𝐊𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐂𝐢𝐭𝐫𝐚 𝐩𝐚𝐫𝐭 𝟒𝟓 | 𝐒𝐞𝐩𝐮𝐥𝐚𝐧𝐠 𝐃𝐚𝐫𝐢 𝐑𝐮𝐦𝐚𝐡 𝐒𝐚𝐤𝐢𝐭 𝐁 [𝐓𝐚𝐦𝐚𝐓]


Untuk kesekian kalinya, Citra terbangun di sebuah ruangan terang berwarna putih dengan tirai panjang menggantung di sisi tempat tidurnya.

"Kok aku berada di rumah sakit lagi...?" Heran Citra ketika mendapati baju yang ia kenakan berupa daster polos dengan ikatan tali di belakang tubuhnya.

"Kamu sudah sadar Mbak...?" Tanya seorang pria dengan wajah khawatir di samping kiri tempat tidurnya.
"Ehhh... Loohh... Muklis...?" Tanya Citra lemas, " Aku kenapa Klis...?"
"Kamu.... Nggg... Kamu... Pendarahan Mbak...." Jawab Muklis bingung untuk menjelaskan kondisi kakak iparnya itu.

"Pendarahan...? Kok bisa Klis...?"
"Iya... Mbak... Gara-gara kemaren.... Mbak khan....Ngggg...." Bingung Muklis lagi.
"Kemaren kenapa Klis...?
"Kemaren......."

"Kemaren aku ngentotin memekmu sampe ledes Dek.... " Jawab Marwan yang ternyata duduk disamping kanan tempat tidur Citra.
"Ehh..... Mas Marwan....?" Heran Citra.
"Gimana kondisimu Dek...?"
"Nggg... Sakit..." Jawab Citra sambil meringis dan melirik kearah tubuh bagian bawahnya.
"Bentar lagi juga kamu bakalan sehat...." Ucap Marwan datar sambil menyodorkan map berwarna biru.
"Mas... Apa nggak sebaiknya...." Ucap Muklis mencoba menahan niatan kakak kandungnya.
"DIAM kamu Klis..." Potong Marwan

"Apa ini Mas...?" Tanya Citra bingung.
"Itu kejutan buatmu Dek..."

Dengan tubuh lemas, Citra membuka map biru itu pelan.
"Adek nggak ngerti Mas...?"
"Hhhhhh...." Marwan menghela nafas panjang, "Ini... Surat cerai... Dan ini pena.... " Ucap Marwan singkat.

"Tolong kamu segera tanda tangani surat ini.... Karena waktuku sudah mepet...."
"Mas mau kemana....?"
"Aku mau pergi.... Dan aku juga bawa Clarissa bersamaku..."

"Looohhh...? Maasss....? Kok gitu Mas...?" Bingung Citra, "Klis.... Ini mimpi khan Klis...?" Tambah Citra panik.

Muklis hanya diam tak mampu melakukan apa-apa.

"Ooh iya Dek... Mulai detik ini... Semua santunan untuk dirimu sudah tak aku berikan lagi...."
"Looh Mass... Lalu aku harus bagaimana...?"
"Ya nggak gimana-gimana lah... Kamu masih punya pekerjaan khan...?"
"Tapi Mas...?"
"Lagian... Selain pekerjaan itu... Toh kamu masih punya memek dan anus yang bisa dipake buat nyari nafkah...?"

"AASSSTAAGGAAA Mas Marwan... " Panik Citra, "Ampuni aku Maas...."

"Ampun...? Semua sudah terlambat Dek...." Ucap Marwan sengit.
"Ayolah Maas... Adek bakal lakuin apa aja Mas.... Selama kamu tak menceraikan Adek... "
"Hmmmm... Emang kamu bisa ngelakuin apa...?"
"Apa aja... Mas... Apa aja...."

"Kamu sudah tak bernilai sama sekali bagiku Dek.... Terlebih karena kamu kalah dalam taruhanmu kemaren... Sekarang dirimu tak lebih dari seonggok kotoran dihidupku.... "
"Kalah....? Masa Adek kalah....? Khan Adek belum keluar Mas...?" Bela Citra berusaha menanggapi kekalahannya,"Aku masih kuat kok Mas... Memekku masih sanggup melayani kontolmu lagi.... Uuuuhhh... Sssshhh....." Desah Citra yang tiba-tiba merasa kesakitan pada tubuh bagian bawahnya.
"Udah Mbak.... Jangan maksain diri..." Ucap Muklis berusaha menenangkan kakak iparnya.
"Nggak bisa Kliss.. Mbak belum kalah.... Mbak kemaren belum ngecrit..."
"Sudah Mbak... Sudah.... Memek dan anusmu kemaren benar-benar terluka hebat Mbak..." Jelas Muklis, "Mbak terlalu memaksakan diri buat melayani Mas Marwan..."
"Tapi Mbak masih sanggup Klis... Masih kuat.... Uuuuhhh...." Rintih Citra kesakitan ketika mencoba bangkit dari tempat tidurnya lagi.

"Sudahlah Dek Citra Agustinaku Sayang.... Terima saja kekalahanmu... Kamu sudah kalah... Dan kamu harus konsekuensi dengan apa yang menjadi persyaratanmu kemaren...." Ucap Marwan sambil mengusap kening Citra, "Kamu harus aku cerai... Dan Clarissa juga harus ikut ama aku..."
"Enggak Maas.. Enggakkk..."

"Sekarang...Kamu bisa kawinin istriku sampe puas Klis... Kamu bisa entotin dia sesuka hatimu..." Ucap Marwan sambil menatap wajah melas istrinya, "Mas harap... Anak kita itu tak mengenal kamu lagi....."
"Jangan Maasss.... Jangan bawa Clarissa... Ssshh... Aduuhhh..." Rengek Citra yang setiap kali berusaha bangun, merasakan kesakitan pada tubuh bawahnya.

"Kalo dia kamu bawa Clarisaa... Dia nggak bakal mau Mas... " Jelas Citra, "Mas juga nggak orang yang bisa merawat atau menyusuinya..."
"Hehehe... Kalo itumah persoalan mudah Dek..." Jawab Marwan sambil tersenyum, "Saayaaang.... Sini masuk...." Panggil Marwan lantang.

"Ya Mas....?" Sahut suara seorang wanita yang muncul dari balik pintu kamar rumah sakit sambil menggendong Clarissa.
"Loohh...? Itu siapa Mas...?"
"Kenalin Dek... Ini Ratih... Ini Suci... Itu Tia... Disampingnya tuh marni dan Shinta... Lalu yang sedang menyusui Clarissa... Itu Nimah... "
"Nggg... Mereka tuh siapa Mas...? " Bingung Citra.

"Hehehe... Mereka tuh istri-istriku Dek.... Mereka yang bakal ngegantiin dirimu...."

"OOHHH.... ASTAGA... MAS MARWAN...." Kaget Citra langsung meneteskan air mata. "Kamu bener-bener mau ninggalin aku Mas...? Hik Hik... Kamu bener-bener serius Mas...? Hik Hik..."
"Udah udah... Jangan nangis seperti itu ahhhh... Ntar cantiknya luntur loh...." Seka Marwan menghapus ari mata istrinya, "Marni.... Tolong dong bawain tas Mas kesini..." Pinta Marwan kesalah seorang istrinya.
"Iya Mas...." Jawab Marni patuh sambil menyerahkan sebuah tas hitam kearah Marwan.

"Citra Agustina... Mantan istriku.... " Ucap Marwan sembari terus menghapus cucuran air mata yang mengalir deras dari mata bulat Citra, "Sebagai ucapan terimakasih Mas... Ini ada sedikit rejeki buatmu.... Yang mungkin bisa memenuhi segala kebutuhan dan gaya hidupmu selama setahun..."

"Hik Hik Hikk.... Mas Marwaaannn.... Huuu-uuuuu... Jangan tinggalin aku Maass.... Jangan pisahin akuu... " tangis Citra menderu-deru, "Bawa aku Maass... Bawa aku bersamamuuu... Huuuu-uuuuu"
"Sssshhh.. Uuddaaahh... Jangan nangis aahh Dek... Malu tuh ama suami barumu...." Goda Marwan sambil melirik kearah Muklis.
"Aku nggak mau ama Muklis Maasss... Aku mau bersamamu...."
"Ssshhh... Nggak apa-apa kok Dek... Toh Muklis khan juga adik Mas..." Rayu Marwan, "Lagian... Kontol Muklis besar juga loh Dek... Hehehe..."
"Enggak Maas... Enggak... Adek nggak Mau..."

"Sudah ya Dek... Mungkin pertemuan kita cukup sampai disini... Mas mau pamit dulu..." Ucap Marwan yang kemudian mengecup kening Citra dalam-dalam sebelum akhirnya pergi meninggalkan istrinya bersama suami barunya, "Jaga baik-baik istriku Klis... Jangan pernah sekalipun kamu menyia-nyiakan dia.... Rawat dia baik-baik sebagaimana dia merawat dirimu... Dan satu lagi... Puasin dia supaya tak mencari kenikmatan dari kontol lelaki lain..."

"Ba.. Baik Mas...." Jawab Muklis takut-takut.
"Hahahaha.... Nggak usah takut gitu ah... Mas sudah nggak punya dendam lagi padamu kok..." Ucap Marwan sambil menepuk-nepuk pundak Muklis..
"I..Iya Mas... Terima kasih Mas...."
"Iya.... Kapan-kapan... Kita bisa ketemu lagi kok..." Ucap Marwan memeluk tubuh adiknya, "Dan mungkin... Waktu itu... Aku bakal nyicipin istri barumu itu lagi..." Bisik Marwan sambil tersenyum licik kearah adik kandungnya.
"Ehhh...??" Kaget Muklis.

"Udah ah... Mas pamit dulu yaaa..." Ucap Marwan melambaikan tangan kearah Citra dan Muklis, sebelum akhirnya meninggalkan mereka berdua. "Yuk Istri-istriku... Kita pulang..."

"Maas Maarwaaaannnn.... Jangan tinggalin Adeeekkk Maass.... "

"Maaaas Maaaarwwaaaaannnnn....."

T.A.M.A.T

UNTUK BONUS BOKEP BISA KLIK TOMBOL DIBAWAH

Joe The Click Bag.5 [It's Show Times]


Joe baru saja selesai mandi, lalu dia segera menuju ke ruang makan untuk sarapan. Sesampainya di sana, hanya tampak Sarah, kakak perempuan Joe, yang sedang asyik membaca majalah sambil menikmati susu coklat panas kesukaannya. Dini, adik perempuan Joe, pasti sudah berangkat ke sekolah, sedangkan mama pasti sudah berangkat kerja.

“Pagi. Gak sarapan kak?”, sapa Joe sambil mengambil makanan yang tersedia di meja makan lalu duduk di kursi yang berseberangan dengan Sarah.
“Udah, barusan.”, jawab Sarah sambil membaca majalahnya. Sarah tampaknya baru saja selesai mandi. Cewek cantik itu cuma memakai jubah mandi putih kesukaannya.

“Mmm…. nih anak memang gak pernah berubah. Selalu make pakaian seenaknya. Tapi …lumayan juga sih. Pemandangan indah di pagi hari.”, pikir Joe dalam hati. Matanya selalu mencuri pandang ke arah Sarah yang tampak sangat sexy dengan jubah mandinya itu. Lelaki normal manapun pasti akan selalu mencuri kesempatan untuk melihat ke arah Sarah. Wajah cantik, tubuh tinggi langsing, payudara yang montok dan pantat bulat menggoda. Bahkan Joe, adik kandungnya sendiri, tak melewatkan kesempatan untuk menikmati kecantikan dan keseksiannya. Pantas saja karir model Sarah jadi makin naik.

Lama-kelamaan Sarah sadar juga kalo Joe sering mencuri pandang ke arahnya. Sarah sangat sadar kalau dirinya cantik dan sexy, dan dia bangga akan hal itu.

“Hi..hi..hi…. godain Joe dulu ah!”, pikir Sarah. Sarah berdiri dari tempatnya duduk dan berjalan menuju ke lemari es. Langkahnya sengaja dia buat sesensual mungkin. Walaupun tanpa melihat, Sarah tahu kalo pandangan Joe, adik laki-lakinya itu, sekarang pasti tertuju pada bongkahan pantatnya yang sexy dan kakinya yang jenjang. Sarah membuka lemari es, lalu mengambil buah yang ada di bagian bawah. Sarah sengaja agak lama, berpura-pura memilih buah.

“Ugh..uhuk..ugghh….”, Joe tersedak. Bagaimana tidak? Saat Sarah mengambil buah, jubah mandinya yang memang hanya berukuran pendek jadi semakin terangkat. Paha mulus Sarah pun terpampang bebas di pandangan Joe, bahkan Joe bisa melihat sebagian pantat Sarah dan celana dalamnya. Kontan saja Joe pun tersedak makanan yang sedang dilahapnya.

Sarah tertawa dalam hati, mendengar joe tersedak. Dia kembali ke meja makan sambil membawa buah apel dan segelas air. Sarah tak kembali ke tempatnya semula, tapi dia menuju kursi yang ada di sebelah kanan Joe walaupun tidak dalam satu sisi meja yang sama.

“Nih minum Joe. Makanya kalau makan jangan buru-buru.”, kata Sarah seakan tak berdosa. Joe menerima segelas air dari Sarah lalu meminumnya. Sementara itu Sarah sempat melihat ke arah gundukan di celana Joe yang makin membesar. Dalam hati Sarah tertawa puas. Ternyata kecantikan dan keseksiannya sanggup menggoda iman laki-laki manapun, bahkan adik kandungnya sendiri. Dan Sarah pun memutuskan untuk menggoda Joe, adik laki-lakinya itu lagi.

Sarah kembali berpura-pura membaca majalah, tapi kaki kirinya kini dibuka lebar. Otomatis jubah mandi mininya tak mampu lagi enutupi pahanya yang putih mulus dan kakinya yang jenjang. Tak perlu waktu lama, mata Joe pun kontan terpaku ke paha mulus kakaknya itu. Joe juga merasa joe jr. memberontak makin liar di balik celananya. Sarah sedikit melirik ke arah adiknya itu. Dia tampak senang usahanya berhasil.

Sarah kembali berdiri di tempatnya. Kini dia mengulurkan tangannya untuk mengambil pisau yang tempatnya di sebelah kiri tempat duduk Joe. Tentu saja Sarah juga harus menjulurkan tangan dan tubuhnya agar dapat meraih pisau itu. Jubah mandinya yang hanya diikat tali di bagian pinggang, membuat bagian atas jubah mandi itu agak terbuka. Posisi tubuh Sarah membuat dadanya berada persis di hadapan Joe. Sarah sengaja mengambil pisau itu dengan tangan kanan sehingga posisi tubuhnya agak miring menghadap Joe.
“Klontang!”, suara dari sendok Joe saat terlepas dari tangannya dan jatuh ke atas piring. Joe begitu terpesona dengan pemandangan indah yang kini terpampang di depan matanya, sampai-sampai sendoknya terjatuh. Posisi Sarah membuat Joe bisa melihat payudara montok kakak perempuannya itu. Apalagi Sarah ternyata tak memakai bra, hingga Joe pun bisa melihat putingnya yang mengacung indah.

“Hei! Lihat apaan sih loe??”, hardik Sarah sambil kembali didik dan merapikan pakaiannya. Joe pun gelagapan. Wajahnya memerah karena malu.

“Nggak! Nnngg…….nggak lihat apa-apa.”, sahut Joe gugup sambil kembali meneruskan makannya. Sarah tertawa dalam hati karena bisa membuat Joe malu dan gelagapan.

“Jangan bohong. Loe dari tadi lihatin dada aku. Dasar pervert.”, goda Sarah. Wajah Joe semakin memerah.

“Loe tuh. Kalo pake pakaian yang sopan dong. Jangan sembarangan.”, balas Joe.

“Yee… suka-suka gue dong. Ini kan di rumah. Lagian lo tuh yang adik cabul. Kakak kandung sendiri diintipin. Makanya loe cepetan cari pacar Joe.”

“Siapa bilang gue jomblo? Gue sudah punya pacar kok.”

“Siapa?”

“Nina.”, jawab Joe spontan. Joe sendiri heran kenapa nama Nina sampai keluar dari mulutnya. Apa dia bener-bener jatuh hati sama sahabatnya itu? Apa dia serius mau nge-jalin hubungan dengan Nina? Joe sendiri masih bingung. Tapi yang pasti dia tak bisa melupakan waktu pertama kali ML sama Nina. Dia senang menjadi orang yang pertama kali membuat Nina menjadi wanita dewasa seutuhnya. Pikirannya melayang ke peristiwa waktu itu.

“Mmm…Nina…. Nina temen kuliah loe itu?”, tanya Sarah. “Kalian jadian?”

“Belom sih baru PDKT.”

“Oh, gitu. Wah, si Karina bakal kehilangan penggemar nih.”, kata Sarah. Dia tahu kalo adiknya itu dulu selalu naksir dengan Karina. Joe selalu kelihatan salting kalo ada Karina. Selalu cari perhatian.

“Maksud loe?”, kata Joe salting.

“Sudah jangan pura-pura. Aku tahu kamu dari dulu naksir sama Karina.”

“Mmm… mungkin dulu. Tapi kayaknya aku pikir mendingan kita jadi best friend aja deh.”, kata Joe. “best friend in bed he..he…he…”

Sarah kembali dengan bacaannya, dia sudah kehilangan minat menggoda adiknya. Joe Melanjutkan makannya. Percakapan yang menyinggung nama Karina membuat Joe teringat kalo sekarang adalah hari sabtu saat dia berjanji akan memberikan kejutan buat Karina. Joe sedikit menyesal karena tidak bisa apel ke rumah Nina, tapi rasa itu langsung hilang bila mengingat rencana kejutannya malam ini.

“Oh, ya kak. Nanti malam tolongin aku ya.”, kata Joe pada Sarah.

“Tolongin apaan?”

“Aku nanti malam kan ada acara sama Nina. Kak Sarah tolong jagain rumah Profesor ya?”

“enak aja. Entar gue juga punya acara tahu! Lagian ngapain sih pake dijagain segala?”

“Aduh…please kali ini aja. Profesor udah nitipin rumah ke aku jadi aku mesti nepatin janji. Lagian nanti malam aku kayaknya bakalan nggak pulang. Jadi aku nanti pamit buat nginep di rumah Profesor ke mama. Kalo nanti malem mama tiba-tiba telpon ke rumah profesor gimana? Aku butuh kakak buat jadi alasan aku kalo ada telpon dari mama. Please.”, rayu Joe.

“Wah, adikku yang satu ini mulai badung ya. Mau ngapain loe sampe nggak pulang segala?”, goda Sarah.

“Ngg…itu…itu…. yaa kakak tahulah. Ayo dong kak. Tolongin aku. Lagian dulu aku kan pernah juga dijadiin alasan sama kakak waktu kakak kencan sama siap tuh….ngg….Robby ya.. Robby. Kakak pura-pura keluar sama aku biar mama ngijinin. Padahal aku cuman nganter kakak kerumah Robby, lalu disuruh pergi sendirian, ninggalin kakak sama Robby berdua doang di rumah Robby yang kosong.”

“Iya..iya…gue hutang satu sama kamu. Tapi aku kan takut di sana sendirian.”

“Aku bisa telpon Karina buat nemenin kakak, nginep di rumah profesor Suparman.”, kata Joe. Sarah berpikir sebentar.

“Ya udah. Aku bakalan jadi back up kamu nanti malam.”, kata Sarah. Joe berteriak girang dalam hati.

“Thanks ya kak. Entar biar aku yang telpon Karina.”, kataku sambil membereskan piringku.

“Iya. Eh, ntar bilangin si Karin kalo nanti malem biar aku yang jemput dia di rumahnya.”, kata kak Sarah.

* * * * * * * * * * * * * ** * * * * * * * *

Joe sedang berada dirumah profesor Suparman, saat handphonenya berbunyi. Rupanya Nina yang menelponnya.

“Hi, Nin. Baru aja aku mau telpon kamu.”, kataku di telpon.

“Masa? Ada apa emangnya?”

“Nggak. Cuman kangen aja.”

“Gombal. Mmm…. Joe… soal waktu itu….”

“Aku nggak akan pernah lupa saat itu. Aku nggak akan pernah lupa bagaimana lembutnya bibir kamu. Tubuh kamu yang indah. Vagina ka..”

“Udah…udah… jangan diterusin… dasar nggak punya malu.”, potong Nina. Tapi Joe tak menangkap kemarahan dari suara Nina.

“Beneran Nin. Aku bener-ben…”

“Sudah dong Joe. Jangan godain aku terus.”, potong Nina lagi. Joe tertawa.

“Joe…nngg… apa kamu bener-bener serius sama aku Joe?”, tanya Nina.

“Aku serius Nin. Aku bener-bener sayang sama kamu.”

“Mmm…aku juga sayang sama kamu.”

“Jadi kita udah jadian nih ceritanya?”, godaku.

“Emmhh… kayaknya sih.”

“Yes! Eh, Nin. Aku nyesel banget nggak bisa ngapelin kamu di malam minggu pertama kita jadian, soalnya malam ini aku harus nganterin kak Sarah.”

“Ya, udah Joe. Lagian aku juga bukan tipe cewek yang minta pacarnya harus selalu ngapelin aku tiap malam minggu. Yang aku pingin pacar aku itu bener-bener cinta sama aku dan setia.”

“Thanks. Aku cinta kamu, sayang. Tapi meskipun kamu nggak keberatan kalo malam ini aku nggak kesana, aku tetep nyesel banget. Soalnya aku jadi kehilangan kesempatan buat cium bibir kamu, meluk tubuh kamu, menikmati cantik dan sexynya pacar aku kayak yang waktu itu.”

“Aduh….. aku sial banget sih. Punya pacar pertama kali, dapetnya yang porno kayak gini.”

“Tapi suka kan…”

“Dasar. Udah dulu ya. Besok kamu kerumah kan?”

“Iya. Sekarang siapa yang kangen?”

“Hi..hi..hi… love you.”

“Love u too.”

Joe menutup telponnya. Dia kembali melakukan persiapan untuk rencana nanti malam. Tadi dia juga telpon ke Karina dan memintanya untuk menemani Sarah malam ini. Joe juga berkata kalo dia sudah menyiapkan kejutan buat Karina. Karina jadi penasaran. Tapi Joe tetap bungkam, dan hanya meminta Karina agar percaya padanya.

Baru setelah matahari hampir tenggelam, Joe akhirnya berhasil mempersiapkan semuanya. Joe tersenyum puas lalu pulang kerumah untuk mandi. Ia tak sabar menantikan malam ini.

* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *

Sarah dan Karina memasuki ruang tidur utama rumah profesor Suparman.

“Hhhmmmm…. enak juga si Joe bisa tinggal disini. Kamarnya gede, ada kamar mandi di dalem lagi.”, komentar Sarah. Sarah kemudian menaruh tasnya di atas ranjang lalu membukanya. Karina juga menaruh tasnya diranjang, lalu gadis cantik berwajah oriental itu duduk di ranjang. Dilihatnya Sarah sedang mengambil handuk, sikat gigi, dan pembersih muka.

“Kamu mau mandi, Sar? Malem-malem gini?”, tanya Karina.

“Nggak. Cuci muka doang sama gosok gigi. Gue duluan ya make kamar mandinya, habis itu baru kamu.”, jawab Sarah sambil melangkah masuk ke kamar mandi. Karina menunggu Sarah sambil duduk melamun di ranjang.

“Joe mau ngasih surprise apaan sih? Bikin orang penasaran aja. Apalgi pake ngelibatin Sarah segala. Hmmm…. apapun itu, aku harap nggak akan membuat persahabatan aku dan Sarah jadi renggang. Aku sayang sama Sarah. Walaupun mungkin kita nggak akan pernah bisa bersama, aku puas bisa selalu dekat dengan dia. Melihat wajahnya yang cantik, tubuhnya yang sempurna hhmmm….”, lamun Karina dalam pikirannya.

Beberapa saat kemudian Sarah keluar dari kamar mandi. Karina memandang sahabatnya itu dengan terpesona. Sarah keluar dengan hanya mengenakan bra hitam dan celana dalam hitam yang sexy. Wajahnya yang cantik semakin kelihatan segar setelah Sarah mencuci muka. Tubuhnya yang tinggi ramping penuh dengan lekuk yang indah. Bra hitam yang dikenakannya makin menonjolkan keindahan dan kemontokan payudara Sarah. Karina menelusuri tubuh indah Sarah dengan matanya. Perut Sarah rata dan ramping, sangat indah berpadu dengan pinggang dan pantatnya yang membulat penuh. Paha sekal mulus dan kaki jenjang semakin menyempurnakan keindahan tubuhnya.

“Karin. Sekarang giliran kamu tuh make kamar mandinya.”, kata Sarah yang segera membuyarkan lamunan Karina. Karina tersipu malu, berharap Sarah, sahabatnya tak menyadari kalo dia baru saja terpesona dengan keindahan tubuh sahabatnya sendiri. Karina pun segera mengambil handuk dan perlengkapan lainnya. Setelah itu dia menuju ke kamar mandi untuk mencuci mukanya.

* * * * * * * * * * * * * * ** * * * * * * * * * * * * * *

Pandangan Joe terfokus ke arah layar laptopnya. Di layar laptop itu tampak pemandangan indah tubuh kakak kandungnya sendiri, Sarah, yang nyaris telanjang. Sarah kini rebahan diatas ranjang, sedangkan Karina tadi ia lihat masuk kamar mandi. Joe sekarang berada di sebuah kamar yang berada di lantai dua rumah profesor Suparman. Headphone di telinganya membuat ia dapat mendengarkan percakapan Karina dan Sarah yang ada di kamar utama. Empat kamera mini milik profesor yang dipasangnya ditempat-tempat strategis di kamar utama membuat Joe bisa menikmati pemandangan di kamar utama dengan bebas. Kamera mini ciptaan profesor memiliki resolusi visual cukup tinggi hingga ia bisa dengan nyaman menikmati pemandangan di kamar utama itu.

“Hhmmm…. tubuh kak Sarah oke banget. Pantas aja karir modelingnya kian meroket.”, kata Joe. Joe memandangi layar monitor itu lekat-lekat. Dia tak membuang-buang kesempatan untuk dapat melihat keindahan tubuh kakaknya dengan bebas, tanpa harus melirik dan mencuri-curi seperti biasanya. Beberapa saat kemudian Karina keluar dari kamar mandi. Wajah cantiknya tampak makin segar setelah dia mencuci muka. Karina keluar dengan memakai kaos oblong yang agak kebesaran dan tampaknya dia hanya memakai celana dalam saja dibalik kaus itu. Memang payudara dan pantat Karina tak sebesar dan sesexy Sarah, tapi lekuk tubuhnya juga masih sanggup membuat lelaki manapun akan menelan ludah jika melihatnya. Apalagi ditambah dengan kecantikan wajahnya yang ayu. Kecantikan alamiah gadis oriental. Wajah Karina sedikit mengingatkan aku akan bintang film Hongkong Cecilia Cheung, kalo nggak salah.

Joe bisa melihat kalo Karina kelihatan agak gugup dan selalu mencuri pandang ke arah tubuh Sarah yang nyaris telanjang. Joe tertawa dalam hati karena dia tahu pasti apa yang dirasakan Karina saat ini. Karina memandang ke arah Sarah seperti Joe saat memandang keindahan tubuh Sarah, Nina, maupun mbak Rita. Karina memang sedikit berbeda orientasi seksnya dengan kebanyakan wanita lain. Dia lebih suka pada wanita daripada pria alias lesbi. Fakta ini hanya pernah dia ceritakan pada Joe, setelah Joe menggunakan The Click untuk menikmati tubuh indah Karina.

“Kayaknya sekarang waktunya The Click untuk beraksi.”, kata Joe sambil mengambil sebuah remote control. Remote itu berfungsi untuk menggunakan tangan mekanik yang sudah Joe letakkan di dalam lemari di Kamar Utama. Tangan mekanik itu salah satu ciptaan Profesor. Mungkin lebih tepat disebut capit karena tangan mekanik itu hanya mempunyai jari seperti capit yang bisa membuka dan menutup. Profesor dulu menciptakannya untuk keperluan industri. Kini Joe sudah meletakkan The Click diantara capit tangan mekanik itu. Jadi bila dia menggerakkan tangan mekanik itu untuk mencapit maka tombol The Click akan otomatis tertekan. Joe memang sengaja menyiapkan ini semua, karena dia ingin memberikan kejutan kepada Karina. Joe juga tak ingin dia berada dalam pengaruh The Click, hingga ia repot-repot menyiapkan semua ini. Lalu Joe pun mengaktifkan tangan mekanik itu hingga The Click pun ikut aktif.

“Its show times”, kata Joe tak sabar menantikan apa yang akan terjadi.

* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *

Karina merasa sangat gelisah. Dia sama sekali tak bisa melepaskan pandangannya dari Sarah. Entah kenapa, tiba-tiba dia merasa sangat bergairah. Ingin rasanya dia memeluk tubuh indah Sarah dan mencium bibirnya tapi dia masih ragu dan takut. Karina merasakan selangkangannya mulai lembab, putingnya mengeras, nafasnya sedikit tak beraturan.

Sarah yang membaca majalah juga sedang gelisah. Tiba-tiba dia merasa horny banget. Kalau saja yang tidur disebelahnya adalah salah satu pacarnya, mungkin dia sudah menerkamnya. Tapi sekarang Sarah hanya bisa merapatkan kakinya agar bibir vaginanya bisa saling gesek. Tapi itu sama sekali tak membantunya. Kalo saja tak ada Karina disampingnya, mungkin dia sudah menggosok memeknya sendiri dan masturbasi disini, saat ini juga.

Tiba-tiba Sarah merasa jemari lembut mengusap lengannya. Sarah menoleh dan melihat Karina yang sekarang miring menghadap kearahnya. Sarah menatap wajah Karina yang merona merah. Dia melihata Karina menatapnya dengan pandangan yang membuat dadanya berdesir. Sarah tahu tatapan itu. Pandangan mata Karina terlihat sendu dan ada gairah yang terpancar darinya. Sarah sadar kalo sahabatnya itu ternyata juga horny seperti dirinya saat ini.

“Kamu cantik, Sar.”, kata Karina dengan suara bergetar. Karina tak sanggup lagi menahan gairah yang terasa menjalar di sekujur tubuhnya. Perlahan dia menggerakkan jemarinya mengusap pipi Sarah, menyusuri hidungnya yang mancung serta bibirnya yang penuh dan sexy. Karina semakin mendekatkan wajahnya ke arah Sarah.

“Karin. Apa yang kam…mmpphh….”, kata-kata Sarah terpotong saat tiba-tiba Karina menciumnya dengan mesra. Sarah agak kaget pada awalnya. Tapi tak lama kemudian dia membalas ciuman Karina dengan tak kalah mesranya. Dua gadis cantik yang dilanda nafsu birahi itu kini berciuman dengan penuh gairah. Sarah belum pernah berciuman dengan seorang gadis. Awal nya dia kaget atas perbuatan Karina tapi lambat laun dia pun larut dalam ciuman sahabat dekatnya itu. Ciuman Karina berbeda dengan ciuman yang dilakukan cowok-cowoknya. Ciuman itu terasa begitu lembut tapi tak kalah panasnya. Mereka saling memainkan lidah mereka. Entah kenapa, Sarah merasa kalau Karina seakan tahu apa yang diinginkannya. Bibir dan lidah Karina menciumnya persis seperti apa yang dia inginkan. Mungkin karena Karina juga seorang cewek hingga ia tahu pasti apa yang diinginkan oleh cewek.

“Hhhmmpp… Karin…sstt…hhmmpp…”, desis Sarah. Karina terus mencium bibirnya dengan hangat. Jari-jari Karina yang lentik bermain menyusuri kulit Sarah. Sentuhan Karina terasa lembut, menyusuri tubuhnya dengan rabaan yang agak mengambang. Tapi hal itu malah membuat Sarah merasa bulu tengkuknya berdiri dan gairahnya naik dengan cepat.

Karina larut dalam gairahnya. Sarah adalah orang yang palaing dicintainya. Sudah terlalu lama Karina selalu memimpikan saat seperti ini. Saat dia bisa merasakan lembutnya kulit Sarah, menyentuh seluruh lekuk tubuhnya yang sexy. Saat dimana ia bisa mencium bibir Sarah yang sensual, begitu penuh, begitu menggairahkan. Dan Sarah ternyata tak menolak apa yang ia lakukan terhadap dirinya. Desahannya terdengar begitu merdu di telinga Karina.

“Sarah mmmhhh…..”, desis Karina. Karina menciumi setiap bagian wajah Sarah, bergerak ke belakang telinganya, membuat Sarah, sahabatnya, mendesis makin keras. Leher jenjang Sarah menjadi sasaran Karina berikutnya.

“Aaahh….Karin……”, desis Sarah. Gadis itu kini terlarut dalam gairah yang membara dari dalam dirinya. Awalnya dia merasa sedikit aneh dengan perbuatan Karina. Sarah tak pernah bercumbu dengan wanita, membayangkannya pun belum pernah. Tapi kenikmatan yang dirasakannya sekarang, membuat Sarah tak bisa menolak cumbuan Karina.

Karina terus menyusur ke bawah. Kini dihadapannya sudah terpampang payudara Sarah yang terbungkus bra. Montoknya payudara Sarah membuat branya tampak seperti kekecilan. Tapi semua itu malah membuat payudara Sarah membentuk belahan payudara yang indah dan membuat gairah Karina semakin terbakar. Karina menciumi pundak Sarah. Saat bibirnya bertemu dengan tali bra yang dikenakan Sarah, Karina menggunakan giginya untuk menarik dan menggeser tali bra itu ke samping lengan Sarah. Karina bergerak ke sisi lain pundak Sarah dan melakukan hal yang sama. Dengan lidah dan bibirnya Karina bergerak menyusuri belahan dada Sarah. Dia menggigit cup bra Sarah lalu menariknya turun. Karina juga melakukan hal yang sama dengan cup bra Sarah yang satunya. Dan usahanya itu berhasil. Kini Karina dapat dengan bebas melihat payudara Sarah yang selalu diimpikannya. Payudara itu begitu montok dan besar. Bergerak naik turun karena nafas Sarah yang makin tak beraturan. Putting Sarah terlihat mengeras dan berdiri menantang.

Sarah sendiri begitu terbuai dengan permainan sahabatnya. Basahnya lidah Karina dan lembut bibir Karina yang menyusuri tubuhnya menimbulkan kenikmatan. Sentuhan Karina begitu lembut, begitu halus namun terasa hangat dan membangkitkan gairahnya. Bahkan hembusan nafas Karina yang menerpa kulitnya juga membuat tubuh Sarah merinding.

“Ssttt…Karin. Kita nggak bol aaaahh……”, kata-kata Sarah terhenti saat dia merasakan lidah Karina menjilat putingnya. Sarah yang awalnya berusaha menghentikan tindakan Karina, akhirnya hanya bisa mendesah keenakan. Apalagi saat bibir Karina mulai menghisap putting payudaranya dan membuat putingnya mengeras karena gairah. Sarah juga bisa merasakan remasan jemari Karina yang bagaikan memijat payudaranya yang montok dan membuat ia melupakan rasa canggungnya dan larut dalam birahi.

“Mmmpphh…sluurpp…tetek kamu montok banget Sar. Aku pengen bisa punya tetek kayak kamu hhmmmppp…..”, kata Karina di sela-sela keasyikannya mengerjai payudara Sarah.

“Uughh… hisap terus Karin ssttt……remas yang kuat aaghhh……”, desis Sarah. Tangannya mengelus rambut Karina dan menariknya agar Karina makin tenggelam dalam montoknya bukit payudara Sarah.

Karina mungkin tak akan pernah bosan mencumbu payudara montok Sarah. Tapi sekarang dia ingin menikmati seluruh tubuh Sarah. Perlahan ciuman Karina makin turun, menyusuri perut Sarah yang rata. Dia menjilati pusar Sara yang membuat gadis sexy mendesah makin keras. Karina mengerakkan tubuhnya ke bawah agar dia bisa lebih leluasa meneruskan eksplorasinya. Ciumannya terus menyusur ke bawah. Karina sengaja melewatkan bagian selangkangan Sarah. Dia berencana menikmati bagian yang terbaik untuk saat terakhir. Ciumannya menyusuri paha Sarah dan kaki jenjangnya. Karina mengambil posisi duduk di bagian bawah Sarah yang masih terlentang menikmati kenikmatan yang diberikan sahabatnya itu. Karina memegang telapak kaki Sarah, lalu didekatkan kemulutnya. Karina mencium, menjilat bahkan menghisap jari-jari kaki Sarah.

“Ssstt….Karin aahh….”, desis Sarah. Sarah belum pernah merasakan yang seperti ini. Karina bahkan tak merasa jijik menjilati jari-jari kakinya. Bahkan pacar-pacarnya belum pernah melakukan hal ini padanya. Dan ternyata dia sangat menikmatinya.

Karina meneruskan eksplorasinya kembali naik keatas. Bibir dan lidahnya bergerak menyapu kaki Sarah dengan hangat dari telapak kaki, betis, sampai ke paha gempal Sarah. Perlahan tangan Karina bergerak menuju celana dalam yang dikenakan Sarah. Jemarinya mengait di tepian celana dalam itu, lalu menariknya perlahan, sampai akhirnya celana dalam Sarah terlepas dari sepasang kaki jenjangnya. Kini posisi Karina tengkurap di ranjang bagian bawah. Kepalanya berada di antara kaki Sarah yang mengangkang lebar. Dia begitu terpesona melihat vagina Sarah. Sarah ternyata mencukur bulu yang ada dikemaluannya kecuali sedikit di bagian atasnya yang dipotong rapi berbentuk segitiga kecil. Terlihat begitu sexy dan erotis. Karina mengangkangkan kaki Sarah lebih lebar hingga kini vagina Sarah mulai membuka dan Karina bisa melihatnya dengan lebih leluasa. Memek Sarah begitu indah di mata Karina. Belahan vaginanya masih tampak rapat dan bibir vaginanya masih tampak rapi dan tak menggelambir. Padahal Karina tahu persis kalo Sarah sudah tak perawan lagi. Bahkan dia sering ML dengan pacar-pacarnya. Tapi memek Sarah masih berbentuk begitu indah. Karina kagum karena Sarah ternyata wanita yang bisa merawat bagian dari dirinya yang paling berharga dengan baik.

“Vagina kamu bagus banget Sar. Kamu bener-bener pinter ngerawatnya.” puji Karina pada Sarah, sahabatnya dan juga wanita yang paling dicintainya. Wajah Sarah agak bersemu merah. Pujian Karina membuatnya begitu bangga. Pujian itu lebih berarti karena keluar dari seorang wanita seperti Karina. Pujian dari laki-laki dianggapnya biasa karena laki-laki sudah ditakdirkan untuk mengagumi kecantikan seorang wanita. Tapi wanita jarang mengakui kecantikan wanita lain. Hal ini membuat pujian Karina membuat perasaan Sarah melambung.

“Karin… mmmm….aahhhh……”, desis Sarah saat Karina mulai memainkan lidah dan bibirnya lagi. Permainan Karina benar-benar memberikan kenikmatan yang lain buat Sarah. Karina begitu sabar membangkitkan gairahnya. Dia tak terburu-buru menikmati memek Sarah yang sudah basah oleh cairan kenikmatannya. Awalnya Karina hanya menciumi bagian dalam pahanya dan daerah sekitar memk Sarah yang membuat Sarah makin belingsatan. Kemudian perlahan mulai bergerak menyusuri belahan vaginanya. Sarah dapat merasakan hangatnya lidah karina yang menyapu belahan vaginanya secara penuh dari atas ke bawah, bahkan sampai ke lubang pantatnya. Tangan Karina juga meremas pantat Sarah yang membulat penuh dengan hangat dan mesra.

Sarah sudah benar-benar larut dalam gairah birahinya. Memang pacar-pacarnya juga sering mengoral Sarah dengan menjilati memeknya. Tapi permainan Karina kali ini benar-benar memberinya kenikmatan yang lain. Karina seakan-akan tahu bagian memek Sarah yang perlu dimainkan dan kapan memainkannya. Mungkin karena Karina juga seorang cewek hingga ia tahu persis apa yang diinginkan cewek sexy yang sedang dilanda birahi seperti Sarah sekarang ini.

Karina sendiri juga begitu menikmati keadaan ini. Gadis berwajah cantik khas oriental itu seakan tak akan pernah bosan mempermainkan memek Sarah. Setiap desahan kenikmatan yang keluar dari mulut Sarah bagaikan stimulan yang makin membangkitkan gairah birahinya sendiri. Memek Karina pun mulai basah hanya dengan mencumbu memek sahabatnya, Sarah.

“Sllurrpp…..mmm…..”, Karina masih terus asyik bermain di memek Sarah.

“Uugghhh….Karin aahh…..”, desah Sarah makin keras. Apalagi saat Karina mulai memainkan klitorisnya, menjilat bahkan menghisapnya kuat-kuat. Bahkan Karina juga mulai memasukkan jari-jarinya ke memek Sarah dan mengocoknya.

Sekitar sepuluh menit-an Karina terus mempermainkan memek Sarah, sampai akhirnya tubuh Sarah mulai menggeliat tak beraturan. Sarah merasakan gelombang kenikmatan itu menyapunya. Rasa nikmat itu menjalar ke seluruh tubuhnya.

“Aaaagghh…. Karin… aku uggh…dapet…..aahhhhh……”, jerit Sarah saat orgasme itu datang. Tangannya menekan kepala Karina agar tak lepas dari memeknya. Pahanya menjepit Karina.

“Hhmmpp…hhmmmppp…..”, gumam Karina. Karina dapat merasakan kalau Sarah mulai merasakan puncak kenikmatannya. Entah bagaimana, hal itu bahkan memicu gelombang kenikmatan Karina sendiri. Fakta bahwa Sarah, wanita yang dicintainya itu mendapat orgasme karena cumbuannya bisa membawa Karina mendapatkan kepuasannya birahi. Memek Karina juga ikut berdenyut keras seperti memek Sarah yang dicumbunya. Karina terus menghisap klitoris Sarah selama dia orgasme. Dia juga tak mau melepaskan setetes pun cairan kenikmatan yang dikeluarkan Sarah. Cairan itu dihisap dan dijilatnya sampai habis.

Setelah orgasme itu reda, Sarah pun memejamkan matanya dan mengatur nafasnya yang tak beraturan. Sarah baru membuka matanya saat dirasakannya bibirnya mendapatkan ciuman yang hangat dan penuh gairah. Saat Sarah membuka matanya, dia dapat melihat wajah Karina yang cantik sedang tersenyum padanya. Sarah dapat merasakan tatapan mesra dan penuh kasih sayang dari mata Karina. Memori dan ingatan samar-samar mulai berkelebatan di pikiran Sarah. Dia teringat kalo seringkali dia mendapati sahabatnya itu mencuri pandang kepadanya dan menatapnya dengan pandangan mesra seperti sekarang. Tapi setiap kali dia memergokinya, Karina selalu segera mengalihkan pandangannya dan agak salah tingkah. Dia ingat tiap kali dia berganti baju dihadapan sahabatnya itu, Karina selalu menatapnya dengan pandangan aneh. Dulu Sarah hanya mengira Karina kagum dengan kecantikannya, tapi sekarang setelah dia ingat ingat lagi pandangan Karina tidak hanya memancarkan rasa kagum tapi juga penuh gairah seperti tatapan pacar-pacar Sarah. Kelebatan memori itu segera memicu suatu kesimpulan di pikiran Sarah.

“Nnngg…Karin, kamu mm…. kamu…”. Kata Sarah yang masih ragu untuk mengeluarkan opini yang baru saja terangkum di kepalanya.

“Iya, Sar. Aku cinta sama kamu. Aku sayang banget sama kamu.”, kata Karina sambil tersenyum mesra.

“Tapi kita kan….”

“Iya, Sar. Aku sendiri nggak tahu kenapa aku bisa seperti ini. Aku memang lebih suka pada cewek daripada cowok. Dan sudah dari dulu aku sayang sama kamu. Aku tahu kalau aku nggak mungkin mengharapkan cinta dari kamu. Yang aku minta cuma satu Sar. Kamu jangan memutuskan persahabatan kita. Aku sudah cukup senang bisa berteman dengan kamu, bisa terus bersama kamu.”, kata Karina mengungkapkan perasaannya yang selama ini ia pendam. Sarah dapat melihat kasih sayang yang tulus dari mata Karina yang mulai berkaca-kaca. Hati Sarah terharu. Bukan salah Karina kalau dia menjadi seperti ini. Sarah bahkan merasa simpati pada Karina.

“Tentu saja aku akan selalu jadi sahabat kamu Karin. Dan maafin aku yang nggak akan bisa membalas cinta kamu yang tulus.”, kata Sarah sambil menjulurkan tangannya mengelus pipi Karina yang halus dan mengusap airmata yang mulai mengalir di sana. Karina tersenyum. Dia tahu dia tak mungkin mengharapkan Sarah membalas cintanya. Hatinya sudah merasa lega karena Sarah bahkan tidak marah dan tetap mau menjadi sahabatnya, bahkan setelah kejadian barusan. Karina pun memeluk tubuh Sarah erat sebagai rasa terima kasihnya. Sarah pun membalasnya.

Saat mereka berpelukan, Sarah dapat merasakan payudara mungil Karina menempel di payudaranya yang montok. Walaupun dia baru saja orgasme, entah kenapa Sarah merasa gairahnya masih terus menyala. Gesekan payudara mereka memberikan sensasi tersendiri buat Sarah. Dan dia tahu kalau Karina juga merasakan hal yang sama karena Sarah dapat merasakan memek Karina yang basah menempel di pahanya. Sarah juga bisa merasakan kalo Karina mulai mengesek-gesekkan memeknya di paha Sarah.

“Hmmm….kayaknya aku harus membalas perbuatan Karina kepadaku. Masak cuma aku doang yang enak? Gak adil buat Karin.”, pikir Sarah. Sarah lalu membalikkan badan Karina yang ada diatasnya hingga Karina sekarang berbaring terlentang di sebelahnya.

“Tahu nggak. Aku tadi puas banget karena permainan kamu. Bahkan nggak ada seorang pun dari pacar-pacarku yang bisa menjilati memek aku sehebat kamu.”, puji Sarah. Karina tersenyum bangga dengan pujian Karina.

” Terima kasih, Karin.”, kata Sarah lalu dia pun mencium bibir Karina dengan penuh gairah. Karina pun membalas ciuman Sarah dengan penuh gairah.

Saat Sarah melepaskan ciumannya, dia mengamati wajah sahabatnya itu dengan seksama. Sarah kagum dengan kecantikan wajah Karina. Darah oriental yang mengalir dalam diri Karina membuat gadis itu memilik kecantikan yang khas. Sarah juga sadar kalau banyak orang yang menganggap wajahnya cantik. Tapi Sarah merasa Karina memiliki kecantikan yang lain yang tak kalah dari dirinya, bahkan mungkin lebih. Wajah Karina yang berdarah campuran itu selain eksotis juga ayu.

“Kamu cantik Karin.”, puji Sarah. Pujian Sarah membuat hati Karina melambung.

Sarah meneruskan pengamatannya turun ke bawah. Kulit Karina begitu putih, halus, dan lembut. Payudara Karina tampak mungil tapi berbentuk indah. Putingnya mencuat, membuat Sarah gemas.

“Tetek kamu juga bagus.”, puji Sarah sambil meremas payudara Karina dengan tangannya.

Karina sangat menikmati perbuatan Sarah. Tangan Sarah terasa hangat di dadanya, membuat putingnya makin mengeras dan gairahnya makin naik.

“Tapi punya aku kecil, nggak montok seperti kamu.”, kata Karina.

“Ssshhh…. kamu jangan pernah minder karena hal itu. Kamu tahu nggak, banyak cowok yang pasti pengen banget bisa melihat dan menikmati tetek kamu ini. Bahkan aku pun pengen.”, kata Sarah yang langsung mendekatkan mulutnya dan menjilati putting Karina.

“Ssttt….Sar…..aahhhh…..”, desis Karina menikmati cumbuan Sarah di dadanya. Lidah Sarah terasa hangat di putingnya dan membuatnya makin mengeras dan mencuat. Apalagi saat Sarah menghisap putingnya itu dan kadang menggigitnya lembut dengan giginya sambil menariknya sedikit.Tangan Sarah juga tak berhenti meremas dan memijat payudara mungilnya. Karina bagaikan terbang dibuai berjuta kenikmatan. Tak pernah disangkanya kalo Sarah mau melakukan hal seperti ini terhadapnya.

Disisi lain, Sarah tak pernah mengira kalau dia ternyata menikmati mencumbu sesama wanita seperti ini. Desah kenikmatan Karina bagaikan melodi merdu di telinganya dan membangkitkan gairahnya sendiri. Perlahan tangannya menyusuri tubuh indah Karina, merasakan kelembutan kulit putih itu.

“Sarah…nngggkkk……aahh…..”, desah Karina makin keras. Karina merasakan bibir Sarah perlahan turun dari dadanya, terus menyusuri perut rampingnya dan makin ke bawah. Karina melihat Sarah kini sedang mengamati bagian tubuhnya yang paling rahasia.

“Jangan dilihatin gitu, Sar. Aku kan jadi malu.”, kata Karina.

“Buat apa malu Karin. Memek kamu bagus sekali. Bahkan lebih bagus dari punyaku. Memek kamu kelihatan masih sempit banget. Beruntung banget cowok yang bisa merasakan jepitan memek kamu ini.”, puji Sarah.

“Uugghhh….Saraaaahhh…..aahhh……”, Karina bahkan menjerit saat pertama kali dia merasakan jilatan lidah Sarah melibas belahan vaginanya. Lidah dan bibir Sarah bergerak lincah di selangkangan Karina. Karina merasakan sensasi yang lebih dashyat daripada saat Joe melakukannya. Mungkin karena Sarah adalah orang yang dicintainya.

“Sllluurppp….mmmmm…….”, gumam Sarah sambil terus mencumbu memek Karina dengan lidah dan mulutnya. Sarah tak menyangka kalau dia akan suka melakukan hal ini. Awalnya, Sarah hanya melakukannya karena merasa berhutang pada Karina yang melakukan hal yang sama terhadapnya duluan. Tapi lambat laun Sarah mulai menyukainya. Bahkan dia juga menyukai rasa cairan kenikmatan yang mulai merembes keluar dari memek Karina.

Sarah benar-benar kagum dengan memek Karina. Saat dia mencoba membuka memek itu lebih lebar, dia menyadari kalau memek Sarah masih sangat sempit. Dan saat Sarah mencoba memasukkan satu jarinya disana, dia dapat merasakan jepitan memek karina di jari-jarinya

“Aagggghh…Sar…auughhh…..”, jerit Karina dengan ekspresi khasnya saat Sarah menambah satu jari lagi di memek Karina.

“Kamu nggak apa-apa Karin?”, tanya Sarah kuatir.

“Ssssttt….nggak. Aku nggak apa-apa. Please terusin Sar aahh…….”, kata Karina. Sarah pun mengocok memek Karina dengan jarinya lagi. Sarah pun mulai mempermainkan klitoris Karina dengan lidahnya, sambil terus menggerakkan jarinya.

“Aaaghhh….Sar……uuufff….ssttt…..”, jerit Karina makin keras. Ekspresi khasnya yang seperti agak kesakitan tapi juga menikmati nampak menghiasi wajah orientalnya itu. Sarah yang melihatnya pun menjadi agak tak tega maka diapun memperlambat temponya dan mengocok memek Karina dengan pelan.

“Uuughhh….lebih kenceng Sar aaahhhh……aahhh…..”, pinta Karina.

Sarah akhirnya mengerti type cewek seperti apa sahabatnya itu. Sarah teringat film-film porno Jepang yang pernah dilihatnya. Cewek-cewek Jepang seringkali berlagak seperti kesakitan saat mereka bercinta. Dan rupanya Karina juga sama dengan mereka. Sarah berpikir apa mungkin itu ciri khas ras kulit kuning.

Akhirnya Sarah pun tanpa ragu lagi mulai meningkatkan tempo permainannya. Bahkan kini dia menaikkan posisi tubuhnya hingga ia berhadapan dengan Karina. Dengan begini Sarah bisa melihat wajah cantik Karina yang seperti agak kesakitan tapi juga kelihatan begitu menikmatinya. Jari-jari Sarah masih terus beroperasi di memek Karina, bahkan ia menambah satu jari lagi, hingga kini tiga jarinya mengocok memek Karina dengan liar.

“Mmmm….kamu suka diginiiin ya?”, kata Sarah.

“Aahhh…ahhh…sstt…aahhh……”, Karina tak bisa menjawab, hanya sedikit mengangguk sambil terus mendesah nikmat. Sarah pun melumat bibir Karina dengan bibirnya. Dua cewek cantik itu kembali berciuman dengan panas dan penuh gairah.

Akhirnya Karina pun tak tahan lagi setelah dicumbui Sarah, wanita yang dicintainya itu, selama hampir 15 menit. Tubuhnya menggeliat kuat sampai pantatnya agak terangkat sedikit. Memeknya berkontraksi dan menjepit kuat jari-jari Sarah yang bersarang disana. Cairan kenikmatannya menyemprot deras membasahi jari-jari Sarah dan merembes keluar.

“AAAGGHHH………SARRAAAHHHH………”, jerit Karina saat orgasme itu menerpanya.

Sarah sangat senang bisa membawa Karina ke puncak kenikmatan. Dia pun lalu mencium Karina dengan mesra. Sarah mengeluarkan jarinya dari memek Karina lalu memasukkannya ke mulutnya sendiri.

“Hhhhhmmmmmm…. punya kamu enak Karin.”, puji Sarah Karina tersenyum bahagia melihat tingkah Sarah, dia makin mencintai Sarah.

“Terima kasih, Sar. Terima kasih atas semuanya.”, bisik Karina lirih. Matanya menatap mesra pada Sarah.

Sarah mencium dahi Karina dengan lembut.

“Hhhmmmm….. kayaknya sekarang aku nggak bakalan keberatan ML dengan cewek. Apalagi yang cantik seperti kamu.”, kata Sarah. Karina tersenyum bahagia.

“Nnnggg…. tapi aku juga butuh kontol cowok buat mengaduk memek ini. Dan maafin aku kalo aku nggak bisa membalas cinta kamu dengan cinta yang sama, Karin. Tapi aku nggak keberatan kalo kamu butuh orang untuk bikin kamu jerit-jerit nggak karuan kayak tadi he…he…he…”, goda Sarah.

“Iya, Sar. Aku ngerti kok. Lagian aku juga bukannya nggak pernah ML sama cowok. Walaupun aku akan lebih memilih ML sama kamu daripada cowok manapun.”, kata Karina.

“Eeehhh…jadi kamu diem-diem sudah punya gebetan baru nih. Siapa?”

“Mmmm….rahasia.”, kata Karina sambil tersenyum.

“Kok pake rahasia-rahasiaan sih? Siapa pacar kamu itu?”, kata Sarah penasaran.

“Dia bukan pacar aku kok. Tapi dia satu-satunya cowok yang bisa buat aku menikmati seks walaupun nggak dengan cewek.”, kata Karina.

“Jadi siapa cowok misterius itu?”. Sarah makin penasaran.

“Hhhmmm… dia…. rahasia dong he…he…he…..”, kata Karina sambil tertawa.

“Awas kamu ya.”, kata Sarah sambil menggelitiki perut Karina.

“Aaahhh…ha..ha…ha….aagghh…stop Sar ha..ha..”, jerit Karina yang geli karena gelitikan Sarah.

Kedua gadis itu bercanda di tempat tidur sampai hampir kehabisan nafas.

Sesaat keduanya terdiam dan mencoba mengatur nafas mereka kembali. Tapi kemudian Karina mencium bibir Sarah lagi.

“Hhmmm…. pengen lagi ya?”, goda Sarah. Karina mengangguk malu. Sarah pun melumat bibir Karina, dan mereka kembali bercumbu dengan penuh gairah.

* * * * * * * * * ** * * * * * * * * ** * * * * * * * *

Joe melihat monitornya dengan penuh nafsu. Tangannya mengocok kontolnya yang sudah tegang walaupun tadi baru saja keluar saat melihat Karina dibikin orgasme oleh Sarah, kakak kandungnya.

“Gila. Ini bakal jadi malam yang sangat panjang.”, kata Joe. Dia tak habis pikir kalo Karina dan Sarah bisa bercinta dengan panas. Bahkan tampaknya mereka kembali akan bercinta lagi, padahal Joe sudah mematikan The Click saat dia selesai ejakulasi tadi. Tampaknya usahanya berhasil. Joe puas dapat membantu Karina agar lebih dekat dengan Sarah. Walaupun hubungan mereka bukanlah hubungan romantis seperti yang Karina inginkan, tapi tampaknya Karina tak keberatan hanya mendapatkan hubungan fisik dan nafsu semata dengan Sarah.

“Brengsek. Kalo aku terus onani kayak gini, kencanku dengan Nina besok bisa berantakan. Lebih baik aku tidur saja. Simpan tenaga buat Nina.”, kata Joe. Dia pun mematikan layar monitornya, lalu pergi berbaring di ranjang dan berusaha untuk tidur.
Good night Joe. The Show is over. Atleast, for now.

Bonus Bokep Klik Tombol Dibawah


𝐑𝐢𝐭𝐮𝐚𝐥 𝐆𝐮𝐧𝐮𝐧𝐠 𝐊𝐞𝐦𝐮𝐤𝐮𝐬 (𝐁𝐚𝐠.𝟐𝟖 : 𝐑𝐢𝐭𝐮𝐚𝐥 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐁𝐢 𝐍𝐚𝐫𝐬𝐢𝐡 )


"Ayo, hamilin aku, sudah 5 tahun nikah belom juga punya anak padahal suamiku rajin ngentotin aku." Kata Heny sambil membuka BH dan celana dalamnya.

Aku terpana melihat tubuh bugil Heny, teteknya yang berukuran sedang mempunyai puting sebesar kelereng dan bulatan hitamya agak lebar. Memeknya berbulu lebat melebihi jembut bi Narsih.

Heny mendorongku masuk kamar Lastri. Tanganya dengan cekatan membuka kemejaku dan celanaku hingga bugil.

"Waduh, Jang. Belom ngaceng aja udah gede apa lagi ngaceng." Hent takjub melihat kontolku yang masih tertidur. Apa lagi rasa kagetku belum lagi hilang sehingga kontolku belum menunjukkan reaksinya melihat tubuh bugil Heny.

Tangan Heny membelai pangkal pelerku yang berbatasan dengan anus membuatku merinding nikmat. Heny ternyata tahu cara menemukan titik sensitif yang membangkitkan birahiku Perlahan kontolku mulai bangkit.

Heny menjilati batang kontolku dari bawah ke atas menyentuh kepala kontolku dengan lembut. Menjilatinya berulang ulang membangunkan kontolku yang tertidur, hingga ahirnya kontolku berdiri dengan gagahnya siap maju ke medan perang.

"Wow, kontol kamu panjang banget, hampir menyentuh pusarmu." Heny memandang takjub kontol yang baru saja memporak porandakan memek Lastri adiknya.

Heny melahap kontolku yang berdiri gagah, berharap agar kontolku dapat membuahi rahimnya. Heny begitu piawai memanjakan kontolku dengan hisapan hisapan yang diselingi lidahnya menggelitik kepala kontolku. Kalau saja pejuhku belum keluar, mungkin aku sudah ngecrot saat ini.

"Ampum, sudah Heny, nanti aku malah ngecrot" kataku menyerah.

"Payah, baru diisep pake mulut udah mau ngecrot. Apalagi dijepit memek gue. Gantian nih kenyot memek gue
!" Heny rebah di kasur, pahanya mengangkang lebar dan tangannya membuka belahan memeknya yang ternyata bagian dalamnya sangat merah kontras dengan permukaanya yang berbulu lebat.

Aku membungkuk mencium bau memek Heny yang menyengat. Tapi aku tidak terganggu dengan baunya, justru gairahku semakin bertambah. Kujulurkan lidahku menyapu memeknya yang sudah sangat basah. Pinggulnya terangkat naik menyambut lidahku. Lidahku menusuk masuk memeknya menari di dalamnya

"Ennnak Jang memek gue dijilat." Heny menjambak rambutku dan menekan kepalaku ke memeknya. Lidahku semakin liar menjilati lobangnya yang semakin basah. Kusedot itilnya yang menonjol.

"Aduh, Jang. Gue kelllluarrrrr, ennnak banget.!" pantatnya terangkat semakin tinggi mendapatkan orgasme pertamanya.

"Baru aku jilatin memeknya, udah keluar. Apa lagi kalau aku entot." kataku menggoda Heny yang terkapar.

"Jangan banyak omong, buruan entot memek gue!" Heny menyuruhku agar mulai proses selanjutnya.

Aku menindih Heny yang langsung mengarahkan kontolku ke lobang memeknya. Heny yang selama ini sering jadi bahan hayalan tan temanku sesama penjual mi ayam sekarang bisa kuentot. Harus kuakui wajah wanita yang sedang kuentot ini cantik. Apa lagi bentuk bibirnya yang tipis sangat sensual.

"Gla, kontol kamu gede amat, memek gue sampe mekar.." matanya mendelik merasakan kontolku yang menerobos masuk memeknya.

Memek Heny tetasa hangat, aku langsung menggenjotnya perlahan agar memeknya terbiasa dengan ukuran kontolku yang jumbo.

"Entot gue yang kencang, Jang. Hamilin gue. Udah 5 tahun gue nikah belom juga hamil." kata Heny memohon.

Kupercepat kocokanku seperti keinginan Heny. Kucium bibir tipisnya yang sensual dengan bernafsu sementara kocokanku semakin cepat memompa memeknya yang semakin banjir sehingga menimbulkan bunyi keciplak yang terdengar merdu.

"Aduh Jang, Gue kelllluarrrrr, ennnnak banget?" Heny memelukku, tubuhnya mengejang meraih orgasme keduanya.

Melihat Heny yang sedang orgasme aku malah semakin mempercepat kocokanku membuat wanita itu berteriak nikmat, matanya menatapku binal.

"Iyaaaa gituuuuu entot terussss memek gueeeee ennnak banget." Heny menggerakkan pinggulnya naek turun menyambut hentakan kontolku yang bertenaga.

Pinggulku sudah mulai yerasa pegal memompa memek Heny, sudah cukup lama aku memompa memeknya dengan posisi yang tidak berubah dan sudah dua kali Heny mendapatkan orgasme sementara aku belum juga mendapatkan orgasme.

"Heny, gantian kamu yang di atas, ya?" aku mengajak Heny berganti posisis.

"Gak mau, Jang. Gue sama suami ge gak pernah ganti posisi." Heny keberatan kalu harus berganti posisi.

Mau tidak mau aku terima nasib memompa memek Heny semakin cepat agar pejuhku muncrat secepatnya. Belum pernah aku ngentot tanpa berganti posisi.

"Gueeee keluar lagi, Jang....!" kembali Heny meraih orgasme. Tibuhnya mengejang nilmat.

Akupun mulai merasakan pejuhku hampir muncrat membuatku semakin bersemangat memompa memek Heny, bahkan pompaanku cenderung kasar. Tapi masa bodoh, yang penting secepatnya aku ngecrot.

"Akuuuu kelllluarrrrr, ampun ennnak banget....!" aku mengeram menembakkan pejuhku ke bagian terdalam memek Heny.

"Akuuuu kelllluarrrrr lagi, Jang. " Heny menjerit tertahan.

"Makasih ya, Jang. Kamu hebat bikin aku beberapa kali orgasme. Mudah mudahan pejuh kamu bisa bikin aku hamil. Biar aku gak dibilang mandul oleh mertuaku.


*******

Ternyata aku tidak salah memilih Lastri jadi pegawaiku di toko. Dia begitu terampil menyusun barang barang dan juga menempatkannya pada posisi yang mudah diingat berdasarkan jenis barang. Dia juga yang menyusun daftar harga dan juga pembukuan.

"Mamah di rumah punya warung sembako, jadi Lastri tau cara nyusun barang dan bikin daftar harga." kata Lastri yang melihatku menatapnya kagum.

Sekarang aku bisa fokus Ritual di Gunung Kemukus. Masalah mistery kematian ayahku kadang kadang masih menggangguku. Tapi itu bisa aku tunda hingga ritual di Gunung Kemukus telah aku sempurnakan. Walau tidak mudah melupakan mimpiku tentang kematian Ayah dan juga verita Mang Udin bekas anak buah ayahku.

Bisa saja aku mengorek keterangan dari Bi Narsih tentang tragedi penyebab kematian ayahku, pasti aku akan medapat jawaban yang sama yang sudah sering aku dengar dari Ibu, Bi Narsih dan orang orang di kampungku bahwa ayahku meninggal karna terjatuh di sungai yang sedang banjir. Mayatnya di temukan 2 hari kemudian tersangkut di batu.

Hari ini aku akan berangkat ke Gunung Kemukus berempat dengan Bi Narsih, Mbak Wati dan Didin naik bis. Rencananya seminggu aku di Gunung Kemukus dengan Bi Narsih sesuai dengan saran Pak Budi.

Berat sekali meninggalkan Ningsih selama 10 hari. Perlahan lahan aku mulai mencintainya. Mungkin karna caranya memperlakukanku yang begitu lembut dan sabar walau tidak menghilangkan sifat manjanya.

"Aa berangkat dulu ya, Sayang.!" Ningsih mencium tanganku saat aku berpamitan.

Aku menunduk mencium bibirnya yang tipis dan mungil, kami berciuman cukup lama. Enggan rasanya meninggalkan istriku yang cantik ini.

"Iya, A. Hati hati ya ! Ingat ada Ningsih yang selalu nunggu A Ujang pulang dengan selamat.." aku bisa melihat kekhawatiran tergambar jelas di matanya yang bulat jernih begitu indah.

"Lis, Ujang berangkat dulu, ya!" akupun berpamitan ke Lilis. Saat aku akan mencium tangannya, Lilis menolaknya, dia mencium tanganku lebih dahulu.

Lilis menarik leherku agar merundik dan dia mencium bibirku dengan mesra, lama dia seperti tidak rela melepasku pergi.

"Hati hati ya, Jang ! Lilis akan selalu menunggu Ujang pulang dengan selamat." Lilis tersenyum berusaha menyembunyikan kekhawatirannya.

Sesampainya di terminal bis sudah ada Bi Narsih, Mbak Wati dan Didin di ruang tunggu. Berarti aku yang datang terahir.

*******



Sepanjang perjalanan aku tidur sehingga waktu 12 jam tidak terasa. Aku bangun ketika bis sudah masuk Solo. Di terminal berganti mobil jrusan Gunung Kemukus.

Sampai di Gunung Kemukus Bi Narsih mengajakku berganti tempat penginapan yang berdekatan dengan Makam Pangeran Samudra. Kamarnya lebih bersih dan ada jendelanya sehingga sirkulasi udaranya lancar. Letaknya yang agak tinggi membuatku bisa melihat bangunan di bawahnya.

Sampai kamar aku langsung memeluk Bi Narsih, kangen rasanya dengan pelukan hangat Bi Narsih yang lembut dan keibuan. Aku mencium pipinya dengan mesra.

"Kamu maen peluk aja. Mandi duli sana, bau.!" kata Bi Narsih sambil mencubit pelan pipiku.

"Mandiin, Bi!" kataku manja.

"Kita langsung ke Sendang Ontrowulan saja, y ! Baru istirahat." kata Bi Narsih. Aku mengangguk setuju.

Bi narish mengetuk kamar sebelah yang bersekat triplek. Ternyata Mbak Wati langsung tidur kelelahan, ahirnya kami berdua ke Sendang Ontrowulan.

Sesampainya di sendang Ontrowulan Bi Narsih bukannya langsung ke kamar mandi Sendang Ontrowulan, tapi mengajakku ke kamar sebelah Sendang Ontrowulan, aku sendiri belum pernah masuk ke dalamnya.

Ternyata di dalamnya ada kuncen yang membakar menyan. Suasana mistik terasa sangat kental diperkuat oleh bau menyan. Seluruh tubuhku merinding, nafasku agak sesak.oleh bau menyan. Setelah prosesi pembacaan mantra oleh kuncen, kami pindah ke bilik mandi sendang Ontrowulan.

Bi Narsih segera membuka seluruh pakaiannya, aku melakukan hal yang sama. Lalu aku menimba air mengisi ember hingga penuh. Bi Narsih menaburkan bunga di atas air dan beberapa tetes minyak mawar yang dibawa dari rumah.

"Jang, sini bibi bangunin kontol kamu dulu." kata bi Narsih berjongkok mengjadap kontolku. Perlahan Bi Narsih mengelus elus kontolku agar tegak berdiri. Dengan lembut Bi Narsih menghisap kontolku agar bangkit dari tidur.

"Duduk, Jang !" kata Bi Narsih setelah kontolku benar benar ngaceng.

Aku duduk dengan kaki selonjor di lantai kamar mandi. Bi Narsih meraih kontolku dan mengarahkan ke memeknya. Perlahan Bi Narsih menekan pinggulnya ke bawah. Memeknya masih kering sehingga agak kontolku agak sulit masuk.



Tak Terpikirkan (No Sara) Bag.24 ~ Hujan deras dikota bandung


Batagor goreng itu hampir habis, aku dan intan yg sejak tadi pagi sudah kelelahan karena habis kesana kemari melakukan penelitian untuk skripsinya itu.

Field research emang tidak mudah, serasa jadi wartawan karena butuh data dari wawancara orang orang tertentu buat menunjang penelitian itu. Siangnya aku dan intan mampir di tukang batagor yg enak dan tak jauh dari tempat kita melakukan penelitian.

"Data pedomannya udah lengkap yah tan. Tinggal kamu tulis dalam dua hari pasti selesei.."

"oke aa.. Mudah2an intan bisa ngembangin teori teorinya.. Makasih banyak ya aa udah nemenin intan.."

"iya sama sama.. Sering sering jalan sama aa aja.."

Bajunya basah karena keringat, parfumnya wangi. Lipstick nya merah, gumpalan susunya itu sangat besar dibalik baju kodok yg dia pakai. mukanya banjir karena air keringat, namun ia tetap cantik.

Entah kenapa..

Biasanya aku selalu berani nakal kepada wanita yg lain.

Tapi tidak dengan intan.

Dengan dia, Kaya ada dorongan bahwa dengan wanita ini aku harus baik-baik. Ga bisa macem macem.

Intan pun seperti tau seluk beluk siapa diriku. Dia pintar menebak, kadang tebakannya tepat. Pernah dia bilang..

"aa kayanya udah lepas yah.. Udah ga ada beban masa lalu.. Intan bisa ngeliat"

Tentu ditanya seperti itu tentu pikiran ku ke may dan si lucu. Urusanku dengan may memang sudah menemukan titik terang, tak ada lagi beban kesana kemari.

Aku jawab dengan senyum dan menatap matanya serius.

"kan intan yg bilang, kalo kita berhak bahagia,. tak seharusnya kita terus menerus berkutat di masa lalu kan"

Intan jawab dengan senyum dan bilang "bagus bagus sipp"


Sebagai manusia tentu kita ga bisa lepas dari kekurangan. Masa lalu memang bagian hidup. Tapi saatnya kita maju kedepan ""

Baru kali ini aku seharian bersamanya.. Aku merasa nyaman dan tentram. Mungkin sudah waktunya lebih serius dengannya.

Ini Bukan tentang masa lalu lagi. Tapi ini lebih ke tentang masa depan yg harus dijalani lebih baik.

Ketika pulang menuju rumah. kami membicarakan tentang kehidupan kami masing masing,

I tell about my self .
She tell about her self.

Dia begitu cekatan, telaten dan perasa. Aku bahkan berterima kasih ke ustazah karena memperkenalkan ku dengan intan. Aku tersenyum ingat ustazah, hampir seminggu ini semenjak suaminya pulang umroh aku belum main kesana. Aku tanya iseng ke intan.


"Untung kita dikenalin ustazah yah"

"iyaaa.. Waktu pertama kali ketemu.. aa sering nya ngobrol sama ustazahnya bukan sama intannya."

Degg.. Aku ditembak lagi dengan tebakan tepatnya.. perasaanku ingin ngumpet dikolong meja kalo misalnya dia tau hubungan antara aku dan ustazah. Pipiku memerah, intan menertawaiku.

"hahahaa koq pipi aa merah sih.."

"asem.. Ini mah batagornya yg kepedesan say mangkanya merah" kataku berkilah

Ketika sudah dalam perjalanan Di mobil aku tanya

"kalo habis kuliah nanti mw gawe apa langsung nikah"?

"kenapa aa nanya nanya gitu?

"gpp.. Kepo aja"

Hahahaha" ia tertawa menutup mulutnya.

"belum tau aa.. Jodoh nya juga belum keliatan siapa.."

"emang aa ga disebut calon jodoh"?

Hahahaha "

Ia tertawa sambil mengambil kertas hvs yg kosong dari lembaran penelitian nya, ia lipat kertas itu bolong sehingga tengahnya membentuk kekeran, ia keker ke arahku dengan nada manjanya. Sambil bilang

"aa mah calon jodohnya masih ketutupan awan, masih remang remang.."

"Hahaha emangnya hilal Romadhon, .. Asem .."

Intan dan aku tertawa lepas dimobil. Aku pegang tangannya, ia balik memegang erat tanganku, tak mengucapkan sepatah kata pun ia sandarkan kepalanya yg berjilbab itu ke bahuku.

Dalam diam kita saling berkomunikasi.

Hanya bahasa tubuh yg bicara.

Dan menunjukkan bahwa kita sama sama harus serius menghadapi ini.

We understand each other


____-____________

Hujan Deras di kota bandung





Mang ujang datang dengan mobil suv putihnya sore itu. Ia sms kepadaku bahwa sepulang dari pengajian rutinnya ia ingin mampir ke rumahku untuk menanyakan perihal jalan jalan survey melihat gambar rumah kebandung besok.

Ia datang bersama istrinya lela.

mang ujang sore itu memakai koko berwarna biru dan peci haji, dia terlihat tua diumur 35an dengan jenggot yg menghiasi wajahnya. Namun istrinya lela sore itu memakai jilbab besar dan gamis abu abu, terlihat segar dan manis dengan lipstik merah menyalanya.

Aku menyalaminya dan tersenyum melihat aku menyambutnya. Lela tersenyum karena sore itu aku begitu gaya karena sehabis jalan dengan intan.

"besok kita berangkat subuh aja mang, biar ga macet dijalan.."

"iyah .. Si lela udah izin dikantor nya. Besok kita jalan bareng.. Mau pake supir ngga bos..?

"ngga usah lah.. Mamang bisa nyopir kan?

"bisa , kita estafet aja..

Aku ajak mereka kedalam. Mang ujang berjalan duluan ke rumah aku dan lela ada dibelakang nya. Tak sengaja ketika aku berjalan beriringan di belakang lela, aku melihat montokan pantat lela dari belakang, pantatnya yg dilapisi gamis abu abu itu terlihat montok dan tebal sampe pinggulnya. Aku kaget melihatnya.
"aduh.. Montok amat pantat lela.." terus aku perhatikan istri mang ujang ini dari belakang. Sampe tak terasa kita sudah sampe didalam. Aku ngobrol dengan lela.dan mang ujang. Mataku tak henti hentinya melihat lipstik merah menyala lela. Bahkan turun penglihatan ku ke gumpalan susu besarnya yg dilapisi hijab besar itu.

"lela udah latihan gambar loh a ryan dirumah sambil liat liat contoh."

"mana coba liat" kataku

Aku beralih duduk disamping lela, melihat sketch gambar desain rumahnya. Karena dekat dengan jilbab lebarnya. Aku mencium wangi parfum yg sedap. Aku lihat ke sketsanya sambil memperhatikan gunungan susu di jilbab lebar itu.

"ini kalo bisa ukurannya jangan terlalu gede lel.. Biar muat ruang tengahnya dan ga boros tempat."

"iya aa.. Yg ini emang terlalu gede"

Seperti susumu lel kataku dalam hati. Terus aku mengobrol dengan lela dan meminta nomor hape beserta pin bbnya.

"nanti gambar lagi yah.. Terus kirim ke aa.."

Lela senyum kepadaku "ia aa nanti lela kirim"

Terus aku perhatikan susuk tubuh istri mang ujang ini.. Bahkan sampe dengan pulangnya mereka aku masih memperhatikan lela. Pantatnya yg montok sampe pinggul itu terlihat ketika mereka keluar dari pintu rumahku.

What a Nice ass.. Kataku dalam hati .. Mereka pamit dan pulang..

____-_______-_--

Malamnya lela mengirimkan gambar yg lainnya lewat bbm. Sungguh berbakat istri mang ujang ini. Gambar rumah itu terlihat bagus. Aku tanya kepadanya

"lel.. Katanya bisa bikin sketsa wajah.. Coba bikin sketsa wajah kamu sendiri.."

"buat apa a"

"atuh iseng aja.. Aa pengen tau"

"hahahaa.. Ga bisa aa klo buat wajah sendiri mah.. Harus ngaca lelanya biar detail.. Kalo bikin skect wajah aa mah bisa nih.."

"wah.. Boleh.. Mana mana

"tunggu.."

Beberapa menit kemudian lela mencoba menggambar detail wajahku. Sekitar sepuluh menit muncul pesan

"sorry a lama..dua kali ubah hihii

Ia kirim gambar sketsa wajahku dan aku terpana.

Begitu detail gambar wajah itu, bahkan ukuran hidungku percis dengan ukuran aslinya. Lela menggambar lenganku yg kekar dan badan atletisku di skect keduanya.

"emang lengan aa keliatan kekar gitu yah lel..

"iya.. Kekar banget.. Aa rajin olah raga yah"

"iya lah.. .."

"mang ujang mah ceking tau..

aku usap usap kontolku ..

"mang ujang bisa ngangkat lela ga"?

"hahaa ga pernah dia mah, ga bakal kuat.."

"dih payah amat.. Kalo aa pasti bisa ngangkat

" iya lah, lengan aa kekar gitu, Pasti kuat

Aku genggam kontolku

"payah banget suamimu

"hihiii biarin.."

"ada disitu ngga mang ujangnya"

"ngga ada... tidur"

"gantian yah sekarang aa gambarin lela yah, boleh ngga

"emang aa bisa?

"bisa lah

Aku gambar wajahnya sedetail mungkin sesuai ingatanku. Bibirnya. Matanya bahkan jilbab yg membungkus kepalanya, beserta gumpalan susu montoknya yg besar. Menjelang lima menit Kukirim gambar itu ke lela

lama ia merespon sampai sampai ia mengirim gambar ketawa ngakak kepadaku

"lucu amat aa gambarnya..ininya koq bisa gede banget

"apanya.."

Lama dia ngetik, sampe sampe ia jawab singkat

"boobsnya.. Koq bisa gede banget

Aku keluarkan kontolku

"emang begitu kan.."

"tapi segede gini kah..?

"ketutup hijab aja keliatan gede lel gimana ga pake hijab"

"keliatan banget yah.. Hmmm.. Aa nakall banget "

"mau liat gambar yg lain ngga"

"boleh aa"

aku gambar cetakan pantatnya yg montok sampe pinggul itu. Di hiasi dengan gambar jilbab lebarnya bila dilihat dari belakang. Aku kirim ke lela.

"aduh.. Aa liar amat gambarnya .."


Dengan jawabannya yg seperti itu aku membetot kontolku

"kamu seksi banget sih tadi, mangkanya aa bisa gambar

"padahal lagi pake hijab besar a.. Emang segede gini"

"iyah kaya penuh bangett

"dih aa, pikirannya liar banget.. Padahal ada mang ujang disitu "

"hehee.. Biarin.. Aa bisa gambar kan

"lumayan.. Kalo lela jadi guru lela punten nilainya 7 lah.."

Hehe.. Boleh juga.. mang ujangnya udah tidur ?

"udah.."

"aa pengen gambar lela yg sekarang.."

"emang aa tau.."

"coba kasih tau lagi pake apa, nanti aa gambar"

Karena penasaran, dia jawab

"lagi pake gaun pendek ga berlengan"

Uh aku kocok kocok kontolku sambil bilang

"bentar aa gambar"

Aku gambar seseksi mungkin, aku tumpahkan imaginasi liarku menggambar lela, dia menambahkan pesan

"rambut aku sepunggung loh aa hihii.. Jadi ga sabar pengen liat

Aku gambar sambil menahan ngaceng kontolku, pikiran ku fokus untuk bisa menggambar dirinya yg sekarang, setelah selesai Kukirim gambar itu langsung ..

Kugambar dia memakai gaun tak berlengan. Gaun itu memang tidak bisa menutupi tumpahan toket montok nya.. posisi menungging ke depan.. Begitu seksi dia dengan pose menggigit bibirnya, muncul balasan di hapeku

"aa liar banget sih.."

"hehee bener kan kaya gitu.?."

"kurang lebih lah.. Cuman sekarang posisinya lagi tiduran nyamping sama si mamang.."

Aku kocok kontolku "masa sih"

"iyahh...

"seksi atuh.. kata kamu lengan aa lebih kekar dari mang ujang.."

"emang kenapa"

"ada lagi yg lebih kekar

Masa sih.. .. Coba liat (emut lidah)"

Karena jawabannya itu, aku kirim foto kontolku yg dari tadi ke remas karena begitu kerasnya

"aduh.. Gila.."

" yg ini lebih kekar juga ga? "

"uughh.. Bangeett"

"lebih kekar dari siapa.."

"dari mang ujang.. Anak buah aa ughh..

"aa lagi ngebayangin istri anak buah aa yg cuma pake gaun seksi, sambil ngeliat kontol bos suami

"aa nakal.. Lela jdi mupeng"

"lela pake celana dalem ngga

"engga..

"kalo dimasukin kontol aa pasti enak..

"ughh lela takut..

"takut apa..?

Lama lela tak balas sekitar lima belas menit dia mengirim pesan..

"aa lela tadi ga sengaja ngejerit, aduhh ampir aja ketauan.. mamangnya jadi bangun hihiii.. Dia ga tidur lagi, katanya mau siap siap buat ke bandung, ketemu besok aja aa..

Oohh God.. Tolongin aku yg" high n dry ini" super duper kentang.. Aku coli sendiri membayangkan susu montok lela sampe ngecrot malem itu sebelum aku tertidur.

Damn..
_____-____________


Pagi itu aku dibangunkan suara klakson mobil sekitar pukul 4 subuh. Aku tau itu mang ujang, aku paksa mataku untuk melek karena masih ngantuk dari sesiku yg tanggung dengan lela semalam. Langsung aku siap siap mandi dan packing untuk pergi ke bandung.

Setelah siap aku buka pintu. Aku lihat mang ujang terlihat segar, namun istrinya nampak sama seperti ku menahan ngantuk pagi itu, aku tersenyum melihatnya. Terlihat sangat beda dia bertemu dengan ku. Pagi itu ia terlihat cantik karena memakai sweater.

"hayu boss kita berangkat sekarang aja.. Mumpung masih pagi, nanti tidur dimobil aja.

"ya mang"

Aku nyalakan mobilku, aku panaskan. Dan kita berangkat. dengan disupiri mang ujang aku duduk didepan dan lela dibelakang, mang ujang bilang

"itu lela juga tidur nya malem banget, pake ngejerit segala kirain ngapain

Aku tersenyum mendengarnya, belum sadar kalo semalem istrinya basah karena melihat kontolku. lela diam saja dia berusaha bersikap biasa didepan suaminya.

"ngimpi seru kali mang..

"huhh ampe ngejerit jerit gitu lah

Aku perhatikan istrinya dibelakang lewat kaca kursiku, ia tersenyum mendengar omongan suaminya.

Karena ngantuk dari sesi tanggung itu, aku dan lela tidur pulas, sedangkan mang ujang terlihat segar dan menyopir. Tak terasa aku bangun dan hari sudah terang, baru sampe daerah tol cipularang dan terlihat lancar sabtu itu, aku berdoa Mudah2an ga macet sampe bandung.

Kita ber istirahat terlebih dahulu di rest area untuk sarapan. Aku lela dan mang ujang sarapan sambil membicarakan daerah rumah yg akan kita survey dan kita kembangkan supaya lebih fresh.

Aku perhatikan lela yg memakai sweater itu dan ia terlihat malu malu bila bertatap mukanya langsung denganku.

"buka lela sweaternya panas.." suruh suaminya

Lela membuka sweaternya.. Kali ini ia memakai blouse ketat dan jilbab kecil warna coklat. Blouse itu memperindah bungkusan payudara nya yg tobrut. Bibir lipstik merahnya terlihat seksi.

"boss.. saya izin ke toilet dulu bentar yah, abis ini kita langsung berangkat aja

"ya mang.."

Aku dan istri mang ujang ini saling tatap, ingin aku mencicipi bibir merah itu, lela senyum sambil bilang

"apa"

"semalem kentang abis" aku mengusap usap kontolku.

Lela tersenyum dan melihat ke arah toilet suaminya, ia rapihkan bawah jilbab kecilnya itu sehingga lehernya yg mulus itu terlihat, ia melihat tajam ke arahku sambil bilang

"izin dulu sama mang ujang aa, kalo pengen ngeliat leher lela.

"ga boleh.. Pamali."

aku usap kontolku didepannya dengan pandangan sayu ke arah leher mulusnya

Kaget dengan keberanian sikapku. Lela malah mengangkat jilbabnya lebih ke atas. Ia memang ingin menggodaku karena ulahku yg semalam. Leher jenjangnya yg putih mulus itu makin terlihat olehku. Aku bilang.

"blouse nya tarik kebawah dong lel, aa pengen liat isinya dikit.."

Lela tersenyum sambil melihat lihat ke arah toilet suaminya, ia tarik blouse ketatnya ke bawah lewat ujung bawahnya. Gumpalan payudara yg montok itu terlihat olehku..

"nihh bonus buat yg udah bikin lela mupeng..

ughhh.."

Ia berbisik agak kencang

"bos nakal.." ia menatap tajam ke arahku seakan akan marah kepadaku dengan menyipitkan matanya. Aku meremas kontolku lebih kencang.

Tiba tiba Mang ujang pulang dari toilet nya. buru buru lela menyudahi show indahnya itu. Kita pun sama sama masuk mobil. Mang ujang masih menyupir, aku masih duduk di sampingnya dan ela dibelakang.

Lama kita saling ngobrol ngarol ngidul membahas rumah impian yg kita bangun, lela menggambar gambar dengan pencilnya di belakang. Aku liat kebelakang dan bilang

"gambar apa lel, kayanya bagus amat.."

"rumah bagus a, imaginasi sendiri nih lihat"

Lela menyerahkan kertas sketsanya kepadaku, aku lihat model desain rumah eropa dengan garasi yg bagus disamping nya.terlihat asli.


"kamu ngeliat dimana..?

"dibuku aa yg ini, lela bikin deh ide sendiri ."

Aku lihat buku itu, terlihat lela masih menggambar gambar. Aku bilang ke mang ujang

"mang aku kebelakang yah mau liat lela proses gambar rumah .."

"iya boss..

Aku kebelakang duduk disamping lela, melihat dia terus menggambar rumah itu buat ku kagum, dibelakang mobil ini kita diskusi berbagai macam tipe rumah yg pasti diminati masyarakat. Karena temanya" home in the forest " kita lebih banyak mengambil woody home dari pada simplicity.

aku duduk disamping lela, tangan kanannya ia pakai untuk gambar, sambil melihat ke arah spion suaminya, aku melihat tangan kirinya di atas roknya.. aku usap tangan kiri itu.. terasa sangat halus di telapak tangan ku. Lela diam sekejap, dan tak melarang usapanku ditangannya, ia pun melihat ke arah spion suaminya. Aku usap usap tangan kirinya pake jempolku, lela menangkap jempol lengaku, ia angkat manset lengannya ke atas,

Sshhh

sambil melihat ke arah suaminya aku usap lengan putih itu, terasa mulus ditanganku.

Masih pura pura gambar..
kontolku sudah ngacung keras dibalik celana Karena show seru ini, lela bersuara untuk menghilangkan kecurigaan

"kalo yg model ini gimana aa"

Aku lihat gambar itu, terlihat rumah besar yg terlihat spooky bila dilihat..

"suka gaa..?

"dihh.. Aa mah takut ga suka kalo sama yg model begitu.."

Lela menatap ku sambil menyimpan hapenya diatas gambar rumah spooky itu..

"kalo lela mah malah lebih takut ama yg ini.."

Ia tunjukkan foto kontolku yg Kukirim semalam.. Ia tunjukkan foto itu sambil melihat ka arah spion suaminya. Aku kaget namun tak bersuara . Suaminya memotong

"lela mah payah orang nya takutan.. Ga bakal mau dia mah.."

Aku ambil lengan kirinya yg mulus itu. dan aku arahkan telapak tangannya ke atas kontolku, aku bilang

"gimana mau takut kalo belum nyoba mah lel.. Coba dulu..

Lela meremas remas tonjolan kontolku kencang ketika aku bilang" coba", aku menahan mendesis, lela terlihat kaget karena ukuran genggamannya, ia memegang kontol boss suaminya dibelakang mobil .

"iya lel.. Cobain dulu.. Jangan dulu bilang takut.." tambah sang suami

Lela meremas remas tonjolan kontolku makin kencang dan penuh nafsu.. Ia bilang

"ia sekarang mah ga takut,

" pengen nyobain malah" ia betot kontolku lebih kencang. Aku diam menahan remasan dari istri nakal ini. Sshhhhhh

Lela melepas kan pensilnya.. Ia ketik dihapenya agar dibaca olehku.. Terlihat tulisan..

"ngga becanda ni gedenya.."

Aku tersenyum membacanya.. Lela masih terus memilin milin kontolku panas, ia jadikan sweaternya sebagai penutup remasan haram kami berdua dari suaminya.

Tanganku piknik penuh nafsu ke sleting roknya.. Aku buka paksa sleting itu, tanganku masuk menyelusupi celana dalam katun hijaunya dan menerobos memegang memeknya.

"boleh lel kalo mw nyoba mah, aa mah siap aja berdiri klo masuk rumah serem apalagi kalo masuk rumah lela.. Aa siap tegak masuk "

Aku colok vegi basah itu ke dalam. Lela menahan tangan nakalku ke memeknya,
Mau tak mau ia menahan jeritan dari serangan tangan nakalku.kaki menggelinjang kesana kemari menahan nikmat menahan nikmat jariku.

I finger her pussy behind her husband.

Makin keras lela meremas remas kontolku. Karena tertutup sweater. Aku keluarkan kontolku dari celana ini menuju genggaman tangannya, lela menutup mulutnya karena kenekatanku, suaminya bersuara dari depan

"tuh ditantang lel, takut engga..

ia genggam kontol itu sange sambil reflek bilang

"ENGGAK"

Ia kocok kontol telanjangku kencang shhhh ia betot betot.. sambil menahan nikmat karena colokan memeknya. Masuk dua jari ia mengocok kontolku normal, masuk tiga jari ia makin meremas kontol telanjangku kencang, ia bersuara ke suaminya.

"kayanya rumah yg gede lebih enak yah pah dari pada yg kecil..

"kaya rumah punya papah kecil.. (ia kocok lebih keras)

"jadinya ga enak masuknya juga..

Oh aku ingin menjerit dimobil itu namun aku tahan.. Semakin binal lela mengocok kontolku, aku bersuara

"emang kalo rumah kecil rasanya ga enak yah lel masuknya?"

"sempit.. Masuknya juga kekecilan aa.. ga kerasa .. Pengen cepat KELUAR juga bawaannya.

Ohhh sshhhhhh ia membandingkan kontol suaminya yg kecil dengan kontol ku yg siap menga acak acaj memeknya "


Aku menutup mukaku dengan bantal mobil, lela makin cepat mengocok kontolku, aku jawab sambil mengontrol nafas.

"tapi aa suka juga sama rumah yg kecil kaya lela.. Sshhh rumah sempit, enak kalo di masukin aa

Clek clekk clekkk clekkkkkk clekkk clekkkkkk

"masa sih aa.. Shhh.. Boleh ga pah ryan masuk rumah sempit punya lela"

Clekkk clek

"boleh kalo ryan mau mah

Clek clekk

"mau banget mang ujang masuk rumah sempit lela, pasti enak.. Di bolehin tuh lel" aku jawab sambil menahan serangan kocokan istrinya

Aku kocok memeknya lebih dalam

"aa boleh ngapa ngapain lah dirumah lela.. Acak acak aja isinya.. Terserah aa.. Kan bossnya .. Iya kan pah

Shhhh clekkk clekkkkkk clekkk clekkkkkk

"ia boleh.. Acak acak aja terserah bos..
Ahhh shhh aku nge crott banyak ditangan istrinya. Sebagian tumpah di sweaternya bergalon galon, lela kaget dengan semprotan pejuku. jari tangannya memutih oleh gumpalan spermaku kental, bahkan sweaternya terlihat basah oleh spermaku.

Tak terasa kita sudah ditempat tujuan

Aku mengatur nafas dari kejadian gilaan ini, begitu juga lela, ia bersihkan lengannya dari semprotan pejuku itu, namun nampaknya ia lupa membersihkan sweaternya, suaminya yg kedinginan sempet meminjam sweater tumpahan spermaku itu, namun lela melarang nya, nampak nodanya sudah tembus ke bahannya.

"udah dateng bos, kayanya mendung mau ujan.. Brrr dingin banget, siniin aja lel sweaternya akang dingin."

Tanpa berbuat banyak ia berikan sweater itu ke suaminya, kami berharap suaminya tidak curiga macam macam karena sperma itu.

Ahh kontolku kembali ngaceng melihatnya

Kami turun dan merapihkan barang barang kami, aku melihat lela justru berkeringat karena sesi kami yg tadi. Aku tertawa melihatnya.

Kami pergi ke rumah woody yg ada di atas bukit, cuaca terlihat sangat mendung. Lela mempersiapkan pencil dan mulai.menggambar desainnya, aku bahkan mengajak lela dan mang ujang masuk ke dalam rumah, dan melihat lihat desain interrior rumahnya.

Benar beruntung aku bawa lela.

Disamping cepat dalam menggambar, diapunn sangat cerdas dalam mengukur luas rumah secara keseluruhan. Tak terasa sudah hampir 5 contoh rumah woody yg kita jadikan referensi ,

Ada orang asli disitu yg mengajak kami ngobrol, bahasa sundanya yg sangat halus itu sudah menjadi ciri khas masyarakat kota sini, tak terasa terdengar suara petir yg teramat kencang, nampaknya hujan akan turun, suaminya yg memakai sweater haram itu kaget sambil bicara penting ke istrinya, kamu masuk mobil gih ngeri ada petir kenceng gini.

Lela menatap ku karena tau koncinya ada di aku. Mobil kami ada dibawah bukit agak jauh.. Aku bilang ke lela..

"yuk, masuk mobil dulu takut basah gambar rumahnya juga.. Aa anter

Kami pamit ke orang situ dan ke mang ujang untuk mengantar istrinya masuk mobil, barang barang gambar ia masukan ke dalam tas plastiknya agar tidak kebasahan. Karena petir terus menerus menyambar lingkungan situ dan hujan pun mulai terdengar tebal.. Buru buru aku dan lela turun menuruni bukit menuju mobil kami.

Karena letaknya jauh. Butuh waktu 3 menit untuk sampai kebawah, tak terasa ditengah perjalanan hujan pun turun deras membasahi kami, buru buru kami lari lebih cepat, terdengar mang ujang menyuruh istrinya untuk cepat lari, namun hujan shower deras ke kami, kami pun kebasahan. Hingga sampai dimobil kami sudah basah kuyup karena hujan ini, masuk mobil kita tertawa lepas sambil menggeleng kan kepala.

"basah atuh udah semua"

"mobil aa kebasahan deh jadiw."

"ga napa napa..sama kamu inihh basah nya

Karena basah aku reflek membuka kaosku sehingga aku telanjang dada, aku lihat lela basah kuyup, cetakan tubuhnya terlihat jelas dimataku, susunya di blouse basah itu menggelembung besar, warna bra hijaunya terlihat matching dengan warna cd nya. Berdua dengan istri mang ujang yg basah kuyup di mobil ini malah mengeraskan kontolku.

Ia ambil hapenya untuk telepon suaminya, suaminya bilang terjebak di sana ga bisa nyusul. Aku tetap melihat bajunya yg basah kuyup itu, aku berbisik ke arahnya

"suamimu disana aja lel.. Kamunya buka baju disini aja

Lela melihatku dengan bilang shhh karena takut terdengar suami, masih mengobrol dengan suaminya, ia buka kancing blousenya. Pelan pelan terlihat montoknya susu putih milik istri mang ujang itu.

Aku keluarkan kontolku, lela menutup mulutnya sebentar karena kaget dengan ukurannya, ia buka blousenya ke bawah, ohh susunya yg toge itu menantang kontolku. Terlihat sangat licin susu itu karena basahan air hujan. Tak tak dengan pandangan erotis ini, langsung aku jilat susu licin basah milik itu, lela menutup mulutnya sambil bilang assalamualaikum ke suaminya, susu montok itu aku cupang sekali

ploppp sshhh

Terlihat tanda merah di susu kirinya
Lela mencubit dada bidangku

"nanti ketauan suamiku gimana,

Ia buka branya, ohh puting coklat muda menggairahkan,

"suamimu biar tau kalo kamu dicupang bossny lel

Aku nilat susu berkilap itu sshhh

"biar tau kalo badannya ceking, ga segagah bosnya

Aku jilat lagi susu montok itu.lick ssshhh

"biar tau kalo kontol bossnya gede, bisa ngacak ngacak rumah sempit istrinya

sangat basah dan licin susu itu karena air hujan dan ludahku,

langsung aku cium bibir istri nakal ini penuh nafsu, bibir merahnya aku habisi, kepalanya yg berjilbab itu terlihat basah

Ia mendesah nikmat, sshhh aa

sshhhh terasa nikmat istri mang ujang ini.
Hujan deras masih menggema ditengah percumbuan kami.


Suara ciumanku ke bibir merahnya masih panas, kucabak susu montok milik istri mang ujang ini dengan tangan kananku, ah terasa lembut dan besar tak sanggup aku aku menggenggamnya. Lela mendesis

"sshhhhh.. Percis kaya digambar ngga aaa.?


Ohh langsung aku sedot puting susu licin basah istri nakal itu,

"montokan aslinya lel sshh slruuuuppppppp"

terlihat mengkilap dan montok susu itu, lela kelojotan dengan seranganku

Slrupp slruup ahh sshhh

Lela pegang kontol besarku, lela mendesah kencang karena merasakan ukurannya.

Hmmmmmm sssshhhhhhh ia kocok liar.

makin kusedot susu istri mang ujang ini dimulut nakalku , susunya yg mengkilap basah itu malah menambah nafsuku

Ohh terlihat erotis dua pasangan haram ini yg jaraknya hanya 20 meter dari keberadaan suaminya

Ohh shhh ohh shhhh ohh shhhh terus kusedot susu montok itu bergantian, lela kelojotan dengan mengencangkan tempo kocokan di kontol besarku.

Uhhhhhhhhhhh sshhhh

Ku cabut mulutku dari susunya, lela mengocok ngocok kontolku pelan,

Ia turunkan kepalanya yg masih berjilbab basah itu, ia keluarkan lidahnya ia cucuk cucuk cairan pelumasku dengan lidahnya, gantian aku yg kelojotan menahan serangannya,

Ahh lel shhhh

Ia putar putar lidahnya disekitar lubang kencing ku, ia jilat batang bawah nya, ia masukan pelan kontolku ke dalam mulutnya

Hmmffft..

Ohhh sshhhhh kontol nya kekeran punya siapa lel"

Hmmmmnppyttttt

"kekeran punya aa sshhh"

Langsung ia bobbing mulutnya naik turun di batang kontolku sambil mengocok ngocok pelirnya

Ahhhhhhhhhhhhh ssshhhhhhhhhh shhhh Ssshhh

Seksi lel uhhh..

"aa mw ngentotin lela?

"lela istrinya anak buah aa kan"

istrinya mang ujang"

Sshhhh
"tuh orang nya ada diluar mobil, aa berani ngentotin lela disini

"sshhhhhhhhh lel sshhhh

Ia kocok kocok kontolku cepat

"nakal.. Semalam Dikirimin kontol lagi.. Harus lela siksa kontol nya

Ia masukan kembali kontol besar itu ke mulutnya,

kali ini.. ia simpan di tenggorokannya

Kloq kloq kloqq kloqq

Ahhhhhhhhhhhh sshhh fuck...fuck

Ia lepas kontolku dari tenggorokannya, aku pindah ke kursi belakang, aku tiduran lela langsung memposisikan kontolku di belahan memeknya. suaminya masih terjebak diatas bukit, lela memasukkan kontolku ke liang haramnya .

"uhhh aa kontholnyaaaa mau masuk rumah sempit sshhhhh

"punyanya mang ujangg shhhh

Sssshhhh aahhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
Uhhhh
Uhhhh
Uhhhhh


"mentok... Aa shhhhh

eweinn lelaa ahhhhhhhhhhhh shhhh

Ku ewe memek sempit itu dari bawah, ahh terasa sangat nge grip dikontolku..

Iyahh aa ewein lela.. Ewein.. Masukin kontol gede aa. Masukin.. Ewein aahhhhh ahhhhhhhhhhhhh Uuuuuuhhhjhhhhhhhhh sssssssssssshhhh sssssssssssshhhh sssssssssssshhhh sssssssssssshhhh ahhhhhhhhhhhh sssshhhhhhh clekkkkkk clekkk clekkkkkk clekkk Uughhhhhh

"lela pengen di ewe kontol gede aa.

"kontol keker ohhh sshhhh ohhhhhhhhhhhh sssssssssssshhhh Uggggggghhhh penuh bangett aa memek lela

Shhhj iya teruss hajar memeknya aa hajar sshh Uggggggghhhh dalem bangeeeethhhh aahhhhhhhhh

Ewein lela aa ewein ahh ahh ahhhh Entotin memek sempit lela ughhh.pake kontol gede aa

Ahh memek itu trasa sempit, kusedot susu montok berkilat itu oleh mulut nakalku.
Ugghjj sshhh ahhhhhhhhhhhh sssshhhhhhh ahhhhhhhhhhhhh ssshhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhhh ssshhhhhhhhhh slruuuuppppppp

Ahh lela lemes aaahhhhhhhhh" kakinya bergetar getar sambil ia miringkan badanya ke sandaran kursi mobil.

Hujan mulai reda, keburu suaminya datang kuperintahkan lela membelakangiku, aku masukkan kontolku ke memek sempitnya ku ewe cepat.

Ahhhhhh pantat itu begitu montok dan bergoyang saat ku entot

Ahh ahhh ahhh ahhh ahhh ahhh ahh ahhh ahhhhhhh sshhhh uhhhhhhh nembuss aa sshhhh uhhhhhh..

Aku kocok kontolku cepat, sampe tak kuat aku ngecrot di memek sempitnya

AHHH AHHHHH FFUCKK... Shhhhh AHHWWW UGHHH..

Berkedut kedut kontolku di memeknya memuntahkan lahar, mungkin sudah tak terlalu banyak, mengingat spermaku tumpah banyak di sweater yg dipake suaminya sekarang.

Bahkan setelah aku mencabut kontolku , lela masih menjerit karena menahan sensani seranganku.

"uhh aa gede banget sshhhh ughh memek lela masih nyut nyutan."

Melihat suaminya masih diluar buru buru aku memakai pakean, lela masih santai dengan lelahnya serangan ku,

"kamu mau mang ujang ngeliat kamu kaya gini, lagi di ewein bossnya, kontol aa mah ngaceng lagi nih.."

Lela menepuk bahuku dan buru buru dia memakai bajunya.

Hujan reda, mang ujang pun masuk mobil, setelah aku menyemprot parfum mobil, menghilangkan bau eweanku dengan istrinya yg tersayang tadi.

Lela sudah terlihat rapih dengan baju jilbabnya.

"lohh masih pada basah yah, aduhh boss maaf ngerepotin mobilnya jadi basah.."

"ngga apa mang.. Emang harus basah kalo udah gini mah

Aku melihat ke lela. Ia bersikap biasa walau agak kaget dengan ucapanku.. Suaminya bilang..

"kita maen yuk boss ke rumah temenku di Ciwideuy, tempatnya enak kita ga usah nyewa hotel"

"sip mang ujang..gimana sopir aja.. Lah.. Lanjutt"

Kita berangkat untuk makan terlebih dahulu sebelum makan kesana. Lela masih memegang perutnya, karena linu sehabis di ewe kontol ku

BONUS BOKEP KLIK TOMBOL DIBAWAH