Ritual Gunung Kemukus Season II ~ Menuju Puncak (Chapter 6 : Menuju Puncak Kemukus)

Model : Miss Joice


Lisna segera memakai pakainnya lagi. Belum sempat keluar kamar, Bu Yem sudah membuka pintu. Terdengar obrolan Bu Yem dan Pak RT.

"Bu, ini ada tamu dari Solo nyari Lisna." kata Pak RT terdengar berat.

"Enggeh, saya panggilkan dulu ya, Pak. Maaf, kalau boleh tahu sampeyan siapa?" tanya Bu Yem.

"Tris, bu." terdengar seorang pria menyebutkan namanya.

Apa dia salah satu dari orang yang mengikuti dari, Solo.? Aku menjadi semakin gelisah. Lepas dari bayang bayang diarak warga, sekarang kemungkinannya salah seorang yang sedang mengikutiku ada di depan rumah.

"Kamu kenal orang yang bernama Tris?" tanyaku berbisik.

Lisna menggelengkan kepala, dia segera keluar kamar sebelum Bu Yem sampai kamar. Tidak lama aku mendengar suara Lisna bicara pada tamu yang dari Solo.

"Ada apa ya, Pak? Anda siapa?" tanya Lisna, suaranya terdengar jelas.

"Saya utusan Bu Dhea disuruh memberikan ini." kata pria itu. Entah dia memberikan apa ke Lisna.

Hening beberapa saat. Aku merasa lega karena orang itu ternyata utusan Bu Dhea, semoga saja dia tidak berbohong.

"Pak RT, terimakasih sudah nganter tamu, Lisna." kata Lisna memecahkan keheningan malam.

"Ya sudah, Lis. Bapak pulang dulu. Bu Yem, saya pulang dulu." kata pak RT berpamitan.

Kudengar Lisna mempersilahkan tamu itu masuk. Tidak lama kemudian Lisna masuk kamar sambil memberikanku amplop berisi surat, aku segera membukanya.

Kang Ujang, Pak Tris yang akan mengantarmu ke tujuan. Rencana Kang Gobang untuk membawamu ke suatu tempat sudah diketahui. Ada penghianat yang membocorkan rahasia ini.

Ttd Dhea

Aku mengikuti Lisna keluar menemui Pak Tris, dan aku benar benar terkejut, teryata Pak Tris yang dimaksud adalah Pak Tris yang rumahnya di Gunung Kemukus.

"Pak Tris !" seruku kaget dengan kehadirannya yang di luar dugaanku.

"Kang Ujang, senang bisa bertemu kembali." kata Pak Tris menyalamiku. Diai terlihat tidak terkejut melihatku. Sepertinya dia sudah tahu harus bertemu denganku di sini.

"Kita berangkat sekarang juga, Kang. Sebelum orang orang itu sadar bahwa mereka tertipu. Sekarang mereka pasti sudah menunggu Kang Ujang di Sragen." kata Pak Tris langsung pada intinya.

Akupun tidak mau banyak bertanya, segera mengambil ranselku dan malam itu juga kami meneruskan perjalanab dengan motor.

"Kita ke mana, Pak Tris?" tanyaku saat motor yang dikendalikan Pak Tris berjalan cepat melalui jalan Desa yang gelap. Rupanya Pak Tris sangat hafal daerah sini, dia menghindari jalan raya utama.

"Gunung Kemukus." jawab Pak Tris tidak mengurangi kecepatan motornya.

"Sampeyan kenal ayah saya, Pak?" tanyaku penasaran. Bagaimana caranya Bu Dhea menghubungi Pak Tris hingga bisa menjemputku di rumah Lisna.

"Tentu saja, rumah yang saya tempati adalah rumah ayah sampeyan yang diberikan kepada kami setahun yang lalu. Tadinya kerja menggarap kebun ayah sampeyan dari tahun 1981 sampai tahun kemaren Kang Gobang memutuskan untuk kembali ke Jakarta, rumah dan kebun serta ternak beliau diberikan kepada kami." kata Pak Tris membuatku terkejut.

Berarti selama belasan tahun ayahku bersembunyi di Gunung Kemukus. Pantas saja waktu aku mencari kambing untuk korban, berjalan dengan mudah. Sepertinya memang sudah dipersiapkan. Bahkan Pak Tris dan istrinya seperti membiarkanku bebas menyetubuhi Marni, mungkin sebagai balas jasa.

"Waktu saya nginap di rumah Pak Tris, apak sampeyan dan istri sampeyan tahu saya anak siapa?" tanyaku semakin penasaran dengan semuanya.

"Sudah, Mas. Tapi Bu Narsih menyuruh kami untuk tutup mulut." jawab Pak Tris lagi.

Ahirnya aku bosan bertanya. Aku sudah semakin memahami apa yang terjadi. Aku sudah tidak bisa mundur lagi dari jalan hidup yang sudah dipersiapkan secara matang oleh ayahku dan Bi Narsih.

Aku berusaha mengabaikan semuanya dengan memandangi jalan desa yang gelap, melintasi sawah dan kebun, bahkan kadang kala hutan kecil. Udara malam yang dingin sedikit banyak mampu mengusir kegelisahanku.

Entah berapa jam kami menempuh perjalanan, ahirnya sampai juga di Gunung Kemukus, Pak Tris mengetuk jendela kamarnya membangunkan Bu Tris yang mungkin sedang bermimpi. Aku menunggu di depan pintu sambil memperhatikan sekelilingku. Dengan pencahayaan lampu aku melihat jam di tanganku. 12 malam. Pantas saja Gunung Kemukus sudah sepi. Karokenya sudah pada tutup.

Pak Tris muncul dari samping rumah dan tidak lama kemudian pintu terbuka. Bukan Bu Tris yang membuka pintu melainkan Marni yang sedang menyusui anaknya. Pantas tadi kudengar tangisan bayi saat datang.

Pak Tris memasukkan motor dengan sedikit bantuanku.

"Mar, bikinin kopi buat Mas Ujang. Mas, saya langsung istirahat ya, besok masih banyak yang harus kita kerjakan." kata Pak Tris meninggalkanku dan Marni di ruang tamu.

"Tunggu dulu, ya Mas. Nunggu si dede tidur." kata Marni duduk di hadapanku. Terlihat dadanya yang super menggoda birahiku yang tertunda.

"Mas kangen gak sama ASI marni?" tanya Marni mengeluarkan dada satunya lagi sambil tersenyum menggodaku.

"Kangen banget." kataku menelan air liur melihat dada Marni yang mengeluarkan ASI saat Marni meremasnya.

"Sabar, ya. Marni tidurin Si Dede." kata Marni meninggalkanku yang sudah terangsang.

Tiba tiba Pak Tris kembali menemuiku membuyarkan harapanku berpacu birahi dengan Marni.

"Saya lupa, malam ini juga saya harus memberitahukan sesuatu ke Kang Ujang." kata Pak Tris yang mengajakku kembali keluar dan menutup pintu tanpa menguncinya.

Pak Tris mengajakku ke samping rumah, masuk ke bangunan yang berfungsi sebagai dapur umum setiap kali Gunung Kemukus mengadakan acara. Di dalamnya ada ruangan terkunci berfungsi sebagai gudang. Pak Tris membuka pintu Gudang yang terkunci.

Apa di dalam sini ayahku menyimpan brankasnya? Kami masuk dan aku tidak melihat ada brankas di dalamnya. Lalu untuk apa Pak Tris mengajakku ke sini? Kalau di dalam sini hanya berisi perabotan yang sudah tidak terpakai. Ada sebuah lemari jati yang masih bagus dan tampaknya terawat dengan baik. Mungkin fungsinya untuk menyimpan barang barang yang masih bisa digunakan dan dilerlukan suatu saat nanti.

Pak Tris membuka lemari dan mengeluarkan kotak besi kecil yang diberikannya kepadaku. Kotak besi yang seukuran dengan kotak kayu yang aku terima dari ibuku. Bedanya kotak ini tergembok, gembok yang sudah karatan. Tapi anehnya Pak Tris tidak memberikan kunci untuk membukanya. Bahkasn saat aku tanyakan di mana kuncinya. Pak Tris menjawab kuncinya ada padaku.

Ahirnya kami kembali ke dalam rumah. Marni menyambut kedatangan kami dengan segelas kopi yang sudah tersedia di meja tamu.

"Pak Tris benar benar tidak tahu kunci kotak, ini?" tanyaku sekali lagi berusaha meyakinkan pendengaranku. Mungkin saja aku salah dengar atau Pak Tris lupa menaruh kuncinya di mana. Semua hal bisa saja terjadi.

"Kang Gobang mengatakan, kuncinya ada di Mas Ujang." kata Pak Tris. Suaranya terdengar jujur.

Di mana aku menyimpan kuncinya. Seingatku satu satunya peninggalan ayah yang diberikan kepadaku hanyalah kotak kayu, di dalamnya berisi surat, tidak lebih. Ada juga ukiran angka angka yang menurut dugaanku adalah nomer kombinasi sebuah brankas dan kupikir aku akan menemukan sebuah brankas di sini menurut perkataan Bu Dhea.

Aneh, dari mana Bu Dhea beranggapan aku akan menemukan sebuah brankas di sini. Apa dari ayahku? Kalau itu berasal dari ayahku, berarti benar di sini ada sebuah brankas. Tapi kenapa Pak Tris tidak mengetahuinya. Atau dia sengaja merahasiakan tem0at berankas itu. Lalu untuk apa kalau dia sendiri tidak bisa membukanya.

Setelah pikiranku berputar dan menemukan jalan buntu, aku pamitan ke Pak Tris yang asik menikmati rokok klobotnya.

"Kang Ujang gak minta ditemenin, Marni?" tanya Pak Tris menawarkan anaknya yang sudah bersuami menemaniku.

"Besok aja, Pak. Sekarang saya mau tidur." kataku melihat ke arah Marni yang sejak tadi menemani kami ngobrol. Wajahnya terlihat kecewa.

*******

Jam 10 aku bangun. Tubuhku terasa lebih segar. Rasa lelahku perlahan mulai hilang. Aku keluar kamar dengan membawa handuk.

"Sudah bangun, Mas?" Marni tersenyum menyambutku yang keluar kamar dengan membawa handuk. Wajah Marni terlihat manis tidak membosankan untuk dipandang.

"Iya, Mbak. Bangun kesiangan." kataku malu bangun jam 10 di rumah orang. Aku segera ke kamar mandi, di dapur aku bertemu dengan istri Pak Tris yang menyambutku dengan senyum manisnya yang terlihat genit.

"Mau dimandiin, Mas?" tanya Bu Tris menggodaku membhatku tersipu malu mengingat kejadian terahir aku ke sini. Betapa gilanya aku, Marni dan Bu Tris melakukan 3some ffm. Ibu dan anak yang sama sama mempunyai dada jumbo. Mereka bekerja sama memuaskan birahiku atau mungkin mereka mencari kepuasaa dari kontol jumboku.

Setelah selesai mandi tubuhku terasa segar. Apa lagi disambut senyuman manis si dada besar ibu dan anak, segar jiwa dan ragaku.

"Sarapan dulu, Mas?" kata Marni setelah aku mengganti baju yang lebih bersih.

Marni menuntunku ke meja makan. Menu sarapan nasi goreng dan tempe goreng terasa nikmat. Dalam sekejap nasi sepiring sudah berpimdah tempat ke perutku.

Selesai sarapan aku ke ruang tamu, ternyata sudah tersedia kopi panas yang harum baunya seperti aroma terapu yang membuat saraf saraf di kepalaku menjadi rileks. Perlahan aku meminum kopi jawa yang has. Nikmat sekali rasanya apalagi sambil menghisap rokok.

"Mas, mau diyemenin ziarah, gak?" tanya Marni duduk di sampingku. Dia sudah berdandan rapi.

"Dede gimana?" tanyaku.

"Ibu yang jagain." kata Marni mengusap pahaku.

"Kamu sudah sering nganter orang ziarah?" tanyaku menggodanya.

"Belum pernah, sekarang Marni pengen banget ziarah, tapi cuma sam Mas Ujang." kata Marni memeluk tanganku.

Aku tersenyum menyanggupinya. Tadinya kupikir akan melakukan ritual dengan Bu Dhea, ternyata kejadiannya berubah dengan cepat. Tidak apalah aku ritual dengan Marni walau tidak secantik dan semenarik Bu Dhea. Tapi ada kelebihan yang tidak dimiliki Bu Dhea, ASInya yang segar.

Selesai ngopi aku dan Marni ke sendang Ontrowulan melakukan prosesi pembersihan jiwa dan raga, tidak lupa kami masuk ke bilik sebelah sendang tempat membakar menyan. Terlihat jelas, Marni belum pernah melakukan ritual ini, mungkin karena dia penduduk asli, jadi terkesan malu kalau harus ritual.

Tapi rasa malu itu berusaha disingkirkannya dengan menggandeng tanganku sepanjang perjalanan menuju makam Pangeran Samudra walau beberapa kali dia berpapasan dengan orang yang dikenalnya. Bahkan semua penghuni Gunung Kemukus pasti mengenalnya. Apa lagi dia dianggap sebagai anak salah satu tokoh masyarakat yang dihormati masyarakat sekelilingnya.

Bahkan kuncen bangsal Sonyoyuri heran melihat Marni yang menggandeng tanganku duduk di hadapannya.

"Kamu juga mau ziarah, Nduk?" tanya kuncen itu menatap Marni yang menunduk malu. Lalu beralih menatapku, tersenyum sambil mengangguk. "Sama sampeyan ziarahnya, toh. Insya Allah hasilnya akan bagus." kata kuncen menerima dua bungkus kembang dan menyan dari kami. Herannya dia tidak menanyakan namaku seperti yang biasa dilakuknnya. Kalau Marni dia pasti tahu nama dan bintinya.

Selesai ziarah kami langsung pulang. Kasian Marni yang pasti merasa sangat malu dan tertekan ziarah di tempat yang dikenal sebagai pesugihan mesum. Bahkan masyarakat asli sangat jarang yang mau ke ziarah, mendekatinya saja mereka merasa malu dan takut. Lain halnya kalau kaum pria yang memang sengaja mencari wanita untuk melepaskan hasrat seksualnya semata.

Sampai rumah kami disambut Pak Tris dan istrinya. Aku malu mendapat penyambutan yang tidak biasanya mereka lakukan.

"Kalian sudah selesai nyekar?" Pak Tris tersenyum menyambut kedatangan kami yang sperti pengantin baru. Ada kebanggan terpancar di matanya. Entah karena apa, aku sendiri bingung.

Kami hanya mengangguk. Mungkin Marni lebih merasa malu. Bu Tris menggandeng Marni dan Pak Tris. Kami dibawa masuk ke kamar yang berada dekat ruang keluarga. Sebuah kamar yang pintunya berukir. Kamar yang aku yakin bukanlah kamar Pak Tris. Kesan mewah terlihat dari ukiran kayu jatinya di daun pintu maupun kusennya.

Pak Tris membuka pintu, harum kembang langsung menerpa penciumanku. Kamar itu luas bahkan lebih luas dari kamar alm Pak Budi. Ranjangnya seperti ranjang para bangsawan yang sering aku lihat di film film kolosal, terbuat dari kayu jati dengan tiang yang berukir indah. Di kasur yang berwarna putih terlihat ditaburi bunga melati.

"Ini adalah kamar Kang Gobang, walau rumah ini sudah dihadiahkan kepada kami, kami tidak pernah berani memakai kamar ini sebagai tanda hormat kami. Kamar ini tetap kami jaga dan ranjangnya selalu kami taburi bunga melati. Di meja rias kami selalu membakar dupa untuk selalu mendoakan Kang Gobang dan keluarga selalu selama dalam lindungan Allah." kata Pak Tris dengan suara bergetar.

Begitu besarkah rasa terimakasih mereka kepada ayahku sehingga berubah menjadi pemujaan yang tidak wajar. Seperti pemujaan masyarakat jawa kuno kepada raja raja mereka sehingga ketika sang Raja wafat akan dibuatkan patung sebagai simbol titisan para dewa yang mereka agungkan.

Aku melihat Marni, wajahnya terlihat gelisah berkeringat dingin. Begitu hebatkah beban yang dirasakannya saat memasuki kamar ini dan sebentar lagi kami akan melakukan ritual penyatuan jiwa dan raga lewat hubungan intim. Lewat hubungan sex.

"Kami berharap Marni dapat mengandung anak dari Kang Ujang, cucu Kang Gobang. Walau kalian tidak akan pernah menikah. Anggaplah Marni sebagai selir Kang Ujang yang akan melahirkan anak Kang Ujang. Kami memohon ke Pangeran Samudra agar keinginan kami terkabul." kata Pak Tris dengan sepenuh jiwanya. Lalu Pak Tris dan istrinya meninggalkan kami di kamar.

Aku memperhatikan sekeliling kamar. Mataku tertarik melihat sebuah lemari kecil terbuat dari jati berada di pojok,bersebelahan dengan lemari besar yang pasti adalah lemari pakaian. Aku membuka lemari kecil dan aku terkejut melihatnya. Ternyata sebuah brankas baja.

Bersambung....

Misi Penghancuran ( Pertemuan ) Chapter. 22

Model : Miss varent violeta



Kupacu motorku secepat mungkin.... Di pandu oleh wanita di belakang ku untuk menentukan lokasi musuhku... Dia memegang erat pakaianku, dia tak perduli meskipun sebentar lagi aku akan membunuh suaminya ... Karena laju motor ku semakin kencang... Aku tak perduli wanita ini sedang dalam keadaan hamil... Aku hanya ingin secepatnya menyelamatkan staff andalanku....

Butuh waktu cukup lama untuk tiba di gudang milik goldrich Company... Gudang ini di bawah lereng bukit.... Tersembunyi dari hingar bingar kota...

# didalam gedung....​

Franz terus mencoba menelpon kedua saudaranya....tapi tak terjawab...

" kemana sih mereka ... Harus mereka sudah selesai...." ucap Franz sedikit khawatir....

" sebaiknya kita pergi dari tempat ini...." ucap Wili...

" tenang bos ada aku disini..." ucap Franz menenangkan situasi

Fina hanya terdiam melihat kedua penculik yang terlihat sibuk bolak balik....semoga mereka tak melakukan hal mengerikan seperti yang mereka lakukan ke Neti....tapi aku tahu mereka sedang ketakutan... Apa yang sebenarnya terjadi...

* brooomm...brooooom.. Suara motor mendekat... Kedua penjahat ini saling menatap ...

" motor sapa itu " ucap Wili....

" ntah lah... Yang pasti kita harus berhati-hati... " ucap franz....

Franz menyiapkan senjatanya.... Wili pun memasukan selongsong pelurunya.... Yang jelas itu bukan anak buah mereka... Sapa pun yang hadir kedua pria jahat ini sudah menyiapkan aksinya....

# diluar gedung....​

Ku hentikan motorku tepat di depan pintu masuk gudang....

" kau tunggu disini.." perintahku pada wanita disampingkubyang ikut turun dari motor

Ku borgol tangan pada stang motorku... Membuatnya tak akan bisa lari dari sini... Ku tinggalkan dia di gelap dan dingin cuaca malam ini.... Kulihat dia menangis sambil mengerakkan kedua tangannya yang terborgol ... Yang menghasilkan gemericik besi yang bergesekan dengan stang motorku...

Ku buka garasi itu... Ku lihat kedua orang sedang bersiap-siap bertarung berdiri di tengah gudang yang penuh dengan banyak kardus dan kotak yang entah apa isinya.... Kulihat juga Wanita yang ku kenal terikat dengan tangan keatas atap gudang... Ku perhatikan seluruh bagian tubuhnya seperti dia belum mendapatkan pelecehan...

" bagaimana kau bisa kemari..." ucap Wili

" aku diantar oleh istri tercintamu..." ucapku

" dimana Lariza sekarang..." teriaknya

" dia di depan tapi sebaiknya kau fokus pada ku..." ucapku menantangnya

" pak ... Tolong saya..." ucap Fina

" aku datang untuk menyelamatkan mu Fin..." ucapku

" apa yang kau lakukan pada kedua adikku..." teriak Franz yang khawatir jika aku berada disini bagaimana nasib kedua adikknya

" hahaaaa.... Mereka yang berisik itu..." ucapku

" tidak mungkin.... Mereka adalah orang yang sangat kuat...teriak Franz kembali

” aku kemari untuk menghabisi kalian... Aku tak akan memaafkan kalian " teriakku sambil melemparkan bungkusan berisi dua kepala yang paling di kenal Franz....

" edward , marco... Bangsat..... Aku akan menghabisi kau ..." teriak Frans mencabut goloknya menyerangku..

Ku tangkis tapi kekuatan Franz berbeda... Aku terpental jauh akibat mencoba menepis goloknya... Aku mencoba bangkit ... Serangan nya pun berlanjut kali ini ku hindari dengan cepay berguling.... Dia menyerangku kembali, dia berusaha tak membuatku dalam keadaan siap melakukan serangan balik, kali ini serangannya mengenai lengan kananku... Kontan saja Langsung mengeluarkan darah....

" kau akan mati hari ini..." teriak Franz makin mengila.... Dendamatas kematian adiknya membuat ya makin bernafsu menghabisiku

Tubuhku semakin terbakar karena perlawanan Frans .... Kali ini kami saling bergantian menyerang .... Goresan luka semakin banyak di tubuh kami... Kekuatan ku memang terkuras banyak setelah begitu banyak bertarung....aku harus cepat mengakhiri pertarungan ini sebelum aku yang tumbang kehabisan tenaga....

Tapi kelelahan bukan hanya terjadi padaku... Franz pun terdengar nafasnya oleh telinga ku.... Dia baru pertama kali bertarung selama ini... Waktu hampir mencapai tengah malam....ku kumpulkan tenaga ku .... Untuk kembali menyerang kembali....

Benturan kedua golok kami kembali terdengar... Tapi kali ini Franz yang sedikit terpental....kelelahan pun membuat fokus sedikit buyar.... Membuat pertahanan sedikit terbuka... Mengunakan tangan kiriku... Ku tinju ulu hati hingga goloknya terlepas dari tangan ... Kuteruskan dengan tendang kaki kanan ku membuat terpental menabrak susunan kayu yang terdapat di gudang ini .... Bahkan salah satu kayu yang cukup tajam menancap tepat lengan kanannya... Membuat gerakan terhenti sementara....

" kau bilang ingin membunuhku..." teriakku padanya

" wajar saja jo bisa kau kalahkan ...." desisnya

" Franz bangun... Cepat kalahan dia..." teriak Wili yang mulai panik...

" aku akan mengakhiri penderitaan mu... Terima kasih membuat ku sangat senang dengan pertarungan ini...." ucapku memberi hormat pada Franz.

Aku mengambil golok milik Franz yang tergeletak... Dan meloncat ketempat di berbaring kesakitan. Aku tusuk leher dengan golok kesayangan nya.... Namun Franz tak ingin kalah begitu saja dia menahan golok dengan kedua tangannya membuat seranganku sedikit terhenti.... Namun Ku ayun kan golok yang satu nya... Blesss.... Ku potong tangan kanan Franz yang menahan laju seranganku....


" akhhh.... Ahhh...." teriak nya sesaat

kemudian suasana menjadi hening saat golok kesayangan nya telah menembus leher pemiliknya sendiri.... Membuat Franz menghembuskan nafas terakhirnya....

" letakkan senjata mu... Jika tidak ingin wanita ini ku tembak..." ucap Wili

" kenapa kau takut denganku.... Kalau kau berani ayo kita berduel..." teriak ku

" diam kau... Cepat letakan senjatamu...." ucap Wili makin mendekati pistolnya ke mulut Fina...

" baiklah ... " ucapku melemparkan golokku ke arahnya....

* dorr....tembakan menyerempet lengan kiri ku...
Membuatku sedikit tertunduk sambil memegang lenganku....

" aku akan mendapatkan hadiah dari ketua Harun... Jika berhasil membunuh pemilik As Company ...." ucap girang Wili... Mengarahkan pistolnya ke arahku...

" kau lihat wanita cantik... Bosmu akan berakhir disini..." teriak wili menekan platuk pistolnya untuk menembakkan peluru keduanya

* dorrr.... Aku sudah terlalu banyak mengeluarkan tenaga saat melawan franz... Jadi Untuk menghindari serangan ini sedikit mustahil buatku karena ini begitu cepat.... Namun kulihat sesosok tubuh berdiri di depanku ... Menghadang peluru dengan punggung kirinya.... Ternyata itu Neti dengan tubuhnya penuh darah dan dalam keadaan bugil

" pak bos... Habisi pria pengecut ini..." ucap Neti langsung rubuh....

" serahkan padaku..." bisikku....
Langsung berdiri ku lihat kepala marco ada didekat kami ku tendang kepala itu kearah Wili membuat pistol terpental... Wili yang kaget berusaha kabur Dengan cepat kutusuk kaki kanannya dengan pisauku... Dan mengambil kaki kiri yang menjadu tumpuan dan menendang hingga patah....

Membuat Wili terjatuh ... Menjerit kesakitan kedua kaki terkena seranganku....ku ambil lagi tangan kanannya ku pelintir dan * trakkk... Suara tulangnya patah kembali terdengar

" Ampuuunn.... ammmpun sakit... Jangan bunuh sayaa...akan ku beri apapun untuk mu..." ucap wili mengiba...

" sudah ku bilang dari awal aku akan menghabisimu...dan tak akan ada maaf untuk mu..." teriakku berdiri gagah didepannya yang meringkuk kesakitan...

" jangaan... Berapapun akan ku bayar..." teriak wili menahan sakit ....

" aku tak akan membunuhmu..." ucapku

" terima kasiih..." ucap Wili langsung balas cepat...

" tetapi wanita ini......" ucapku memberikan pisau ku kepada neti yang terbangun sambil memegang punggungnya yang mengalir darah...

" jangannn... Jangaaan bunuhh... Sayaa.... Akhhh... Ahhhh.... Ahhhh... Ekhhh" teriak Wili

Dengan brutal neti membantai Wili yang sudah tak berdaya... Di tusuk matanya, dada berulang- ulang dengan pisauku... Aku menyukai adegan ini... Aku baru melihat sisi gelapku pada Neti....

Ku hampiri Neti mengambil pisau ku dari tangannya... Untuk mengakhiri serangan brutal dari Neti

" berbaring lah... " ucapku....

Neti berbaring ku berikan tanganku untuk neti mengigitnya saat aku mencongkel peluru yang bersarang di punggung nya...

" akgggg...akggg" gigitnya di tanganku....

Aku berhasil mengeluarkan pelurunya ... Aku Robek baju ku untuk menutup lukanya....

" maaf kan ku datang terlambat..." ucapku mengusap kepala Neti....

" terima kasih sudah datang pak bos.." ucap neti
Memeluk ku

" kita harus pergi dari sini..." ucapku

Di balas sebuah anggukan.... Kulepas ikatan yang membelenggu Fina... Fina langsung memelukku...

" aww...sedikit sakit ..." ucapku pada Fina

Membuatnya melepaskan pelukannya...tubuhku penuh luka akibat duel-duelku malam ini....

" maaf pak..." ucapnya...

" kau bisa membawa mobil..." perintahku

" bisa pak ... " ucap Fina

Ku gendong Neti ke mobil milik Goldrich Company... Fina pun segera duduk di kursi kemudi...

" Bapak bagaimana.... " ucap Fina

" aku bawa motor ... " ucapku dan berlari ke arah motor ... Aku ingat dengan wanita hamil istri dari Wili... Yang ku borgol di motor.... Tiba disana aku di kejutkan dengan tubuh wanita itu babak belur dan dia pun pingsan dengan banyak darah mengalir dari bagian bawahnya

" Fina... Bawa wanita ini jugaa..." ucapku

" siapa dia pak...." ucap Fina mengendarai mobil keluar dari gudang

" untuk apa kita menolong istri penjahat..." teriak Neti dari kursi belakang....

" yang jahat suaminya...dia tak punya salah apapun " ucapku membuat Neti diam...

Ku ketakkan wanita itu di samping Fina... Kami pun bergegas....aku menggunakan motor dan Fina menggunakan mobil.... Menuju rumahku... Di perjalanan aku menghubungi dokter keluarga ku

Tiba dirumahku... Aku langsung mengiring mereka kerumahku di bagian belakang disini terdapat rumah terpisah dengan rumah utamaku meskipun masih tetap satu pagar... Biasa ini digunakan mendiang ayahku saat mengumpulkan kolega bisnisnya... Terdapat banyak kamar dan taman indah didepannya... Tetapi semenjak ayah meninggal aku tak pernah mengunakannya lagi...meskipun aku rutin membersihkannya...

Aku menghentikan motorku.... Kulihat dokter keluarga kami sudah menunggu di depan rumah... Dan dua perawat laki- laki dari dokter itu membantuku menurunkan kedua wanita yang terluka ... Mereka segera di rawat... Aku sengaja menghubungi dokter untuk mengurusnya di sini... Akan bahaya jika dirumah sakit.... Mereka melakukan pemeriksaan di dalam rumah... Ku dekati Fina yang termenung....

" Fina kau bisa bawa mobil ini lagi "ucapku....

" kita mau kemana pak..." ucapnya

" ke gudang tadi... " ucapku

" kenapa kita kesana lagi pak..." tanya Fina

" nanti saja kau tahu oke..." ucapku

Aku kembali mengendarai motor dan Fina menggunakan mobil lagi... Tiba di sana aku menghentikan motorku di depan gerbang masuk gudang itu... Ku hampiri Fina untuk menyuruh keluar dari mobil....

" kau tunggu disini..." ucapku

Aku mengantikan Fina yang mengendarai mobil masuk ke dalam gudang kulihat tubuh Franz dan Wili masih tergeletak... Ku ambil korek api dari kantong franz yang tak bernyawa lagi... Ku lempar korek yang menyala ke dalam mobil mini bus milik Wili.... Aku pun bergegas pergi.... Seakan tak terjadi apapun... Api mulai membakar jok mobil....

Kulihat wanita cantik berkerudung putih menantiku di samping motorku,...

" ayo kita pulang " ucapku tersenyum

" baik pak" ucapnya membalas senyumku...

Belum jauh kami pergi dari lokasi terdengar ledakan besar ... Dan api membumbung tinggi membakar seluruh gudang dan sekitar... Api sangat besar...maklum gudang itu berisi sembako dan BBM... Membuat mudah terbakar ... Beberapa kali setelah itu ledakkan demi ledakan terjadi.... Kami pun berpapasan dengan puluhan mobil pemadam kebakar dan polisi menuju gudang yang yerbakar....

" Fina, maaf kan aku, kau harus terkena masalah seperti ini " ucap ku sambil mempercepat perjalanan pulang kami...

" tidak apa-apa pak..." ucap Fina memeluk eratku

" pakaian ku berlumuran darah... " ucapku coba melepas kan pelukan nya

" sudah lama aku ingin memeluk pak... Apapun yang terjadi biarkan aku tetap memeluk mu.." ucapnya merebahkan kepalanya ke punggungku dan memeluk ku makin erat... Membuat cuaca dingin berubah menjadi hangat ... Aku dapat merasakan sebuah tonjolan kenyal menempal di punggungku...

Tiba dirumah... Kulihat dokter sudah selesai melakukan pemeriksaan... Ku tinggalkan Fina... Aku ingin berkonsultasi dengan dokter tua itu..

" bagaimana keadaan keduanya" ucapku

" satu yang tertembak ... Dia akan baik-baik saja dia hanya butuh istirahat... Yang satu nya dia mengalami keguguran aku berhasil mengeluarkan bayinya... Namun Harus dilakukan koret untuk pembersihan rahimnya... Namun aku tak bisa hanya dokter spesialis yang dapat melakukannya... Tapi pendarahannya juga sudah berhenti..." jelas pak dokter

" bagaimana kalau kita tak melakukan pembersihan..." tanyaku lagi

" takutnya ada sisa janin yang masih terdapat disana ... Dan berbahaya pada rahimnya... Dia tak akan memiliki anak lagi jika itu terjadi... " jelas pak dokter lagi....

" baiklah pak aku akan mencari dokter spesialis nya" ucapku bersalaman dengan pak dokter dan mereka pergi dari rumah ini.... Ku dekati wanita yang terduduk termenung di ruang tengah...

" mulai saat ini kau boleh tinggal disini... " ucapku

" terima kasih pak..." ucap Fina tersenyum
Mulai menghilangkan trauma akibat kejadian tadi...

" istirahat lah... Dan jaga kedua wanita yang sedang sakit diatas sana..." ucapku

" ya pak..." ucap Fina kembali

" kalau kau ingin mandi.... Di sini terdapat baju tidur di lemari , besok aku akan mengambilkan semua pakaian mu dari mess...." ucapku dan berlalu pergi....

Saat akan keluar dari rumah ini... Fina menepukku punggungku... Dan saat aku berbalik dia menciumku dengan bibir yang tipis....

" terima kasih telah menyelamatkan saya..." ucap Fina langsung berlari menjauh

Ku balas dengan senyuman saja... Karena wanita itu langsung menghilang dari pandanganku .... Ku tinggalkan tempat ini...

Kubuka pintu utamaku... Tiba-tiba aku langsung di peluk wanita...

" tubuh mu penuh luka..." ucap Tia meringis..

" maaf aku terlambat pulang... " ucapku

" tidak apa-apa yang penting kau selamat ... Aku sangat takut kau tak kembali..." ucap tia memeluk dengan erat....

" aku sudah bilang, laki sepertiku sulit mati..." ucapku sambil tertawa kecil

" jangan melakukan itu lagi.... Aku benar-benar khawatir... " ucapnya lagi

" baiklah , tubuhku penuh darah... Apa kau tak takut dengan ku....aku baru menghabisi banyak nyawa" bisikku....

" aku tak pernah takut dengan mu....aku tahu alasanmu melakukan itu karena kau ingin melindungi sesuatu yang berharga jadi aku tak pernah takut denganmu" lanjut Tia

" kenapa kau masih bangun, kau harus menjaga anak kita... Udara malam tak baik untuk nya" ucapku mengelus perut Tia

" bagaimana aku bisa tidur nyenyak saat ayah sedang bertarung hidup dan mati..." ucap Tia tersenyum indah... Yang dapat memulihkan semua kelelahanku

Ku langkahkan kaki menuju kolam... Untuk membilas semua luka dan darah dari semua musuhku

" kau ingin mandi dulu kan...." ucap Tia pergi mengaktifkan air pemanas di kolam...

Ya kau melepas semua pakaian didepan Tia, membuat pipi memerah....

" apa kau masih malu... Melihat ku telanjang..." ucapku tersenyum.... Langsung berendam di kolam dengan air hangat membuat sedikit rileks...

" saat dia tersenyum semua orang tak akan percaya kalau di baru berlumuran darah..." ucap Tia di dalam hati mengambil semua pakaian ku yang berlumur darah dan membakarnya...dan Tia melamun ... Entah apa yang berada di pikirannya saat ini...

" dari pada bengong disitu lebih baik bantu aku mengusap punggungku...." perintahku pada Tia

Tia pun membuka pakaian malamnya... Menyisakan BH dan celana dalam ...lalu mendekatiku ikut berendam....

" kau cantik Tia...."Pujiku....

" aku tahu ... " jawab Tia sambil tertawa...

Dia mulai mengelus lembut punggungku dengan tangan yang halus... Beberapa kali dia sengaja menempal buah dadanya di punggungku... Aku dapat merasakan bentuk bulat dan kenyal yang besar membantu mengusap punggungku....

" kau coba nakal ya ..." ucapku menangkap payudaranya...

" akhh... Maaf kan aku tuan..." balas Tia sambil mengengam kontolku di dalam air hangat....

Makin kuremas payudara sekalnya... Lalu ku jilat melalui sela-sela payudara hingga kelehernya yang putih bersih tanpa noda... Desahan dari mulut yang seksi pun terdengar merdu di telingaku... Membuat aku kembali merasakan tenaga terkumpul di senjataku yang mulai mengeras....

" tuan...akhhg hentikaann...akhhhgg..." ucap Tia mengigit bibirnya menahan gelora birahi yang ku buat..

" kau yang memulai sayang" bisikku

" anak kita sudah tidur ayah..." bisik Tia mengodaku

" tapi kau harus tanggung jawab , junior sudah beraksi nih..." pinta ku membalas godaan Tia

" ya sudah sini... Mana junior kesayangan ku..." ucap Tia menarikku ke pinggir kolam...

Dia pun mengocok kontolku dengan tangannya... Ini sungguh sebuah refreshing yang efektif setelah berduel yang menghabiskan semua tenagaku... Tak berselang waktu ... Tia mulai mengulum kontolku dengan mulut seksinya...berlahan tapi pasti dia memasukkan kontolku.... Melahapnya tanpa ampun... Lidahnya terus menghelus kontolku yang makin mengeras...

" Tiaku memang pintar melakukan oral seks..." gumamku...

Saat aku sedang merasakan kenikmatan duniawi Tiba-tiba Tia menghentikan oral seks nya ... Pergi meninggalkanku menuju dapur dengan tubuhnya yang bugil.... Membuat pantat bergerak kiri dan kanan....

" kenapa menghentikannya sayang..." ucapku memanggil Tia...

" kau pasti belum makan..." ucap Tia memakai celemeknya untuk menutupi tubuh yang bugil
Yang justru membuat tubuhnya semakin mengairahkan....

Ku dekati lagi dia yang berdiri di depan kompor gas... Dan menyiapkan beberapa sayur dan memotongnya

" kau mau memasak apa sayang ..." ucapku peluk dia dari belakang...sambil ke elus pantatnya yang bugil dengan kontolku....

" aku sedang masak....jangan ganggu dulu...nanti masakan jadi tidak enak tahu" ucap Tia mengerutkan bibirnya

" tapi setelah itu aku yang akan memasakmu ya..." ucap ku pada Tia di balas sebuah senyuman...

" tuanku.... Kau sudah pulang..." teriak seorang wanita turun dari tangga mengagetkan kami berdua...

" Nura.... Kau bangun...." ucapku

Dia pun langsung memelukku.... Sambil menangis... Aku lupa menanyakan keadaan Nura dan Hera pada Tia.....

" syukurlah tuan tidak apa" teriak Nura...

" Nura ini tengah malam....bisa kau sedikit pelan" bisikku...

" maaf kan aku... " ucap Nura menurunkan suaranya

" aku sudah pernah bilangkan menjadi pendampingku , kau tak boleh jadi wanita cengeng..."ucapku sambil memegang pipinya yang berlumuran air mata

Diikuti suara ketawa dari Tia yang sibuk memasak... Nura pun mengusap matanya... Untuk menghapus air matanya....

" Nura kau melakukan kesalahan..." ucapku

" kesalahan apa tuanku...." ucap nya

" karena datang diwaktu yang salah..." ucapku sambil menunjukkan kontolku yang berdiri tegak.... Diikuti senyuman Tia melihat aksiku mengoda Nura

" maksudnya...." ucap Nura polos belum mengerti dengan keadaan ini...

" ini ulah kakmu yang nakal.... Dan tak bertanggungjawab dengan ulahnya dan dia melimpahkannya kepada mu...." ucapku sambil memainkan kontolku.... Mendekati Nura....

" tubuhku milik mu Tuanku..." ucap nura mengerti....

Ku buka berlahan-lahan kancing demi kancing pakaian tidur Nura.... Aku melihat payudara indah tanpa perlindungan yang membuatku tak sabar menyentuhnya... Meremas-remasnya payudara nya... Tia hanya memperhatikan kami sambil tersenyum-senyum sambil melanjutkan masakannya...


Nafsuku sudah berada diubun-ubun ku jadi langsung ku tarik celana tidurnya ..... Aku mulai mengesekan kontolku ke vaginanya yang tertutup celana dalam.... Sambil terus menyusui di payudara Nura .... Yang mulai memerah akibat keganasan mulut yang ganas melahapnya.... Dengan pentil yang makin mengeras.... Dan desahan bersaudtan dari mulut Nura

" tuann... Pelaaann ... Ahhh....ahhhhk..." bisiknya...

Saat aku menyuruhnya membuka celana dalam nya aku langsung mengendongnya... Dan menancapkan kontol masuk kedalam vagina yang sudah terbuka akibat posisinya....

" kha..akkhh..... Terruuuss... " teriaknya... Mulai mengeluarkan desahannya....

Nura pun mulai men cupang leherku....dengan bibirnya yang kecil... Ku genjot semakin cepat membuat desahan Nura makin menjadi-jadi Tubuhnya yang mungil terus terhentak- hentak oleh kontolku ....

Nura mencapai klimaksnya... Cairan mulai menetes dari dalam vaginannya.... Kemudian ku ku cabut kontolku... Dan membawa Nura ke ruang tengah ...

" sayang .... Sekarang jongkok..." ucapku

Nura pun tanpa intruksi melumat kontolku dengan bibir yang kecil... Meskipun telah bercampur dengan cairan beningnya... Lumatnya semakin mahir... Dan makin cepat seiring waktu.... Aku benar-benar tak menyangka Nura yang pemalu akan begitu binal saat melakukan hubungan seperti ini...

Ku lepaskan kontolku dari mulut Nura..untuk mengendalikan dan mengatur nafsuku Kali ini aku angkat kaki kirinya... Ku masukan kembali kontolku dengan cepat vaginanya..... Kulakukan penetrasi kembali di vaginanya... Beberapa kali gerakan otot vaginanya coba meremas batang kontolku... Sungguh nikmat vagina Nura malam ini... Mungkin karena malam ini aku hanya terfokus pada Nura.... Membuatku merasakan sesuatu hal yang berbeda....

" tuaan.... Hamili Nura.... Akhhh......Nura ingin punya anak dari tuan" teriak Nura yang makin binal dan tak terkendali...

Saat kontol mulai bergerak ketitik terdalam vagina... Tubuh Nura mulai bergetar ... Menandakan batas tubuh sudah mencapai akhir... Aku pun ingin menghamilinnya kuputuskan untuk menyemprot calon anak ku juga secara bersamaan dengan klimaks milik Nura... Vaginanya terus berkedut....

" ku hamili kau hari ini Nura.... " ucapku tertawa...

Nura terlihat pengap-pengap... Akibat tumpahan cinta kami yang bersama membuat rasa nukmat yang tiada tara.... Aku pun langsung terduduk dan tubuh Nura yang mungil pun langsung jatuh menimpah ku....

" tuan Nura suka ini..." ucapnya tersenyum....

" maaf kan aku ya Nura aku terlalu bernafsu...hehee " ucapku membelai rambutnya...

" kalian berdua sudah selesai..." ucap Tia mencium pipi kananku dan sambil tersenyum...

" mau makan sekarang..." ucap tia kembali

" tentu aku lapar dan butuh banyak energi...adikmu ini benar membuatku kehabisan tenaga " ucapku semangat....

" kau ingin makan juga Nura... " ucap Tia...

" tidak kak... Nura butuh istirahat bentar..." ucapnya

Ku gendong nura menuju kamar ku... Kulihat Hera tidur lelap... Bahkan ia tak menyadari baju nya tersingkap membuatku dapat melihat tubuhnya yang seksi.... Tapi untungnya Hera tidak ikut bangun aku akan benar-benar kelelahan hehe..... Kuletakkan Nura dikasur dan ku selimutin dia... Ku dekati Hera yang tetap terlihat cantik meskipun tertidur lelap, ku cium keningnya dan memperbaiki selimutnyabyang acak-acakan ... Tubuhnya bergerak tapi segera terlelap lagi...

Bergegas kebawah wanita cantik sudah menunggu ku di bawah di meja makan kami dengan banyak makanan tersedia.... Aku makan dengan lahap selain memang membutuhkan penganti tenaga , makanan nya juga sangat enak...

Selesai makan Tia membersihkan dan mencuci segala perabotan makan kami... Sambil menanti Tia selesai.... Aku mulai memikir cara selanjutnya bagaimana cara menghadapi seluruh anak buah Goldrich Company yang begitu banyak dan berbahaya.... Aku takut tak bisa melindungi keluargaku yang semakin tumbuh besar.... Apa lagi aku baru saja menghabisi anak sulung dari Suroso yang merupakan salah satu dari empat pelindung Harun....

Tapi perasaan cemasku pun berangsur-angsur menghilang... Aku dapat merasakan semua saudaraku bakal hadir sebentar lagi.... Membuat rasa optimisku semakin tinggi...

Lamunan ku di buyarkan kehadiran Tia yang mengajak kami ke kamar .... Aku butuh istirahat untuk memulihkan tenaga ku....

****************************************************
Pov Fina
Aku masih tersenyum sendiri di depan cermin besar ruangan kamar ini... Sambil menyisir rambutku yang cukup panjang.... Aku masih membayang kan first kiss yang ku berikan pada orang yang memang ku sukai... Jauh sebelum dia menjadi penyelamatku saat ini....

Jauh kebelakang aku hanya anak dari seseorang yang terusir dari kampung halamannya di jawa... Ayahku mengikuti salah satu temannya untuk mengubah nasibnya yang sangat kekurangan... Awalnya dia berangkat ke kota ini sendiri... Dia meninggalkan aku dan ibuku hidup sulit di pulau jawa... Hampir saja aku membenci ayahku karena tega meninggalkan kami...

Namun beberapa bulan kemudian dia menyusul kami... Untuk ikut merantau ke sini... Setelah tiba disini aku baru tahu ayahku di beri pekerjaan untuk mengarap persawahan yang cukup luas... Aku senang akhir kami dapat makan dan minum seperti orangnya normal.

Aku bahagia ... Aku pun bisa bersekolah disini ...kesempatan itu pun ku gunakan untuk belajar dan belajar.... Aku ingin membanggakan kedua orang tuaku... Namun belum aku bisa membanggakan kedua orang tuaku... Ayahku meninggal akibat sakitnya... Dan dua tahun kemudian ibu ku menyusul meninggalkan ku... Aku hidup sebatangkara di daerah yang jauh dari tempat kelahiranku... Tapi tuan tanah ini mengurusku dan tetap menyekolahlan ku hingga aku lulus sekolah menengah atas .... Dan dia juga memberi pekerjaan ku menjadi staf administrasi keuangan di SPBU miliknya

Awalnya aku hanya fokus bekerja dengan giat...
Namun aku menemukan motivasi baru... Aku melihat anak dari tuanku untuk pertama kalinya... Dia pria yang tampan dan baik kepada semua karyawannya.... Dia pun menjadi bosku menggantikan ayahnya....

Suatu hari dia memanggilku ke kantornya....

" Defina Larisa kan... " ucap pria itu

" ya pak.... " ucapku

" aku sudah mendengar dari pak budi kerja mu luar biasa...." pujinya

Pak budi adalah manager SPBU ku....dia mempercayai ku untuk membuat laporan keuangan bulanan ... Dia juga pria yang baik....
Aku banyak belajar darinya tentang manajemen keuangan...

" biasa saja pak... Aku hanya bekerja sesuai dengan kemampuan saya saja..." ucapku menanggapi pujian

Dia memberikan ku surat... Waktu itu, aku pikir ini surat pemecatanku... Apa pujian yang dilontarkan pak bos adalah kebalikan darinya... Berarti aku bekerja sangat buruk.... Tangan ku begetar namun berlahan kubuka surat itu.... Ternyata surat itu berisi bahwa pak bos akan menyekolahkan ku untuk mengambil strata 1 dan akan membayar semua biaya yang muncul selama aku menempuh kuliahku ...waktu itu aku sangat bahagia... Kesempatan yang kudapatkan lewat usaha dan doa kedua orang tuaku....

Aku terus belajar agar tak mengecewakan bos ku yang ganteng dan baik itu....

Hasil pun tak mengecewakan aku lulus terbaik dengan IPK yang sempurna... Dan bosku pun yakin memberikan posisi manager SPBU padaku mengantikan pak budi yang naik tahta...

Semenjak itu aku mulai memperhatikan bosku...wajah penuh kebahagian....dia selalu mengunjungiku di sini... Meskipun cuma say hello saja... Itu sudah cukup membuatku bersemangat kerja....

Namun kebahagian itu seakan menghilang dari bosku kehilangan kedua orangtua sekaligus dalam satu tragedi menyakitkan...

Sejak itu dia berubah .... Menjadi tertutup dan suka menyendiri, dia pun hanya terlihat saat berangkat kerja dan kembali setelah itu menghilang bak ditelan bumi... Aku ingin datang dan memeluknya untuk menenangkan bahwa dia memiliki aku...

Aku akan selalu bersamanya... Dia bisa curhat padaku apapun yang ia ingin keluhkan padaku... Namun semua itu hanya angan-anganku yang kosong... Aku bahkan tak mampu mendekatinya dan menanyakan kabarnya....

Sampai tragedi mengerikan yang hampir menjadi mimpi buruk ku.... Aku di culik oleh sekelompok orang suruhan musuh bosku yang menjadi rival bisnisnya... Mereka hampir membuat kehilangan sesuatu yang benar-benar berharga dan terjaga selama ini hanya ini kah yang aku hadiahkan kepad bosku sebagai rasa terimakasihku telah membuatku seperti ini... Saat aku sudah putus asa akibat penculikan ini...

Aku di selamatkan oleh bosku secara langsung yang kuanggap tak mampu dilakukan oleh seorang anak manja sepertinya... Mampu bertarung hingga tubuhnya penuh darah... Aku melihat sisi lain yang amat jauh dari apa yang ku prediksi selama ini... Sisi kemanusiannya seakan menghilang ... Dia begitu brutal....sadis ... Liar...

Tapi entah mengapa jantung berdetak tak beraturan... Bukan karena takut ... Tapi merasakan sesuatu yang berbeda.... Melihat sorot matanya yang tajam... Membuatku tak bisa melupakannya.... Bahkan aku baru nekat melakukan ciuman pertama ku dengan nya untuk berterima kasih padanya... Bahkan tanpa perlawanan sedikitpun....Bosku menerimanya

Apa ini yang disebut dengan cinta... Ya aku cinta adalah bosku.... Apa aku hanya karyawan yang tak tahu terima kasih setelah semua pertolongannya padaku... Aku tak selevel dengannya ... Dia yang membuat hidupku berubah... Dan sekarang aku berpikir untuk memilikinya....tapi ke egoisan dalam diriku terus memberikan ku dukungan untuk terus maju meraih cintaku... Meskpun bos akan menolakku dan memecatku aku tak perduli.... Aku hanya punya satu kesempatan dan akan segera ku laksanakan...

Aku tahu dia telah memiliki calon istri bernama Nura tapi itu bukan hal yang bisa menghentikan perasaan ku yang bergelora didalam tubuhku... Besok saat kami bertemu aku akan mengungkapkan semuannya, bahkan aku akan memberikan mahkota kesucianku ini padanya...

Besok akan jadi pertemuan yang akan mengubah semuannya... Kebahagiaan ataupun kesedihan yang bernaungiku ...

Ku raih tempat tidur dan terlelap....

BONUS BOKEP KLIK TOMBOL DIBAWAH


BUDI HARTAWAN The TRILOGY (Cerita Sampingan)


Meanwhile.... Bu Siska POV...
(#) Sesuatu yang belum kuceritakan pada Budi adalah apa yang terjadi antara aku dan Hesti saat kami bertemu di suite room Hotel Hilton kemarin, sengaja kurahasiakan ini pada Budi agar menjadi surprise pada acara threesome besok. Cerita ini ditulis Budi tentu setelah semua kejadian-kejadian tersebut berlangsung 2-3 hari. Jadwal kuliahnya yang cukup padat ditambah rutinitas pemuasan birahi kami sehari-hari plus ia harus melayani kebutuhan seks Hesti membuat Budi tak lagi dapat segera menuliskan cerita ini secepat dulu saat ia masih cuma melayani aku saja. Jadilah aku dan Hesti juga ikut-ikutan menuliskan cerita kami ini... Lumayan untuk menjaga gelora birahiku agar tetap selalu horny di usia yang mulai memasuki senja... Memang, setiap kali menuangkan apa yang kualami bersama Budi dan Hesti, nafsuku selalu terbakar! Dan seperti biasa, selesai menuliskan beberapa puluh alenia saja aku langsung meminta pemuasan dari anak angkatku itu...

2 hari sebelum kami melakukan threesome perdana di villa ku, Hesti mengajak aku ke Hilton, ia sudah memesan suiteroom di hotel mewah itu khusus untuk kami. Tadinya kupikir ia akan mengajakku bicara santai di restorant saja, tak berpikir sampai harus memesan kamar mewah di hotel itu.

Sopir mengantar aku sampai depan lobby hotel, dan setelah menelpon ternyata Hesti sudah menunggu di kamar, aku bertanya-tanya, kejutan apa yang akan diberikannya padaku sampai harus memesan kamar suite ini? Ah Hesti....

Selembar electronic key card diberikan receptionist padaku sembari memberitahu nomor kamar suite tempat Hesti menunggu, aku menolak untuk diantar pegawai hotel menuju kesana. Sesaat kemudian, setelah membuka pintu kamar itu aku terkejut!

“Welcome to the ladies world Sis!” ujarnya sambil membuka pahanya lebar sekali!

“What the hell......???” tanyaku bengong menyaksikan aksi Hesti yang mencolok-colok memeknya dengan sebuah alat bantu seks bernama dildo alias kontol karet! Sudah banjir dan amat becek pula daerah pangkal pahanya.

“Yaaak ampuuunnn Hestiiiiiiii.....!!!” jeritku keras sambil menatap tajam kearah vaginanya yang kini becceeeeeekkkk amat!

“Apa-apaan ini sayaaang??? Ngapain pake dildo segala?? Kan ada kontol si Budiiiiiiiihhhhh...”

“Heheheeeeee Siskaaaaa, bilahari lu bilang canggung mau maen bertiga, sekarang yuk kita latihan dulu....” ajaknya dengan santai sambil terus mulai mengocok memeknya dengan dildo itu.

Sejenak aku terdiam mematung, bengong, kutatapi aksi Hesti, sahabat sejatiku itu, yang dengan asiknya menikmati colokan-colokan lembut kontol karet berukuran persis sebesar kontol anak angkatku. Tampak bibir vaginanya ikut keluar masuk seiring gerakan dildo tadi. Ah, aku jadi terangsang melihat ekspresi wajah Hesti yang begitu sensual, tangan kirinya memegang dildo yang mencolok memek basah itu, sementara tangan kanan meremasi sendiri payudaranya yang berukuran lebih kecil dari susuku namun berbentuk memanjang seperti pepaya itu.

Meski masih canggung karena baru pertama kali akan melakukannya dengan sesama wanita, aku tak tahan juga dan jadi ikutan horni, tanpa sadar jemariku sudah berada dibalik celana dalam dan mengorek-orek bibir vaginaku, aahhh.... basah, becek juga secepat insting binatang yang kini menguasai birahiku akibat pertunjukan self service Hesti di hadapanku!



Tanpa banyak tanya lagi segera kuloloskan gaun panjang yang kukenakan, celana dalam dan bh yang kukenakan melayang sudah terlempar entah kemana. Aku bugil sekarang! Hesti memejamkan mata saat aku mendekatinya yang sedang berbaring sambil terus memainkan dildo di vaginanya.

Secara serentak kukangkangi wajah sahabat sejatiku yang sedang asik mencolok memeknya, membentuk formasi 69 seperti yang paling sering kulakukan dengan Budi dimana ia menjilat dan menyedot memekku, sementara aku memainkan kontol besarnya dengan penuh nafsu. Tapi kali ini, kami sesama wanita, jadi aku menduduki wajah Hesti dengan vaginaku yang sudah basah sembari merebut dildo dari tangan Hesti, bersamaan dengan itu aku langsung menyerbu kemaluannya yang juga sama-sama berbulu lebat itu dengan mulutku, langsung menyedot clitorisnya yang tampak tegang memerah!

“Mmmmm phhhhhhh Siiiisss aauufff nymmmmm!” jerit Hesti saat menyadari vaginaku sudah menempel ketat di wajahnya, bibirnya langsung tertutup pangkal selangkanganku, menghentikan jeritan kagetnya pada aksiku. Kutekan keras dan menggeol wajah cantik sahabatku itu dengan memek yang sudah membanjir, dan aku sendiri menyedoti memeknya yang tak kalah basah mengeluarkan cairan lendir kenikmatan dari kontol karet yang ia pakai mencoloknya dari tadi.

“Lu pikir gue ga bisa sebinal elu ya Hes....” kataku mendesah ditengah adegan saling sedot memek itu, Hesti menggeol pinggul dan pantatnya, otomatis vaginanya semakin menempel di mulutku.

“Hhhhh iya Sis! Gue tau lu dari dulu jugak binal! Auhhh... Gue bisa bayangin gimana kelonjotannya si Budi lu service pake gaya 69 giniiiihh aahhh” balas Hesti sambil menyedot keras klitorisku.

“Ouuuhhhhhh ennaaakkkk aaahhhhhh!” Jeritku keras menahan nikmatnya sedotan Hesti. Jemarinya terasa ikut mencolok-colok celah memekku.

“Hhhhhh... oouuhhhh... yeaahhh... kitaahhh beduaahh jaddiih lonte nyaaahhhh si Buddiiihhh Sisssss aaaaooooohhhhhhh sedooot clitttoriskuu sayaaang aaaahhhhhhhh Siskaaaaahhhhhhh ennaaakkkkk” Hesti berteriak keras saat dengan kencang kujepit kelentit memeknya dengan bibirku. Kusedot keras sekali, dia sampai menggeliatkan punggungnya menahan kenikmatan itu.

“Anjiiiiing settaaannnnn ennaaknyaaaaaahhhhhh” balasku berteriak ketika Hesti tak kalah keras menyedot klitorisku.

15 menit kemudian kami sama-sama terkapar! Beberapa kali aku mengalami orgasme, menyemprotkan cairan kental yang meluber keluar rahim dan memekku, begitu pula Hesti, tak kuhitung berapa kali ia mengejan dan menumpahkan cairan kelamin yang langsung kutelan! Kuminum! Kubersihkan vagina Hesti sampai kesat dari sisa sisa lendir vaginanya. Kami jadi lemas, berbaring berhadap-hadapan, saling mencium, berebut air liur dari mulut kami masing-masing, tanganku dan tangan Hesti pun saling meremas payudara.

“Susu lu gede Sis, jauh lebih gede dari toket gueh, si Budi pasti doyan netek, makanya sekarang jadi tambah brutal aja ukurannya... hihihi” canda Hesti sambil terus membelai dan sesekali meremas payudaraku.

“Punya lu panjang, kata si Budi dia doyan juga ama susu lu, enak juga pakai jepitin kontol....”

“Penis....” Hesti memotong

“Kontol...” Kataku tak mau kalah,

“Gak sopan lu.... penis lah”

“Euleuh! Kontol lebih asik! Apaan ngewwek kok pake sopan-sopanan segala? Emang pidato? Hahahahaha!”

“Hehehe iya iya iya, gue kalau nyebut kontol langsung horny siiih... jadi pengen cepet-cepet diewek si Budi... hihiihii”

“Makanya gue kalau ngewek mah gak bakal ada kata penis, vagina, anu, barangmu, atau barang gue.... mending langsung aja teriak memekkuuu, entooottt ibuuuuh, jilatin susu ibu, masukin kontolmuuuh! Hahahahaha” jawabku senang...

“Eh Sis... trus gimana nih rencana detilnya, tugas gue apa, tugas lu apa, trus kapan gue gabungnya, apa nunggu lu orgasme dulu atau suka-suka gue?” Tanya Hesti setelah nafas kami sama-sama tenang.

“Terserah lu aja say, paling juga gue ga bakal tahan, ngebayangin mau main bertiga aja gue langsung naik nih pengen dientot Budi... kalau lu ngerasa ga tahan liatin gue lagi ngewe mending lu langsung gabung aja...”

“Hmmm.... gimana besok aja deh, gue yakin ga bakalan tahan ngintipin lu nge... nge.... diewek ama Budi....”

“Yak elah, lu susah banget bilang ngewek.... ngentoooottttt!!” tegasku sambil mencubit puting susunya.

“Auuuhhh iyaah iyaah nngentot kontol si Budi! Hahahahah! Gue mau Budi ewek memek gue sampe ngecroooottttt!!! Hmmm puasss puasss?!”

“Iya, lu jangan tanggung-tanggung ngomongnya, tar kalau lu canggung, si Budi jadi ikutan canggung....hehehe...”


Jadilah hari itu kami berbicara tentang semua yang akan kami lakukan saat pertama kali 3some dengan anak angkatku.

Permainan lesbong antara aku dan Hesti hari itu berlangsung 2 jam, kami benar-benar menikmatinya, tentu sambil membayangkan kontol Budi yang akan kami nikmati keesokan harinya. Di sela-sela permainan itu aku dan Hesti mengatur bagaimana mengimbangi keperkasaan Budi besok. Aku dan Hesti sama-sama punya pengalaman ngentot dengan si perkasa itu dan terbukti selama ini kami berdua rasanya masih jauh dari stamina super si Budi. Kalau aku biasanya orgasme hingga 6 kali dalam 1 ronde permainan, Hesti ternyata lebih sering lagi, ia bilang Budi sanggup membuatnya orgasme sampai 10 kali tiap ronde, dengan jeda istirahat tak lebih dari 5 menit saja. Kalau denganku Budi biasa main hingga 2 jam, maka dengan Hesti ia sanggup sampai 3 atau bahkan 4 jam nonstop! Ini artinya aku dan Hesti harus benar-benar menyiapkan stamina untuk menghadapi anak muda perkasa itu.

Ah, aku dan Hesti benar-benar tak sabar ingin segera dientot kontol besar si Budi! Dan hari itu kami mempraktekkan semua gaya dan pola ngentot yang akan kami pakai untuk melawan kebuasan birahi Budi!

Semua yang aku dan Hesti lakukan hari itu akan kami praktikkan pada acara 3some besok, Hesti berharap Budi benar-benar terkejut dengan aksi-aksi kami dalam melayani kebuasan nafsu seksualnya. Hingga sesampai di rumahpun memekku terus mengeluarkan cairan akibat membayangkan apa yang baru saja kulakukan bersama Hesti, ia juga sama, beberapa kali Hesti mengirim teks ke hp ku, mengatakan betapa ia sudah tak tahan ingin segera menelan mentah-mentah kontol Budi dalam memeknya! Bahkan terakhir saat kutanya ia sedang apa setelah melayani Budi di hotel, sebuah sms singkat darinya masuk ke hp ku... “lagi garuk-garuk memek gue di kamar mandi!”

BONUS BOKEP KLIK TOMBOL DIBAWAH


Kado dari Mama

Model :  rania amanda hamid



perkenalkan namaku Fiqi. Ceritaku ini bermula kira-kira 5 tahun yang lalu. Saat itu umurku masih 16 tahun dan akan segera menjadi 17 tahun. Aku ingat betul karena ceritaku ini terjadi berdekatan dengan ulang tahunku, dan mungkin sedikit berhubungan dengan ulang tahunku itu.
Hari itu adalah tepat satu hari sebelum hari ulang tahunku yang ke 17. Saat itu aku dan Mamaku sedang makan malam berdua. Oh iya ada yang hampir kulupakan. Sejak umur 15 tahun aku tinggal berdua dengan Mamaku. Namanya Ayu. Mama seorang muslimah taat, selalu berpakaian sopan dan berhijab. Aktif di pengajian dan kegiatan keagamaan lainnya. Mama berparas sangat cantik, dan kuperkirakan tubuhnya juga sangat seksi, karena selalu memakai pakaian terututp jadi aku tidak tahu pasti lekuk2 tubuhnya. Orangtuaku bercerai ketika aku berumur 15 tahun. Dan aku memilih untuk ikut Mama. Entah kenapa tapi sejak kecil aku memang lebih dekat ke Mama. Mungkin karena Mama sangat sayang kepadaku. Selain itu, semakin aku dewasa, caraku melihat mama sudah tidak lagi seperti anak melihat ibunya, melainkan seperti laki2 melihat wanita pada umumnya. Dan lagi pakaiannya yang tertutup itu benar2 membuatku bernafsu kepadanya, entah mengapa..
Aku dan Mama tinggal di sebuah rumah yang lumayan besar. Maklumlah, Kakekku (dari pihak Mama) adalah pengusaha yang sangat sukses. Dan Mama adalah penerusnya. Oh iya sebagai gambaran, saat itu Mamaku masih berusia 33 tahun. Hari ulang tahun Mama terpaut dua minggu dari hari ulang tahunku.
Kembali ke cerita awal. Pada saat asyik-asyiknya aku melahap makan malamku, Mama tiba-tiba berkata, “sayang, besok kan ulang tahun.”
Aku yang lagi enak-enaknya makan sih hanya mengangguk saja. Melihat aku yang tidak begitu menanggapinya, Mama berkata lagi, “Kalo Mama nggak salah umurmu udah 17 tahun kan?”
Dan seperti tadi, aku pun hanya mengangguk-angguk saja sambil tetap melahap makanan di depanku.
“Mama ingin ulang tahunmu besok menjadi ulang tahun yang berkesan buatmu. Jadi kamu boleh meminta kado apa saja yang kamu mau.”
Aku yang mulai tertarik dengan ucapan Mama pun bertanya, “Apa saja Ma..?”
“Iya, apa saja yang kamu mau,” jawab Mama.
Dengan hati-hati aku bertanya lagi, “Ma, Aku kan udah gede.”
“Betul, Lalu..?” tanya Mama penuh selidik.
“aku rasa udah waktunya tau yang namanya.. seks,” kataku dengan hati-hati.
“Seks?” Tanya mama
“iya, aku mau ngentot sama mama” jawabku
“sayang..” jawab mama terkejut
sesaat Mama agak terkejut dengan perkataanku barusan. Tapi setelah dapat menguasai keadaan, Mama pun tersenyum sambil bertanya, “Apa nggak ada kado lain yang lebih sayang mau dari pada itu?” Tanya mama sambil memgang tanganku.
“Tadi Mama bilang boleh minta apa saja, kok sekarang jadi menolaknya. Kalo Mama nggak mau ya udah. Kasi aja kado sweater atau baju seperti ulang tahun yang udah lewat” kataku dengan wajah agak muram.
“mama bukannya gak mau sayang, mama tentu seneng sayang suka sama mama” kata mama
“tapi apa harus dengan cara ngentotin mama, sayang??” tanya mama lagi
Aku diam sejenak,
“terus gimana dong ma? aku udah lama nafsu liat mama, bukan sekedar suka, gak tau kenapa, walaupun mama keliatan alim gini tapi aku malah jadi tambah nafsu” jawabku
“sayang nafsu liat mama dengan pakaian begini alim?” tanya mama kemudian tersenyum
Aku mengangguk, dan mama kemudian mengelus-elus tanganku.
“tapi inget lho kita tetep ibu dan anak ya” kata mama kemudian tersenyum, akupun sedikit terkejut dengan responnya.
“eh?? Jadi??” tanyaku
Mama tersenyum padaku
“Setelah Mama pikir, bolehlah. Buat anak tercinta sih apa saja boleh kok Sayang..” jawab Mama.
“beneran ma??” jawabku dengan antusias.
“iya sayang, fiqi boleh ngentotin mama mulai besok” jawab mama dengan lembut.
“makasih mama..fiqi sayang mamaa..” kataku sambil menggenggam tangannya
“iya sayang..mama juga sayang fiqi..” jawab mama
“untuk persiapan besok sayang mau mama pakai baju apa??” tanya mama
“hmmm...”
Waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba. Seperti malam kemarin, aku dan Mama lagi makan malam berdua. Malam itu Mama terlihat cantik sekali. Dengan pakaian setelan biru dan jilbabnya, terlihat anggun dan cantik.
Mama tiba-tiba berkata, “sayang udah siap menerima kado istimewanya??” tanya Mama dengan tersenyum manis.
Aku yang memang sudah tidak sabar langsung saja menjawab, “Ya jelas siap donk, Ma.”
Setelah selesai makan Mama menyuruhku untuk menunggu di kamarku,
“sayang tunggu dsni dlu ya, nanti kalau sudah selesai, mama panggil masuk kamar mama ya” katanya sambil mencium pipiku.
“lho kita gak ngentot dsni ma?” tanyaku
“enggak sayang, nanti kamar kamu kotor, di kmar mama aja, mama mau dandan dulu, kayak maunya sayang kemarin” jawab mama lagi
“jangan lama-lama ya ma, udah ga sabar” kataku sambil meremas kontolku
“iya sayang, jangan ngintip lho ya” kata mama sambil menutup pintu kamarku.
Sekitar 30 menit aku menunggu di kamarku, aku membayangkan seperti apa mama mengenakan pakaian yang aku minta kemarin, pasti luar biasa cantik dan pastinya bikin nafsu, sesaat kemudian penantianku usai, karena kudengar mama memanggilku.
“sayang, mama udah siap..” panggil mama
Aku langsung melompat dan bergegas ke kamar mama, dan begitu pintu kubuka kulihat mama sedang duduk di kasur, mengenakan kebaya berwarna crem, yang ukurannya bisa dbilang pas dengan tubuhnya, sehingga lekuk-lekuk tubuhnya bisa terlihat samar-samar olehku, kepalanya ditutupi jilbab warna crem juga, dan bawahannya dengan kain jarik yang terjulur sampai sedikit di atas mata kaki, tidak lupa juga dengan make up yang menghiasi wajahnya tentunya dan parfum khas wanita yang membuatku semakin bergairah. Luar biasa mama.
“tolong tutup pintunya sayang” kata mama manja.
Akupun melaksanakan perintahnya, kututp pintu dan aku menikmati lagi pemandangan di depanku ini, wanita yang siap melayani nafsu birahiku sedang duduk anggun di depanku.
di kamar mama terdapat meja dan kursi lain selain meja rias, dan di atas meja itu ada cerek yang kuduga berisi air hangat dan dua cangkir, beserta sejenis jamu, ada dua jamu, yang pertama berwarna ungu dan yang kedua berwarna kuning.
Mama bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan dengan anggun menuju meja dengna cangkir itu, dan kemudian duduk di kursinya, dan mulai merobek sachet jamu itu dan menyeduhnya.
“minum ini dulu ya sayang..” kata mama padaku
“biar makin nyaman nanti sama mama” katanya lagi sambil tersenyum menatapku
Aku menuju arahnya dan duduk di kursinya, mama menyuguhkan jamu untukku yang telah diseduh, dan kemudian mama membuat untuk dirinya sendiri, berada sedekat itu dengan mama membuat kontolku berdiri tegak dan merasa tidak nyaman, mama sepertinya melihat hal itu.
“burungnya udah berdiri ya sayang???” tanya mama
“iya ma, ga tahan liat mama cantik gini..” jawabku sambl meremasi kontolku
“hihih..” mama kemudian meminum jamunya, melihatku yang belum meminumnya mama pun bertanya
“kok belum diminum sayang???” tanya mama
“hmm, tolong suapin dong ma..” kataku
“hmm manjanya..” kata mama kemudian meraih gelasku, dan meminum jamu yang ada di gelasku, dan kemudian menahannya di dalam muluntya, kemudian memberi tanda padaku untuk membuka mulutku, dan kemudian mama mendekatiku dan aku membuka mulutku, mama mendekatkan bibirnya ke bibirku dan kemudian mengeluarkan jamu yang tadi dimasukannya ke mulutnya dan memuntahkannya ke mulutku, seklias tampak seperti kami sedang berciuman.
“enak sayang???” tanya mama
“hehehe..” jawabku
“lagi dong ma..” pintaku
Mama tidak menjawab, tapi hanya tersenym saja dan kemudian mengulangi menyuapiku lagi, tapi kali ini rupanya banyak jamu yang berceeran di bajuku dan celanaku karena mama menyuapiku tadi, hal itu kemudian dilihat oleh mama.
“bajunya kotor sayang, mama buka ya” tanya mama minta ijinku
Aku tidak menjawab tapi langsung aku angkat tanganku memberi isyarat kalau aku mengijinkannya membuka bajuku. Mama mulai mebuka bajuku dlanjutkan dengan celanaku, dan celana dalamku, begitu celana dalamku lepas, kontolku langsung mengacung menunjuknya, yang mana membuatnya sedikit terkejut dan tersenyum geli.
“hihih..” tawanya renyah melihat kontolku
Sesudah telanjang bulat aku duduk, dan mama meminum jamunya tadi dengan sekali teguk, langsung habis secangkir. Sesudah itu mama mengambil tisu dan melap mulutnya yang bekas minum jamu tadi, mengabaikanku yang masih telanjang bulat duduk di kursi. Kemudian mama membereskan gelasku dan gelasnya dan merapikannya di tengah meja itu.
“Ma cepetan dong..udah ga tahan..” kataku sambil meremas kontolku
“hmm..??” jawab mama anggun sambil melirikku dan tetap membereskan meja
“cepetan ngapain sayang??” tanya mama menggodaku
“ituu..ngentotnya..” kataku semakin menggebu
Mama hanya senyum melihatku, kemudian mama menghentikan pekerjaannya dan berbalik arah, menatap ke kasur, tapi tangannya sembari meraih kain jarik di pinggangnya, mencari-cari bagian lilitannya kalau menurutku.
“pegangin dong sayang..” kata mama sambil mengisyaratkan aku untuk memegangi jariknya, akupun menurutinya.
Aku mendekat pada mama dan aku pegang ujurng jarik mama yang melilit ke pinggag belakangnya, isyarat mama menunjukkan kalau aku harus melepas ikatannya itu, akupun melakukannya, sehingga kini jarik itu ujungnya ada di tanganku dan sudah tidak terikat lagi satu sama lainnya.
“lepas sayang..” kata mama
Aku melepasnya, dan mama tersenyum melihatku, bau parfum mama membuatku semakin ingin menerkamnya, dan mungkin juga khasiat jamu tadi sudah mulai berasa di tubuhku. Mama berjalan menuju kasur, sekilas aku ingin mengikutinya, tapi ada yang menarik perhatianku sehingga aku putuskan untuk melihat mama dari kursi tempatku duduk saja, ternyata seiring mama berjalan, lilitan jarik itu semakin turun, dan turun dan perlahan-lahan tampaklah paha putih mama, dan semakin ke bawah, kaki jejnjangnya mulai terbebas dari lilitan jarik tadi. Rupanya mama menyuruhku untuk melepaskan jariknya tadi, dan membiarkan aku menikmati pemandangan jariknya turun perlahan-lahan sambil berjalan anggun!!!, dan memperlihatkan bagian bawah tubuhnya!!!
Aku bengong sebentar melihat yang tadi itu, sampai akhirnya kudapati didepanku di dekat kasur berdiri seorang wanita yang mengenakan kebaya crem dan jilbab dengan warna yang sama tapi sudah tidak mengenakan bawahan lagi!!, kebaya mama panjangnya sekitar sepaha mama, sehingga bagian paha kebawah itu bisa terlihat olehku dengan jelas, mama menatapku lagi smbil tersenyum.
“liat setan ya sayang..??hihih..” kata mama menggodaku
Aku masih bengong, kulihat mama dikasur sedang merapikan tempat tidur, dengan tubuh telanjang bawahnya tadi, dia merapikan selimtu, menata bantal, kemudian menuruhku duduk di kasur.
“sini sayang, kasurnya udah siap” kata mama
Akupun langsung menuju kasur, sementara mama kembali ke tempat jariknya terlepas tadi, kemudian mengambil jariknya dan melipatnya rapi, dan menaruhnya di kursi rias.
“satu lagi..” kata mama
Entah apa maksudnya, yang jelas dia meraih bagian samping kiri dan kana pinggangnya kemudian dengan sedikit gerakan mama menarik turun sesuatu, ternyata celana dalamnya. Pelan sekali mama menurunkan celana dalamnya, dan setelah lepas mama menaruhnya di kursi rias di atas jariknya tadi, mama masih berusaha menutup-nutupi bagian memeknya dengan menarik-narik baju kebayanya itu agar sebisa mungkin menutupi selangkangannya. dan berjalan menuju kasur dan kemudian duduk bersimpuh dan memegang tanganku. Kini aku sangat dekat dengan mama dan kulihat bagian selangkangan yang berusaha ia tutupi tadi sedikit mengntip keluar, dan terlihat olehku memeknya, yang sepertinya sudah dicukur halus.
“udah siap sayang?” tanya Mama.
“Udah dari tadi Ma.” jawabku.
Mama pun mendekatkan wajahnya ke wajahku. Lalu sedetik kemudian Mama mulai mencium bibirku. Dengan refleks aku pun membalas ciumannya. Dan tidak lama kedua lidah kami pun bertautan.
“Mmmh.. mmhh.. mm..” hanya desahan saja yang terdengar kini di kamar mama
Aku memeluk Mama erat-erat sambil tetap berciuman. Kurasakan mulus kulitnya, aku merabai pinggangnya, dan sesekali menjamah area pantatnya yang tidak terlindungi apapun lagi. Mama pun terlihat sudah sangat terangsang. Tidak lama tanganku pun mulai menggerayangi tubuh Mama. Tangan kiriku mulai meremas-remas payudara Mama dari luar kebayanya. Sedangkan tangan kananku mulai meraba-raba selangkangan Mama.
“sshhh…” desah Mama ketika tanganku menyentuh memeknya.
Kudengar desah mama itu, membuatku semakin semangat untuk ngentotin mama dan mendengarkan lantunan desahan-desahan lainnya. Setelah sekitar 20 menit kami saling berciuman dan saling meraba, Mama melepaskan pelukan dan ciumannya.
“kita udah ngelanggar aturan agama kita lho sayang...” kata mama sambil senyum-senyum padaku
“mama keberatan???” tanyaku sambil masih meremas-remas payudaranya
“kalau demi kepuasannya sayang ya ga apa-apa” katanya sambil membelai wajahku
“mama cinta kamu..” bisik mama ditelingaku
“aku juga cinta mama” balasku
Lalu Mama menuntun tanganku untuk membuka kebayanya. Tanpa diminta dua kali, tanganku pun mulai beraksi melepasi kancing kebaya Mama dari tubuhnya. Sekarang beberapa kancing kebaya mama sudah mulai lepas dan aku bisa mengakses payudaranya yang masih tertutup BH Mama tersenyum padaku lalu mendekatiku. Dan tidak lama, tangan Mama mulai meraba-raba tubuhku dan kemudian kontolku juga dijamahnya dan dikocoknya pelan-pelan.
Dengan tubuh mama setengah telanjang, aku dan Mama kembali berpelukan sambil berciuman. Hanya desahan saja yang terdengar di kamar mama. Lalu perlahan tanganku menaikkan cup BH Mama. Mama tersenyum, lalu tangannya mengarahkan kepalaku untuk mendekat ke dadanya. Dan kemudian membenamkan kepalaku ke belahan dadanya. Sekarang wajahkupun tenggelam ke dalam belahan dada Mama yang indah itu.
“..ahh..” desah mama lagi
“dada Mama gede banget ternyata. suka deh jadinya” kataku sambil tenggelam di belahan dada mama dan meremasinya.
“masa sih sayang??? kalo sayang suka” kata mama sambil mengelus-elus kepalaku.
“Sayang mau nyusu ?? Hihih...” tanya Mama.
Tanpa dikomando dua kali, aku langsung saja menjilati payudara Mama yang sebelah kanan. Sedangkan tangan kananku meremas-remas payudara Mama yang sebelah kiri.
“Aahh..” desah Mama sambil memejamkan matanya ketika buah dadanya kujilat dan kusedot-sedot.
Secara bergantian payudara Mama kusedot dan kujilati, sedangkan tangan kanan Mama meremas-remas batang kontolku. Setelah puas menggarap payudara Mama yang besar itu, aku menuntun mama untuk memberi serice pada kontolku. Aku membimbing mama agar sedikit menunduk dan mendekatkan wajahnya ke kontolku.
“kayaknya sambil duduk di tepi kasur lebih enak sayang..” usul mama
Akupun menurutinya, aku duduk di tepi kasur dan mama turun kemudian berjongkok, diraihnya kontolku dan dihirupnya aroma kontolku dalam-dalam.
“hhhmmhh... wangi burungnya sayang..” kata mama
“maksud mama kontolku??” jawabku
“husshh..kok ngomongnya kasar gitu sih..” kata mama sambil sedikit cemberut dan mencubit pahaku. Kemudian kembali menghirup aroma kontolku.
“burungnya sayang besar banget,” kata Mama takjub melihat batang kontolku yang sudah menegang.
“pasti nikmat banget nanti hihihh..” kata mama
“Tapi dada Mama juga gede kok. Emang dada Mama itu ukuran berapa..?” tanyaku lagi.
“Ukuran 38B, sayang suka kan..?” tanya Mama.
“Ya jelas donk Mama sayang, mana mungkin aku nggak suka.” jawabku, dan tanganku kembali meremas payudara Mama sambil menggigitnya.
“sshh…pelan-pelan sayang..” desah Mama manja.
“Ma’af, Ma keburu nafsu tadi.” jawabku sekenanya.
“Nggak apa-apa kok Sayang, Mama suka kok kalau tubuh mama bisa bikin sayang nafsu. sayang boleh memperlakukan Mama sesukanya sayang” kata Mama sambil tangan kanannya masih meremas-remas kemaluaku.
Mama mendekatkan wajahnya ke kemaluanku, lalu mulai mengeluarkan lidahnya.
“Uuhh.. aahh.. enak Mam..!” aku berteriak ketika lidah Mama mulai menyentuh kepala penisku.
Mama masih menjilati penisku, mulai dari pangkal sampai ujung kepala penisku. Dan kedua bijiku pun tidak terlewatkan oleh lidah Mama. Aku hanya memejamkan mata sambil mendesah-desah memperoleh perlakuan seperti itu.
Setelah sekitar sepuluh menit, aku merasa kemaluanku berada di sebuah lubang yang hangat. Aku pun membuka mataku dan melihat ke bawah. Ternyata sekarang separuh kontolku sudah masuk ke mulut Mama.
“Aahh.. oohh.. yeeahh.. enaakk ba..nget Maa..!” teriakku lagi.
Kuperhatikan penisku diemut-emut oleh Mama tanpa mengenai giginya sedikit pun. Lidah Mama bergerak-gerak dengan lincah seperti ular.
Dan sekarang kulihat Mama menyedot-nyedot bulu kemaluaku seperti mau dikeramasi.
“Maa.. enak Maa..!” aku hanya dapat berteriak.
Aku merasa ada yang mau keluar dari penisku, aku tidak tahan lagi, dan seerr.. Aku kaget juga, kupikir yang keluar tadi adalah sperma, tapi tidak tahunya adalah air kencingku yang menyembur sedikit.
“Wah, ma’af Ma. nggak sengaja.” kataku buru-buru dengan napas yang masih terengah-engah.
Mama terdiam sesaat,
“Bentar sayang, jangan dikeluarin dlu kencingnya” kata mama kemudian mengambil gelas ke bekas jamu tadi, dan kemudian menggandengku ke kamar mandi, kemudian mama menyurhku kencing.
“kencingnya tolong masukin ke cangkir ya sayang..” pinta mama
“buat apa ma..??” tanyaku
“mau mama minum nanti hihih..” jawab mama, dan langsung kupeluk mama sambil berdiri di kamar mandi, aku mau mencium bibirnya tapi mama menghindar
“bentar sayang, pipis dulu..” kata mama menyuruhku agar fokus pada aktifitas pipisku yang ditadahi gelas ini.
“bibir mama bekas pipisnya sayang tadi, biar mama bersihin dlu baru boleh cium lagi..” katanya sambil menghindari sosoran bibirku.
Karena tidak dapat bibirnya akhirnya aku menerjang dadanya saja, sambil beridiri mama memengangi gelas dan aku menyosor dadanya yang tadi kebayanya setengah terbuka.
“ahh....” desah mama
Setelah gelas penuh dan kencingku reda, kini mama menyuruhku kembali ke tempat tidur
“sayang balik ke kasur sayang..” kata mama
Aku balik ke kasur dan mama menuju meja tempat jamu tadi, dan menyeruput gelas berisi kencingku tadi . Dan kemudian dengan jilbabnya dia melap mulutnya tadi, dan menuju ke arahku.
“mama bener-bener minum kencing aku?” tanyaku tidak percaya.
“iya sayang...rasanya enak kok...soalnya kencingnya anak tercinta...hihih..” jawab mama
“kalau gitu mulai sekrang mama jadi tempat kencingku aja ya..” kataku
“jangankan kencng sayang...kotoran sayangpun mama mau makan kok..” kata mama
“bukti cinta mama ke kamu..” kata mama
Setelah itu Mama berdiri lalu menuju kasur dan duduk bersimpuh di sebelahku. Kami berciuman lagi dan kini aku baringkan mama, aku buka seluruh kancing kebayanya dan aku lepas BH nya, mama tampak pasrah saja dengan kelakuanku. Aku kembali menyasar payudaranya untuk aku jilati dan hisap-hisap. Dengan tanganku yang meraba vaginanya yang telah basah mama sudah tau kalau aku akan segera mengambil menu utamaku.
“mau dimasukin sekarang cinta..??” tanya mama sayu.
Aku tidak menjawab. Aku pun perlahan bangun dan mensejajarkan tubuhku dengan Mama. Kugenggam batang kontolku, lalu perlahan-lahan kudorong pantatku menuju vagina Mama. Mama memejamkan matanya.
“pelan-pelan ya sayang..” kata mama
Ketika memasuki liang senggamanya, Mama mendesah-desah, tapi bagiku lebih terdengar seperti berdoa. apalagi ketika separuh penisku mulai menelusuri dinding vaginanya. Baru pertama kali aku merasakan kenikmatan yang luar biasa seperti ini. Rasanya seperti diurut-urut, enak seperti dielus-elus daging basah dan kenyal.
“ssshhh...Ahh..” kembali desahan Mama memenuhi kamar.
Setelah sekitar 10 menitan, aku mencabut batang kontolku dari lubang vagina Mama. aku meminta Mama untuk berganti posisi. Kuminta Mama untuk menungging. Lalu dari belakang kuremas-remas pantat Mama yang semok itu. Lalu kuarahkan batang penisku ke bibir vagina Mama. Setelah kurasa tepat, lalu kusetubuhi Mama dari belakang dengan doggie style.
“ Sayang..! Sayang..!” desah Mama ketika kusetubuhi dari belakang, mungkin aku salah dengar tapi selama aku ngentotin mama kudengar dia seperti berdoa menahan kenikmatan duniawinya.
Sedangkan aku tetap fokus dalam menikmati persetubuhan ini tanpa banyak bicara
“Maa.. memek.. nya.. e..naak..!”
Rupanya gaya itu membuat Mama sudah tidak tahan lagi, sehingga sesaat kemudian,
“Syukur kalau Sayang suka..Aahh..!”
Mama mendesah manja, dan aku semakin bersemangat menghujam liang kewanitaannya
Aku merasakan kontolku seperti disiram cairan hangat. Ternyata mama sudah mencapai puncaknya meskipun begitu aku tetap saja memompa batang kontolku di dalam vagina Mama. Malah semakin giat karena sekarang liang Mama sudah licin oleh cairan Mama.
Dan tidak lama, “Maa..mau keluar..!” kataku ketika aku merasa mau orgasme.
“Keluarin dimana aja sayang...” pinta Mama.
“di mulut mama ya..??” tanyaku
“iya sayang..” kata mama
Segera saja batang kontolku kucabut dari liang Mama yang masih menungging.
Mama lalu berbalik kepadaku dan memegang batang kontolku. Lalu dibukanya mulutnya dan Mama pun mulai mengulum kontolku.
“hgghhh...” hanya desahan itu yang keluar dari mulutku.
Dan, creet.. croott.. crot..! air maniku menyemprot sebanyak sepuluh kali ke dalam mulut Mama. Mama tidak langsung menelan spermaku, melainkan mengumpulkan spermaku di mulutnya dulu, Dan sebelum ditelan, Mama membuka mulutnya dan menunjukkan spermaku yang ada di dalam mulutnya itu. Baru setelah itu spermaku ditelan sampai habis. Dan tersenyum padaku
“mama bersihin dulu sayang burungya” kata mama kemudian mengambil kain hijab dalam lemarinya, dan setleah itu kembali kedekatku dan menjilati batang kontolku.
Mama menjilat-jilat batang kontolku dan membersihkan sisa sperma yang masih menempel di kontolku, setelah cukup bersih, mama mengeringkannya dengan membungkuskan hijab yang diambilnya tadi ke kontolku kemudian mulai mengeringkannya. Gesekan kain hijab tadi Rasanya ngilu, nyeri plus gimana gitu. Setelah itu mama bangkit dan menuju meja dengan gelas berisi air kencingku tadi dan meminumnya.
“sayang masih mau lagi?” tanya mama manja
“kayaknya udahan dlu ma...” kataku
“ok deh, kalau gitu mama beberes dlu ya sayang..tunggu di kamar sayang aja ya, nanti mama nyusul” katanya lagi
aku menuju ke kamarku. Sesaat kemudian Mama datang, mama sudah tampak segar lagi, hijabnya sudah rapi kembali, baju kebayanya sudah terkancing lagi, terlihat samar-samar olehku tanpa BH di dalamya, dan tetap telanjang bawah kemudian duduk di kasurku dan mengelus-elus kontolku
“Bagaimana kadonya, sayang ?” tanya Mama ketika sudah agak tenang.
“Luar biasa, Ma. Nggak ada kado yang sehebat tadi. Terima kasih, Ma.” sahutku.
“Mama bahagia kalo sayang puas..” jawab Mama.
“besok masih boleh kan ma” tanyaku lagi.
“kapanpun sayang mau..” sahut Mama sambil tersenyum manis padaku.
“makasih ma. ..” kataku sambil mengarahkan mama berbaring disebelahku, setelah mama berbaring aku mulai meremasi dadanya. Mama hanya senyum saja melihatku begitu.
“ma... mau ini..” kataku.
Mama tidak menjawab, tapi langsung membuka beberapa kancing kebayanya dan menyodorkan dadanya padaku.
“tidur sayang...” kata Mama.
“besok mama layani lagi..” kata mama sambil mengelus-elus wajahku.
**********************************************************************
Sungguh malam yang indah di hari ulang tahun kemarin, karena itu adalah pertama kali aku merasakan kenikmatan tubuh mama seutuhnya, dan mama pun dengan ikhlas dan tulus merelakan tubuhnya untuk memenuhi nafsu birahiku.
Pagi ini rasanya aku bangun dengan penuh kemenangan, kemenangan karena berhasil memuaskan nafsuku yang memang dari dulu menggebu-gebu ingin merasakan tubuh wanita alim seperti mama, sebuah kemenangan yang menjadikan mama milikku seutuhnya.
Kubuka perlahan mataku, karena aku merasakan seseorang yang masuk ke kamarku, belum sepenuhnya mataku terbuka dan tiba2 kilau cahaya menyinari kamarku, sepertinya seseorang membuka tirai kamarku yang membuat sinar matahari datang menerjang tanpa ampun, “sudah jam berapa ini matahari sudah begini terang..??”.
Ditengah kilauan sinar matahari yang menerjang itu mulai tampaklah sesosok yang samar-samar seperti seorang wanita, pelan tapi pasti mataku mulai membiasakan diri dengan terjangan cahaya itu dan benar tampaklah sesosok wanita yang sedang membuka tirai kamarku dan merapikan tirai tersebut, ya wanita itu adalah mama, yang baru saja memenuhi nafsu birahiku semalam, mama tampak sangat segar pagi ini, dan sangat cantik tentunya.
“pagi sayang..” kata mama sambil merapikan tirai di kamarku, mama menyapaku dengan senyuman, aku bangkit dari berbaring-baring malas diatas kasur, kemudian duduk di kasur melihat aktifitas mama, sekaligus mengagumi kecantikan dan keseksian tubuhnya. sekedar info, pagi ini mama memakai set baju muslim lengan panjang dan rok panjang yang serba warna putih, tentu saja jilbabnya juga warna putih, kalau dilihat sekilas, pakaian mama sangat alim hanya buah dadanya yang agak menonjol dan aku yakin buah dadanya dilindungi oleh bh warna putih senada dengan pakaiannya, tapi karena aku sudah merasakan kenikmatan tubuh mama, pakaiannya yang sangat alim dan sopan itu tidak bisa mengalihkan pikiranku tentang betapa nikmatnya bila bisa bercinta lagi dengannya.
“pagi ma..” balasku, dengan agak malas, tapi aku berusaha melawan rasa malasku itu dengan merentangkan tangaku dan melakukan stretching ringan sambil duduk diatas kasur, mama melanjutkan aktifitasnya yaitu merapikan selimutku, dan begitu selesai mama duduk disebelahku.
“gimana kado dari mama semalem sayang..??” Tanya mama, sambil menggenggam tanganku. Menurutku itu pertanyaan yang tidak perlu dijawab sama sekali, karena jawabannya hanya akan ada satu “EXCELLENT”!!
“puas banget ma…” kataku memuji,
“makasih ya sayang..” kata mama sambil mencium pipiku
“mama sempet grogi kemarin, tapi Alhamdulillah sayang puas dengan tubuh mama” kata mama sambil menggenggam tanganku.
“nah sekarang sayang mau mandi dulu apa makan dulu..??” Tanya mama padaku
“hhmm…aku maunya..hmm..mau mama dulu…heheh..” kataku sambil memeluknya, yang mana membuatnya kaget
“aaww..sayang..” pekik mama diiringi tawa
“mau apanya mama sayang..??” Tanya mama
“mau semuanya maa..boleh kan..??” tanyaku
“ya boleh dong sayang..” kata mama sambil senyum dan membelai kepalaku
Kami saling berpandangan sejenak
“aku cinta mama…” kataku
“mama juga cinta fiqi..” jawab mama
Kemudian tanpa terasa bibir kami telah bertemu satu sama lain, kurasakan kembali kenikmatan tubuh mama seperti kemarin malam, dimulai dengan bibirnya.
Ciuman kami terus berlanjut, dari yang awalnya sekedar ciuman biasa, menjadi berubah saling hisap, gigit, dan saling kulum lidah, tidak ada yang mau menyerah dalam fase pertama permainan cinta ini, seorang anak dan ibunya yang alim sedang berciuman mesra layaknya seorang kekasih.
Selama kurg lebih 10 menit kami berciuman, dan tangan kami saling menggenggam satu sama lain seolah tidak ingin terpisahkan, setelah itu aku dan mama melepaskan ciuman kami sesaat, kami saling pandang dan tersenyum, ahh cantik sekali mama..
“bibir mama lembut banget..” pujiku terhadap mama
“makasih sayangg..” mama senang mendengar pujianku
“lagi yuk ma..” kataku mengajaknya berciuman lagi
Mama tidak menjawab hanya langsung mendekatkan bibirnya padaku, kami kembali berciuman, kali ini tanganku tidak lagi hanya diam menggenggam tangannya, kali ini tanganku aktif meremasi kedua buah dadanya, melihat tanganku yang mulai aktif, mama juga tidak mau kalah, tangannya meremasi kontolku dari luar celanaku, jadilah kini kami berciuman mesra dengan tambahan saling remas bagian tubuh lawan, ahh..kenyal sekali buah dada mama..
Ciuman kami kali ini tidak selama yang tadi, hanya sekitar 5 menit saja kami saling cium dan remas, ciuman kami lepas, tapi tangan kami masing-masing masih memberi kenikmatan satu sama lain, kami berpandangan lagi.
“mau maenin buah dada mama sayang..??” tanya mama
“iya maa..” jawab ku
“bentar ya mama buka dulu..” mama kemudian mengangkat bajunya hingga buah dadanya kelihatan, benar dugaanku tadi, dadanya dibungkus bh warna putih.
“udah nih sayang…, bh nya mau dibuka sekalian..??” Tanya mama sambil bersiap melepas bh nya.
Aku belum menjawab pertanyaan mama, karena masih terfokus melihat buah dadanya yang memang sangat indah itu, walaupun masih terbungkus bh, aku bisa merasakan kelembutan, kekenyalan buah dadanya.
“sayang kok bengong sih…kan udah liat dari semalem pas nyetubuhin mama..hihih..”
“kalo liat dada mama, sampe kapanpun pasti bikin bengong ma..” kataku memuji, sambil mulai mendaratkan tanganku di dadanya.
“hihih..sayang bisa aja sih..” jawab mama
Aku mulai meremasi dada mama, kami masih saling berpandangan, mama tampak menikmati remasanku di dadanya, memang tempo remasanku pelan saja dan kulakukan dengan lembut.
“ahh..sshh.” desah mama saat aku meremas-remas dadanya
Kemudian aku memeluknya, tapi kali ini aku benamkan kepalaku di belahan dadanya yang sangat memikat itu, aku ciumi belahan dadanya itu.
Mama mengelus-elus kepalaku yang masih terbenam di belahan dadanya.
“shh..geli sayang..” desah mama kali ini sambil memelukku dan semakin menekan kepalaku ke belahan dadanya .
Aku ciumi belahan dada mama disana sini, dan hanya bisa mendengar mama mendesah kegelian saja, tapi dari dugaanku sepertinya mama menikmati perlakuanku ini, menikmati sedang bercumbu dengan anak kandungnya.
Puas dengan bermain di belahan dadanya, aku mulai melepaskan bagian depan bh nya itu dan tampaklah olehku kini sepasang buah dada mama lengkap dengan pemandangan puttingnya yang menambah sensasi menggairahkan pada tubuh mama.
Tanpa basa-basi aku hisap dan jilat putting dada mama seperti dulu ketika masih bayi, mama hanya mendesah saja menikmati perbuatanku itu, selagi menyusu dengannya aku lihat sekilas raut wajah mama ketika aku sedang menghisap-hisap putingnya, mama tampak sangat menikmati perbuatan mesumku ini.
“mama..” panggilku
“iya cinta..” jawab mama
“bisa gak ini dadanya mama keluarin susu ya..??” tanyaku sambil menghisap putingnya
“bisa sayang…kalau mama hamil..hihih..” jawab mama sambil tertawa kecil
“terus gimana cara bikin mama hamil..??” tanyaku
“yaa..sayang harus rajin nyetubuhin mama..hihih..” mama tertawa kecil lagi
“memang mama aku hamilin..??” tanyaku
“kalo sayang mau ya tentu mama ikhlas sayang..demi fiqi tersayang ini…” kata mama sambil mengelus rambutku.
Aku tidak menjawabnya, tapi langsung mengencangkan hisapanku di dada mama yang mana membuatnya meringis-ringis menahan entah geli, sakit atau nikmat yang jadi satu.
Aku hentikan sejenak hisapanku pada dada mama,
“mama ganti posisi yuk…mama sambil sandaran deh..” perintahku
“baik cintaku..” mama menurutiku dan kami pindah posisi agak ke dekat sandaran kasur, sehingga mama bisa sambil bersandar selagi aku menikmati tubuhnya.
Selagi mama duduk aku sempatkan untuk mencium bibirnya sebentar kemudian mulai lagi menyusu padanya, kali ini aku arahkan tangan mama untuk memegangi kontolku dari luar celanaku.
Mama sudah mengerti akan keinginanku itu dan langsung membuka resleting celanaku dan mengeluarkan kontolku dan mengocoknya pelan selagi aku menyusu padanya.
Kurasakan jari jemari lembut mama menyentuh kontolku dan mengocoknya perlahan, tidak ingin aku buru-buru melewatkan kenikmatan ini, kocokan mama perlahan namun terasa sangat nikmat. Kini posisi kami lebih nyaman untuk saling memuasi, aku tiduran di paha mama sambil menyusu di dadanya, sedangkan mama bersandar di sandaran kasur dan tangannya aktif mengocok kontolku, mama tersenyum menatapku, sungguh cantik wanita alim yang sedang memuasi anaknya ini, jilbab putih yang masih ada dikepalanya semakin membuatku merasakan nafsu yang bergelora.
“enak sayang..??” Tanya mama padaku
Aku tidak menjawab dan hanya memberi anggukan kecil sambil menyusu padanya. Sekitar 10 menitan aku berada dalam posisi itu, akhirnya aku hentikan aktifitas menyusu tadi, kemudian bangkit dan menerjang bibir mama, kami kembali berciuman.
Sambil berciuman aku remasi lagi dada mama, dan mama juga tidak tinggal diam memuasi kontolku, sekitar 3 menit ciuman kami lepas.
“makasih ya ma..” kataku
“mama yang harusnya terima kasih karena fiqi udh milih tubuh mama..” jawab mama sambil mencium pipiku.
“aku cinta mama..” kataku
“mama juga cinta fiqi..” jawab mama dan tnpa terasa bibir kami beradu lagi.
Ciuman kali ini sekitar 10 menit, dan kemudian aku lepas ciumanku.
“ma tolong dong kontolku..pakai mulut ya..” pintaku, mama tidak menjawab dan hanya tersenyum kemudian mengecup bibirku.
Dilepasnya tangannya dari kontolku dan kemudian mama kembali merapikan pakaiannya yang tadi sempat aku buka di bagian dadanya. Jadilah mama kini kembali alim sepenuhnya, kini aku duduk di tepi ranjang dan mama bangkit kemudian berjongkok di depanku, di antara selangkanganku, mama kemudian mengelus-elus kontolku dan menghirup aroma kontolku, tampak menikmati sekali.
“hmmff…” mama menghirup aroma kontolku
“ini nih…yang mama tunggu-tunggu..hihih..” kata mama, kemudian mengecup kontolku
“sshhh…” aku mendesis nikmat merasakan kecupan mama di kontolku
“hihih..kenapa syang..??” Tanya mama sambil memandangku
“geli ma…” jawabku
“mama jilat yaa..” Tanya mama
Aku tidak menjawab, hanya langsung memegangi kepala mama, dan mama juga mulai menjilati kontolku, seperti sedang menjilati eskrim. Mama menjilati seluruh bagian kontolku dengan amat teliti, rasa-rasanya tidak satu bagianpun luput dari jilatannya, mama mengulang-ulang terus hingga kontolku basah dan mengkilat terkena liurnya.
“hgghh..” aku mendesah keenakan
“hihihi…gimana sayang..??seneng mama giniin..??” Tanya mama lagi sambil meneruskan jilatannya.
“ya seneng lah ma..” jawabku
“lucu juga liat mama kayak gini..,keliatannya alim, tapi mainannya kontol anaknya..” kataku
“yang penting sayang suka kan mama kayak gini..???” jawb mama
“kalo sayang suka, apapun akan mama lakuin..” jawab mama
“termasuk jadi kayak pelacur gini..??” tanyaku
Mama hanya mengangguk kecil dsambil senyum, kemudian mulai membuka mulutnya dan memasukkan kontolku sepenuhnya ke mulutnya.
“hhgghhh…” aku merasakan kenikmatan ini lagi.
Mama tersenyum, mama tidak langsung menggerakkan mulutnya, tapi membiarkan kontolku terbenam di mulutnya dulu untuk beberapa saat, kurasakan lidahnya menjelajahi kontolku di dalam mulutnya..sensasi yang luar biasa..!
Setelah beberapa saat mama melepas kontolku dari mulutnya.
“phuaahh…” hanya itu yang keluar dari mulut mama
“sekarang ganti buah zakarnya sayang yang mama emut…” kata mama kemudian menyasar buah zakarku dan langsung memasukkannya ke mulutnya.
Sensasi kenikmatan ini kembali kurasakan, seperti tadi, mama hanya mendiamkan buah zakarku di mulutnya, dan membiarkan lidahnya bekerja memuasiku. Jujur ini sangat nikmat, apalagi yang melakukan adalah ibu kandung sendiri, yang aslinya orangnya alim dan taat agama, tapi demi cintanya padaku dia rela melakukan semua hal mesum ini.
Sekitar 3 menitan saja mama memainkan buah zakarku, barulah kali ini mama sepenuhnya melahap kontolku lagi dan mengulumnya. Dengan gerakan perlahan mama mulai memajumundurkan kepalanya dan dengan terampil mulut serta lidahnya memuasi kontolku.
“hgghhnnh…” hanya itu yang keluar dari mulutku karena mendapat kenikmatan luar biasa dari mamaku ini, sungguh mama telaten sekali mengulum kontol anaknya, tanpa rasa jijik, atau mungkin rasa jijiknya sudah berubah menjadi rasa nikmat yang hanya bisa dirasakannya sendiri karena mama Nampak menikmati sekali setiap detik perbuatan mesumnya ini denganku, mama seolah sedang mengulum eskrim, menjilati dan menciumi kontolku.
“slurp..” hanya itu saja yang terdengar dari selangkanganku, aku yang juga sudah merasa tidak tahan akhirnya memegangi kepala mama dan menyuruhnya berhenti tapi tetap dalam keadaan mulutnya terjejali oleh kontolku.
Aku diamkan keadaan seperti itu selama kurang lebih satu menit, dan setelah itu barulah aku merasa menyemburkan semua spermaku ke dalam mulut mama. Tanganku masih menahan kepala mama agar jangan lepas dari kontolku, dan setelah beberapa saat barulah mama memandangku sambil tersenyum, dan akhirnya dilepaslah kontolku dari mulutnya.
“enak rasanya..” kata itu yang pertama keluar dari mulut mama, dan memang di dalam mulut mama masih samar terlihat olehku berwarna putih-putih kental, juga disekitar bibirnya. Tampak olehku mama menelan semua sperma yang keluar dari kontolku, juga sambil mama membersihkan mulutnya sendiri dengan menjilati sekitar bibirnya dengan lidahnya. Tampak sangat menggairahkan.
Mama kembali mendekati kontolku
“mama bersihin dulu ya sayang..” kata mama kemudian tanpa jawabn apapun dariku mama langsung menjilati sisa sisa spermaku di kontolku dan dengan cermat membersihkannya. Setelah selesai mama lalu mencium kontolku dan akhirnya bangkit, kemudian melap mulutnya dengan jilbab putihnya, lalu menatapku lagi.
“abis ini mau mandi apa makan dulu sayang..??” Tanya mama
************************************************************************
Setelah selesai mandi, aku tidak langsung berpakaian, aku bermaksud untuk telanjang saja hari ini, yah setidaknya agar tidak repot-repot lagi untuk mengeluarkan kontolku kalau aku ingin menyetubuhi mama lagi.
Yah walaupun sempat terlintas dipikiranku untuk menyuruh mama telanjang bulat juga hari ini, tapi niat itu aku urungkan, karena ternyata mama dengan pakaian yang tertutup, sopan dan alim malah membuatku semakin bersemangat untuk menyetubuhinya.
Aku sudah selesai membalut tubuku dengan handuk, dan kini aku keluar kamar mandi, langsung menuju meja makan. Sesuai dugaanku, mama sudah siap menyambutku dengan hidangannya. Aku tidak memesan masakan khusus pada mama untuk hari ini, tapi sepertinya mama sudah masak special, mungkin untuk memperingati ulangtahunku, atau memperingati kemenaanganku atas tubuhnya..heheh..
“sarapannya sudah siap sayang..” ucap mama padaku sambil sedikit mengatur kursi tempat aku akan duduk.
“kayaknya masak special nih ma..” kataku
“yaa dong kan memperingati ulang tahunnya sayang..” kata mama
“aku kira memperingati pertama kali kita ngentot..hehe..” kataku
“hihih..ya sebenarnya itu juga..” jawab mama sambil mencium pipiku
Kemudian mama mulai mengambilkan makanan untukku, dimulai dengan piring, kemudian nasi dan lauk-lauknya, jarak mama dan aku agak jauh ketika mama mengambilkan makanan, jadi aku tidak bisa menjamah tubuhnya, barulah ketika semuanya sudah tersedia, aku minta mama untuk duduk disampingku dan menyuapiku.
“mama sayang…suapin aku ya..hehehe..” kataku
“iya cintaku..” kata mama kemudian mengambil posisi duduk sebelahku
“yuk sayang, buka mulutnya..” kata mama sambil memberikan sesendok yang pertama
Aku buka mulutku dan menerima suapan pertama dari mama,
“enak banget ma..” seruku ketika mulai merasakan masakannya
“ya pasti dong sayang..hihih..” kata mama lagi
Mama terus melanjutkan menyuapiku, sekedar info, aku makan dalam keadaan telanjang bulat, sementara mama yang menyuapiku disebelahku mengenakan pakaian yang benar-benar sopan dan alim masih dengan pakaiannya yang tadi serba putih itu.
Tentu saja selama mama menyuapiku kontolku tidak bisa tidur nyenyak, akupun menyuruh mama untuk lebih mepet padaku agar aku bisa menggerayangi tubuh seksinya.
“mama, agak meepet sini dong..” pintaku
“ohh, iya sayang..” jawab mama, sambil lebih memepetkan tubuhnya padaku
Aku langsung menyergap pinggangnya dan kupepetkan mama padaku kemudian aku sambar bibirnya, kami berciuman sekejap, mama tampak diam saja sambil menutup matanya guna menikmati permainan lidah kami.
Ciuman kami terlepas dan mama kembali menyuapiku sambil tersenyum cantik sekali,
“lanjut ya sayang…” kata mama padaku, sebelum mama kembali memasukan sendok ke mulutku, tanganku kuarahkan ke dadanya dan mengelus-elusnya dari luar bajunya. Mama tidak berkata apa-apa mengenai tingkah lakuku ini, justru cuek saja, dan pada saat aku meremas dadanya barulah dia sedikit mendesah.
“ahh..” desah mama kecil, tapi kemudian melanjutkan kembali aktifitasnya menyuapiku.
Dada mama, seperti yang sudah aku jelaskan di bagian awal-awal, memang ukurannya pas saja, tapi aku sangat senang memainkannya, sangat menggairahkan, apalagi kalau masih tertutup baju begitu, jadi tidak sabar ingin memainkannya lagi.
“mama..” panggilku
“iya sayangg..” jawab mama sambil mengambil nasi lagi disendoknya
“stop bentar ma, mau maenin dada mama dlu..” kataku sambil menyambar sepsang dadanya itu dan meremas-remasnya.
Mama kemudian membusungkan dadanya, sehingga dadanya terlihat lebih menonjol agar aku bisa dengan nyaman memainkannya.
“udah sayang..? ayo lanjut maemnya..” kata mama, tapi tak kuhiraukan kata-katanya
Aku terus memainkan dada mama, meremasinya mulai dengan tempo pelan hingga tempo cepat, mama hanya pasrah saja membiarkanku memainkan dadanya.
“sshh..ahh..” desah mama pelan
“ayo sayang..sni satu sendok dlu..” kata mama, dan akupun menurutinya, kuhentikan sejenak kegiatanku memainkan dadanya dan menerima suapan nasi darinya. Setelah aku makan satu sendok tadi, aku lanjtkan lagi kegiatanku, kami saling berpandangan dan mama meberiku senyum termanisnya, sambil sesekali mendesah juga karena keenakan dadanya aku mainkan.
“sayang..” panggil mama
“hmm..??” aku tidak menjawab karena masih mengunyah makanan tadi
“mama buka baju aja ya..biar sayang lbh enak maenin dada mama..” kata mama
“ga usah sampe buka baju ma, cukup disingkap aja ke atas..” kataku
“iya sayang…” kata mama
Kemudian mama meletakkan sendoknya sejenak dan mulai menyingkap bagian bawah bajunya sehingga dadanya yang terbungkus bh putih itu terlihat jelas olehku.
“bh nya juga sayang..??” Tanya mama
“entar dulu ma..” jawabku sambil menyambar bibirnya, kami berciuman lagi sambil aku remasi dadanya, ciuman kami hanya sebentar saja dan kemudian mama kembali pada sendoknya dan bermaksud menyuapiku lagi.
“ayo sayang, lagi sdkit..” kata mama sambil menyuapiku lagi, dan memang ternyata tinggal satu sendok ini saja, tp ternyata aku masih lapar.
Aku melahap satu sendok terakhir itu, tentu sambil tetap meremasi dada mama yang kini tampak lebih menggairahkan karena hanya terbungkus bh, jilbab mama sesekali memang terjulur ke bawah dan menghalangi pemandangan indah itu, tapi mama langsung sigap membetulkannya karena tidak ingin aku merasa terganggu ketika menikmati tubuhnya.
Dan habislah akhirnya makananku itu, tapi seperti yang kubilang tadi bahwa aku masih merasa lapar, jadi aku minta tambah porsi ke mama.
“ma masih laper nih, tambah dong..” kataku sambil meremasi dadanya
“iyaa syang..” mama meninggalkanku sejenak, kemudian mengambil kembali nasi dan lauk2 tadi. Setelah selesai, mama kembali dan duduk di sebelahku seperti tadi, saat akan mulai menyuapi, aku tahan mama.
“mama..” kataku
“iyaa cintaku..” jawab mama mesra
“ma suapinnya pakai mulut mama dong..hehehe..” pintaku
“pakai mulut mama..?? gmn caranya cinta..??” Tanya mama
“jadi mama kunyah dulu itu makanannya terus baru masukin ke mulutku, masukinnya langsung pakai mulut mama..” jawabku
“iihh jadi sayang makan bekas yang mama makan gitu..??” Tanya mama
“iya ma..” jawabku
“duhh aada-ada aja ini cintaku..yaudah deh, kalau memang maunya gitu..” kata mama
Kemudian mama mulai memasukkan makanan ke mulutnya, dan mengunyahnya sesaat, kemudian mama mengkodekan padaku untuk mendekatkan wajahku, kemudian tangannya memegang sisi kiri dan kanan kepalaku barulah kemudian bibir kami bertemu dan mama mulai memasukkan makanan yang tadi dikunyahnya ke dalam mulutku.
“mmpphh..” hanya itu yang bisa keluar dari mulutku
Selagi mama memasukkan makanan ke mulutku aku sempatkan untuk memperlama memainkan bibirnya, tentu tidak lupa juga tanganku memainkan dadanya.
“clurpp.slurpp..” hanya itu yang terdengar di ruang makan
Ciuman kami terlepas, mama tersenyum dan menyiapkan sesendok berikutnya, kemudian mama masukkan lagi ke dalam mulutnya, dan mengunyahnya lagi seperti tadi, selagi mama mengunyah, aku mainkan dadanya dengan tanganku, dan mama kembali mendekatkan wajahnya padaku tanda mau memasukkan makanan ke dalam mulutku, bibir kami bertemu lagi.
Sebelum mama kembali dengan sendoknya aku minta mama untuk membuka bh nya,
“mama sayang.buka bh nya dong..” kataku
Mama hanya tersenyum saja tanpa menjawab dan segera membuka bh nya, tampaklah sempurna kini dadanya di depanku, aku langsung menerjangnya menghisapi putingnya.
“ahh..ahh…pelan-pelan dong cinta..” kata mama menikmati hisapan dan remasanku di dadanya
Aku tidak menghiraukannya dan terus saja dengan nafsu menggebu-gebu menghisapi dadanya.
“ahh..mass…” desah mama lagi
“makan dulu mass..ahh..” desah mama
Mama memanggilku “mas” ditengah kenikmatan yang menderanya, kurasa mama mulai bisa melihatku sebagai “pria” yang memberinya kepuasan dan akan mulai menganggapku sebagai “pria” untuk dia mengabdi. Aku lepaskan sejenak hisapanku.
“mama kok manggil aku “mas”..??” tanyaku
“hihih..yaa..biar lebih mesra aja..” jawab mama
“apa karna maama udh aku entot..?” tanyaku
“hihih..sejak sayang nyetubuhin mama, mama jadi ngerasa sayang ini sebagai laki-laki yagn harus mama layani..hihih..” jawab mama
“karna ketagihan kontol ya..?? hehe..” tanyaku
“ihh mas nii…” kata mama sambil mencubit pinggangku
“tapi emang bener sih..burungnya sayang juga bikin mama tmbh cinta..” kata mama
“sebenarnya juga, mama udh bner2 jatuh cinta sama sayang..” kata mama
“jatuh cinta gimana ma..??” tanyaku
“yaa..setelah sayang nyetubuhin mama, mama ingin sayang ngelihat mama sebagai wanita, bukan sebagai ibu..” kata mama sambil membelai kepalaku
“jadi mama mau aku memperlakukan mama sebagai istri gitu..??” tanyaku, disambut anggukan mama sambil agak tersipu malu.
“hmm…” jawabku
“aku lebih bergairah kalo ngentotin mama itu ya sebagai anak ngentotin mama nya..hehe..” jawabku
“aku lebih bergairah ngelihat mama ya sebagai mama..” kataku
“jadi sayang tetep mau nyetubuhin mama sebagai ibu dan anak..??” Tanya mama
“iya, hehehe..” jawabku, dsambut senyum mama.
“hihih..nakal ya mas sayang..” kata mama kemudian mencium pipiku
“yang penting mama udh bilang..mama jatuh cinta sama mas..” kata mama lagi
“mama mau ngelayani mas seperti suami..tidak masalah kalaupun mas tetap anggap hubungan kita seperti ibu dan anak..” katanya lagi
“tapi kalau lagi ngentot kita jadi suami istri ya ma..hehe..” kataku
“iya mass..hihih..” jawab mama sambil senyum malu-malu
“mama..” aku panggil mama
“iya mas..” jawabnya
“ayo sini…” pintaku, yang mana disambut senyum bahagia mama
“tapi habisin dulu makannya ya mas, tinggal satu sendok aja..” kata mama, kemudian bersiap memberi sendok terakhir untukku, seperti tadi, mama mengunyahnya dulu, kemudian memberikannya padaku melalui mulutnya.
Aku sambar langsung makanan yang ada dimulutnya, tanpa ampun aku lumat bibirnya dan kuremasi dadanya, mama tampak gelagapan, tapi akhirnya bisa mengimbangi keagresifanku ketika berciuman, mama memegangi kepalaku, dan kami mulai memperlambat tempo adu lidah kami, agar satu sama lain lebih menikmati kemesraan ini. Aku mulai meraba-raba selangkangannya bermaksud mencari memeknya.
“mas..mau nyetubuhin mama sekarang..?? mama telanjang aja ya mas...” Tanya mama
“ngga usah ma..buka bawahannya aja..bajunya sma jilbanya biarin aja..” pintaku, mama tersenyum mengiyakan permintaanku.
Perlahan mama bangkit, lalu melepaskan rok panjang putihnya itu dengan perlahan, aku menikmati setiap milidetik adegan mama menelanjangi diri itu, meskupun sudh tidak asing lagi dengan hal itu, setelah roknya terlepas, mama kemudian melipatnya dengan rapid an menaruhnya di atas meja makan, kemudian mama lanjut melepas celana dalamnya yang juga berwarna putih, sama seperti tadi mama melakukannya dengan lembut, sambil sesekali memberiku senyuman termanisnya, dan setelah itu mama juga meletakkan celana dalamnya di atas meja makan.
“mas..mau nyetubuhin mama disini..?? atau di kamar aja..??” Tanya mama
“disini aja ma..sini duduk di pangkuku..” kataku agar menyuruh
“langsung masukin burungnya sayang..??” Tanya mama
“iya ma..aku pangku sambil ngentot..” kataku
“hihiih..kok mama deg-degan ya mas..” kata mama
“kok gitu ma..??” tanyaku
“mama ngerasa kayak pengantin baru mas..” kata mama tersipu malu, sambil berusaha memasukkan kontolku ke memeknya.
“sleb..” akhirnya kelamin kami bersatu lagi.
“ahh..shh..” desah mama
Kami saling tatap,
“mama cinta sama mas..” kata mama
“aku cinta memek mama..” jawabku kemudian bibir kami saling mendekat, dan kami berciuman lagi.
Ciuman kami hanya sebentar saja, setelah itu kami lepas lagi.
“kokk gak digerakin mas..??” Tanya mama
“hehe..emang sengaja ma…aku Cuma mau masukin aja ke memek mama..” kataku
“hihi..terserah mas aja deh…mama pasrah aja ..” kata mama kemudian mencium pipiku
Aku meraih dadanya lagi, dan memainkannya sejenak
“maenin dada mama lagi mas..??” Tanya mama
“iya abis gemesin banget, empuk lagi..hehe..” kataku lanjut menghisapnya lagi
Mama tersenyum mendengarnya, sambil aku menyusu lagi, mama membelai-belai kepalaku, kontolku juga masih menancap di memek mama, tapi aku tidak gerakkan sama sekali, karena aku memang hanya ingin menikmati rasa memek mama saja.
Aku lanjutkan dengan menciumi bagian perut mama yang mana membuatnya kegelian,
“geli mass..ahh..” kata mama sambil membelai kepalaku
Mama yang menggelinjang-gelinjang karena geli membuatnya bergerak-gerak sehingga memeknyapun ikut bergerak dan memberi rangsangan pada kontolku yang masih menancap di dalamnya. Aku yang memang tidak ada persiapan untuk menahan keluarnya pejuhku, akhirnya keluar juga secara tidak sengaja karna goyangan mama tadi.
“aduh keluar ma..” kataku
“ga apa2 mas..keluarin dalem kemaluan mama..” kata mama
Sambil menikmati proses keluarnya pejuhku di mmek mama, kami saling bertatapan lagi dan beciuman kembali, setelah itu ciuman kami lepas.
“mas mau lanjut nyetubuhin mama..??” Tanya mama
“hmm kayaknya engga deh ma…” kataku
“yaudah kalo gitu mama lanjut beres2 ya mas..” kata mama
“iya deh ma..” jawabku, kemudian mama mencium pipiku
“mas mau mama pakai baju lagi..??aapa biar begini aja..??” Tanya mama
“hmm…bajunya sama jilbabnya aja rapiin ma.., mama telanjang bawah aja..” kataku dengan mesum
“hihiih..iya deh mas sayang..” kata mama kemudian merapikan bajunya dan jilbabnya kemudian menutup kembali dadanya dan mama mengambil rok dan celana dalamnya tadi dan membawanya ke kamar, kulihat dari belakang betapa seksinya pantat mama terekspos bebas, sementara tubuh bagian atasnya tertutup dengan sopan, pantatnya yang melenggak-lenggok benar-benar membuatku bernafsu lagi.
Aku baru ingat daritadi aku belum makan makanan pencuci mulut, dan kalau tidak salah mama juga sudah membuat pudding coklat, jadi sebaiknya aku minta mama menyediakan pudding itu untukku.
“mama..aku mau makan pudding coklatnya..” kataku
“iya mas..bentar ya sayang..” kata mama dari kamar
Sekitar 5 menit kemudian mama muncul kembali di ruang makan, masih dengan pakaian tadi dan telanjang bawah, hanya saja jilbab dan bajunya sudah lebih rapi, dan sepertnya mama menyempatkan diri berdandan tadi.
“mama tadi dandan ya..??” tanyaku
“iya sayang…mama kan harsu tampil cantik terus di depan mas..” jawab mama
“hehe..jadi nafsu lagi ma..” kataku sambil meremas pantatnya yang tidak terututp apa2 itu
Mama hanya tersenyum saja.
“mama ambilin pudingnya dulu ya mas..” kata mama, kemudian meninggalkanku sejenak,
Mama kemudian mengambil pudding bagianku dan menyajikanya di depanku
“mau mama suapin mas..??” Tanya mama
“Ga usah deh ma..aku makan sendiri aja..” kataku
“iya deh mas..” jawab mama
“nah mama, sekarang tolong dong ma..kontolku pakai mulut mama..” kataku meminta
Mama tersenyum saja dan langsung menuju kebawah meja guna meraih kontolku, dan sesaat kemudian kontolku sudah berada di dalam mulut mama.
Mama sangat telaten dalam melayani kontolku dengan mulutnya, terbukti hanya skitar 10 menit saja mama mengoral kontolku rasanya sudah ingin muncrat, aku yang ingin sensasi berbeda akhirnya menemukan ide untuk memuncratkan spermaku.
“mama udahan ma..sini naik bentar..” kataku, mama menurutinya
“ambil puddingnya lagi ma..” kataku sambil menunjuk piring kecil untuk pudding
Mama mengambilnya, dan kemudian meletakkan sepotong pudding di piring kecil, kemudian memberikannya padaku. Aku terus mengocok kontolku dan kemudian memposisikan sepiring kecil pudding yang tadi di ambil mama kedepan kontolku dan memuncratkan spermaku di pudding mama itu, sehingga spermaku seolah-olah menjadi saus untuk pudding mama. Melihat itu mama hanya tersenyum manis padaku.
“ini ma..untuk mama..ada saus special..heheh…” kataku
“mas ini ah..ada2 aja..” kata mama kemudian duduk dan mulai menyantap pudding saus sperma itu
“gimana ma..??” tanyaku
“enak kok sayang..hihihi..” jawab mama
“dari burungnya mas soalnya, ya pasti enak..” jawab mama tampak menikmati sekali menu barunya itu
“ga ngerasa aneh gitu maa..??” tanyaku
“enggalah mas sayang..apapun yang keluar dari tubuh mas, pasti nikmat buat mama..” jawab mama
“kan mama cinta sama mas..hihih..” jawab mama
Dan itulah acara makan pagi itu, selanjutnya kemana lagi ya..??