Naughty Wife Sarah Part 7 (Tamat)

Model : Mery Santika

POV Tejo


Sehari itu aku tak bersemangat. Sedikit ingat perbuatanku pada Tante Sarah. Rasanya aku telah berbuat dosa. Aku menyalahkan diriku sendiri. Bukan salahku seluruhnya, aku coba membela diri.  Aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Perasaan seperti ini masih terbawa terus terbawa.


Aku merasa menyesal pernah mengungkapkan perasaan aku pada Tante Sarah malam itu. Bodohnya diriku.


Dia itu Tante mu Jo, kamu ini udah dibantu malah ngelunjak!

batin Tejo.


Tejo pun juga agak dengan sengaja membuat dirinya, sedikit berjarak dengan Tante Sarah, agar dirinya tak tergoda lagi dengan hawa nafsunya. Namun hari berikutnya Tejo tetap “harus” tegang, lagi-lagi karena si Cantik Putih Bohai itu, Tante Sarah.


Siang itu Tejo pulang agak awal, pelajaran terakhir bebas. Sebentar aku melayani Doni, menimang-nimang dia agar tidur pulas.


Hampir pingsan Tejo ketika membuka pintu menuju ruang keluarga. Tante berbaring terlentang, mukanya tertutupi majalah, terdengar dengkur sangat halus dan teratur. Rupanya ketiduran sehabis membaca. Mengenakan baju-mandi seperti dulu tapi ini warna pink muda, rambut masih terbebat handuk. Agaknya habis keramas, membaca terus ketiduran.


Model baju mandinya seperti yang warna putih itu, belah di depan dan hanya satu pengikat di pinggang. Jelas ia tak memakai kutang, kelihatan dari bentuk buah dadanya yang menjulang dan bulat, serta belahan dadanya seluruhnya terlihat sampai ke bulatan bawah buah itu. Sepasang buah bulat itu naik-turun mengikuti irama nafasnya.


Berikut inilah yang membuat Tejo hampir pingsan. Kaki kirinya tertekuk, lututnya ke atas, sehingga belahan bawah baju-mandi itu terbuang ke samping, tak ada celana dalam disana!


Sungguh sebuah karya seni Tuhan yang indah sekali! Batang kejantannya Tejo seketika tegang luar biasa. Dengan wajah tertutup majalah seperti itu, Tejo jadi bebas meneliti kewanitaan Tante Sarah, kecuali kalau ia tiba-tiba terbangun. Hampir tak bersuara Tejo dekati Tante.


Tejo mencermati bagian itu dengan fokus. Ada “daging berlipat”, ada benjolan kecil warna pink, tampaknya lebih menonjol dibanding milik Tante Sarah  itu. Dan di bawah benjolan itu ada “pintu”. Pintu itu demikian kecil, cukupkah punya Tejo masuk ke dalamnya?


“Punyak ? Enak saja!”

“Memangnya lubang itu milikmu?”

batin Tejo.


Meski perasaanku tak karuan, tegang, berdebar, nafas sesak, tapi pikiranku masih waras untuk tidak membuka resleting celanaku. Bisa berantakan masa depanku.

Akhir Tejo kembali ke kamar, menunaikan hasratnya dengan bermasturbasi.


***


Setelah bercoli ria karna pemandangan tadi, sambil melihat langit-langit kamarnya. Tejo pun juga merasakan, tak hanya dirinya yang sedang memberikan jarak kedekatan pada Tante cantiknya itu, tetapi juga dari Tante Sarah.


“Apakah Tante Sarah canggung semenjak aku bilang sayang padanya ya?” 

ucap Tejo.


Dia pun sadar, akhir-akhir ini ada sedikit perubahan pada Tante Sarah. Tak hanya sikapnya, tapi juga penampilannya. Sikapnya yang sudah tak se intense itu memberikan perhatian kepada Tejo seperti sebelumnya, juga cara berpakaian Tante Sarah yang agak sedikit lebih terbuka.


Tejo pun senang-senang saja melihat Tante Sarah mulai berpakaian terbuka, tapi tetap perasaannya ada yang mengganjal akan perubahan Tantenya itu.


“Apa gara-gara Luki ya?”


“Eh? Kok jadi kepikiran si bangsat itu lagi sih!”

batin Tejo.


Iya Tejo masih sedikit punya rasa cemburu kepada temannya itu.


Semenjak Luki sering ke rumah Tejo dengan dalih “les privat” dengan Tante Sarah, Tejo pun sempat melihat temannya itu bergelayutan manja ke Tante Sarah. Saat itu mereka tidak sadar kalau Tejo sudah pulang.


“Eh ngapain lo Luk?”

cetus Tejo.


“Oh ini tadi abis mijitin Tante Sarah.”


“Iya gak Tan?” 

jawab Luki cengengesan.


Terlihat ada senyuman rahasia yang terpancarkan dari wajah mereka berdua. Sudah dua minggu Luki melakukan “les privat” dengan Tante Sarah. Selama itu pula

Tejo juga jarang pulang ke rumah cepat, karna dia sedang aktif berkegiatan kepanitiaan.


“Apa ada yang udah mereka lakukan ya?”


“Yang engga aku tahu?”

batin Tejo


Akhirnya Tejo memilih untuk tidur saja, agar perasaan tak enak itu berangsung pergi.


***


POV  Sarah


“Ngghhh”


“Kamu bener-bener nekat Luki!!


“Nghhh”

bisik Sarah pelan.


Aaaghhhh... Aghhhh


“Gw gak peduli Tejo ada di rumah Tan!”

“Gw pengen entot Tante  hari ini!”

ujar Luki sambil menggenjot Tante Sarah dengan hentakan-hentakan keras,


Sarah sudah tidak bisa membantah lagi kalau sudah seperti ini, hanya kenikmatan yang ia inginkan juga dari Luki. Satu-satunya yang hanya bisa ia lakukan adalah mengecilkan volume suara desahannya.


“Terusshh.. Lukkk”


“Ayo Luk kencengin!!”


Meskipun pelan. suara desah Sarah tetap sangatlah merdu dalam ruang kamar itu.

Disamping Sarah, terbaring Doni yang sedang tidur pulas.


Plokk...Plokk...Plokkk...


“Aku mau keluarin di mulut Tante!”


Luki pun segera mencabut kontol besarnya dari memek Sarah.

Melihat itu Sarah langsung membuka mulutnya.


Slruppppppp.. Mppokk.. Muachhh


“Mana lihat Tan!”

perintah Luki.


Sarah membuka mulutnya lebar-lebar, memperlihatkan peju Luki yang mengisi penuh rongga mulut Sarah.


“Telen!”


Glekk


Terukir senyuman puas Luki melihat Sarah melakukan perintahnya.


“Tante...”

panggil Luki.


Setelah Sarah menelan peju Luki dan kemudian mengambil nafas perlahan. Ia melirik kearah Luki, Sarah puas dengan apa yang ia lakukan bersama Luki.

Dari pesetubuhan pertama mereka beberapa minggu lalu, Sarah sudah ketagihan dengan Luki, bahkan Sarah sudah tidak pernah berselingkuh dengan Anton.




Dengan terang-terangan Sarah pernah mengatakannya di telpon kepada Anton, bahwa Sarah sudah tak butuh Anton lagi. Ia bilang kepada Anton bahwa hubungan mereka sudah tidak bisa dilanjutkan kembali. Sarah menceritakan kalau dia sudah menemukan partner pengganti yang mampu membuat kebinalan Sarah meningkat. Sebagai kalimat penutup, ia mengatakan hal ini kepada Anton,


“Apa yang aku dapatkan sekarang, tak akan bisa digantikan oleh Kontolmu Anton.”

ucap Sarah tegas kepada Anton.


Sarah sudah menggila dibuatnya oleh Luki. Sekarang kontol Luki menjadi satu-satunya Kontol yang mengisi memek Sarah saat ini. Suaminya Heru yang pergi dinas kembali, saat kemarin sempat pulang pun, belum memasuk kontolnya lagi kedalam liang kenikmatan Sarah.


Saat ini dihadapannya, adalah kepuasan akan batang kejantan yang ingin selalu Sarah nikmati. Sarah menatap dalam-dalam mata Luki,


“Kamu Luk..”


“Tante milik kamu..”


Luki semakin tersenyum puas.


Memang disetiap akhir ritual birahi mereka Luki selalu mendokterin Sarah untuk mengeluarkan kata-kata yang ia ingin Sarah ucapkan. Dan saat ini sudah terprogram dalam otak Sarah.


Sarah pun mengakui, dibandingkan Anton dengan kelebihan permainan seks-nya, yang bisa membuat Sarah sedikit lebih liar, maupun Suaminya yang membuat ia merasa di cintai.


Luki adalah sosok gabungan semuanya, terlebih lagi ia benar-benar menggelitik sisi Sarah yang memang pada dasarnya nakal. Seperti membangunkan harimau di siang hari, pikir Sarah.


Luki pun menarik tenguk Sarah,


Sampai kapan Tante?” 

tanya Luki


Sarah pun tersenyum manis mendengar pertanyaan itu. Kemudian dia meraih kepala Luki dan membisikan sesuatu.


Apapun yang dibisikan oleh Sarah saat itu, membuat Luki tersenyum lebar.


Luki pun langsung mencium Sarah dengan ganas.


***


POV Tejo


“Eh Luki kemana ya?” 


“Dalam seminggu ini dia sering ngilang gitu.”

tanya Eno.


“Tau tuh gadang nongol, tau-tau ilang lagi”

sahut Boim menjawab Eno.


“Tiap ditanya, cuma dia jawab senyum-senyum gak jelas.”


“Lagi kasmaran kali dia.”

tambahnya.


“Ah masa? Emang dia punya pacar lagi?”

tanya Beni.


“Pasti ini anak ngentot mulu deh!”

timpal Yadi.


“Hahahaha”

tawa Eno, Boim, Beni, Yadi serempak, kecuali Tejo..


“Seminggu ya..” 


“Eh tunggu kemarin kan..”

batin Tejo.


“Kayaknya gw lihat Luki deh kemarin dideket rumah gw.”

ucap Tejo tiba-tiba.


“Hah?! Ngapain? Kemarin aja dia kagak kesini njir!”

respon Beni sedikit kaget mendengar Tejo barusan.


“Wah ngapain tuh Luki disekitar rumah lo?”


“Ngecengin Tante Sarah?”

“Gak ngajak-ngajak nih Luki!”

timpal Boim dengan sangat antusias.


Mengingat Boim pernah lepas kontrol saat acara minum ‘Susu’ bersama Tante Sarah,


Saat Tejo berkata seperti itu, dia langsung membayangkan hal-hal mesum apa yang mungkin saja Luki lakukan kepada Tantenya Tejo itu..

Boim juga salah satu yang paling terobsesi dengan Tante Sarah selain Luki. Tapi ia tidak senekat itu, seperti Luki.


“Kenapa tiba-tiba jadi gak tenang gini ya..”

“Lebih baik gw pulang cepat deh.”


“Dah ya, gw cabut!”

ucap Tejo sambil langsung bergegas pergi dari tongkrongan.


“Lho, kok udah pulang Jo?”

tanya Yadi.


Tejo tidak merespon pertanyaan Yadi, dan dia langsung bergegas cepat-cepat untuk sampai rumahnya. Seminggu ini dia sadar, kalau akhir-akhir ini dia pulang lebih lama dibandingkan biasanya karna kesibukannya dia sedang mengurus acara. Tapi kemarin adalah yang paling telat Tejo sampai rumah, sekitaran jam 7 malam. Dan itulah saat dia mempergoki Luki sedang bergelayutan dengan Tante Sarah.


“Biasanya kan mereka selesai belajar bersama sekitar jam 4 sore.”

batin Tejo.


“Kenapa gw baru sadar sekarang sih!

“Kemarin itu kan udah jam 7, dan si Luki belum pulang!”


Tejo semakin tak tenang dengan pikirannya, yang dia inginkan sekarang adalah untuk segera sampai di rumah.


“Jangan sampe Tante Sarah diapa-apain Luki!”


***

Dari sebelum masuk ke pager rumahnya, Tejo sengaja membuka sepatu terlebih dahulu, sebisa mungkin dia tak ingin membuat sedikit suara. Tejo memilih menembus pagar rumahnya dengan cara memanjat. Dia melakukannya pelan-pelan, sampai akhirnya dia berjalan mengendap-ngendap menuju pintu masuk utama.


Terlihat ada sepatu Luki diteras rumahnya.


“Tante Sarah pernah bilang kalau biasanya Luki datang buat belajar sekitar jam 1.”


“Berarti mereka belum lama memulai belajar.”


“Gak usap nyapa kalau kayak gitu.”

“Lansung masuk aja, aku ingin tahu apa yang mereka lagi lakuin.”

batin Tejo panjang lebar.


Pelan-pelan Tejo mencoba membuka pintu utama. Ya semenjak ada Tejo, Tante Sarah memang tak pernah mengunci pintu rumahnya. Baginya mengunci pintu rumah adalah bagian dari kerjaan Tejo. Pernah Tejo berkomentar ‘dasar Tante pemalas’ ke Sarah, tapi hanya dibalas dengan leletan lidah oleh Sarah.


Setelah pintu berhasil dibuka, Tejo masuk dengan mengendap-ngendap. Sampai akhirnya Tejo menemukan apa yang dia cari. Di dalam ruang Tv itu, terlihat Tante Sarah dan Luki sedang duduk bersebelahan di sofa. Posisi mereka menghadap kearah Tejo, jadi Tejo bisa dengan sangat jelas melihat apa yang sedang mereka lakukan.


Seketika tubuh Tejo memanas, ia tak kuasa menahan gejolak amarah dari apa yang sedang terjadi dihadapannya. Tangan Luki dengan meremas gemas dada Tante Sarah sambil Tante kesayangannya itu sedang dipanggut ganas oleh Luki. Terlihat sama sekali tak ada perlawanan oleh Tante Sarah, bahkan ia terlihat menikmatinya dan menerima perlakuan Luki. Terdengar oleh Tejo erangan-erangan kecil dari bibir Sarah. Bahkan tak lama tangan Tante Sarah membelai kepala Luki.


Tejo sudah tak mampu lagi menahan emosi dan dia langsung melangkahkan kakinya ke ruang itu...


“JADI INI YA YANG JADI BELAJARNYA??!!!”

teriak Tejo yang menggema di ruangan itu.


Sontak Sarah dan Luki kaget. Terlebih lagi Sarah yang tidak menyangka, kalau Tejo


akan melihat apa yang barusan dia lakukan bersama dengan Luki. Usahanya untuk menyembunyikan hubungannya dengan Luki dari Tejo, akhirnya terbongkar.


Sarah langsung panik.


Tejo pun langsung memilih berjalan masuk ke kamarnya.


“Tejoo!!”


“Duhhhh!!!!”


“Gimana ini..”

panik Sarah...


Luki hanya terkekeh saja melihat situasi yang ada.


“Luki pulang deh Tante..”

Luki memilih pergi saja dari tempat ini, ia tidak mau langsung berurusan dengan Tejo hari ini.


Buatnya, akan lebih baik memikirkan strategi terlebih dahulu, untuk dia bisa menangani Tejo.


Itu opsi yang paling masuk akal karna dia tahu, kalau gegabah dia akan kehilangan momen-momen indahnya bersama Tante Sarah.


“Kamu mau kabur Luk??”

tanya Sarah yang agak sedikit meninggikan suaranya.


“Tante mau aku masih disini?”

“Masih mau ngelanjutin ‘kegiatan belajar’  kita?”

seenaknya cara Luki menjawab dengan masih bernada mesum.


“Kamu...”

belum selesai Sarah berucap, Luki langsung segera memotongnya.


“Udah paling bener Luki pergi dulu Tan.”

“Tante mau nunda waktu untuk langsung nyamperin Tejo sekarang?”


Sarah langsung terdiam, ada benernya juga kata Luki.


Ia pun berpaling dari Luki dan segera berdiri untuk ke kamar Tejo.


“Eitss.. tunggu dulu Tan..”

cegat Luki.


Luki mendekati Sarah, ia pun berbisik.


“Semoga bisa terselesaikan dengan baik ya Tan.”

ucap Luki sambil dirinya meremas kasar payudara kanan Sarah.


Nggghh..


Luki langsung segera berlari keluar.


“Badjingan Luki!!” 

“Sempet-sempetnya ngeremes dada gw di situasi kayak gini!”

batin Sarah


“Udah.. udahh... Tejo dulu..”

lanjutnya.


***


Tok Tok Tok...


“Tejo buka dong pintunya.”


“Tante mau ngomong.”


Tok Tok Tok....


“Tejo buka pliss”


Aku tak mempedulikan Tante Sarah yang ingin menemuiku. Aku lebih memilih untuk rebahan saja di kamar ini. Kunyalakan radio yang ada disebelah kiri kasurku, kunaikan volumenya.


Lebih baik kupejamkan saja mata ini. Semoga ini semua hanyalah mimpi.


Ingin kubunuh pacarmu..

Saat dia cium bibir merahmu..


Di depan kedua mataku...

Hatiku terbakar jadinya cantik..


Aku cemburu


***


POV Sarah


Tok Tok Tok...


“Ayo dong Tejo buka pintunya pliss.”


Sudah berkali-kali aku berusaha memanggil Tejo untuk menemuiku, tapi tak kunjung juga dibukakan pintunya. Yang terdengar malah alunan musik yang volumenya kencang, sepertinya itu dari radio di kamarnya.  Tadi juga sempat  mengurus Doni terlebih dahulu karna terbangun dari tidurnya. Mungkin karna aku terlalu kencang menggedor pintu kamar Tejo. Bahkan aku lupa kalau tadi Doni masih ada di ruang Tv. Akhirnya pun Doni kubuat tidur lagi dan baru setelah itu aku berusaha lagi untuk Tejo mau menemuiku.


Duh kacau-kacau, bener-bener gak habis pikir. Tapi memang pasti cepat atau lambat hubunganku dan Luki akan ketawan juga.


“Ughhh gimana ini, aduhhh kok bisa-bisanya sih Tejo pulang cepet!”


“Aduhh pusinggg..”

batin Sarah.


“Hufftt.. lebih baik istirahat dulu..”


Sambil berjalan menuju kamarku lagi, sedikit-sedikit aku menoleh ke kamar Tejo. Berharap ia tiba-tiba membuka pintu kamarnya. Entah kenapa perasaan ku sekarang terasa sedih, meskipun tadi aku dilanda birahi tinggi karna ulah Luki..


“Luki...”

“Tejo....”


Siapa?


***


Sekarang sudah jam 8 malam dan Tejo juga masih belum keluar dari kamarnya.


“Udah waktunya makan malam.”

“Tadi siang Tejo sudah sempet makan belum ya?”


“Atau pas aku tidur mungkin?”

khawatir Sarah kepada ponakannya itu.


Bagaimanapun juga Sarah masih bersikap selayaknya Tante, dia masih punya perasaan yang ingin mengasuh keponakannya. Sarah pun menuju kamarnya Tejo lagi.


Tok Tok Tok...


“Tejo.. temenin Tante makan dong.”


Tok Tok Tok...


“Jo...”


Tok Tok Tok...


“Jo jawab Tante pliss...”

ucap Sarah yang sudah memelas ingin segera melihat Tejo dihadapannya.


“Yaudah Tante makan di kamar kamu ya Jo!”


“Kamu harus buka pintunya pas Tante dateng lagi pokoknya!”

lanjutnya.


Sarah masih berusaha untuk mendapatkan respon dari Tejo, dia pun memang berniat untuk makan di kamar Tejo. Dia ingin menghabiskan malam ini dengan Tejo sampai pagi, menemani Tejo sampai Tejo terlelap. Dia sadar karna hari-hari yang lalu dia selalu menghabiskan waktunya bersama Luki untuk memacu birahi, dalam keadaan yang seperti ini dia ngerasa seperti sudah lama sekali tidak berdekatan dengan Tejo.


Teringat olehnya momen-momen kebersamaannya bersama Tejo seperti dari awal Tejo tinggal di rumah  ini, makan bersama, bercanda dan hal-hal lainnya. Rasanya seperti punya anak lagi, dan memang Heru, suaminya menganggap Tejo tak hanya keponakan, melainkan anak angkat.


“Semuanya karna aku terlalu terlalu terlena dengan perbuatan Luki..”

pikirnya


Tapi tak bisa dipungkiri, setelah dia membuang Anton, Luki memang sudah menjadi sosok yang dibutuhan oleh Sarah.  Bahkan selama dia bersama dengan Luki, ia pun juga sepenuhnya melupakan suaminya. Saat ini Sarah sedang dilema. Disatu sisi dia tak mau melepaskan Luki, di satu sisi lainnya dia tak ingin Tejo menjauh darinya.


Dia pun teringat apa kata Luki..


“Semoga bisa terselesaikan dengan baik ya Tan.”


Sarah melangkahkan kakinya pergi lagi dari kamar Tejo, dia pun masuk ke kamarnya. Sarah memutuskan untuk mandi. Setelah itu, dia membuka lemari bajunya, memilih salah satu pakaian yang menjadi hadiah pernikahan Sarah dari Heru.


“Aku akan pakai cara ini.”


“Ya aku akan meminta maaf dengan cara seperti ini.”

“Setidaknya Tejo juga akan merasakannya.”


“Kalau cara ini tidak berhasil, aku tak tahu lagi.”

ucap Sarah.


Saat ini Sarah berharap Doni tidak bangun dari tidurnya dan mengganggu usaha Sarah untuk dapat meminta maaf dengan Tejo.


***


Tok Tok Tok...


“Jo Tante udah bawa makanannya nih.”


Tok Tok Tok...


“Jo buka dong!”


“Kamu masa tega sama Tante..”

“Udah berkali-kali nih Tante bolak balik ngetuk pintu kamar kamu terus.”


“Ayo dong Jo, buka pintunya plis..”


Tejo pun sebenarnya sadar bahwa Tantenya itu sudah berusaha berkali-kali untuk menemuinya, namun memang Tejo tak ingin membukanya. Saat ini jam menunjukan jam 9:10 malam. Tejo pun berpikir kalau Tantenya tetap seperti ini sampai lebih larut malam lagi. Meskipun hatinya masih marah dengan kejadian tadi siang, Tejo tetep punya perasaan yang lembut kepada Tantenya.


Tejo pun akhirnya mau membuka pintu kamarnya, dan saat pintu kamarnya terbuka Tejo terbelelak dengan apa yang sedang dilihatnya....


“Hai Tejo, akhirnya kamu buka pintunya juga.”


“Tejo..Tante boleh masuk?”

ucap Sarah saat tejo sudah membuka pintu kamarnya.


Tejo masih terdiam melihat kondisi Tante Sarah yang ada didepan pintu kamarnya itu.


“Jo...?”

Sarah masih menunggu respon Tejo.


“Jo kok diem?”


“Kayak baru pertama kali lihat aja”

ucap Sarah sambil tersenyum manis dan berkeling kepada Tejo.


Tejo tidak habis pikir bagaimana Tante Sarah bisa melakukan sampai seperti ini demi meminta maaf kepada Tejo. Sarah terlihat segar karna sepertinya baru selesai mandi, tercium aroma wangi sabun yang biasa Sarah gunakan. Sarah pun menggunakan baju seperti jubah berwarna merah transparan, dengan tanpa kancing. Terpampang dengan jelas bra dan celana dalamnya, juga ia menggunakan kacamata!


(ilustrasi pakaian Sarah)


Sarah terlihat serius menampilkan keindahannya dirinya sebagai seorang wanita kepada Tejo.


Tak ayal pemandangan indah didepannya ini seperti memerlukan proses yang agak lama untuk dicerna dari penglihatan Tejo menuju otaknya. Yang prosesnya paling bergerak cepat adalah batang kejantanannya Tejo yang besar, yang pernah dilihat oleh Sarah berdiri tegak sempurna. Sehingga menimbulkan tonjolan yang cukup jelas di celana boxer Tejo.


Sarah pun melirik kearah selangkangan Tejo, dan dia makin tersenyum.


Dia tahu penampilannya ini tak akan ditolak oleh Tejo.


“Ini semua sebagai permintaan maaf Tante ke kamu Jo.” 

ucapnya


“Maafin ya Tante Tejo...” 

lanjutnya..


Tejo masih terdiam melihat pemandangan yang Sarah berikan. Dia benar-benar shock melihat apa yang dilakukan oleh Tantenya demi sebuah permintaan maaf. Ini pertama kalinya Tejo dapat perlakuan seperti ini. Sarah pun sadar, kalau Tejo tak akan menolaknya, dan mungkin akan bisa memaafkannya.


Sarah pun menyelonong masuk ke kamarnya..


“Hmm.. Jo”

panggil Sarah


“Denger gak tadi tante ngomong apa?”


GLEK!


“Eee...Ap..a Tantt.e”

jawab Tejo agak terbata.


Sarah memberikan senyuman manisnya lagi kepada Tejo..


“Duh segitunya kamu ngeliat Tante..”


“Tadi kan Tante bilang, kalau Tante minta ditemenin makan..”

ucap Sarah sambil dirinya melangkah mundur kearah kasur Tejo.


“Kamu mau kan temenin Tante makan?”


GLEK! GLEK!


Terlihat Tejo menelan ludah berkali-kali.


“Ma..makkan... apa Tante?”

ucap Tejo yang makin tertekan karna birahi yang disebabkan oleh penampilan Tantenya.


Pandangan matanya sama sekali tak lepas dari Tante Sarah, apalagi bentukan payudara Tantenya itu makin terlihat indah karna bentukan branya.


Sarah pun duduk dipinggir kasur Tejo...


“Hmm.. kalau Tante sih maunya makan daging.”


Sarah terdiam sesaat,  kemudian di meletakan jari telunjuknya di pipinya sambil ia ketuk-ketuk.

Terlihat Sarah seperti membuat pose orang yang sedang berpikir ‘mau makan apa ya’.


Bagi Tejo, gerakan apapun yang Sarah lakukan saat ini sangat menggoda sekali untuknya.


“Kalau Tejo.. hmmm.”


Sarah tersenyum menggoda...


“Tejo mau makan Tante gak?”

“Hihihi..”


DUAR!!!


Ucapan Sarah barusan benar-benar makin membuat birahi Tejo meledak. Meskipun Tejo masih awam urusan seks,  tapi ia sangat paham betul apa maksud ucapan Sarah.


“Kalau Tejo mau..”

ucap Sarah lagi, yang kemudian disusul oleh gerakan yang tak pernah disangka oleh Tejo.


Sarah membuka kedua pahanya...


“Tante siap kok..”


“Untuk di makan Tejo..Hihihi..

ucap Sarah dengan senyuman manisnya yang maut itu.


Bagai Predator yang sudah melihat mangsanya, Tejo secara spontan langsung berlari menerkam Tantenya..


Sarah ketawa cekikikan melihat tingkah keponakannya itu. Sudah ia duga bahwa cara ini akan berhasil. Namun Sarah tahu, kalau tak hanya dengan cara ini untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di hari ini.


Nghhhh


“Shh.. Jo”

desah Sarah yang saat ini sedang menerima jilatan di lehernya dari Tejo.


“Ahh..Mmalam ini..ghh”


“Tte.. terseraghh kamu Joo.. mau ngapainngh..Tante..eegh.”

tak kuasa Sarah menahan rangsangan dari Tejo yang benar-benar menggila pada Sarah.


“Tt.anntegh.. pas..rahhgg..”


“Nghhh Jo..”


Bersamaan dengan Sarah mengucapkan itu, Tejo sedang menurukan paksa bra Tantenya.

Dia langsung menyedot, meremas-remas, mengecup kuat-kuat puting dan dada Sarah.


Tejo merasa sudah lama sekali ia tidak melihat bagian tubuh Tantenya ini secara utuh tanpa penghalang. Ada kerinduan dari Tejo akan bentuk dadanya itu, putih, besar, dan kenyal. Tejo remas-remas gunungan itu semaunya dia. Kadang keras, lembut, macam variasi dia lakukan untuk menikmati payudara Tante yang dia sayang itu.


“Iya gitu Jo!”

“Terserah kamu mau nikmatin dada Tante kayak gimana.”


“Asal jangan kasar ya Jo..”

ucap Sarah mengingatkan Tejo.


Tejo semakin liar, kepasrahan Sarah diatas ranjangannya ini tak akan dia sia-siakan. Tejo pun menghentikan acara remas-meremasnya dan membenamkan wajahnya diantara bukit indah Tantenya. Dia hirup dalam-dalam aromanya, sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.


Sarah yang melihat tingkah Tejo pun tertawa. Dia teringat saat Tejo melakukan ini pertama kali ke dada Sarah, dan diakhiri dengan mereka tidur bersama. Waktu tak terasa sudah berjalan cukup lama ketika Sarah mengingat itu. Dia merasa bersalah kepada Tejo.


Tejo kemudian bangun, ia ingin melihat lagi keseluruhan tubuh Tantenya itu. Tejo pun mulai membelai rambut Sarah, perlahan-lahan belaian itu menjadi usapan saat tangan kanannya di wajah cantik Tantenya itu. Kemudian turun menuju lehernya yang juga indah, warna dan bentuknya sangat mengundang untuk di kecup. Lalu belaian Tejo turun ke dadanya, diremas pelan kana dan kiri. Turun lagi tangannya menuju perutnya Tantenya yang rata itu.


Tejo usap-usap bagian itu, sambil mata Tejo pun menelurusi lagi dari rambutnya Sarah lagi. Arahan matanya mengikuti sama persis dengan jalur tangannya tejo sampai akhirnya pandangan matanya sama dengan posisi tangannya. Melihat apa yang dilakukan oleh Tejo barusan, Sarah mengerti bahwa itu adalah rasa kagum seorang Pria kepada Wanita yang dicintainya. Sarah pun agak tersipu dengan perlakuan itu..


“Jo...”

panggil Sarah..


“Kamu gak nelanjangin Tante?”

ucap Sarah sambil mengedipkan matanya ke Tejo.


Tejo pun tersenyum mendengar hal itu, dia langsung menarik tangan Sarah agar Tantenya itu berdiri. Tejo ingin menikmati momen ini, sehingga dia tak mau terburu-buru melepaskan pakaian Tantenya itu.


Saat dia sudah berhasil membuat Tantenya telanjang, lagi-lagi dia semakin kagum kepada bentukannya Tantenya itu. Beruntung banget dia berkesempatan memiliki Sarah sebagai Tantenya.


“Gantian dong kamu buka baju kamu Jo.”

pinta Sarah.


Tentu  Tejo langsung mengerjakan apa yang diminta Tantenya itu. Kalau untuk dirinya sendiri, dia melakukannya dengan terburu-buru, dia tak mau membuat dirinya yang membuang-buang waktu untuk menikmati Tantenya.


“Hihi.. udah tegak banget Jo..”

ujar Sarah ketika ia melihat tonjolan besar sudah mengacung kearahnya saat Tejo akan membuka celana dalamnya.


Sarah pun mendekatkan dirinya ke Tejo dan kemudia ia turun sambil menciumi pusar Tejo.


“Ughhh Tante geli..”

ini mungkin kejutannya, tak disangka oleh Tejo, Tantenya akan begitu.


Tante Sarah terus menciumi hingga ke bawah sampai akhirnya tangannya menggenggam penis Tejo dan mulai menciumi barang yang sudah mengeras itu!


Aaaaaaaahhhh!!” 


Tejo mengerang ketika kepala penisnya dimasukkan ke mulutnya!


Luar biasa nikmatnya bagi Tejo, ini pertama kali dalam hidupnya ada wanita cantik menghisap kejantanannya. Dan wanita yang melakukan untuk pertama kalinya adalah sang pujaan hatinya,


“Tante…”


Tante  Sarah seolah tak mendengar panggilan Tejo, dengan asyiknya dia melahap batang keras itu. Tantenya itu sanggup memasukkan barang miliknya hingga separohnya. Sewaktu di dalam mulutnya, jelas Tejo dapat merasakan lidah Tante Sarah ikut bermain menggelitiki penisnya.


“Woooow sedapnya tak terkira!”

batin Tejo.


Sungguh ini pengalaman baru bagi Tejo. Nikmatnya terasa lain. Entah apa yang dirasakan oleh Tantenya itu. Kok mau-maunya ia melakukan ini, pikir Tejo. Dia memperhatikan bagaimana Tantenya itu sibuk mengeluarkan-memasukkan penisnya, kepalanya naik-turun berirama.


“Aaaahhhhhhh…hhmmmmmmmm…ssssshhhhhhhh”


“Kokk..Enakk banget Tantee!!”

celoteh Tejo yang sangat menikmati.


Slruuppp...Slrupppp...


Sarah melepaskan kulumannya sejenak...


“Tadi kan Tante bilang..”


“Tante mau makan daging kan..”

ucap Sarah sambil tersenyum manja ke Tejo


Sebuah pemandangan indah yang tak akan dilupak oleh Tejo, dimana wajah tantenya yang putih cantik itu sedang tersenyum didekat batang kejantanannya.


Kemudian Sarah melanjutkan lagi menghisap penisnya Tejo.


“Gila enak bangettt rasanya.”


“Tapi masa aku nanti menyemprotkan spermaku ke mulut Tante ?”

“Ah, bagaimana nanti saja, yang penting sekarang….sedaaaaaaaaaap.”

Batin Tejo.


“Ooohhhhhhhhh, Tante, enakkk!!”

teriak Tejo.


Kepala Tante Sarah bergerak maju-mundur, sangat perlahan. Terasa sekali bibirnya menjepit dan bergerak menelusuri permukaan penisku.


“Tante..Tante…enaaaaaaaak, Tante..”


Tiba-tiba tanganku dituntun olehnya ke dadanya. Kedua tangan Tejo langsung meremasi sepasang buah kenyal itu, sambil Tante terus bekerja pada batangnya.


Tejo pun ngerasa hampir ke puncak, saking pintarnya bibir dan lidah Tante Sarah bekerja merayapi kejantannya. Tejo tak mampu menahan lebih lama lagi. Sepertinya Tante Sarah rupanya tahu kalau Tejo hampir sampai, ia mempercepat gerakannya.


“Tantee.. Tejoo..nghh.. mau..”


Tejo pun berusaha melepaskan penisnya dari mulut Sarah, ia tak enak kalau harus mengeluarkan spermanya di mulut Sarah. Tapi yang tak Tejo sangka adalah, Tantenya itu langsung menggenggam pantatnya agar Tejo tak bisa mencabut penisnya dari mulutnya.


“Tanteeee...Aaaaaaaaaahhhhhh!!”

erang Tejo sambil menyemburkan spermanya di mulut Sarah.


Sarah pun mencoba menelan sperma Tejo yang sangat banyak itu, sebagian pun ada yang keluar dari mulutnya. Dia pun menahan dengan tangannya. Setelah yang didalam mulutnya sudah tertelan, dia pun menjilat ceceran sperma yang ada di tangannya. Dia tak ingin menyia-nyiakan sperma Tejo yang berhasil dia peras. Dan semua itu dia lakukan sambil menatap Tejo.


Dia ingin ini menjadi sebuah pengalaman tak terlupakan bagi Tejo.


“Enak Jo?”

ucap Sarah sambil tersenyum menatap Tejo yang sedang tak percaya apa yang barusan dilakukan oleh Tantenya itu.


Tejo pun langsung menarik Tantenya untuk berdiri, ditatap dalam-dalam Tantenya itu.


Dia tak menyangka kalau akhirnya dia dan Tantenya akan melakukan hal ini,

dan...


Mmmmpghhh..


Tejo mencium Tantenya itu.


Sarah pun terkejut atas serangan ciuman Tejo yang tiba-tiba itu.

Lama kelamaan dia mengimbangin dan memimpi bagaimana ciuman itu berjalan.


Dia mengajari Tejo untuk menggunakan lidahnya saat sedang mencium Tantenya itu.


Mmmpuahh..


Sarah mengambil nafas, dia tersengal-sengal karna Tejo terlalu bernafsu mencium bibir Sarah,


Puas Jo?””

tanya Sarah sambil mengocok penis Tejo yang masih tegak..


“Belum Tann..”

jawab Tejo tersipu.


“Hmmm.. Tante..”


“Ya Jo?”


“Tejo boleh gesek-gesek ini Tejo ke sini gak Tan?”

tanya Tejo yang menunjuk penisnya dengan matanya dan jari telunjuknya kearah liang kenikmatan Sarah.


“Hahaha”

tawa Sarah..


“Tejo..tejo..”


“Kamu kalau lagi sange suka enggak merhatiin ya?”

jawab Sarah


“Eh gimana maksudnya Tante?”

tanya Tejo?


“Iihhh.. kamu gak merhatiin!”


“Tadi tante kan bilang gini ke kamu”

ucap Sarah sambil mengalungkan tangannya ke leher Tejo.


“Tadi kan Tante bilang..”

“Terserah kamu mau ngapain Tante malem ini..”


Kemudian Sarah membalikan badannya dan sedikit menungging kearah Tejo.

Lalu dia menarik penis Tejo dan memposisikannya dibelahan vaginanya.


“Jadi kalau kamu mau ngelakuin ini”

Sarah menengok kearah Tejo..


“Tante Pasrah~”

ucapnya dengan intonasi manja.


Tejo pun langsung mendekap erat tubuh Tantenya yang seksi itu, makin menggila Tejo dibuatnya dengan sikap Tantenya malam ini. Tangan kiri Tejo meremas dada kirinya, tangan kananya menarik badan Sarah. Kemudian Tejo mulai menggesek-gesekan penisnya dilipatan surga dunia Tantenya itu..


“Ughhh Joo..hihi”


“Gak tahan ya Jo?

ucap Sarah


Tejo semakin mempercepat gesekan penisnya, remasan di dada Sarah pun semakin kuat. Bibir dan lidahnya mengecup pipi dan lehernya. Kemudian menjilat dari pundak, ke leher, ke pundak lagi. Sarah pun makin terpancing nafsunya karna gesekan penis gede Tejo yang makin berasa sedikit menyelip masuk kelubang vaginanya. Dia pun sudah ingin dapat penuntasan nafsu birahinya


“Sshhh..gede Jo punyamu..nghh..”

lenguh Sarah.


Ughhh Shhh


“Mirip punya Luki..”


DEGGGGGGGGGH!!!!


Sarah sama Tejo sama-sama kaget dengan apa yang Sarah ucapkan..


Tejo mendengar jelas kata-kata Sarah tadi, dia mendengar dengan pasti kalau Tantenya menyebut nama Luki barusan. Seketika perasaan marah, cemburu, kesal muncul kembali dalam hati Tejo. Tejo pun langsung meremas kasar kedua payudara Sarah. Dia pun langsung menggerakan sodokan penisnya makin cepat dan kasar.


Sarah sadar apa yang tak sengaja dia ucapkan itu adalah suatu kesalahan yang fatal..


“TANTE TAHU KAN TEJO MARAH SAMA TANTE KARNA APA?”

ucap Tejo yang tiba-tiba membentak Tantenya itu.


“Ii..yya Jo.”

jawab Sarah terbata sekaligus sange akan perbuatan Tejo yang tiba-tiba kasar.


“Tejo cemburu sama kedekatan Tante dan Luki tahu!!”

“Tejo beneran sayang sama Tante!”


“Tejo gak bisa nerima gitu aja apa yang Tejo lihat tadi!!”


Tejo mengeluarkan semua yang ia rasakan, dia sudah tidak peduli kalau yang ada didepannya dia saat ini adalah Tantenya sendiri. Dia benar-benar memiliki suatu perasaan berlebih kepada Tantenya itu. Perasaan yang tak seharusnya ia miliki.


“Tejo masih mencoba bersikap  baik kepada Tante karna Tejo hormat ke Tante.”

“Tapi lihat sekarang sekarang!”


Sarah masih terdiam tak tahu mau merespon bagaimana. Tejo pun makin menjadi-jadi memperlakukan tubuh Tantenya itu


“Kenapa! Kenapa Luki bisa ciuman sama Tante?”


PLAKKK!!!!!!


tanya Tejo sambil menampar pantat Tantenya yang montok itu.


“Dari yang minum ASI waktu itu, kenapa Luki bisa dapet giliran 2 kali??!


PLAKKK!!!!!!


“Juga kenapa kemarin Luki bisa gelayutan ke Tante?”


PLAKKK!!!!!! PLAKKK!!!!!!


“Apa Tante sedekat itu sama Luki???


PLAKKK!!!!!! PLAKKK!!!!!! PLAKKK!!!!!!


“Aaahh..Joo..Shh”

Sarah malah tambah sange atas perlakuan Tejo itu.


“Maafin Tantee Jo...”

ucap Sarah.


“Apa ada lagi yang Tejo gak tahu Tan??”


PLAKKK!!!!!! PLAKKK!!!!!! PLAKKK!!!!!!


Saat ini Tejo dihadapkan dengan berbagai kondisi, nafsu terhadap Tantenya yang sedah ia jamah, juga rasa marah dan cemburu terhadap kedekatan Tantenya dengan Luki


“Ngghhhhh...”


“Shhh Jo..”


Sikap kasar Tejo yang menjamah tubuh Sarah dengan amarah ini, sedikit meningkatkan tingkat birahi Sarah. Namun setelah dia mencoba untuk mencerna dalam-dalam pertanyaan Tejo barusan, Sarah sadar, ada hal yang harus benar-benar dituntaskan.


“Nghhh...ahhh...Joo” 

Sarah menoleh kebelakang ke arah Tejo,


Ia pun berbisik,


“Nghh.ssh..Asal..llngh..kamu tahu  Jo.nghh..”


Sambil menahan birahi atas remas-remasan kasar Tejo juga kontolnya yang sedang menggesek-gesek belahan liang senggamanya.


Sarah berusah untuk mengucapkan kalimat yang ingin diucapkan dengan lancar.

Sarah pun makin mendekatkan wajahnya ke telinga Tejo..


“Shh..Joo..”


“Tann..tte..u..ud...Ahhnng”


“Apa Tan??”

bentak Tejo.


Iya pun menarik rambut bagian belakang Sarah, sehingga kepala Sarah mendongak keatas


“Jo.oo.n..nghhh..”

“Tan..tte..nghh..udahhs.sh.”


“Nghh..di Enn.tt..totttsh.. Luki” 


Nghhh


“Tante terlena Jo sama Luki!!!


Ouhhh...shh..


“Kalau kamu bisa ngebuat Tante takluk sama kamu...”


Sshh


“Tante milik kamu..”


Aghhh....Shhh...


“Kalau engga....”


“Tante tetep milik Luki Jo....”


Tejo pun panas dingin mendengar pengakuan Tantenya.

Amarah pun makin merasuki Tejo ditengah birahinya.


“Bangsat!! Luki bangsat!!!”

teriak Tejo.


Arrghh..Ssshh


desis Sarah yang merasakan remasan Tejo pada dadanya makin mengencang.


Tejo pun langsung memaksa Sarah menunduk


Dan....


Blesss


Kontol Tejo masuk kedalam memek Sarah,


“Ayo Tejo, buktiin kamu bisa rebut Tante dari Luki’


ARGGHH

geram Tejo sambil memompa memek Sarah,


Plokk


Plokkkk


Plokkkkk


***


Krett...


Suara pintu rumah baru saja dibuka, dan seketika terdengar suara yang tak asing..


Ahh...


Ahhh.


Ahh...


Sshhh...


Agnhhh...


Ahhhhh.....


Hmmpph...


Ahmm...


Ahhh...Aghhh...Shhhhh


Langkah kaki itu makin mendekat menuju asal suara itu..

Tak lama sepasang kedua mata berpandang..


Terlihat sebuah senyuman manis hendak menyapa..


“Uu..udah..shh... pul..ll.anghh....ssh..?”


Ia terdiam menyaksikan pemandangan yang ada di depannya.


“Tante!”


Sambil menarik rambut Sarah, agar kepala Sarah makin tegak menghadap orang yang baru saja masuk itu..


Sshhh


Aaghhh


“Tante!!!”


Ia menantikan sebuah jawaban dari bidadari ini...


“Iii..iya..”

“Ssshh...Ttt..antte..”


“Ttt..antee.. nghh..”


PLAKK!!!


Aaaarghhhhhhh!!!!!


Crotsss...


“Hah... hah...ha...nghh”


Sarah perlahan menatap sosok yang sedang berdiri di depannya...

lalu berteriak mengatakan 

“Tante milik Luki.!!!!”

***


Tamat


BONUS BOKEP BARAT KLIK TOMBOL DIBAWAH