga lipsticknya. sekitar setengah jam aku harus menunggu mama untuk bersiap2. setelah itu barulah Mama selesai, dan kemudian berdiri.

"udah siap nang..?” tanya Mama. “Udah dari tadi Ma.” jawabku.

kemudian mama duduk di ranjang dan menggenggam tanganku, mendekatkan wajahnya dan mulai mencium bibirku. Dengan refleks aku pun membalas ciumannya. Dan tidak lama kedua lidah kami pun bertautan. “Mmmh.. mmhh.. mm..” hanya desahan saja yang terdengar kini dengan diiringi desahan-desahan. Aku memeluk Mama erat-erat sambil tetap berciuman. Mama terlihat sangat tenang dan matang dalam keadaan seperti ini.

Tidak lama tanganku pun mulai menggerayangi tubuh Mama. Tangan kiriku mulai meremas-remas payudara Mama dari luar bajunya yang juga tertutup jilbab putihnya. Sedangkan tangan kananku mulai meraba-raba selangkangan Mama.

Setelah sekitar 20 menit kami saling berciuman dan saling meraba, Mama melepaskan pelukan dan ciumannya. Lalu Mama berdiri.

"fiqi mau mama buka yang mana dulu..??atas atau bawah..??" tanya mama dengan menggodaku

"bawha dulu ma..hehehe.." jawabku

kemudian mama membalikkan badannya membelakangiku

"tolong turunin celana mama nak.." kata mama sambil melirikku

aku tentu saja langsung menrutinya, kupegang bagian pinggang celana mama dan mulai kuturunkan pelan2 celana mama, tampaklah pertama tama pantat mama yang dibalut celana dalam putih, kemdian aku lanjut menurunkan celana mama hingga mata kakinya dan kemudian mama mengangkat kakinya dan akhirnya lepaslah celana mama.

"tolong sekalian celana dalem mama nak.." kata mama sambil tersnyum padaku dan sedikit menunggingkan pantatnya.

kali inipun aku tentu saja menurutinya, kupegang bagian samping celana dalam mama dan mulai kuturunkan celana dalam mama, kini sudah tidak ada lagi penghalang apapun yang menghalangi pemandangan keindahan tubuh mama bagian bawah, pantat dan pahanya terekspos sempurna olehku, setelah celana dalam mama mencapai mata kakinya, mama mengangkat kakinya dan segera kusingkirkan celana dalam mama itu, dan mama kini sepenuhnya telanjang bawah, dengan pakaian atasnya masih lengkap dengan jilbab putihnya, mama kemudian membalik arah dan menghadapku. kemudian duduk disampingku

"bajunya mama bukain ya nak.." kata mama kemudian meraih bajuku dan mulai mengangkatnya dan membukanya. kemudian sambil membuka bajuku kucium bibir mama lagi.

Dengan tubuh yang sama-sama setengah telanjang, aku dan Mama kembali berpelukan sambil berciuman. mama masih aktif berusaha melepas bajuku, tanganku ikut kuangkat agar mama bisa melepas bajuku, dan begitu bajuku terlepas, segera kuturnkan tanganku dan langsug kuremasi dada mama yang masih terutup baju putihnya dan BH di dalamnya. Hanya desahan saja yang terdengar di ruangan. sesaat kemudian ciuman kami lepas.

"mama buka baju mama dulu nak.." kata mama, yang mana aku langsung mencegahnya

"baju sama jilbab mama biarin aaja ma.." kataku

"lah terus??? BH mama juga..??" tanya mama

"hehe BH nya dilepas aja ma.." kataku

"yaudah tolong bukain BH mama nak.." kata mama kemudian mama duduk membelakangiku lagi dan kini mengangkat bajunya agar kait BH di belakangnya kelihatan olehku.

"ketemu nak kait BH mama..???" tanya mama

"bisa nak..??ditekan aja sayang.." kata mama lagi, dna kemudian dengan satu sentakan BH mama terlepas kaitannya, dan kemudian mama melepas BH nya dengan mengarahkannya kedepan dan dari tangannya kini nampak BH mama telah digenggamnya.

mama kemudian menggulung bajunya hingga ke atas dadanya, dan kemudian mengencangkan gulungannya itu agar bajunya tidak turun ke bawah menutupi dadanya, kain jilbabnya juga dibiarkan terjulur ke bawah melalui belahan dadanya. mama kemudian membalik badannya dan menghadapku, kami kembali berciuman, sambil kuremasi lagi dada mama yang sudah tidak ada pelindungnya itu. tangan mama juga mulai aktif mengelus2 dadaku yang bidang.

“Dada Mama indah banget” kataku sambil meraba dan meremas payudara Mama.

“Makasi nak..mama seneng kalo fiqi suka.." kata mama

"Fiqi isep ya ma.." kataku lagi

mama tidak menjawab tapi hanya mengangguk saja dan langsung kusosor dada mama.

mama menikmati hisapanku sampai memejamkan matanya, dan sesekali menarik nafas dalam kemudian menghembuskannnya lagi seolah lega, dan itu seiring dengan tingkahku didada mama, bila aku menghisapinya dengan kencang maka mama akan mengambil nafas dalam, dan bila kulonggarkan hisapanku maka mama akan melepas nafasnya, kemudian kurasakan tangan mama mengelus2 kepalaku sambil matanya menatapku, sungguh tatapan keibuannya yang pasrah itu benar2 membangkitkan gairahku untuk menyetubuhinya.

“dada Mama itu ukuran berapa sih ma..? pas banget ukurannya ” tanyaku

“Ukuran 38B kalo ga salah nak, emang kenapa sayang..??' tanya Mama.

“nggak papa ma cuma bagus banget, ideal banget sama bodynya mama..” jawabku,

"tubuh mama juga ternyata sexy banget ya..fiqi ga nyangka dada, perut, pinggul, pantat paha mama semuanya pas banget.." kataku

"makasih nak...duh anak mama muji2 mama gini..." kata mama tersenyum senang.

kemudian tanganku kembali meremas payudara mama dengan kencang sambil sambil menggigitnya.

“Aahhh...sshh..” teriak Mama,

"Pelan2 to nak.." kata mama

“Ma’af, Ma. Fiqi nggak sengaja.” jawabku sekenanya.

“Nggak apa-apa kok nak..mama cuma kaget aja tadi, Fiqi boleh kok melakukan apapun ke tubuh Mama” kata Mama sambil mengigit telunjuk tangannya sambil menahan kenikmatan, duh gemas aku melihatnya

kemudian aku bangkit lagi dan langsung menyambar bibir mama lagi, kami berciuman lagi, sambil kuremasi dadanya. setelah itu ciuman kami terlepas.

"ma tolong isep kontol fiqi ya.." kataku

"iya nak..berdiri dulu nak, mama lepas dulu celana fiqi.." kata mama

aku kemudian berdiri dan mama mulai memegang bagian pinggir celanaku dan melorotkannya, setelah itu berlanjut dengan menurunkan celana dalamku, dan begitu selesai kontolku langsung mengancung menunjuk mama.

"udah besar ya burungnya fiqi.." kata mama

"fiqi duduk ranjang sini syang.." kata mama

aku duduk di ranjang, dan mama kemudian berlutut di selangkanganku.

"amit yo nang.." kata mama kemudian mulai mengelus kontolku, dan sesaat kemudian menciuminya dengan bibirnya, dikecup2nya kontolku.

"geli ma.." kataku sambil menggelinjang.

mama tidak mempedulikan komentarku, malah kali ini langsung menjilati kontolku seperti eskrim, aku yang merasa kegelian langsung menggenggam kepalanya yang terututp jilbab itu.

mama masih lanjut menjilati seluruh bagian kontolku, dari kepala kontolku sampai buah zakarku tidak luput dari sapuan lidahnya.

"hmmgghh..enak banget ma.." kataku sambil merem melek, tanganku masih memegangi kepala mama

tak terdengar ada jawaban dari mulut mama, karena memang mulutnya masih sibuk mengoralku, dan sepertinya mama sudah cukup dengan menjilati kontolku kini kurasakan kontolku masuk spenuhnya ke mulut mama.

"errghhh..." kataku saat mama mulai memaju mundurkan kepalanya dan memberiku kenikmatan yang benar2 baru dari mama.

sekitar 10 menit mama mengulum kontolku akupun tidak tahan

"ma tahan dulu..." kataku sambil memegangi kepala mama agar tidak terus mengulum kontolku.

"fiqi mau keluar dulu.." kataku dan akhirnya kusemprotkan cairan hangatku di dalam mulut mama, mama tetap tenang saja santai menerima cairan pejuhku itu dan langsung menelannya, aku benar2 terkejut melihat mama bisa seperti ini.

"udah nak..??" kata mama, sambil masih megocok kontolku.

"mau masuk sekarang ma.." kataku

"hmm udah pengen ya.." kata mama kemudian naik ke kasur, dan berbaring, kemudian melebarkan kakinya sehingga memeknya terbuka lebar.

"sini nang..." kata mama sambil menjulurkan tangannya padaku seolah ingin memelukku sambil menidurinya, dan saat aku sudah diatasnya kutindih dia, dan kami berciuman, tangan mama kugenggam erat.

"masukin sayang.." kata mama

aku langsung menurutinya, pelan2 kuarahkan kontolku ke memek mama dan kemudian sesuai dengan film2 yang sudah sering aku lihat, aku mudah saja memasukkan kontolku ke memek mama.

"ahhh...hhsshh.." kata mama sambil memejamkan matanya, dan setelah mentok mama kemudian membuka matanya dan tersenyum padaku, aku dekatkan wajahku dan kucium bibirnya.

"diemin dulu sayang.." kata mama

"mama pengen rasain burung fiqi.." kata mama lagi

aku menurutinya dan kami saling pandang, dan mama membelaiku dengan tangannya

"akhirnya mama sama fiqi menyatu lagi sayang.." kata mama

kupandangi wajah berjilbabnya yang memancarkan aura keibuan yang membuatku semakin bernafsu, entah kenapa aku tidak lagi bisa melihat mama sebagai ibuku, tapi sebagai wanita yang bisa aku tiduri saja.

"gimana kadonya sayang..??" tanya mama masih dengan posisi kami tadi

"enak banget ma..makasih ya ma.." ktaku, padahal aku belum menuntaskan kado mama ini

"syukur deh kalo sayang suka sama tubuh mama..." kata mama

"sekarang gerakin nak...nikmati kadonya sayang.." kata mama, kemudian aku mencium bibirnya dan mulai kugerakkan kontolku dalam memek mama.

kami dalam posisi misionaris dengan saling berciuman dan aku memompa memek mama,

selama kurang lebih 5 menit kami tetap saling berciuman, mama amat tenang menikmati genjotanku, tapi aku malah merasa seperti amam sekarang ini sedang mengajariku sex education. mama sendiri hanya sesekali saja mendesah dan nadanya desahannya yang manja itu membuatku tambah bernafsu padanya.

"udah mau keluar ma.." kataku ketika kulepas ciuman dari bibirnya

"keluarin aja sayang..dimana syang mau.." kata mama

"di rahim mama ya.." kataku

"iya nang..dimana aja boleh.." kata mama

dan kemudian aku keluarkan pejuhku setelah 5 menit menyetubuhi mama

"keluar maaa..." kataku

"ahhhh..." desah mama

aku kemudian ambruk di pelukan mama dengan kontolku masih menancap di memeknya.

"makasih ya ma...fiqi seneng banget hari ini.." kataku

"iya sayang..mama juga seneng.." kata mama sambil membelai kepalaku

"seneng dientot fiqi..??hehehe.." kataku

"seneng karena fiqi puas sama tubuh mama nak.." kata mama sambil menowel hidungku

"mau istirahat dulu nak..?? biar mama ambilin air.." kata mama

akupun menurutinya kucabut kontolku dari memek mama dan kemudian mama bangkit berjlana keluar kamar, dengan lenggak lenggok karena tubuh bawahnya telanjang kulihat pantat mama sangat menggoda dari belakang.

sesaat kemudian mama datang lagi dan membawa segelas air untukku, dan memberikannya padaku.

"diminum sayang.." kata mama kemudian duduk disampingku.

'abis ini masih ada lagi kan ma..??" tanyaku

"tentu saja dong sayang..selama sayang mau, mama siap nak.." kata mama

kemudian gelas tadi sudah kosong, dan aku berikan pada mama lagi, kemudian mama tanpa berdiri meletakkan gelas di meja dekat ranjang dan ketika mama menghadapku lagi langsung kupegang bahunya kutidurkan mama, mama menurut saja.

"ahhh.." ketika mama telah berbaring lagi kusingkapkan bajunya sehingga nampak buah dadanya dan kucium bibirnya lagi..dan semuanya berlanjut lagi...

---esok paginya---


"semuanya udah nak..??" tanya mama yang pagi itu telah mengenakan seragam pns nya dengan jilbab biru dan setelan korprinya, mama juga bersiap untuk pergi kerja.

"udah ma.." kataku

"yaudah ati2 berangkatnya.." kata mama kemudian kucium tangannya, dan ketika bangkit aku cium bibirnya. mama diam saja, dan kemudian kuremasi dadanya dari luar seragamnya, mama hanya mendesah kecil saja.

karena mama masih diam saja, maka kulanjutkan dengan merabai pinggulnya untuk mencari kaitan rok panjang mama itu, dan setelah ketemu langsung aku buka kancingnya dengan kedua tanganku dan resletingnya kuturunkan, dan terlepaslah rok mama jatuh ke lantai sampai mata kakinya.

tak luput celana dalam putih mama juga aku turunkan sedikit sampai paha, dan kemudian aku mulai menggenggam memeknya, dan mengelusnya, mama masih tampak tidak peduli dan tetap fokus saja pada ciumanku.

sekitar 10 menitan kami berciuman dengan tangan nakalku mengeksplor memeknya, mama masih tenang2 saja, dan barulah kami berhenti berciuman ketika terdengar suara bel motor di depan rumahku.

"udah dateng tu nak.." kata mama ketika ciuman kami berhenti.

"iya ma..fiqi berangkat dulu ya.." kataku untuk kedua kali, sambil mengecup lembut bibir mama.

mama hanya tersenyum saja dengan pakaian bawahnya masih dilantai dan melambaikan tangan padaku.



---SEKIAN?---​

Kisah Ibu Rumah Tangga (LISNA) Part 8



Selama beberapa saat aku menemani Heri minum. Meski beberapa kali Heri membujuk aku untuk ikut minum namun aku menolak. Karena aku selain tidak suka bau minuman juga aku tidak ingin mengalami yang namanya mabuk. Aku merasa bahwa mabuk itu tidak ada enaknya sama sekali. Apalagi sampai muntah-muntah dan kehilangan kesadaran seperti yang pernah dialami Dani suamiku saat pesta tahun baru dan juga acara ultah anak pak Iwan beberapa bulan lalu. Dia mabuk berat sampai muntah-muntah terus kepayahan sampai tidak bisa jalan dan akhirnya pulang ke rumah dengan di antar oleh Heri. Saat itu aku belum dekat dengan Heri. Ingat hal itu membuat aku tidak berminta untuk ikutan minum.


Setelah menghabiskan minumannya kembali Heri mengajakku untuk ngentot yang kesekian kalinya. Kontol tak disunat Heri yang sangat aku sukai itu kembali memompa memek wanita berjilbab yang dikenal alim ini.
"Oh nikmatnya ...oh..oh ..owh ... enak...!"
"rasain kontolku memek alim ...plok-plok plok..!”
"iya terus...terus...owh akh aku isteri yang sholehahhhh arhhhh...entot terus dengan kontol kamu...owh nikmat ..arghhhhhh...!”
"rasakan nih memek alim...ini kontol perkasa pemakan babi... plok plok plok."


Aku benar-benar kesetanan dan hampir lupa bahwa di kamar sebelah ada suamiku yang tertidur pulas. Tapi aku tidak perduli, aku sangat menikmati genjotan kontol lelaki selingkuhanku. Pompaan dalam berbagai posisi dari Heri dengan kontol perkasanya membuat aku merasa semakin dekat dengan orgasmeku. memekku makin basah. Aku meracau dengan semakin gila. Kata-kata kotor keluar dari mulutku yang biasanya mengeluarkan kata-kata sopan.
Makin dekat makin terasa nikmat. Aku tinggal menunggu sesuatu yang akan meledak dalam diriku. Aku bergoyang dengan liarnya.
"Owh kontol enak Heriiiiiiii...arhk...heh... ahk..arghhhhhh...!
Akhirnya ... aku teriak,

“Aku mauu keluar Her…”. Dia menyodok dengan lebih keras lagi sampai-sampai aku rasakan kontolnya menyentuh dasar dari liang memekku saking panjangnya, dia makin bernafsu mendengar lenguhanku.

“Ahh… truss Her…”.

sampe akhirnya,

" Aku... keelluuaarr… Her… akhh…”

Memekku menyemburkan cairannya menerpa kontol besar Heri yang masih menancap di sana. Kekasih tercintaku itu mencabut kontolnya sehingga cairan cintaku meluber keluar bersamaan dengan dicabutnya kontol besar itu. Aku langsung menelungkup ke ranjang, Heri tetap dalam posisi berjongkok di depan selangkanganku sambil mengocok kontolnya.

Setelah badai orgasmeku mereda, Heri memposisikan tubuhku sehingga menungging membelakanginya. Tidak berapa lama dia kembali menancapkan kontolnya yang masih keras dalam posisi itu.

“Argghhhhh...” Jeritku.

Kontol itu masuk secara perlahan karena begitu besarnya terjepit memekku dalam posisi nungging. Terasa penuh dan sangat nikmat. Membuatku serasa melayang. Rasa nikmatnya begitu hebat apalagi ketika Heri mulai memaju mundurkan kontolnya dengan ganas.
Kontol besar itu begitu memabukan dan membuat aku seakan melayang. Hentakan kontol besar dalam posisi doggie style ini begitu dahsyat rasanya. Aku merasa orgasmeku kembali akan datang. Kontol itu terus memompa dengan kuat. Kembali seperti ada yang akan meledak dalam tubuhku. Akhirnya tanggul ku bobol juga.

“Aaaahhhhhhhhhhhhhh..ahhhhhhhhhhhhh Her...” jeritan kenikmatanku itu sekaligus menandai melelehnya cairan bening dari memekku. Aku kembali mengalami puncak orgasme dengan begitu dahsyat.

Tapi Heri masih juga belum terlihat akan mencapai puncak. Dia memberi kesempatan kepada ku untuk menikmati klimaks yang barusan aku dapat. Akhirnya badan ku mulai mengendur. Tanganku membelai lembut kapalanya. Bibirku mencari bibirnya untuk dihadiahi ciuman yang sangat lembut dan panjang.

“Her …. Aku sungguh nikmat …. kamu jago deh … kamu belum keluar ya?”
“Jangan pikirkan aku sayang …. yang penting kamu bisa menikmati kepuasan.”

Kemudian dimiringkanlah tubuhku dan kembali dengan lembut dia mulai memasukkan kontolnya dalam posisi itu. Memekku kembali merasakan kenikmatan kontol besar itu. Selama beberapa saat dia terus memompa lambat-lambat. Kami bersetubuh sampai jam empat pagi. Setelah itu itu aku berbaring-baring sampai terdengar adzan subuh. Aku segera mandi wajib dan menunaikan kewajibanku melakukan ibadah.


Aku meminta Heri untuk tetap tinggal di kamar sampai suamiku pergi ke kantor. Saat suamiku hendak pergi ke kantor aku memintanya untuk menitipkan Nesa ke rumah neneknya. Soalnya aku bilang kurang enak badan gak bisa tidur semalaman. Jadi aku memilih untuk istirahat dan tidur. Aku dan Heri tidur bersama dari pagi sampai siang sambil berpelukan. Saat bangun kulihat sudah hampir jam 1 siang. Aku segera mandi dan kemudian segera menyiapkan makan siang. Saat lewat kamar tamu kulihat di kamar Heri sudah tidak ada. Segera kuperiksa Ponselku dan ada pesan dari Heri bahwa dia sudah pulang ke rumahnya.


***
Beberapa hari setelah itu Heri tidak punya kesempatan untuk bertemu denganku. Karena seperti aku bilang sebelumnya bahwa Heri semakin sulit untuk bisa keluar kantor di waktu jam kerja. Tapi dia masih sering menghubungiku melalui ponsel. Aku yang tergila-gila dengan Heri tentu saja menjadi merasa ketagihan dan berharap ada lagi kesempatan untuk kembali memacu birahi bersamanya. Tapi karena kesibukannya dia belum sempat untuk menemuiku.


Aku selalu sabar menantikannya. Sementara hubunganku dengan suami semakin membosankan. Apalagi soal sex aku sudah tidak memiliki perasaan nikmat sama sekali kalau melayani Dani. Aku melakukannya semata karena kewajiban. Aku tak tahu apa Heri merasakan perubahan alat kelaminku yang telah kemasukan kontol besar Heri. Apa dia merasa memekku makin longgar atau tidak. Dani tampaknya tidak menyadari hal itu.


“Mah kamu tahukan aku naik pangkat. Nah teman-teman dekatku di kantor minta aku bikin acara minum-minum di rumah ini. Boleh gak?”

“Gimana ya?”

“Daripada minum di tempat lain dan pulang teler mending di rumah aja ya mah?”

“Hmmmmm... gak tahu pah.. terserah deh.”

“Ih mamah kayak gak rela gitu.”

“Soalnya mamah gak enak ama tetangga. Masak mamah wanita berjilbab dan rajin ikut pengajian tapi rumahnya bikin acara minum-minum.”

“Loh tapi kan tetangga mana tau kita ada acara minum-minum mah. Lagian Cuma berapa teman yang datang. Pak Rido, Pak Iwan, Pak Heri dan Pak Misran. Itu saja gak bakalan ribut mah.”


Mendengar nama Heri disebut dadaku langsung bergetar. Aku melunak dan membiarkan saja suamiku bikin acara minum-minum di rumah.


“Terus kapan acaranya pah?”

“Malam minggu ini mah.”

“Oke deh pah yang penting gak ribut pah.”


Sudah menjadi kebiasaan kantor suamiku kalau ada yang naik pangkat selalu bikin sukuran. Tapi kali ini suamiku sukurannya malah mau bikin acara pesta miras. Awal nikah aku tahunya suamiku tidak doyan mabuk-mabukan. Tapi setelah beberapa tahun nikah dia mulai kenal minuman karena teman-teman kantornya yang disebut oleh suamiku tadi. Biasanya teman suamiku kalau ada acara di rumah mau acara apa saja kadang disisipi pesta miras. Seperti bebeapa bulan lalu acara ulang tahun anak dari pak Iwan. Aku dan suamiku datang bersama Nesa. Acaranya sore banyak anak-anak hadir di temani orang tua mereka. Pas acara ulang tahun selesai undangan sudah pada pulang teman-teman kantor pak Iwan yang doyan miras melanjutkan acara. Kami para isteri dari suami-suami dotan mabuk itu menunggu mereka sambil ngerumpi dalam rumah. Mereka para suami pesta mirasnya di halaman. Suamiku Dani minum sampai mabuk untuk menghormati tuan tumah yang mengundang. Aku sering kesal dengan tingkah laku Dani dan teman-temannya. PNS kok doyan miras. Tapi kali ini justru Dani yang akan mengundang temannya mengadakan pesta miras di rumah kami. Aku mulanya keberatan tapi mengingat Heri akan ikut datang aku jadi menerima dan mendukung acara suamiku itu.


Hari yang dinanti suamiku tiba. Malam minggu teman-teman suamiku datang termasuk Heri. Aku menyambut mereka yang datang tanpa pasangannya. Karena ini acara murni pesta miras jadi mereka tidak mengajak isteri-isteri mereka. Beda dengan acara lain yang disisipi dengan miras yang sering membawa isteri masing-masing. Mereka melangsungkan acara mabuknya di teras depan rumah. Aku bersama Nesa duduk sambil nonton TV di ruang keluarga. Sambil sesekali melirik ke Heri tak terasa Nesa tertidur dan aku gendong ke kamar tidur.


Sekitar jam 10 malam teman-teman Dani sudah mulai pulang. Tapi Heri masih bertahan dengan pak Rido. Aku tahu bahwa Heri memang jago minum. Meski sudah bergelas-gelas yang dia teguk dia belum akan mabuk. Tapi Dani suamiku baru beberapa gelas sudah teler. Aku yakin sekarang dia sudah mabuk berat karena aku dengar suaranya sudah seperti pendekar mabuk dan terdengar sesekali dia muntah. Payah banget. Akhirnya pak Rido juga pamit pulang. Tinggal Heri dan suamiku yang masih ada di teras rumah.


Kemudian terlihat Heri membopong suamiku yang sudah kepayahan tidak bisa lagi jalan lagi untuk masuk ke dalam rumah. Aku kemudian menutup pintu depan. Dani benar-benar teler.


“Lisna kesempatan nih kita ngentot di depan Dani..”

“Ih kamu nekad deh. Jangan ah. Bahaya tau...”

“Gapapa dia udah teler berat gitu paling kalau dia lihat dia pikir sedang mimpi.”

“Gimana ya..?”


Kemudian terlihat Heri membopong suamiku yang sudah kepayahan tidak bisa lagi jalan lagi untuk masuk ke dalam rumah. Aku kemudian menutup pintu depan. Dani benar-benar teler. Heri memapah tubuh suamiku yang mabuk berat ke sofa, setelah itu dia merebahkan tubuh Dani di sana.


“Lisna kesempatan nih kita ngentot di depan Dani..”

“Ih kamu nekad deh. Jangan ah. Bahaya tau...”

“Gapapa dia udah teler berat gitu paling kalau dia lihat dia pikir sedang mimpi.”

“Gimana ya..?”


Heri tidak memberi kesempatan bagiku untuk berpikir. Selingkuhanku itu kemudian menelanjangiku dan menelanjangi dirinya sendiri. Setelah itu dia menarik tubuhku hingga berada dipangkuannya, dengan posisi ini tangan Heri lebih leluasa untuk bermain di susuku, kedua tangannya dengan penuh nafsu meremas-remas kedua bukit kembarku, mulutnyapun ikutan beraksi, kedua putting susuku bergiliran dijilati dan dikulum serta dihisap-hisap olehnya. Aksi Heri ini dilakukan didepan Dani yang entah masih tersisa kesadarannya atau tidak. Aku jadi sangat terangsang dengan kondisi ini. Aku jadi pasrah untuk disetubuhi Heri didepan suamiku. Memekku yang basah segera dimasuki kontol besar Heri yang sudah sangat keras. Setelah masuk dengan sempurnan perlahan-lahan aku mulai menaikturunkan pinggulku di atas pangkuan Heri. Aku menatap wajah Dani yang tergeletak mabuk di atas sofa dalam keadaan memek yang sudah tertusuk kontol Heri. Gesekan-gesekan kontol Heri didinding memekku membuat birahiku memuncak dengan cepat.
“Ouuughhh….Heriiiii……hiisaaaapppp….tteeeteeekkku…. .ooughhhh…yyaaachhh….begitu… aaaghhhh… kontolmu enak sekaaaliii…” Aku mengerang sambil mempercepat gerakan naik turunku.


“Oh Lisna aku ngentot kamu di depan suamimu oh. Lihat kontol kecilnya itu...owh..oeh.”
“Iya eh...Daniiii sayang mamah minta izin di entot Heri …yaachhhh…..” Aku meracau..
“Hmmhhh…ssslllrpppp…..hhmmmmhh….…..aaaagghhhhh., …….lihat Dani kontol aku bikin puas memek isterimuuuu...owhhhh” Heri meracau kemudian kembali menghisap-hisap payudaraku sambil kugoyang dengan goyangan memekku.
“Sleeppp…..blesss…sleeppp….bleesss….slleeepppp….ble essss….. “kontol Heri terlihat keluar masuk dalam lubang memekkku dengan cepatnya, karena pinggulku naik turun dengan cepat.
Aku betul-betul menikmati persetubuhan gila ini, Ngentot di depan suamiku. Gerakkanku semakin cepat dan semakin tak beraturan, lenguhan-lenguhan kenikmatan kami berduapun semakin kerap terdengar tidak peduli apa Dani akan tersadar oleh itu atau tidak. Aku dan Heri menikmati persetubuhan ini dengan kesadaran sepenuhnya bahwa ada Dani didepan kami. Meski begitu kami sudah tidak peduli lagi karena dalam pikiran kami hanya satu bagaimana mencapai kepuasan persetubuhan ini.
“Ouughhh…Heriiiiii……akkuuuu….mauuuuu,……keellluuaaarr……oooohhhhh….aaagghh. enak sekali memekku di entot kontol kamu."

Aku mengerang saat merasa akan mencapai puncak kenikmatanku.
Sementara itu Heri kelihatannya akan mencapai puncak kenikmatannya, Heri kemudian membantuku memompa memekku dari bawah untuk mencapai puncak kenikmatanku. Dengan memegang pinggulku Heri membantu gerakan naik turunku dengan cepat.
“Ouuughhhhh…Lisnaaa….aaakkkuuuu jugaaa…mau kelluaaaarrr…..aaaagghhhhhh….. memek kamuuuu… enaaakkk sekaaalliiiii……ooougghhhh….Daniiii…lihat aku entotin isteri kamuuuuu.” Heripun mengerang merasakan puncak orgasmenya yang sudah diujung kepala kontollnya.


Dia mencabut kemaluannya itu dan bangkit lalu
Creeetttt….creeeettt….sssrrr…..ccreeettt…….. Astaga dia menyemprotkan air maninya ke wajah Dani. Gila sekali selingkuhanku ini.
kontol Heri menyemprotkan airmaninya dengan deras ke wajah suamkiu. berbarengan dengan memek Aku menyemprotkan lahar kenikmatannya. Aku lemas tak berdaya menyaksikan ulah Heri saat orgasme.

“Gila kamu sayang...”

“Gapapa Lis dia gak sadar.”


Segera aku mengelap wajah Dani yang berlumuran cairan sperma Heri dengan pakaianku. Nampaknya dia memang sudah tertidur dalam mabuknya.


Bersambung.

Cantiknya Mertua Kakak ku


Perkenalkan dulu namaku x. Sudah satu minggu ini aku berada di rumah sendirian. Terus terang saja aku jadi kesepian juga rasanya. Kalau mau tidur rasanya kok aneh juga, kok sendirian dan sepi, padahal biasanya ada bapak,ibu,kk dan adek .

Aku teringat peristiwa yang aku alami dengan ibu mertua kk-ku. Ibu mertuakk-ku memang bukan ibu kandung istrinya, karena ibu kandungnya telah meninggal dunia. Ayah mertua kk-ku kemudian kawin lagi dengan ibu mertuakk-ku yang sekarang ini dan kebetulan tidak mempunyai anak. Ibu mertua kk-ku ini umurnya sekitar 40 tahun, wajahnya ayu, dan tubuhnya benar-benar sintal dan padat sesuai dengan wanita idamanku. Buah dadanya besar sesuai dengan pinggulnya. Demikian juga pantatnya juga bahenol banget. Aku sering membayangkan ibu mertua kk-ku itu kalau sedang telentang pasti vaginanya membusung ke atas terganjal pantatnya yang besar itu. Hemm, sungguh menggairahkan.

Peristiwa itu terjadi waktu malam dua hari sebelum hari perkawainan kk-ku dengan Riris. Waktu itu aku duduk berdua di kamar keluarga sambil membicarakan persiapan perkawinankk-ku. Mendadak lampu mati. Dalam kegelapan itu, ibu mertua kk-ku (waktu itu masih calon) berdiri, saya pikir akan mencari lilin, tetapi justru ibu mertua kk-ku memeluk dan menciumi pipi dan bibirku dengan lembut dan mesra. Aku kaget dan melongo karena aku tidak mengira sama sekali diciumi oleh calon ibu mertua kk-ku yang cantik itu.

Hari-hari berikutnya aku bersikap seperti biasa, demikian juga ibu mertuakk-ku. Pada saat-saat aku duduk berdua dengan dia, aku sering memberanikan diri memandang ibu mertuakk-ku lama-lama, dan dia biasanya tersenyum manis dan berkata, “Apaa..?, sudah-sudah, ibu jadi malu”.

Terus terang saja aku sebenarnya merindukan untuk dapat bermesraan dengan ibu mertua kk-ku itu. Aku kadang-kadang sagat merasa bersalah dengan kk-ku, dan juga kaka ipar-ku yang baik hati. Kadang-kadang aku demikian kurang ajar membayangkan ibu mertua kk-ku disetubuhi ayah mertua kk-ku, aku bayangkan kemaluan ayah mertuakk-ku keluar masuk vagina ibu mertua kk-ku, Ooh alangkah…! Tetapi aku selalu menaruh hormat kepada ayah dan ibu mertuakk-ku. Ibu mertuakk-ku juga sayang sama kami, .

Pagi-pagi hari berikutnya, aku ditelepon ibu mertuakk-ku, minta agar sore harinya aku dapat mengantarkan ibu menengok famili yang sedang berada di rumah sakit, karena ayah mertuakk-ku sedang pergi ke kota lain untuk urusan bisnis. Aku sih setuju saja. Sore harinya kami jadi pergi ke rumah sakit, dan pulang sudah sehabis maghrib. Seperti biasa aku selalu bersikap sopan dan hormat pada ibu mertuakk-ku.

Dalam perjalan pulang itu, aku memberanikan diri bertanya, “tante, ngapain sih dulu tante kok cium x ?”.

“Aah, kamu ini kok maih diingat-ingat juga siih”, jawab ibumertua kk-ku sambil memandangku.

“Jelas dong buu…, Kan asyiik”, kataku menggoda.

“Naah, tambah kurang ajar thoo, Ingat kk-mu lho x…, Nanti kedengaran juga bisa geger lho x “.

“Tapii, sebenarnya kenapa siih tante…, x jadi penasaran lho”.

“Aah, ini anak kok nggak mau diem siih, Tapi eeh…, anu…, x , sebenarnya waktu itu, waktu kita jagongan itu, ibu lihat tampangmu itu kok ganteng banget. Hidungmu, bibirmu, matamu yang agak kurang ajar itu kok membuat ibu jadi gemes banget deeh sama kamu. Makanya waktu lampu mati itu, entah setan dari mana, ibu jadi pengin banget menciummu dan merangkulmu. Ibu sebenarnya jadi malu sekali. Ibu macam apa aku ini,

“Mungkin, setannya ya Tomy ini Bu…, Saat ini setannya itu juga deg-degan kalau lihat ibu mertua kk-ku. Ibu boleh percaya boleh tidak, kadang-kadang kalau saya lagi sama sendiri, malah bayangin tante lho. Bener-bener nih. Sumpah deh. Kalau tante pernah bayangin saya nggak kalau lagi sama om”, aku semakin berani.

“aah nggak tahu ah…, udaah…, udaah…, nanti kalau keterusan kan nggak baik. Hati-hati setirnya. Nanti kalau nabrak-nabrak dikiranya nyetir sambil pacaran ama tante. Pasti tante yang disalahin orang, Dikiranya yang tua niih yang ngebet”, katanya.

“Padahal dua-duanya ngebet lo tante. tante, maafin x deeh. x jadi pengiin banget sama tante lho…, Gimana niih, punya x sakit kejepit celana nihh”, aku makin berani.

“Aduuh Toom, jangan gitu dong. tante jadi susah nih. Tapi terus terang aja x .., tante jadi kayak orang jatuh cinta sama kamu.., Kalau udah begini, udah naik begini, tante jadi pengin ngeloni kamu x …, x kita cepat pulang saja yaa…, Nanti diterusin dirumah…, Kita pulang ke rumahmu saja sekarang…, Toh lagi kosong khan…, Tapi x menggir sebentar x, tante pengen cium kamu di sini”, kata tante dengan suara bergetar.

ooh aku jadi berdebar-debar sekali. Aku jadi nafsu banget. Aku minggir di tempat yang agak gelap. Sebenarnya kaca mobilku juga sudah gelap, sehingga tidak takut ketahuan orang. Aku dan ibu mertuakk-ku berangkulan, berciuman dengan lembut penuh kerinduan. Benar-benar, selama ini kami saling merindukan.

“eehhm…, x,ibu kangen banget ma kamu”, bisik ibu mertuakk-ku.

“aku juga bu”, bisikku.

“x…, udah dulu x…, eehmm udah dulu”, napas kami memburu.

“Ayo jalan lagi…, Hati-hati yaa”, kata ibu mertua kk-ku.

“ibu penisku kejepit niih…, Sakit”, kataku.

“iich anak nakal”, Pahaku dicubitnya.

“Okey…, buka dulu ritsluitingnya”, katanya.

Cepat-cepat aku buka celanaku, aku turuni celana dalamku. Woo, langsung berdiri tegang banget. Tangan kiri ibu m,ertua kk-ku, aku tuntun untuk memegang penisku.

“Aduuh kamu. Gede banget pelirmu…, Biar ibu pegangin, Ayo jalan. Hati-hati setirnya”.

Aku masukkan persneling satu, dan mobil melaju pulang. Penisku dipegangi ibu, jempolnya mengelus-elus kepala penisku dengan lembut. Aduuh, gelii… nikmat sekali. Mobil berjalan tenang, kami berdiam diri, tetapi tangan ibu terus memijat dan mengelus-elus penisku dengan lembut.

Sampai di rumah, aku turun membuka pintu, dan langsung masuk garasi. Garasi aku tutup kembali. Kami bergandengan tangan masuk ke ruang tamu. Kami duduk di sofa dan berpandangan dengan penuh kerinduan. Suasana begitu hening dan romantis, kami berpelukan lagi, berciuman lagi, makin menggelora. Kami tumpahkan kerinduan kami. Aku ciumi ibu mertuakk-ku dengan penuh nafsu. Aku rogoh buah dadanya yang selalu aku bayangkan, aduuh benar-benar besar dan lembut.

“Buu, aku kangen banget buu…, aku kangen banget”.

“Aduuh x, ibu juga…, Peluklah ibu x, peluklah ibu” nafasnya semakin memburu.

Matanya terpejam, aku ciumi matanya, pipinya, aku lumat bibirnya, dan lidahku aku masukkan ke mulutnya. Ibu agak kaget dan membuka matanya. Kemudian dengan serta-merta lidahku disedotnya dengan penuh nafsu.

“Eehhmm.., x, ibu belum pernah ciuman seperti ini…, Lagi x masukkan lidahmu ke mulut ibu”

Ibu mendorongku pelan, memandangku dengan mesra. Dirangkulnya lagi diriku dan berbisik, ” bawalah Ibu ke kamar…, Enakan di kamar, jangan disini”.

Dengan berangkulan kami masuk ke kamar tengah yang kosong. Aku merasa tidak enak di tempat tidur aku. “Bu kita pakai kamar tengah saja yaa”.

“Okey, Lebih bebas di kamar ini”, kata ibu mertuakk-ku penuh pengertian. Aku remas pantatnya yang bahenol.

“iich.., dasar anak nakal”, ibu mertuakk-ku merengut manja.

Kami duduk di tempat tidur, sambil beciuman aku buka pakaian ibu mertuaku. Aku sungguh terpesona dengan kulit ibuku yang putih bersih dan mulus dengan buah dadanya yang besar menggantung indah. Ibu aku rebahkan di tempat tidur. Celana dalamnya aku pelorotkan dan aku pelorotkan dari kakinya yang indah. Sekali lagi aku kagum melihat vagina ibu mertuakk-ku yang tebal dengan bulunya yang tebal keriting. Seperti aku membayangkan selama ini, vagina ibu mertua kk ku benar menonjol ke atas terganjal pantatnya yang besar. Aku tidak tahan lagi memandang keindahan ibu mertua kk-ku telentang di depanku. Aku buka pakaianku dan penisku sudah benar-benar tegak sempurna. Ibu mertua kk-ku memandangku dengan tanpa berkedip. Kami saling merindukan kebersamaan ini. Aku berbaring miring di samping ibu mertua kk-ku. Aku ciumi, kuraba, kuelus semuanya, dari bibirnya sampai pahanya yang mulus.

Aku remas lembut buah dadanya, kuelus perutnya, vaginanya, klitorisnya aku main-mainkan. Liangnya vaginanya sudah basah. Jariku aku basahi dengan cairan vagina ibu mertua kk-ku, dan aku usapkan lembut di clitorisnya. Ibu menggelinjang keenakan dan mendesis-desis. Sementara peliku dipegang ibu dan dielus-elusnya. Kerinduan kami selama ini sudah mendesak untuk ditumpahkan dan dituntaskan malam ini. Ibu menggeliat-geliat, meremas-remas kepalaku dan rambutku, mengelus punggungku, pantatku, dan akhirnya memegang penisku yang sudah siap sedia masuk ke liang vagina ibu mertua kk-ku.

“Buu, aku kaangen banget buu…, aku kangen banget…, aku anak nakal buu..”, bisikku.

” …, ibu juga. sshh…, masukin …, masukin sekarang…, Ibu sudah pengiin banget …”, bisik ibu mertua kk-ku tersengal-sengal. Aku naik ke atas ibu mertuakk-ku bertelakn pada siku dan lututku.

Tangan kananku mengelus wajahnya, pipinya, hidungnya dan bibir ibu mertua kk-ku. Kami berpandangan. Berpandangan sangat mesra. Penisku dituntunnya masuk ke liang vaginanya yang sudah basah. Ditempelkannya dan digesek-gesekan di bibir vaginanya, di clitorisnya. Tangan kirinya memegang pantatku, menekan turun sedikit dan melepaskan tekanannya memberi komando penisku.

Kaki ibu mertua kk-ku dikangkangnya lebar-lebar, dan aku sudah tidak sabar lagi untuk masuk ke vagina ibu mertua kk-ku. Kepala penisku mulai masuk, makin dalam, makin dalam dan akhirnya masuk semuanya sampai ke pangkalnya. Aku mulai turun naik dengan teratur, keluar masuk, keluar masuk dalam vagina yang basah dan licin. Aduuh enaak, enaak sekali.

“Masukkan separo saja . Keluar-masukkan kepalanya yang besar ini…, Aduuh garis kepalanya enaak sekali”.

Nafsu kami semakin menggelora. Aku semakin cepat, semakin memompa penisku ke vagina ibu mertua kk-ku. “Buu, aaku masuk semua, masuk semua buu”

“Iyaa , enaak banget. Pelirmu ngganjel banget. Gede banget rasane. Ibu marem banget” kami mendesis-desis, menggeliat-geliat, melenguh penuh kenikmatan. Sementara itu kakinya yang tadi mengangkang sekarang dirapatkan.

Aduuh, vaginanya tebal banget. Aku paling tidak tahan lagi kalau sudah begini. Aku semakin ngotot menyetubuhi ibu mertua kk-ku, mencoblos vagina ibu mertua kk-ku yang licin, yang tebal, yang sempit (karena sudah kontraksi mau puncak). Bunyinya kecepak-kecepok membuat aku semakin bernafsu. Aduuh, aku sudah tidak tahan lagi.

“Buu aku mau keluaar buu…, Aduuh buu.., enaak bangeet”.

“ssh…, hiiya x, keluariin xx, keluarin”.

“Ibu juga mau muncaak, mau muncaak…, Teruss Kami berpagutan kuat-kuat. Napas kami terhenti. Penisku aku tekan kuat-kuat ke dalam vagina ibu mertua kk-ku.

Pangkal penisku berdenyut-denyut. menyemprotlah sudah spermaku ke vagina ibu mertua kk-ku. Kami bersama-sama menikmati puncak persetubuhan kami. Kerinduan, ketegangan kami tumpah sudah. Rasanya lemas sekali. Napas yang tadi hampir terputus semakin menurun.

Aku angkat badanku. Akan aku cabut penisku yang sudah menancap dari dalam liang vaginanya, tetapi ditahan ibu mertua kk-ku.
“Biar di dalam dulu Ayo miring, kamu berat sekali. Kamu nekad saja…, masa’ orang ditindih sekuatnya”, katanya sambil memencet hidungku. Kami miring, berhadapan, Ibu mertua kk-ku memencet hidungku lagi, “Dasar anak kurang ajar…, Berani sama ibu mertua kk mu ya.., Masa ibunya dinaikin, Tapi …, ibu nikmat banget, ‘marem’ banget. Ibu belum pernah merasakan seperti ini”.

“Buu, aku juga buu. Mungkin karena curian ini ya buu, bukan miliknya…, Punya bapaknya kok dimakan. Ibu juga, punya anakya kok ya dimakan, diminum”, kataku menggodanya.

“Huush, dasar anak nakal.., Ayo dilepas .., Aduuh berantakan niih Spermamu pada tumpah di sprei, Keringatmu juga basahi tetek ibu niih”.

“Buu, malam ini ibu nggak usah pulang. Aku pengin dikelonin ibu malam ini. Aku pengin diteteki sampai pagi”, kataku.

“Ooh jangan cah bagus…, kalau dituruti Ibu juga penginnya begitu. Tapi tidak boleh begitu. Kalau ketahuan orang bisa geger deeh”, jawab ibuku.

“Tapi buu, aku rasanya emoh pisah sama ibu”.

“Hiyya, ibu tahu, tapi kita harus pakai otak dong. Toh, ibu tidak akan kabur.., justru kalau kita tidak hati-hati, semuanya akan bubar deh”.

Kami saling berpegangan tangan, berpandangan dengan mesra, berciuman lagi penuh kelembutan. Tiada kata-kata yang keluar, tidak dapat diwujudkan dalam kata-kata. Kami saling mengasihi, antara ibu dan anak, antara seorang pria dan seorang wanita, kami tulus mengasihi satu sama lain.

Malam itu kami mandi bersama, saling menyabuni, menggosok, meraba dan membelai. Penisku dicuci oleh ibu mertuaku, sampai tegak lagi.

“Sudaah, sudaah, jangan nekad saja. Ayo nanti keburu malam”.

Malam itu sungguh sangat berkesan dalam hidupku. Hari-hari selanjutnya berjalan normal seperti biasanya. Kami saling menjaga diri. Kami menumpahkan kerinduan kami hanya apabila benar-benar aman. Tetapi kami banyak kesempatan untuk sekedar berciuman dan membelai. Kadang-kadang dengan berpandangan mata saja kami sudah menyalurkan kerinduan kami. Kami semakin sabar, semakain dewasa dalam menjaga hubungan cinta-kasih kami.

buat ce/ibu rumah tangga/janda/tante yang kesepian.

——————————————————————————–

Perkenalkan dulu namaku x. Sudah satu minggu ini aku berada di rumah sendirian. Terus terang saja aku jadi kesepian juga rasanya. Kalau mau tidur rasanya kok aneh juga, kok sendirian dan sepi, padahal biasanya ada bapak,ibu,kk dan adek .

Aku teringat peristiwa yang aku alami dengan ibu mertua kk-ku. Ibu mertuakk-ku memang bukan ibu kandung istrinya, karena ibu kandungnya telah meninggal dunia. Ayah mertua kk-ku kemudian kawin lagi dengan ibu mertuakk-ku yang sekarang ini dan kebetulan tidak mempunyai anak. Ibu mertua kk-ku ini umurnya sekitar 40 tahun, wajahnya ayu, dan tubuhnya benar-benar sintal dan padat sesuai dengan wanita idamanku. Buah dadanya besar sesuai dengan pinggulnya. Demikian juga pantatnya juga bahenol banget. Aku sering membayangkan ibu mertua kk-ku itu kalau sedang telentang pasti vaginanya membusung ke atas terganjal pantatnya yang besar itu. Hemm, sungguh menggairahkan.

Peristiwa itu terjadi waktu malam dua hari sebelum hari perkawainan kk-ku dengan Riris. Waktu itu aku duduk berdua di kamar keluarga sambil membicarakan persiapan perkawinankk-ku. Mendadak lampu mati. Dalam kegelapan itu, ibu mertua kk-ku (waktu itu masih calon) berdiri, saya pikir akan mencari lilin, tetapi justru ibu mertua kk-ku memeluk dan menciumi pipi dan bibirku dengan lembut dan mesra. Aku kaget dan melongo karena aku tidak mengira sama sekali diciumi oleh calon ibu mertua kk-ku yang cantik itu.

Hari-hari berikutnya aku bersikap seperti biasa, demikian juga ibu mertuakk-ku. Pada saat-saat aku duduk berdua dengan dia, aku sering memberanikan diri memandang ibu mertuakk-ku lama-lama, dan dia biasanya tersenyum manis dan berkata, “Apaa..?, sudah-sudah, ibu jadi malu”.

Terus terang saja aku sebenarnya merindukan untuk dapat bermesraan dengan ibu mertua kk-ku itu. Aku kadang-kadang sagat merasa bersalah dengan kk-ku, dan juga kaka ipar-ku yang baik hati. Kadang-kadang aku demikian kurang ajar membayangkan ibu mertua kk-ku disetubuhi ayah mertua kk-ku, aku bayangkan kemaluan ayah mertuakk-ku keluar masuk vagina ibu mertua kk-ku, Ooh alangkah…! Tetapi aku selalu menaruh hormat kepada ayah dan ibu mertuakk-ku. Ibu mertuakk-ku juga sayang sama kami, .

Pagi-pagi hari berikutnya, aku ditelepon ibu mertuakk-ku, minta agar sore harinya aku dapat mengantarkan ibu menengok famili yang sedang berada di rumah sakit, karena ayah mertuakk-ku sedang pergi ke kota lain untuk urusan bisnis. Aku sih setuju saja. Sore harinya kami jadi pergi ke rumah sakit, dan pulang sudah sehabis maghrib. Seperti biasa aku selalu bersikap sopan dan hormat pada ibu mertuakk-ku.

Dalam perjalan pulang itu, aku memberanikan diri bertanya, “tante, ngapain sih dulu tante kok cium x ?”.

“Aah, kamu ini kok maih diingat-ingat juga siih”, jawab ibumertua kk-ku sambil memandangku.

“Jelas dong buu…, Kan asyiik”, kataku menggoda.

“Naah, tambah kurang ajar thoo, Ingat kk-mu lho x…, Nanti kedengaran juga bisa geger lho x “.

“Tapii, sebenarnya kenapa siih tante…, x jadi penasaran lho”.

“Aah, ini anak kok nggak mau diem siih, Tapi eeh…, anu…, x , sebenarnya waktu itu, waktu kita jagongan itu, ibu lihat tampangmu itu kok ganteng banget. Hidungmu, bibirmu, matamu yang agak kurang ajar itu kok membuat ibu jadi gemes banget deeh sama kamu. Makanya waktu lampu mati itu, entah setan dari mana, ibu jadi pengin banget menciummu dan merangkulmu. Ibu sebenarnya jadi malu sekali. Ibu macam apa aku ini,

“Mungkin, setannya ya Tomy ini Bu…, Saat ini setannya itu juga deg-degan kalau lihat ibu mertua kk-ku. Ibu boleh percaya boleh tidak, kadang-kadang kalau saya lagi sama sendiri, malah bayangin tante lho. Bener-bener nih. Sumpah deh. Kalau tante pernah bayangin saya nggak kalau lagi sama om”, aku semakin berani.

“aah nggak tahu ah…, udaah…, udaah…, nanti kalau keterusan kan nggak baik. Hati-hati setirnya. Nanti kalau nabrak-nabrak dikiranya nyetir sambil pacaran ama tante. Pasti tante yang disalahin orang, Dikiranya yang tua niih yang ngebet”, katanya.

“Padahal dua-duanya ngebet lo tante. tante, maafin x deeh. x jadi pengiin banget sama tante lho…, Gimana niih, punya x sakit kejepit celana nihh”, aku makin berani.

“Aduuh Toom, jangan gitu dong. tante jadi susah nih. Tapi terus terang aja x .., tante jadi kayak orang jatuh cinta sama kamu.., Kalau udah begini, udah naik begini, tante jadi pengin ngeloni kamu x …, x kita cepat pulang saja yaa…, Nanti diterusin dirumah…, Kita pulang ke rumahmu saja sekarang…, Toh lagi kosong khan…, Tapi x menggir sebentar x, tante pengen cium kamu di sini”, kata tante dengan suara bergetar.

ooh aku jadi berdebar-debar sekali. Aku jadi nafsu banget. Aku minggir di tempat yang agak gelap. Sebenarnya kaca mobilku juga sudah gelap, sehingga tidak takut ketahuan orang. Aku dan ibu mertuakk-ku berangkulan, berciuman dengan lembut penuh kerinduan. Benar-benar, selama ini kami saling merindukan.

“eehhm…, x,ibu kangen banget ma kamu”, bisik ibu mertuakk-ku.

“aku juga bu”, bisikku.

“x…, udah dulu x…, eehmm udah dulu”, napas kami memburu.

“Ayo jalan lagi…, Hati-hati yaa”, kata ibu mertua kk-ku.

“ibu penisku kejepit niih…, Sakit”, kataku.

“iich anak nakal”, Pahaku dicubitnya.

“Okey…, buka dulu ritsluitingnya”, katanya.

Cepat-cepat aku buka celanaku, aku turuni celana dalamku. Woo, langsung berdiri tegang banget. Tangan kiri ibu m,ertua kk-ku, aku tuntun untuk memegang penisku.

“Aduuh kamu. Gede banget pelirmu…, Biar ibu pegangin, Ayo jalan. Hati-hati setirnya”.

Aku masukkan persneling satu, dan mobil melaju pulang. Penisku dipegangi ibu, jempolnya mengelus-elus kepala penisku dengan lembut. Aduuh, gelii… nikmat sekali. Mobil berjalan tenang, kami berdiam diri, tetapi tangan ibu terus memijat dan mengelus-elus penisku dengan lembut.

Sampai di rumah, aku turun membuka pintu, dan langsung masuk garasi. Garasi aku tutup kembali. Kami bergandengan tangan masuk ke ruang tamu. Kami duduk di sofa dan berpandangan dengan penuh kerinduan. Suasana begitu hening dan romantis, kami berpelukan lagi, berciuman lagi, makin menggelora. Kami tumpahkan kerinduan kami. Aku ciumi ibu mertuakk-ku dengan penuh nafsu. Aku rogoh buah dadanya yang selalu aku bayangkan, aduuh benar-benar besar dan lembut.

“Buu, aku kangen banget buu…, aku kangen banget”.

“Aduuh x, ibu juga…, Peluklah ibu x, peluklah ibu” nafasnya semakin memburu.

Matanya terpejam, aku ciumi matanya, pipinya, aku lumat bibirnya, dan lidahku aku masukkan ke mulutnya. Ibu agak kaget dan membuka matanya. Kemudian dengan serta-merta lidahku disedotnya dengan penuh nafsu.

“Eehhmm.., x, ibu belum pernah ciuman seperti ini…, Lagi x masukkan lidahmu ke mulut ibu”

Ibu mendorongku pelan, memandangku dengan mesra. Dirangkulnya lagi diriku dan berbisik, ” bawalah Ibu ke kamar…, Enakan di kamar, jangan disini”.

Dengan berangkulan kami masuk ke kamar tengah yang kosong. Aku merasa tidak enak di tempat tidur aku. “Bu kita pakai kamar tengah saja yaa”.

“Okey, Lebih bebas di kamar ini”, kata ibu mertuakk-ku penuh pengertian. Aku remas pantatnya yang bahenol.

“iich.., dasar anak nakal”, ibu mertuakk-ku merengut manja.

Kami duduk di tempat tidur, sambil beciuman aku buka pakaian ibu mertuaku. Aku sungguh terpesona dengan kulit ibuku yang putih bersih dan mulus dengan buah dadanya yang besar menggantung indah. Ibu aku rebahkan di tempat tidur. Celana dalamnya aku pelorotkan dan aku pelorotkan dari kakinya yang indah. Sekali lagi aku kagum melihat vagina ibu mertuakk-ku yang tebal dengan bulunya yang tebal keriting. Seperti aku membayangkan selama ini, vagina ibu mertua kk ku benar menonjol ke atas terganjal pantatnya yang besar. Aku tidak tahan lagi memandang keindahan ibu mertua kk-ku telentang di depanku. Aku buka pakaianku dan penisku sudah benar-benar tegak sempurna. Ibu mertua kk-ku memandangku dengan tanpa berkedip. Kami saling merindukan kebersamaan ini. Aku berbaring miring di samping ibu mertua kk-ku. Aku ciumi, kuraba, kuelus semuanya, dari bibirnya sampai pahanya yang mulus.

Aku remas lembut buah dadanya, kuelus perutnya, vaginanya, klitorisnya aku main-mainkan. Liangnya vaginanya sudah basah. Jariku aku basahi dengan cairan vagina ibu mertua kk-ku, dan aku usapkan lembut di clitorisnya. Ibu menggelinjang keenakan dan mendesis-desis. Sementara peliku dipegang ibu dan dielus-elusnya. Kerinduan kami selama ini sudah mendesak untuk ditumpahkan dan dituntaskan malam ini. Ibu menggeliat-geliat, meremas-remas kepalaku dan rambutku, mengelus punggungku, pantatku, dan akhirnya memegang penisku yang sudah siap sedia masuk ke liang vagina ibu mertua kk-ku.

“Buu, aku kaangen banget buu…, aku kangen banget…, aku anak nakal buu..”, bisikku.

” …, ibu juga. sshh…, masukin …, masukin sekarang…, Ibu sudah pengiin banget …”, bisik ibu mertua kk-ku tersengal-sengal. Aku naik ke atas ibu mertuakk-ku bertelakn pada siku dan lututku.

Tangan kananku mengelus wajahnya, pipinya, hidungnya dan bibir ibu mertua kk-ku. Kami berpandangan. Berpandangan sangat mesra. Penisku dituntunnya masuk ke liang vaginanya yang sudah basah. Ditempelkannya dan digesek-gesekan di bibir vaginanya, di clitorisnya. Tangan kirinya memegang pantatku, menekan turun sedikit dan melepaskan tekanannya memberi komando penisku.

Kaki ibu mertua kk-ku dikangkangnya lebar-lebar, dan aku sudah tidak sabar lagi untuk masuk ke vagina ibu mertua kk-ku. Kepala penisku mulai masuk, makin dalam, makin dalam dan akhirnya masuk semuanya sampai ke pangkalnya. Aku mulai turun naik dengan teratur, keluar masuk, keluar masuk dalam vagina yang basah dan licin. Aduuh enaak, enaak sekali.

“Masukkan separo saja . Keluar-masukkan kepalanya yang besar ini…, Aduuh garis kepalanya enaak sekali”.

Nafsu kami semakin menggelora. Aku semakin cepat, semakin memompa penisku ke vagina ibu mertua kk-ku. “Buu, aaku masuk semua, masuk semua buu”

“Iyaa , enaak banget. Pelirmu ngganjel banget. Gede banget rasane. Ibu marem banget” kami mendesis-desis, menggeliat-geliat, melenguh penuh kenikmatan. Sementara itu kakinya yang tadi mengangkang sekarang dirapatkan.

Aduuh, vaginanya tebal banget. Aku paling tidak tahan lagi kalau sudah begini. Aku semakin ngotot menyetubuhi ibu mertua kk-ku, mencoblos vagina ibu mertua kk-ku yang licin, yang tebal, yang sempit (karena sudah kontraksi mau puncak). Bunyinya kecepak-kecepok membuat aku semakin bernafsu. Aduuh, aku sudah tidak tahan lagi.

“Buu aku mau keluaar buu…, Aduuh buu.., enaak …bangeet”.

“ssh…, hiiya x, keluariin xx, keluarin”.

“Ibu juga mau muncaak, mau muncaak…, Teruss Kami berpagutan kuat-kuat. Napas kami terhenti. Penisku aku tekan kuat-kuat ke dalam vagina ibu mertua kk-ku.

Pangkal penisku berdenyut-denyut. menyemprotlah sudah spermaku ke vagina ibu mertua kk-ku. Kami bersama-sama menikmati puncak persetubuhan kami. Kerinduan, ketegangan kami tumpah sudah. Rasanya lemas sekali. Napas yang tadi hampir terputus semakin menurun.

Aku angkat badanku. Akan aku cabut penisku yang sudah menancap dari dalam liang vaginanya, tetapi ditahan ibu mertua kk-ku.

“Biar di dalam dulu Ayo miring, kamu berat sekali. Kamu nekad saja…, masa’ orang ditindih sekuatnya”, katanya sambil memencet hidungku. Kami miring, berhadapan, Ibu mertua kk-ku memencet hidungku lagi, “Dasar anak kurang ajar…, Berani sama ibu mertua kk mu ya.., Masa ibunya dinaikin, Tapi …, ibu nikmat banget, ‘marem’ banget. Ibu belum pernah merasakan seperti ini”.

“Buu, aku juga buu. Mungkin karena curian ini ya buu, bukan miliknya…, Punya bapaknya kok dimakan. Ibu juga, punya anakya kok ya dimakan, diminum”, kataku menggodanya.

“Huush, dasar anak nakal.., Ayo dilepas .., Aduuh berantakan niih Spermamu pada tumpah di sprei, Keringatmu juga basahi tetek ibu niih”.

“Buu, malam ini ibu nggak usah pulang. Aku pengin dikelonin ibu malam ini. Aku pengin diteteki sampai pagi”, kataku.

“Ooh jangan cah bagus…, kalau dituruti Ibu juga penginnya begitu. Tapi tidak boleh begitu. Kalau ketahuan orang bisa geger deeh”, jawab ibuku.

“Tapi buu, aku rasanya emoh pisah sama ibu”.

“Hiyya, ibu tahu, tapi kita harus pakai otak dong. Toh, ibu tidak akan kabur.., justru kalau kita tidak hati-hati, semuanya akan bubar deh”.

Kami saling berpegangan tangan, berpandangan dengan mesra, berciuman lagi penuh kelembutan. Tiada kata-kata yang keluar, tidak dapat diwujudkan dalam kata-kata. Kami saling mengasihi, antara ibu dan anak, antara seorang pria dan seorang wanita, kami tulus mengasihi satu sama lain.

Malam itu kami mandi bersama, saling menyabuni, menggosok, meraba dan membelai. Penisku dicuci oleh ibu mertuaku, sampai tegak lagi.

“Sudaah, sudaah, jangan nekad saja. Ayo nanti keburu malam”.

Malam itu sungguh sangat berkesan dalam hidupku. Hari-hari selanjutnya berjalan normal seperti biasanya. Kami saling menjaga diri. Kami menumpahkan kerinduan kami hanya apabila benar-benar aman. Tetapi kami banyak kesempatan untuk sekedar berciuman dan membelai. Kadang-kadang dengan berpandangan mata saja kami sudah menyalurkan kerinduan kami. Kami semakin sabar, semakain dewasa dalam menjaga hubungan cinta-kasih kami.

Kisah Ibu Rumah Tangga (LISNA) Part 7


Sisa waktu kebersamaan di rumah dengan Heri aku manfaatkan sepuasnya untuk bercintai. Kami bersetubuh habis-habisan. Hingga tak terasa sudah dua malam Heri menginap di rumahku. Hari ini Dani suamiku akan pulang. Kemungkinan dia tiba malam hari.
Aku menunggu suamiku yang tidak lama lagi sudah mau pulang,aku duduk sambil menimang menidurkan anakku Nesa,sementara Heri sedang menonton di ruang tamu.Dengan keadaan seperti ini yang sebentar lagi suamiku mau pulang seharusnya aku menyuruh Heri cepat pergi pulang,tapi malah aku membiarkannya duduk menonton sambil bertelanjang dada dan hanya mengenakan celana pendek.

Aku seperti merasa ingin menguji diriku sendiri,seharusnya aku merapikan seisi rumah khususnya tempat tidur aku dan suamiku yang aku pakai untuk memuaskan nafsu birahi dengan Heri,tapi malah aku membiarkan tempat tidur itu acak acakan dan penuh bercak cairan kemaluan aku dan Heri. Aku merasah aneh,seperti ada sesuatu dalam diriku yang mendorong aku untuk mengikuti keninginanku,sementara di sisi lainnya membuat aku takut dan panik. ketika aku sedang menghayal tiba tiba suamiku menelpon.

'Halooo...”
'Halo mah,aku sudah dekat ni mah,nanti siapkan air hangat ya buat aku mau mandi,sama makannan juga,aku lapar nih..”
'Beres pah..”
'Oke deh mah..”

Suamiku akan segera tiba,aku merasa panik sekaligus horny,Apa jadinya jika suamiku melihat semua ini,seisi rumah yang berbau mesum,tapi justru membuatku merasakan sensasi. Aku langsung menuju dapur untuk membuat air hangat,setelah itu Aku langsung menuju Heri yang sedang asik menonton TV,Aku memeluknya dari belakang..

'Sayang suamiku sudah dekat,dikit lagi sampai .”kataku sambil mencium cium pipinya.

' Waduh kalau begitu aku harus cepat cepat pergi .”katanya sambil langsung berdiri.

Tapi aku langsung menahan tangannya,dan langsung mencium bibirnya.

'Mmuuuaaach... tenang dong sayang,kan kita berdua sama sama ada disini..”
'Kamu gila ya,bisa ketahuan suamiku mati aku..”

Aku langsung menempelkan jari telunjukku di bibirnya

'Sssssst..tenang sayang,kamu jangan dulu pulang,kamu sembunyi saja di kamar tamu yah...”
'Hhhhh mmmmm oke deh,iya iya.”

Tiba tiba terdengar suara mobil berhenti didepan rumah,aku langsung mengintipnya dari jendela,benar saja...suamiku datang.

Aku langsung menuju Heri..

'Kamu ke kamar tamu ya .”Kataku sambil memeluknya.
'Iya sayang,tapi aku bingung aku mau ngapain nih...”
'Udah kamu sembunyi saja..”
'hmmm iya iya..”

Aku langsung membuka pintu dan menyambut suamiku..

'Assalamualaikum..”
'Waalaikumsalam..”


Aku langsung mencium tangan suamiku dan dia mencium kepalaku..

'Nesa mana mah..”
'Ada di kamar pah lagi main..”
'Oh iyaa..aku langsung mandi ya..”
'Iya pah habis itu langsung makan,tinggal aku ambil makanannya..”

Suamiku langsung pergi mandi,,andai saja dia tau bahwa selama ada Heri di rumah ini,aku sering lupa mengurusi anaknya,bahkan aku membiarkannya bermain dan menangis sendiri saat aku sedang dalam birahi tinggi.

Aku lalu menengok Heri sebentar.

'Her,Kamu yang tenang ya..dani lagi mandi,aku mau menyiapkan makanannya..”
'Iya lis..

Aku langsung kedapur dan menyiapkan makan malam dani.Tiba tiba Heri sudah ada sampingku.

'Eh ngapain disini...?”
'Sssst diam saja,nanti aku awasi dani..”

Aku langsung menyendok nasi,ikan dan sayur sup kesukaan suamiku dan membawanya ke meja makan. Setelah semuanya siap aku melihat di kamar mandi suamiku belum ada tanda tanda selesai mandi,biasanya dia suka lama kalau sekaligus buang air.Mak a aku langsung menghadap Heri dan memeluknya,kami berciuman dan saling meremas,aku meremas kontol Heri dati luar,sementara Heri memasukan tangannya di dalam celanaku dan menggosok memekku.Nafsu aku langsung meninggi,Tapi aku takut karna suamiku ada di dekat,maka langsung melucurkan celana Heri dan aku langsung jongkok.

Sambil mataku terus mengawasi pintu kamar mandi,aku menghisap kontol Heri...

'Slruuuupp slruuuuppph ooohhwwwggghs aggghh sluurppp shhhh ooowggghhh..”
“Ahhh ssshhh liisss ahhh enaaakkhh ahh ssshh oohh enakkk,kencengin lisss ahhhh...”

Aku menghisap kontolnya dengan rakus,sementara Heri menekan kepalaku dan menghujamkan kontolnya dengan kencang sehingga tenggorokanku terasa sakit..

'Aaaahhh lisss enaakkk ahhhh liss ahhh...”

Tiba tiba Heri memasukan tanganya kedalam sayur sup.aku pun menghentikan hisapanku.

'Auhh panass,Lis huh...”
'hhh kenapah...”
'ehh enggak,aku mau mengotori makanan suamimu aja...”
“Owhh hihihi...”

Aku langsung mengocok kembali,,tiba tiba Heri menuntunku untuk mengocok kontolnya di atas sayur sup di meja makan,,Aku langsung mengocoknya dengan kencang,dadagu berdegup kencang,sesaat ku dengar sudah mau keluar kamar mandi...

'Her suamiku sudah mau selesai,hhh cepat her...”
'Hhhhh iyaahh ssshhhehhhh ssthhh ahhh.. aku sudah mau keluar ahhss ooowhhh sshhh huuuh.”
'iyaahh keluarkan keluarkaaan...”
'Didalam sup?,Ahhhsss aarghh.” Heri menatapku.
'Iyahh ayoo sayaaangg...”

Sesaat kemudian Heri meledak

'Aaarghhhhh ssshh crooooot cruuuuuuut croootshh crooootssh...”

sperma Heri menyemprot mengisi sayur sup,banyak dan kental,padahal kami sudah beberapa kali ngentot tapi stamina dan cairan benihnya tidak habis habis,mungkin karena dia sering olahraga dan mengonsumsi makanan khasnya,,hmm aku menyanjungnya. Setelah itu Heri langsung kembali ke kamar tamu,dan sesaat kemudian suamiku keluar dari kamar mandi. Aku langsung mengambil sendok dan mengaduk sayur sup yang telah bercampur sperma Heri.

Aku duduk dimeja makan dan setelah suamiku dari kamar aku menemaninya makan,,Aku mengambil nasi ikan dan sayur sup..

'Ini pah ayo makan..”
'Kamu gak makan mah?
'Udah pah aku tadi..”
“Oh iya mah..”

Aku menemani suamiku makan,aku melihat bagaimana dia dengan lahap memakan makanan yg telah tercampur sperma Heri,membuat aku kembali horny.

Setelah suamiku selesai makan,aku membereskan piring2 di dapur,dan suamiku langsung masuk ke kamar.

'Mah,aku langsung mau tidur yah,eh tapi tolong pijitin aku bentar aja,soalnya berasa banget capeknya...”
'Iya pah tunggu aja di kamar...”

Setelah selesai di dapur aku kemudian masuk ke kamar dan bersiap memijit suamiku.
Ku ambil minyak gosok dan kupijit mulai dari kepala sampai kaki,,sambil memijitnya kami mengobrol tentang pekerjaannya diluar kota,,Setelah hampir satu jam aku memijitnya suamiku tidak lagi bersuara,ternyata ia tertidur.

Aku lalu berbaring disampingnya,aku tidak tau harus berbuat apa,aku ngantuk dan ingin tidur,namun aku teringat bahwa dirumah ini ada Heri yg sedang sembunyi di kamar tamu.
Aku putuskan untuk menemui Heri meski udah ngantuk. Bukankah aku yang menahan kepergiannya tadi. Aku lalu menemuinya di kamar tamu.

'Her,,Kalau kamu mau tidur,tidur saja,pintunya di kunci aja dri dalam...”
'Iya lis,suamimu mana?”
'Dia sudah tidur,Kecapekan dia...”
'Trus gimana nih?”
'Ya kamu tidur aja dulu,aku juga ngantuk,,aku mau tidur juga menemani dani,,nanti sbntar tengah malam aku ksni lagi ya..”
'Ok deh..”
'HP kamu diaktivkan ya,biar aku bisa telpon kamu dari kamar sebelah,pintunya kan nanti di kunci..!”
'Ok ok lis,,aku tidur dulu deh..”

Heri kemudian langsung mengunci pintunya,,dan aku kembali ke kamarku dan suamiku untuk tidur. Ketika aku sedang terlelap tidur,tiba tiba HP ku bergetar,kulihat ada sms dari Heri.


'Lis,aku lapar nih,,aku mau makan..”
'Iya tunggu aku kesitu..”

Kulihat jam baru menunjukkan pukul 02.15.Heri memang biasanya suka lapar malam malam begini. Aku menemuinya di kamar tamu.

'Her kamu tunggu disini ya,aku ambilkan makanan kamu kan udah lapar pastinya...”
'Eh enggak lis, aku mau beli makanan aja diluar, kalau pesan lagi kayak sebelumnya bisa-bisa ketahuan suami kamu. Jadi aku keluar aja beli sendiri.”
'Duh gmna yah,iya deh,,trus kamu langsung pulang apa balik lagi kesini?”
'Iya dong aku balik lagi kesini,,istriku tau aku baru pulang nanti besok..”
'Oh ok deh ayo cepat,nanti hati hati ya..”
'Iya,kamu jagain suamimu ya...”
'Tenang aja,dia kalau tidur kayak org mati..”

Setelah itu Heri pergi mencari makanannya diluar,,aku menunggunya di depan kamar aku dan suamiku.
Setelah sekitar 30 menit Heri kembali,,kulihat dia membawa 2 tas..

'Ada kan makanannya?
“Iya ada nih..”
'aku ambil piring dulu ya sama air minum,kamu makan aja di kamar..”
'Iya,ambilkan gelas juga kosong juga ya..”
'Siip..”



Aku lalu pergi kedapur dan mengambil piring,air minum,dan gelas kosong. Setelah itu aku kembali ke kamar tamu.

'Loh her,kok beli minuman sih,katanya cuma mau beli makanan?” tanyaku ketika melihat ada 1 botol minuman beralkohol.

'Iya aku pengen minum sedikit ya,,sambil makan makanan kesukaanku.”
'Hmmm yang itu lagi ya..?”
“Iya kamu pengen ikutan makan?”
“Hmmmm iya deh..”

“Gitu dong...kamu udah kunci kamar?”

'Iya udah ..”
'Trus kalau dia bangun gimana?”
'Udah biarin aja tenang saja,kita lekas makan aja..”
'hehehe iya iya sayaaang...”

Aku menemani Heri memakan makanan kesuakaannya itu. Sudah berapa kali aku makan makanan dia., tetap saja ada perasaan aneh melakukan hal ini,aku yang berhijab sedang menemani selingkuhanku memakan makanan haram di depan mataku dan aku ikutan makan dan kali ini aku lakukan di dalam kamar rumahku,sementara suamiku sedang tidur lelap di kamar kami.

'gimana kamu makin doyan kan?”
'Ieh iya say..”

Kami mengobrol sambil memakan habis makanan yang kami santap.


'Aku mau munum dulu ya..”
'Iya..”

Heri menuangkan minuman beralkoholnya kedalam gelas lalu meminumnya. Kemudian Heri kembali menuangkan minuman dalam botol ke gelas terus memegang tanganku dan menuntun aku untuk ikut minum..

'Aaaa ...” kataku sambil menggelengkan kepala
'Enak kok,kalau kamu coba pasti ketagihan hahaha.”
“Gak deh aku gak suka minum...”..
“Padahal kamu udah berani makan makanan kesukaanku tapi minum kok gak mau?”
'emmmmm gimana ya, tapi penasaran juga sih..”
'Itulah makanya kamu,beranikan diri kamu ya sayang .”kata Heri sambil mengusap kepalaku,dan ia menegak minumannya.

Bersambung.


Kisah Ibu Rumah Tangga (LISNA) Part 6

 


Aku langsung memandikan anakku nesa di kamar mandi,sementara Heri tertidur di atas meja makan, tampaknya dia kelelahan karena pagi ini sudah dua kali kontolnya aku kuras. Setelah selesai memandikan nesa aku menimang dia untuk tidur..

'cup cuup cuuupp tadi abis liat mamah di sumbat kontol om Heri ya.. oow oow ooow sinih tidur ya,bobo ya ayooo...”

Setelah menidurkan Nesa aku kemudian bersih bersih rumah, aku beraktivitas dengan bertelanjang bulat. Setelah itu aku berbaring di sofa sambil nonton TV. Tidak terasa aku juga tertidur di sofa kami,mungkin aku juga kelelahan dari sejak semalam sampe pagi ini, aku terbangun dari tidur saat kumandang adzan Zuhur, kudengar juga anakku sedang menagis di kamar karna mencariku. Aku kemudian bangun dan mengurus anakku yang sedang menangis ternyata dia lapar, kulihat juga Heri masih tertidur di atas meja,aku tidak ingin membangunkannya. Setelah selesai mengurus anakku aku sholat zhuhur. Saat Selesai sholat aku merasa ada yang berdiri di sampingku.

'Ahh sayang kamu bikin aku kaget..”
'Kamu sih,aku terangsang melihatmu lagi ibadah..”

Heri langsung menekan kepalaku kebawah membuat aku jadi berjongkok,dia langsung menyodorkan kontolnya yang sudah ngaceng full padaku.

'Kamu kuat amat ya,,Suamiku tidak akan bisa sepertimu,kontolmu ga pernah loyo..”
'hehehe suamimukan memang loyo..”
'Apa pengaruh karna kamu sering makan makanan itu ya?
'Iya, kamu bisa lihat sendiri kan khasiatnya.”

“Iya juga heheheheh...”

Hmmm memang aku mengakui stamina Heri,dan jauh dibandingkan dengan suamiku,aku jadi terus memikirkan makanan Heri yang tadi pagi sempat aku cicipi..
Aku langsung memasukan kontolnya kemulutku, kuhisap kontol yang tidak bersunat, kontol yang nantinya akan menghasilkan anak untukku. Aku asyik mengoral kontol Heri dalam keadaan aku sedang memakai mukena. Ketika sedang asik mengoral kontol Heri,tiba tiba kudengar bel berbunyi,Aku langsung panik.

'Hah,Ada tamu kayaknya,apa suamiku ya?,ah tidak mungkin,dia kan pulang nanti besok malam..”
'Coba cek dulu sana,jangan langsung buka pintu, intip dulu dari jendela.”
'I iya,kamu sembunyi aja dulu sana ke kamar tamu.”
'Iya iya..”

Dengan masih memakai mukena aku pergi ke depan,aku mengintip dari jendela,sementara Heri buru buru masuk ke kamar tamu. Kulihat di depan pintu ternyata hanya pak Lurah,aku jadi tenang,tapi aku panik sekali karna aku memakai mukena sementara didalamnya aku tidak memakai apa apa. Aku membukakan pintu dan mempersilahkan pak Lurah masuk.

'Eh pak ,maaf lama pak soalnya baru selesai ibadah..”
'He eh iya bu tdk apa apa.”
'Mari masuk dulu pak,ayo duduk dulu.”
'Iya trima kasih bu.”
'Ada perlu apa nih pak maaf..”
'Eh begini bu,saya datang kemari untuk menyampaikan undangan dari keLurahan,nanti sore ini jam 4 ada rapat di balai keLurahan,berkenan ibu atau bapak dapat hadir,karna ada penyampaian penting.”


Aku tidak fokus dengan undangan pak Lurah ini,karna mataku tertuju dikamar ruang tamu,kulihat Heri mengintip sambil senyum senyum.

'Eh iya pak trima kasih pak..”
'Iya bu sama sama,saya pamit dulu ya bu..”
'Iya pak.”

Tidak tahu apa kata kata selanjutnya dari pak Lurah ini karna aku tidak fokus mendengarnya,ah aku biarkan saja aku tidak peduli.
Ketika pak Lurah berlalu dan aku menutup pintu,Heri langsung memelukku dari belakang,dia menggeser tubuhku ke jendela,dia membuka kain jendela dan mendorongku bersandar ke kaca jendela,aku kaget setengah mati karna kulihat pak Lurah masih berada di halaman kami dan baru mau keluar pagar, Heri langsung mengangkat mukena ku dan langsung memasukkan kontolnya di memekku lewat belakang.

'Ahh herr oowh kamu nakall ahhh assh uuuhh,nanti dilihat orang her ahhs dari kaca ahhs..”
'Ahhss oohh biar aja ada yang lihat ahh nanti lebih nikmat ooh..”

Heri menggenjotku dengan cepat dan kasar,kami bersetubuh sambil tubuhku tersandar menghadap kaca,sementara aku melihat orang lalu lalang di jalan depan rumah kami,ooowh sungguh menimbulkan sensasi yang luar biasa,dan aku mulai menikmati sensasi ini.aku kemudian menggoyang pantatku sambil tanganku membuka mukenaku,aku melemparkan mukena itu entah ke arah mana.

'Ahh oooh terus her asik nih ahhss uuh..”
'Asik kan heh ngentot sambil melihat orang orang dijalan sshh uuh.”
'Ehh iyaa ahhs ssh uuuh enaaaakkk babiiii ahhhs..”
'Enak memekmu ahhss ayo keluarkan bareng yaa aahh kontolku sudah berasaaahh sshh oowhss sshh..”
'Iyaa aaahh ahahahh baaaabiiiiiiii wuuuhuuuuuwooooooo.”

Aku berteriak, suara teriakanku mungkin terdengar sampai ke depan rumah kami,aku tidak peduli karna aku sedang merasakan kenikmatan yang luar biasa, Sekitar tujuh kali tembakan sperma Heri kembali masuk kedalam memekku. Aku dan Heri kemudian langsung masuk ke kamar tidurku kemudian langsung tidur sambil saling bertindihan aku di atas dan Heri di bawah.

Aku terbangun sore hari. Kulihat jam sudah hampir jam 4. Aku segera mandi sudah itu melakukan kewajiban sholat ashar. Aku ingat bahwa sore ini ada rapat di kelurahan. Aku akan ikut meski lewat sedikit tidak akan menjadi masalah. Maklum budaya jam karet. Aku pamit pada Heri dan minta dia jaga anakku.

Lumayan membosankan rapat yang aku ikuti di kantor kelurahan. Pikiranku tertuju kepada Heri dan apa yang aku lakukan bersama dia. Aku jadi tidak sabar menunggu rapat berakhir. Setelah hampir dua jam rapat selesai saat menjelang magrib. Aku pulang bersama-sama ibu-ibu tetanggaku. Oh iya kantor lurah tidak begitu jauh dari rumahku.

Sampai di rumah bertepatan dengan azan magrib. Kulihat Nesa lumayan betah ditemani Heri. Aku senang dia bisa akrab dengan selingkuhanku itu.

“Heri aku sholat dulu ya...!”

“Iya sayang ... Eh aku suka banget lihat kamu sholat loh.”

“Emang kenapa...?”

“Ya suka aja...”

“Ih kamu... ya udah deh aku sholat ya. Jangan ganggu lagi ya.”

“Iya aku tunggu sampe kelar deh.”

Aku segera siap-siap sholat. Seperti sebelumnya aku kembali sholat dengan hanya mengenakan mukena dan tanpa apa-apa lagi dibalik mukena itu. Entah kenapa aku sangat nyaman dan khusyu kalau sholat dengan hanya mengenakan mukena saja.

Usai sholat aku balik keruang TV menemui Heri dan anakku yang sedang nonton film kartun. Syukurlah Heri kali ini tidak mengganggu saat aku ibadah.

“Wah kamu Nesa bisa betah juga sama kamu...”

“Iya dong. Laki-laki yang disukai mamanya tentu disukai juga sama anaknya.”

“Hehehehhehe...”

“Yuk kita makan malam..!”

“Entar tunggu dikit ya. Aku tadi pesan online loh.”

“Hayoooo kamu pesan makanan itu lagi ya?”

“Iya sayang ternyata bisa juga pesan lewat online sayang.”

“Oke deh kita tunggu...”

Aku tidak pernah membayangkan bahwa aku mau juga ikut makan makanan kesukaan Heri.

Kalau soal rasa enak , yah memang enak sih. Tapi bukan itu yang membuat aku merasa sesuatu. Tapi sensasi melakukan dosa yang kulakukan memberi rasa aneh yang aku sukai. Ada debar-debar aneh ketika melakukan itu.