Jalan Berliku Garis Nasibku Bag.1

 Model : Sisca mellyana


Udara pagi di akhir bulan maret, yang menjadi pertanda awal dimulainya musim kering, terasa semakin menusuk tulang. sayup sayup terdengar suara orang mengaji yang menggema dari toa pengeras suara dari surau di ujung dusun.

Engsel tua pintu kamarku berderit terbuka lalu diikuti derap langkah kaki mendekat menuju kearahku yang terdengar samar dari sela sela tidur lelapku.

- dik, ayo bangun sudah subuh
-ehmmm . . . oahemmm- aku hanya bergeming dan menggumam tidak jelas.

Kurasakan sesosok tangan menggoyang goyang tubuhku yang berbaring menyamping menghadap tembok. Kupaksakan membuka mataku yang masih terasa berat oleh kantuk. Ketika kubalikkan tubuhku terlihat wajah ibuku yang terbalut mukena sedang duduk di sampingku. Wajah yang lembut dengan senyum khasnya seakan menjadi penyambut awal pagi hari hariku.

-ayo anak ibu bangun, trus sholat

Aku terduduk sambil mengucek mataku mencoba mengusir kantuk yang masih menggelayut. meskipun sudah dibiasakan untuk bangun subuh sejak aku disunat 2 tahun silam, nyatanya masih merupakan hal yang berat untukku bangun sepagi itu. Sementara itu ibuku beranjak berdiri lalu mengusap kepalaku sebelum pergi keluar dari kamarku.

###

kucium bau harum masakan ketika aku berjalan ke arah dapur sekaligus ruang makan yang berada di bagian belakang rumah. Benar saja ibuku tengah sibuk menyiapkan masakan untuk sarapan. Ibuku dengan cekatan menyusun piring di atas meja sementara aku sudah duduk manis di kursi.

-Ibu hari ini berangkat pagi ya- kata ibuku sambil mengambilkan nasi ke piringku. -ada pesenan kain banyak soalnya
-iya bu
-nanti jaga rumah ya, jangan main terus. Nanti kalo mau makan siang, sudah ibu buatin tempe goreng sama sayur bayem. Nanti tinggal dipanasin sebentar

Itulah pesan ibu padaku pagi itu. setelah itu kami melanjutkan  makan sampai selesai tanpa bicara sepatah katapun lagi. Selesai kubantu membereskan piring kotor bekas kami sarapan,  ibuku segera mengangkat tumpukan beberapa kodi kain batik, untuk dinaikkan keatas motor honda supra x 125 cc injeksi berwarna hitam yang sudah terparkir rapi sejak tadi di depan rumah.

Selesai itu ibu segera memakai jaket dan helm, aku sempatkan salim mencium tangan ibuku, dan tidak lama kemudian segera menghidupkan motor dan berangkat menuju ke
 pasar.

###

Hari itu sama seperti beberapa hari terakhir aku sendirian seharian di rumah. Setelah menyelesaikan ujian akhir tingkat sekolah dasar, kini aku lebih sering di rumah sembari menunggu tanggal pengumuman kelulusan. Waktuku lebih sering kuhabiskan dengan bermain bersama teman teman sebayaku.

-kamu mau masuk smp mana har- tanya iwan temanku yang bertubuh kecil sambil memegangi kail pancing untuk dipasangi umpan.
-ndak tau, liat nilaiku dulu nanti gimana- jawabku sembari jongkok di pinggir sungai sambil memegangi joran pancing -kalo kamu gimana?
-kalo aku disuruh bapakku masuk SMP di kota- jawabnya datar tanpa ekspresi.

Aku paham ayah iwan yang seorang guru pasti menginginkan anaknya masuk disekolah favorit

. namun iwan tampaknya juga sedikit berat berpisah dengan kami yang sudah akrab sejak kecil.

-lha kalo kamu ndol, jangan makan aja tambah gendut kamu nanti- tanyaku pada adi, temanku yang lain yang sejak tadi terus saja makan buah rambutan yang kubawa dari rumah.
-ehmm kalo aku ehhmmm ndak tau masih lanjut ndak ehmm soalnya . . .'

Langsung saja iwan memotong ucapan adi yang terlihat kesusahan bicara karena mulutnya yang tidak berhenti makan.

-jangan gitu dong ndol, kamu harus tetep sekolah, kan sekarang sudah gratis. Jangan alasan ndak ada biaya
-iya ndol, nanti daftar sama aku aja, biar kita bisa bareng lagi- tambahku
-iya tuh, kamu jangan putus asa ya
-iya deh
-nah gitu dong

Tidak terasa terik matahari sudah tinggi tepat di atas kepala kami. Kami segera pulang sambil membawa ikan hasil pancingan kami. Dipersimpangan jalan, aku berpisah dengan kedua kawanku itu karena rumah kami yang berlawanan arah. Tidak lupa hasil pancingan itu dibagi, lumayan untuk tambahan lauk tempe yang ada di rumah untuk makan siang nanti.

###

Sehabis asar ketika sedang menyapu halaman rumah, motor ibu datang. Aku heran  tidak biasanya ibu pulang seawal ini dari jualan di pasar. biasanya ibu pulang ketika hampir maghrib, atau paling cepat jam 5 baru sampai di rumah.

-mungkin pulang agak cepat karena habis dapat pesenan banyak pikirku-

Setelah membantu menurunkan sisa kain dagangan dan memasukkan motor, ibu segera masuk ke dalam rumah, sementara aku buru buru menyelesaikan pekerjaanku menyapu halaman yang masih kotor oleh dedaunan kering yang berjatuhan dari ranting pohon.

###
Suara guyuran terdengar dari kamar mandi menandakan ibuku masih mandi. Seperti biasanya setelah pulang dari pasar ibuku segera mandi, namun karena hari ini pulang lebih awal maka mandinya pun juga lebih awal.

selesai mandi, ibuku lantas kembali berdandan bersiap pergi kembali. aku yang semakin heran akhirnya menanyakan perihal itu.

-mau pergi lagi bu
- lho kamu lupa, hari ini kita kan diminta buat bantu bantu acara tahlilan di rumah pakdhe

aku pun menepuk jidat, baru kuingat hari ini adalah peringatan 1000 hari meninggalnya simbah kakung.  acara peringatan di selenggarakan di rumah pakdhe sebagai anak tertua yang rumahnya berada di ujung dusun.

-kamu juga siap siap sekarang, ibu berangkat dulu nanti kamu nyusul habis isak saja kalo acara sudah mau mulai
-iya, bu
-jangan lupa nanti rumah dikunci, baru banyak maling akhir akhir ini

begitulah, ibu segera berangkat menuju rumah pakdhe dengan berjalan kaki. sementara aku putuskan untuk menonton tv sebentar untuk menghilangkan keringat sebelum mandi nanti.

###

singkat cerita setelah acara tahlilan selesai, aku masih berada di rumah pakdhe untuk membantu beres beres. sementara para ibu ibu dibelakang mencuci piring dan gelas bekas hidangan tamu yang kotor. para lelaki menggulung tikar dan memasuk masukkan kembali kursi dan perabotan yang tadi sempat dikeluarkan dari ruang tengah rumah pakdhe.

baru saja aku duduk duduk setelah selesai dengan tugasku, tiba tiba budhe warsiti memanggilku.

-le tole kesini sebentar
-akh budhe ndak bisa liat orang santai sebentar ~ gerutuku dalam hati meskipun aku menurut juga segera beranjak menemui budheku
- wonten kerso budhe - tanyaku pada istri pamanku itu
-ini ada makanan tolong kamu anter ke rumah bu marfuah, yang suaminya sakit stroke itu.
-nggih bude

akupun segera berangkat sambil menenteng kresek berisi bungkusan makanan dan lauk untuk keluarga bu marfuah.

sebenarnya aku sedikit enggan mengantarkan makanan itu. hal itu disebabkan oleh lokasi rumah bu marfuah yang berada di pinggir kali kecil agak terpisah dengan rumah lain. namun karena kepalang tanggung akhirnya ku tekadkan mengantarkan makanan itu meskipun harus menembus pekatnya malam itu.

setelah berjalan selama 10 menit akhirnya terlihatlah lampu bolam 5 watt merk dop yang berada di teras rumah bu marfuah, dari belokan di dekat pohon nangka. baru saja aku akan mengetuk pintu setelah menginjakkan kaki di teras rumah bercahayakan lampu bolam 5 watt itu, aku dikejutkan suara aneh dari dalam ruang tamu di balik pintu di hadapanku.

aku yang penasaran mencoba mencari suara desah bercampur erangan itu. sesekali aku menengok ke kanan dan kiri untuk memastikan tidak ada orang yang melihatku. aku berjalan ke arah samping rumah untuk mencari tempat mengintip dan menemukan jendela yang tidak tertutup namun terhalangi tirai kain dari dalam.

kucoba menyibak tirai di jendela yang belum ditutup itu.

deggggggg jantungku berdegup kaget

-apa apaan itu- batinku dalam hati.

betapa terkejutnya ketika aku mendapati bu marfuah, si empunya rumah, sedang menungging bertumpu pada sandaran kursi kayu di depannya. baju daster yang dipakainya terlihat acak acakan, bagian atasnya sudah melorot dan kaitan bh nya pun sudah terlepas sehingga cup bh nya tidak lagi terpasang  dengan benar,  menampakkan buah dadanya yang besar berhiaskan puting beserta aerola hitam dengan urat urat hijau disekitarnya.

selain itu bagian bawah daster bu marfuah juga sudah terangkat menampakkan pahanya beserta perut yang membuncit, terlihat olrhku yang mengintip dari arah samping. baru kuingat berita bahwa bu marfuah yang sudah berumur itu dikabarkan sedang hamil.

aku lebih terkejut lagi menyadari bahwa wanita berumur yang sedang hamil itu ternyata tidak sendiri. ada sesosok lelaki di belakang bu marfuah .sosok lelaki yang kukenali sebagai wahid itu, tidak lain adalah cucu bu marfuah sendiri.

wahid yang hanya terpaut 3 tahun lebih tua dariku itu sedang menyetubuhi neneknya sendiri yang sedang hamil besar itu. pinggulnya bergerak ritmis beradu dengan pantat neneknya sedangkan kedua tangannya sibuk meremasi buah dada besar yang mirip pepaya thailand milik bu marfuah. air susu memancar keluar membasahi dudukan kursi yang menjadi tumpuan bu marfuah, dari buah dadanya yang terlihat kemerah merahan akibat remasan kasar tangan cucunya sendiri pada buah dada putih mulusnya.

aku yang sebelumnya hanya pernah melihat persetubuhan dari video porno yang kutonton. kini melihat secara langsung dengan kedua mata kepalaku sendiri bagaiman burung wahid yang tidak lebih besar dari punyaku itu menghujam liang peranakan yang telah melahirkan ibunya itu. kulihat wahid begitu lihai seakan akan sudah terbiasa melakukannya.

aku yang mengintip persetubuhan terlarang itu hanya bisa mematung sambil mengelusi burungku dari balik sarung dan celana kolor yang kupakai saat itu.


BONUS BOKEP BARAT KLIK TOMBOL DIBAWAH


Cuckold Story: Mengubah Istriku Bagian 31 (He Own My Wife 2) ~ TAMAT

Model : Cece Nayla


POV Nicko

“Hihihihi dia pake handuk tuh mas. Malu kali ya punya kontol kecil udah nggak bisa dipake?” Ucap istriku ketika melihatku masuk kedalam kamar dengan handuk yang kupakai di pinggang menutupi kontolku.


“Iyaa Nick, kamu pake malu-malu segala. Kan kita udah tau kontolmu sekarang kayak apa. Hahaha” Sambung Anggoro mengejek kondisiku.


“Eh, anu.. Kan masih basah tadi abis dicuci. Biar cepet kering aja kok ini.” Sahutku membela diri.


Aku tak tahu apakah usahaku membela diri di depan mereka berdua akan berhasil menutupi kondisi yang kualami saat ini. Namun aku merasa harus tetap melakukan itu supaya harga diriku tidak semakin jatuh di depan istriku. Haaaah… Aku masih saja berbicara tentang harga diri dalam situasi saat ini, situasi dimana istriku seperti tak lagi memperdulikan harga diri suaminya di depan pria yang sekarang menguasainya. Sementara, aku pun seperti tak memiliki lagi kuasa akan istriku yang saat ini berada dalam pelukan pria bernama Anggoro. Pria yang awalnya kuizinkan masuk mengisi kehidupan seksual istriku agar dapat memberikan kepuasan yang sama kepada fantasiku.


“Ting….!!!” Suara bell kamar ini berbunyi, sepertinya ada orang yang datang.


“Bukain, pih! Tadi mas Anggo pesen minuman. Dia mau minum yang spesial katanya malem ini.” Istriku menyuruhku membuka pintu untuk mengambil pesanan Anggoro.


“Ting..!!” Bell kembali berbunyi sekali lagi.


“Udah buruan buka pintunya sih! Malah bengong aja!!” Perintah istriku padaku dengan tekanan suara meninggi. Aku yang tak mau istriku semakin kesal lagi segera beranjak ke arah pintu, dengan tubuh yang masih hanya terlilit handuk saja.


“Klekk..!!” Suara pintu terbuka.


“Ini pak pesanan minumannya..” ucap roomboy yang mengantar minuman yang dipesan Anggoro, ternyata Anggoro memesan satu botol minuman beralkohol berlabel merah yang cukup mahal kukira harganya.


“Nanti dimasukan tagihan sekalian pak?” Tanya roomboy itu lagi.


“Iya mas, masukin tagihan sekalian aja.” Sahutku sambil menerima nampan dengan sebotol berlabel merah dan tiga buah gelas kecil serta semangkuk es batu diatasnya.


“Baik pak. Kalau perlu bantuan lagi silahkan hubungi bagian room service kembali ya pak. Permisi.” Pamit roomboy tersebut sambil membantuku menutup pintu kamar karena kedua tanganku sedang memegang nampan yang diberikannya. Aku hanya membalas ucapan roomboy tersebut dengan anggukan kepala dan sedikit senyum.


Aku lalu beranjak ke arah dalam sambil membawa minuman pesanan Anggoro. Sepertinya dia ingin kami berdua menemaninya minum malam ini, karena ada tiga gelas kaca berukuran kecil yang dimintanya.


“Loh kok gelasnya banyak banget mas itu?” Tanya istriku ketika melihat pesanan yang kubawa dan ku taruh diatas meja.


“Loh kan orangnya sekarang ada tiga.. Kamu sama Mas Nicko nanti minum juga dong, masa aku aja yang minum? Kan ini malem spesial kalian, kita minum sedikit buat ngerayain gapapa lah yaa dek?” Jawab Anggoro menjelaskan maksudnya.


“Hmm kan aku belum pernah minum yang kayak begituan mas. Ntar aku mabok lho..” sahut istriku padanya.


“Haduuhh sekali-sekali gapapa kok. Yaa nggak mas? Nanti kita bertiga minum bareng ya mas?” Ucap Anggoro sambil bertanya hal yang tentu tak membutuhkan jawabanku, karena malam ini dia yang memegang penuh kendali nya atas kami berdua.


“Hemm.. Terserah kamu aja, nggo..” jawabku tanpa penolakan.


“Tuh kan! Suami kamu aja mau kok tuh. Kamu juga mau yaa?” Bujuk Anggoro lagi pada istriku.


“Pih, emang boleh mami ikutan minum juga?” Tanya istriku padaku, jelas aku belum pernah melihatnya meminum minuman beralkohol seperti ini lagi setelah kejadian di villa waktu itu ketika dia bersama Ricko dan Jeffry berpesta sex, itupun aku hanya melihat lewat rekaman video yang dikirimkan Ricko padaku. Melihat langsung istriku minum, aku belum pernah. Aku pun tak menjawab pertanyaan istriku, karena aku masih ragu jawaban apa yang harus kuberi.


“Kalo papih diem, berarti boleh!” Sahut istriku singkat dengan ekspresi antusias.


“Nah gitu dong. Malam spesial begini harus dirayakan sama yang spesial juga dong. Biar pesta ulang tahun pernikahan kalian makin berkesan. Hehehe” ucap Anggoro dengan ekspresi misterius. Entah apalagi yang akan direncanakannya.


“Ayooo sini aku buka botolnya langsung ya!” Lanjut Anggoro dengan semangat mengambil dan membuka botol yang masih tersegel cukai itu, dan mulai menuangkan ke dalam gelas kecil dengan takaran yang cukup setelah sebelumnya diberi es batu satu buah dalam setiap gelas yang ada lalu memberikannya kepadaku dan istriku.


“Ayo toast!” Seru Anggoro sambil mengangkat gelasnya untuk melakukan ritual toast. Aku dan istriku mengikuti arahan Anggoro dengan mendekatkan gelas yang kami pegang mendekat kepada gelasnya sampai bersentuhan.


“Triiing…!!” Suara gelas kami saling beradu.


Lalu kami bertiga langsung menenggak minuman yang ada di gelas kami masing-masing. Ternyata istriku berhasil menghabiskan shot pertamanya malam ini, sama sepertiku dan Anggoro.


“Haaaah!!! Mantaaap!! Lagi yaa!!” Ucap Anggoro menawarkan shot kedua.


“Boleh deh satu lagi. Ternyata enak juga badan jadi anget.” Sahut istriku. Lalu Anggoro kembali menuangkan minuman tersebut ke dalam gelas kami masing-masing tanpa menunggu reaksiku.


“Untuk peresmian diterimanya aku jadi pacar Netty!” Seru Anggoro asal dengan semangatnya.


“Yeeey!! Buat kontol Mas Nicko yang punya kandang baru!! Hahaha” Sahut Natalie tak kalah semangatnya. Kurasa dia sudah mabuk di shot pertama, melihat ucapannya barusan.


“Tring..!!” Gelas kami beradu kembali.


Dan kami bertiga kembali menenggak minuman beralkohol dengan kadar yang cukup tinggi ini tanpa campuran apapun selain sebuah es batu di dalam gelasnya. Wajahku langsung merasa hangat setelah aku menenggak shot kedua. Entah apa yang dirasakan istriku, kulihat wajahnya sudah mulai memerah akibat efek alkohol yang diminumnya.


“Mau lagi??” Tawar Anggoro pada kami lagi.


“Hmmm nggak ah.. akuu udah massh.. Nggak kuat aku, angetnya udah cukup kerasa.” Sahut istriku menolak tawaran Anggoro, dengan gaya bicaranya yang seperti itu kuyakin dia sudah mulai mabuk.


“Mas Nicko, sekali lagi yaa?” Desak Anggoro mengajakku kembali. Aku aslinya sudah tak mau melanjutkan, namun istriku justru memintaku untuk mengiyakan tawaran Anggoro.


“Iyaa sama suami aku aja lanjut minumnya. Dia masih pengen kayaknya tuh.” Ucap istriku sambil menaruh gelasnya asal dan justru setelah itu kembali menyandarkan tubuhnya di tubuh Anggoro yang ada di sebelahnya.


“Ayo mas, lagi ya?” Ucap Anggoro lagi sambil menuangkan kembali minuman itu kegelasku dan gelasnya. Kali ini tanpa toast, melainkan kami berdua langsung menenggaknya.


“Puaaah!!!” Mulutku berusaha menyesuaikan diri setelah shot ketiga ini berhasil kuhabiskan. Rasa hangat langsung menjalar ke seluruh tubuhku, terlebih wajahku. Dan badanku kurasa mulai berat dan tak mampu lagi berfokus. Aku yang tak biasa minum, sepertinya tak mampu lagi menuruti ajakan Anggoro.


“Hehehe asik kan mas…” ucap Anggoro dengan santainya.


“Akuuh udah Nggo..” ucapku padanya.


“Yaaah masa aku minum sendirian sih?” Keluh Anggoro karena melihatku mulai kepayahan.


“Dek, suami kamu dah nyerah gitu. Terus aku gimana dong?” Tanya Anggoro pada istriku.


“Heemm ntar lanjut lagi aja mas. Nanti aku temenin lagii minumnya sayaangh.. Papih nih payah ah, masa kalah sama mas Anggo.” Ucap istriku mulai melantur.


“Okee dehh… bener yaa nanti kamu temenin minum lagi?” Tanya Anggoro memastikan ucapan ngelantur istriku


“Iyaa sayaangh, ntar adek temenin beneraan..” sahut istriku lagi sambil terus mendusel di tubuh Anggoro.


“Nih mas, gelas sama minumannya taro meja lagi!” Ucap Anggoro menyuruhku membereskan gelas dan minuman yang baru diminumnya.


“Nih pih gelasnya..” ucap istriku sambil menyerahkan gelas miliknya. Perlahan aku mengambil ketiga gelas yang ada dan membawanya kembali ke meja kecil yang berada di seberang ranjang.


“Eh iya. Kadonya yang satunya lagi dibuka dong sayaangh… Tadi katanya mau kasih liaaat…” ucap istriku manja menanyakan hadiah yang masih tertinggal di dalam tas.


“Hehehe masih inget ajaaa kamu nih..” sahut Anggoro sambil mencubit mesra hidung istriku. Kulihat dari sofa kecil tempatku duduk saat ini mereka terlihat mesra, dan istriku semakin bersikap manja pada Anggoro. Aku tak berani mendekat pada mereka karena aku takut istriku menjadi marah. Jadi aku hanya bisa menjaga jarak saat ini.


“Hadiah ini sebenernya buat dipake suami kamu nanti, tapi buat kamu juga.” Ucap Anggoro ketika tangannya sedang merogoh tas untuk mengambil sesuatu yang ada di dalamnya.


“Maksudnya gimana?” Tanya istriku


“Dah diem aja. Ntar juga kamu tau!” Sahut Anggoro setelah mengeluarkan sebuah kotak hitam berukuran cukup besar. Istriku lalu terdiam memperhatikan kotak yang dikeluarkan Anggoro itu tampak penasaran.


“Nih. Buka aja dek!” Ucap Anggoro sambil menyerahkan kotak hitam itu kepada istriku yang langsung diterimanya dan perlahan istriku membuka tutup kotak hitam itu.




“Whoaaa apaan ini mas? Dildonya kok pake tali-tali gini?” Seru istriku terkejut setelah melihat benda yang ada di dalam kotak itu.


“Hehehe itu namanya Strap On Dildo!” Jawab Anggoro dengan santainya.


“Hah? Strap on??” Aku bertanya dalam hati, cukup terkejut juga dengan benda yang saat ini telah berada di tangan istriku setelah dia mengeluarkannya.


“Strap On Dildo? Terus ini pakenya gimana?” Tanya istriku polos.


“Ini nanti tali-talinya dipasang di pinggang terus diiket. Nanti dildonya pasang di depannya.” Jelas Anggoro singkat tentang alat itu. Aku jelas tau fungsi benda yang dibawa Anggoro tersebut, namun istriku sepertinya belum terbayang dengan penjelasan Anggoro tadi.


“Kan sekarang mas Nicko kontolnya udah digembok, jadi kan nggak bisa dipake lagi buat ngentot kamu kan? Nah, mas kasih ini supaya kamu tetep bisa ngentot sama mas Nicko, tapi bisa lebih puas kamu nya. Soalnya kan lebih gede, dan nggak bakal muncrat cepet. Yaa dildo mana bisa muncrat juga, ya kan? Hehehehe” jelas Anggoro lebih detail tentang fungsi alat itu. Ternyata dia berikan alat itu untuk pengganti kontolku yang telah terkurung Chastity.


“Ooh gitu ternyata fungsinya. Hahaha Mas Anggo ini ada-ada aja idenya. Bener juga ya, jadi aku nggak perlu ngerasain nanggung lagi kalo mau ngentot sama dia tuh.” Sahut Natalie istriku dengan ekspresi sinis.[/SPOILER]


“Terus, berarti ini cuma bisa dipake sama dia dong? Aku lagi nggak mau dientot sama suami aku malem ini! Aku lagi nggak mood sama dia!” Lanjut istriku lagi dengan nada kembali kesal.


“Yaa mas juga bisa pake kok buat ngentotin kamu, kalo kamu mau. Bahkan kamu juga bisa pake kalo pengen ngerasain, bisa dipake juga buat ngentotin mas Nicko. Pokoknya nih alat fungsinya banyaak lha dek!” Ucap Anggoro memberi arahan penggunaan alat itu pada Natalie.


“Iiiihhhh… Ngentotin dia??” Ucap istriku dengan ekspresi wajah jijik ketika melihatku.


“Oh iya, terus kalo mas Anggo yang pake gimana bisa? Kan kontolnya mas Anggo sama gedenya kayak dildo ini?” Tanya istriku lagi.


“Oh, kamu mau tau kalo mas yang pake?” Lalu Anggoro meraih strapon yang ada di tangan istriku dan kemudian berdiri di pinggir ranjang dan mulai mendemonstrasikan cara memakai alat tersebut di depan istriku dan aku yang berada di sudut lainnya. Aku dan istriku mulai memperhatikan bagaimana dengan cekatannya Anggoro memakai alat itu di pinggangnya.


“Nah! Gini jadinya. Gimana?” Ucap Anggoro sesaat kemudian setelah selesai memasangkan strapon tersebut dengan baik.


“Hahaha mas Anggo lucu jadinya, kontolnya jadi ada dua..” istriku tertawa geli melihat Anggoro saat ini yang seperti mempunyai dua penis. Dengan dildo strapon yang mengacung di atas kontolnya yang masih menjuntai lemas.


“Kalo kamu mau tau fungsi sebenernya kalo aku yang pake. Kamu bikin kontolku ngaceng dulu dong dek.” Ucap Anggoro angkuh sambil menaiki ranjang dan langsung mengarahkan kontolnya ke mulut istriku.


“Ehmm.. Oke, jadi aku bangunin dulu kontolnya mas Anggo ya!” Sahut istriku sambil menggenggam dan mulai memasukan kontol Anggoro yang masih lemas itu ke dalam mulutnya dan mulai menjilat dan menghisap kontol tersebut.


Istriku dengan cepat berhasil membuat kontol Anggoro menjadi sekeras besi. Dan saat ini terlihat jelas di depan wajah istriku Anggoro seperti mempunyai dua batang kontol yang siap menggarap istriku.


 


“Puaaah!!” Tampak istriku melepas kontol itu dari mulutnya dan tersenyum mesum sambil menatap mata Anggoro. Sepertinya dia sudah mulai paham fungsi alat itu ketika Anggoro yang memakainya.


Lalu dengan gerakan tegas, Anggoro mendorong tubuh istriku sampai dirinya terbaring diatas ranjang itu dan dengan santai membuka lebar kedua pahanya terlihat sangat siap untuk menerima kontol Anggoro dan dildo yang melekat di pinggul pria itu.


Anggoro terlihat tak langsung memasukan kontolnya ke dalam memek istriku, melainkan menggesekkannya dulu di sekitar bibir lubang kenikmatan milik istriku itu. Aku yang melihat hal itu, seperti merasakan ketegangan yang membuat mulutku sampai membuka. Dalam kondisiku yang setengah mabuk akibat minuman yang sebelumnya kuminum, tak dapat kutahan dan tolak lagi reaksi yang muncul pada tubuhku justru membawaku terbang bersama imajinasi liar dan khayalan penuh gairah.


Istriku terlihat mulai terangsang oleh perbuatan Anggoro di memeknya. Dan perlahan Anggoro mulai menerobos memek istriku dengan kontolnya. Sementara dildo yang terpasang kontolnya, tepat bergerak diatas memek istriku. Dan ketika Anggoro mulai bergerak menggenjot istriku, dildo itu tepat ikut menggesek klitoris istriku sehingga dengan cepat istriku mulai mengerang dan mendesah penuh kenikmatan.


“Aaaach yeeeashh…hmmppphhh..ssshh” istriku mendesis seperti ular dan desahan liarnya mulai terdengar. Terlihat kepala istriku mulai menggeleng tak beraturan dengan mata terpejam menikmati setiap gerakan pria tangguhnya yang sedang menjajah selangkangannya.


“Hmmm?? Gimana dek rasanya?” Tanya Anggoro dengan sombongnya setelah dilihatnya kondisi istriku yang meliuk-liuk diterpa birahi.


“Aaashhh…Enaaakh aaahh..” istriku masih menjawab pertanyaan Anggoro sambil terus tubuhnya meliuk dan mulutnya yang terus mengeluarkan desahan.


Ketika Anggoro mulai mempercepat sodokannya. Birahi istriku seperti kembali terlecut oleh cambuk birahi yang terus dicambukkan Anggoro ke tubuh istriku. Di tangan Anggoro, istriku seperti menjadi wanita yang mudah sekali birahi dan haus akan kenikmatan.


Ditengah gempuran Anggoro di memeknya, istriku semakin liar bergerak dan tangannya mulai bergerak meraih dildo yang dari tadi terus memberikan rangsangan di klitorisnya. Terlihat jelas dia sedang dalam birahinya yang sangat tinggi, wajahnya berubah menjadi sangat binal dan tangannya yang memegang dildo tersebut semakin menekan supaya dildo itu dapat menggesek klitorisnya dengan lebih keras seraya terus bergerak mengikuti goyangan pinggul Anggoro.



Dan tak butuh waktu lama, Natalie istriku itu akhirnya mendapatkan orgasmenya dengan cukup hebat. Terlihat dari tubuhnya yang bergetar seperti tersengat arus listrik tegangan tinggi.


Anggoro lalu mencabut kontolnya dari memek istriku, dan menjilati memek yang basah oleh cairan orgasme istriku. Dia juga tampak meludahi memek istriku dan meratakan cairan yang membasahinya. Dan yang membuatku terkejut, ternyata Anggoro mulai memainkan lubang anus istriku dengan jarinya yang perlahan dicolok-colokan kesitu.


“Jangaan-jangaannn!!” Ucap batinku curiga dengan apa yang akan dilakukannya.


Istriku yang anusnya dipermainkan seperti itu, tak tampak menolak ataupun melawan. Malah pinggulnya terlihat meliuk seperti memberi jalan kepada Anggoro untuk mencolokkan jarinya di lubang belakang tersebut. Aku tak pernah mengira istriku akan berlaku seperti ini, entah karena dia sudah sedemikian bernafsu kembali, atau ini ada campur tangan alkohol yang diminumnya tadi. Karena terlihat jelas istriku seperti senang menerima segala tindakan Anggoro.


Setelah Anggoro sepertinya merasa puas mencolok anus istriku dengan menggunakan jarinya, lalu terlihat dia mencabut jarinya dari anus istriku lalu kembali meludah tepat di lubang pembuangan istriku itu. Perlahan dildo strapon dan kontolnya itu ditekan ke dalam kedua lubang istriku secara bersamaan. Dildo yang berada di posisi atas terlihat perlahan menerobos memek istriku, sedangkan kontol Anggoro juga dengan pelan namun pasti membuka paksa anus istriku.


“Oooooughhhhh!!!!” Istriku meracau sambil meliuk liar menerima ketika secara perlahan kedua lubangnya diterobos oleh Anggoro dengan bantuan strapon dildo itu.



Istriku lalu memegang dildo yang sedang menerobos memeknya seperti sedang mengarahkan jalan yang benar untuk memasuki memeknya. Sementara di lubang satunya, kontol Anggoro semakin tenggelam di lubang anus istriku


Aku yang menyaksikan hal ini, tak ayal lagi langsung diserang gelombang birahi kembali. Aku betul-betul tak menyangka akan mendapatkan istriku secara sporadis digempur oleh Anggoro dibantu dengan alat yang merupakan hadiah yang dibawanya. Atmosfer birahi serta keliaran sepasang manusia dan seorang pria yang terhukum menjadi pemandangan kontras yang tak pernah terpikir dalam pikiranku, bahkan dalam pikiran terliarku sebagai pria yang menikmati ketika istrinya dientot oleh pria lain dengan cara seperti ini.


Setelah beberapa kali tarik-maju yang dilakukan Anggoro, dan kulihat tadi juga Anggoro kembali membasahi anus istriku dengan liurnya. Kontol dan dildo tersebut sudah bergerak lebih leluasa dalam kedua lubang istriku yang hanya terpisah oleh selembar selaput diantaranya. Istriku terlihat juga sedang merangsang sendiri klitorisnya dengan tangannya sambil terus menerima genjotan di kedua lubangnya.


“Ooouhhhh wenaaak bangeeeetthhh pantatmuu sayaaang!! Kontol mas enaaak!!” Racau Anggoro setelah merasakan jepitan maha dahsyat dari lubang anus istriku sambil terus menggenjotnya mengumpulkan terus rasa nikmatnya yang terlayani baik oleh tubuh istriku.


“ Haaaghhss….adeekkhh...jug.aaa...enaaak...maaashhh….!!!”


“Genjootthh terussshh Aaahhhss… Entoooot pantaaat memeek adeek… Entoot semuanyaaahhh….. uugghhhss!!” Ternyata istriku tak kalah liar meracaukan kenikmatan yang dirasakannya. Sambil berusaha mengangkat kepalanya dia meracaukan itu, dan seperti ingin melihat bagaimana memek dan anusnya digempur oleh mantan kekasihnya itu.


“Iyaaahh… pokoknya mass yang bakal terush kasihh kamuuh enaak!”


“ Kontol suami kamuu dah gak bisa ngentotin memek kamuu lagihh!! Memek kamuu punya akuu sekarang!!! Aahhsh yeeeshh!!” Dengan kasarnya Anggoro mengatakan jika aku tak bisa lagi mengentot memek istriku sendiri, dan dengan angkuhnya sambil terus menggenjot kedua lubang istriku dia menyatakan dirinya yang akan memiliki lubang kenikmatan istriku.


Aku yang mendengarnya tak mampu membantah, tak mampu memberikan perlawanan, pernyataan Anggoro yang mengklaim memek istriku menjadi miliknya tak bisa ku protes. Karena aku justru menikmati ketika melihat istriku penuh birahi dan kepuasan dibawah keperkasaannya.


Bagaimana aku bisa memprotes hal tersebut, karena kontolku yang terkurung alat ini justru seperti menyetujui klaim Anggoro tersebut. Kontolku bereaksi positif ketika ternyata tubuh dan pikiranku sudah dikuasai birahi akan fantasi yang menjadi kenyataan saat ini.


Aku merasa kontolku seperti mewakili yang sedang kurasakan saat ini. Ya, aku merasa sangat terangsang melihat mereka berdua di depan mataku sekarang. Dan gemuruh degup jantungku, semakin memompa birahi dalam diriku mengisi setiap urat nadiku dan seluruh syarafku.


“Whooaaahhh!!! Aaashhh…!!!” Istriku berteriak dan terkejang ketika akhirnya kembali diterpa orgasme dalam waktu yang cukup cepat. Bagaimana tidak, ketika kedua lubangnya menerima genjotan dengan terus menerus, klitorisnya juga mendapatkan rangsangan yang sama oleh tangannya sendiri.


Setelah mendiamkan pinggulnya sambil memberi kesempatan istriku meredakan gelombang orgasmenya, Anggoro lalu menarik kedua batang yang menyumpal lubang-lubang istriku dan menarik tangan istriku untuk bangkit. Lalu istriku mengikuti kemauan Anggoro untuk bangkit dan memberikan lumatan lembut pada bibir mantan kekasihnya itu, sebelum mengambil posisi menungging sesuai keinginan Anggoro.


Tak menunggu lama, Anggoro segera memposisikan kontol dan dildo strapon itu kembali menerobos kedua lubang istriku yang belum lama dihajarnya barusan. Sambil menatapku penuh nafsu, istriku mempersilahkan Anggoro untuk kembali memasuki kedua lubangnya. Sekarang posisinya berganti, kontol Anggoro menusuk memek istriku, sementara dildonya menerobos anus istriku.


Aku yang menerima tatapan binal penuh nafsu itu, semakin membuat birahiku sendiri semakin bergerak naik dengan cepat. Dalam kepayahan, aku merasa pejuhku seperti akan mendesak keluar kembali, kali ini kontolku tak lagi berusaha memberontak dalam kurungan alat ini sehingga tak menyebabkan rasa nyeri karena penuh sesak di dalam alat ini seperti awal kupakai tadi. Seperti sudah mampu menyesuaikan, kaki ini kontolku hanya mengembang sesuai dengan besarnya alat yang mengurung kontolku ini. Namun tetap saja, hasrat untuk orgasme tetap tak bisa lebih lama kubendung lagi, karena saat ini kurasakan seperti seluruh tubuhku menuntut untuk pelepasan birahi.


Tubuh istriku mulai menerima gempuran birahi sang pejantannya, istriku seperti sudah menjadi betina yang tau keinginan sang pejantan yang saat ini menguasai tubuhnya. Dildo yang menerobos anus istriku dalam kondisi anjing kawin itu tak begitu sulit memasuki anus istriku, sepertinya anus istriku sudah bisa menyesuaikan karena sebelumnya sudah dimasuki kontol pria bernama Anggoro Widjojo tersebut.


“Mas cepetin yaa sayaang…” ucap Anggoro lembut sambil memegang pantat istriku.


“Iyaah mas.. Giliran mas puas sekarang.. Keluarin ajaah jangaan ditahaan lagiihhh..ssshh.. Aaachh enaakh bangeeth pihhh...aaashhh” sahut istriku sambil mendesis karena Anggoro sudah memulai gerakan maju dan mundurnya.



Lalu Anggoro langsung mulai memacu kontol dan dildo yang terpasang itu membawa istriku kembali tenggelam dalam desahan dan mulut yang terus meracau semakin liar. Aku yang melihatnya seperti ikut tertarik masuk dalam irama birahi mereka. Sisa pejuh yang tersimpan dalam kontolku, memaksa mendesak untuk keluar dari dalam tubuhku.


Anggoro terlihat memaksa semua sisa tenaganya untuk mendapatkan orgasmenya sendiri. Otot-otot tubuhnya terlihat jelas jika sang pemiliknya tengah dalam kondisi berusaha mendaki puncak kenikmatan yang semakin mendekat. Bahkan terlihat dirinya tak lagi berfokus pada kondisi istriku yang terlihat berantakan mengimbangi irama cepat dan liar yang dilakukannya.


Entah apa yang dirasakan kedua lubang yang sedang digenjot dengan sangat cepat itu. Namun kulihat justru istriku seperti tak merasakan kesakitan, dalam kepayahannya mulutnya terus meracau dan meminta supaya Anggoro untuk lebih kencang menunggangi tubuhnya.


Diriku yang mendapatkan visualisasi kebinalan mereka berdua tersebut, juga merasa semakin mendekati detik-detik puncak kenikmatanku sendiri. Dan semakin dekat apa yang kurasakan… Dan sampai akhirnya tubuhku tak kuat lagi menahan lebih lama.


“Aaaaashh… ouhhh..ouuh..” aku mendesah dengan tubuh yang mengejang ketika pejuhku mulai menetes keluar dari lubang kencingku. Rasanya aku ingin berteriak meluapkan puncak kenikmatan yang kurasakan sangat nikmat ini namun tetap terasa menggantung karena tidak seperti puncak kenikmatan yang kudapat ketika tanpa ada alat ini yang mengunci kontolku. Aku hanya mampu mendesah pelan tertahan, tubuhku hanya mampu bergetar, dan pinggangku hanya bisa meliuk mengiringi pejuhku yang menetes melalui lubang Cockcage ini secara menyedihkan.


Sementara disana, tubuh istriku terus dipacu oleh Anggoro untuk mengantarkan puncak kenikmatan padanya melalui kehangatan memek istriku yang menyelimuti kontolnya. Lubang anus dan memek istriku seperti tak terlihat sulit menerima sodokan-sodokan liar dari Anggoro. Kedua tubuh yang terus memacu birahi itu memantulkan cahaya terang lampu di dalam kamar ini karena keduanya sudah terlihat basah kuyup oleh peluh yang membasahi kulit mereka.


“Arrggh!! Arrggh!! Arrggh!!!” Suara erangan Anggoro menggema kencang dibarengi dengan hentakan-hentakan penuh tenaga sambil membenamkan kontolnya di memek istriku, dildo yang tertancap di anus istriku pun juga ikut menusuk masuk lebih dalam tubuh istriku.


Anggoro sampai mengangkat ke atas wajahnya dengan gigi yang beradu dan ekspresi wajahnya yang seakan melambangkan seekor singa lapar yang telah menerkam mangsanya. Sungguh aura kejantanannya terpancar jelas ketika dirinya kembali memompa pejuh-pejuhnya memasuki lorong kewanitaan istriku. Dengan cengkraman kencang di pantat besar istriku, otot-otot yang berada di tangan kekarnya yang berhiaskan guratan tatto semakin membuat kesan jantan tak bisa dilepaskan dari dirinya. Setelah tubuh istriku menjadi bulan-bulanan nafsu birahinya sedari tadi, detik ini ketika dia melepaskan orgasme dengan pejuh yang memenuhi memek istriku, dia seperti menegaskan siapa yang berkuasa saat ini.


Setelah gelombang orgasmenya berangsur hilang, pria itu terlihat menarik kontol perkasanya dari memek istriku setelah berhenti memompa pejuh segarnya di dalam sana, beserta batang dildo yang tertancap di anus istriku tercabut sudah karena Anggoro langsung berbaring kelelahan di atas ranjang itu. Sementara istriku masih dalam posisi menungging selama beberapa saat, seperti berusaha kembali ke bumi setelah dihempaskan berkali-kali kedalam kenikmatan surgawi oleh si pejantannya malam ini. Aku tak tau apakah istriku kembali orgasme ketika Anggoro tadi mengakhiri permainannya, namun terlihat sangat jelas kelelahan dan kenikmatan bercampur padu di dalam tubuh dan jiwa istriku.


Istriku lalu terlihat merubah posisinya, dan ikut berbaring menyusul Anggoro dengan memeluk tubuh pria itu. Bahkan istriku terlihat memberikan sebuah kecupan mesra di bibir Anggoro, dan kemudian kembali melingkarkan tangannya melintasi dada bidang Anggoro lalu merapatkan tubuhnya disana.


Lama tak ada gerakan terlihat dari atas ranjang setelah pertempuran yang menguras tenaga dan birahi keduanya. Aku pun tak lagi sanggup untuk menahan lebih lama, dan kesadaranku mulai beranjak hilang meninggalkan diriku. Tubuhku terlalu lelah, dan kurasa mereka lebih lelah, karena aku dapat merasakan jika keduanya sudah berpindah ke alam mimpi dalam dunianya masing-masing. Lalu kuputuskan untuk juga memejamkan mataku dan berharap hal yang baru kualami tadi berlanjut di alam mimpi.


-----

-----


“Ehmmpsss...ehmmpsss. oogh yeaah...ouhhh yeeeh….”


“Plokk..plokk..plokk...plokk..”


Sayup-sayup terdengar suara desahan istriku, telingaku berusaha menyesuaikan dengan apa yang didengarnya. Aku perlahan mulai mengumpulkan kesadaranku yang tercecer. Mataku mengerjap menahan cahaya matahari pagi yang coba menerobos lensa mataku.



Perlahan aku mulai dapat mengenali dan menyadari apa yang terjadi, hari sudah mulai pagi ternyata, matahari juga mulai menebar sinarnya ke seluruh sudut termasuk ke dalam kamar ini melalui tirai tipis yang menghiasi jendela kamar tempat kami menghabiskan malam yang tak biasa. Malam dimana istriku mereguk kenikmatan bersama mantan kekasihnya, sementara aku yang tertawan dalam birahi yang tak bisa tuntas dilepaskan.


Perlahan aku membuka mataku namun tak sedikitpun tubuhku membuat gerakan. Aku masih dalam posisi ketika tertidur diatas sofa tempatku menghabiskan malam melihat istriku bermandikan keringat bersama pejantannya semalaman sambil menghukum diriku dalam kurungan alat menyedihkan ini.


Dalam usahaku melihat yang terjadi di atas ranjang itu pagi ini, aku justru melihat pemandangan binal kembali dipertontonkan keduanya. Istriku tengah membuka lebar kedua pahanya sementara pria jantan itu tengah menindih istriku sambil memompa teratur memek istriku yang tersaji di depannya.


click here for they Morning Sex Illustration

http://sendvid.com/1eagznlh


Dengan tubuh saling menempel, dan kelamin yang saling bergesekan. Pagi ini mereka kembali berpacu dalam kebirahian yang seperti tanpa akhir. Setelah bagaimana semalam aku melihat bagaimana istriku diombang-ambingkan dengan liar oleh pria itu. Setelah tanpa berdaya aku menerima amarah istriku yang sampai saat ini aku belum mendapat alasan yang jelas tentang kemarahannya itu. Aku hanya bisa menduga amarahnya meledak sedemikian rupa menggilas harga diriku adalah karena aku melukai perasaan wanitanya. Dia terlihat merasa direndahkan, padahal aku hanya ingin memberinya kenikmatan seksual melalui pria lain yang sebelumnya sudah berkali-kali melakukan yang kuinginkan. Dia juga terlihat merasa tak kuberikan ruang untuk memutuskan apakah menerima atau tidak segala rencanaku malam tadi, padahal aku hanya ingin membuatnya merasakan kejutan dan memiliki momen indah dalam hubungan kami.


Ketika aku kembali mengintip melalui mata yang masih kupejamkan karena bersembunyi dalam kepura-puraanku untuk tetap dianggap sedang tertidur, aku melihat saat ini justru istriku yang sedang berada diatas tubuh Anggoro dan bertumpu di pinggang Anggoro menduduki kontol perkasa itu serta secara dinamis menggenjotnya memberikan pelayanan terbaik di setiap centi batang kontol itu seperti tak tertanggung oleh keberadaanku yang masih tertidur di sisi lain kamar ini. Seperti aku melihat ini adalah bukan istriku yang sebelumnya malam ini ku kenal, terlihat saat ini dia begitu bisa menikmati seks yang sebelum masuknya pria-pria lain ke dalam pernikahan kami hanyalah sebagai kegiatan atau usaha untuk mendapatkan buah hati. Tak ada variasi, tak ada hal baru, tak lebih dari sekedar usaha.


Namun pagi ini, satu hari setelah peringatan kedua ulang tahun pernikahan kami. Istriku tampak sebagai wanita yang begitu menikmati seks, dengan posisinya diatas seperti ini seperti dirinyalah yang sedang berusaha memberikan kenikmatan pada pria yang ada dibawahnya itu. Terlihat usaha dari dirinya untuk mempersembahkan kenikmatan seks kepada pria yang semalam menjadi pemilik tubuh dan juga mungkin jiwanya. Aku hanya berharap hatinya tak sampai dimiliki oleh pria itu, cukup tubuh dan jiwanya saja.


Sesekali ketika bokongnya turun, pantat besarnya digerakkan memutar serta maju dan mundur memberikan stimulasi pada Anggoro yang terbaring penuh rasa nikmat di bawah pelayanan istriku pada kontolnya.


Beberapa saat kemudian ketika istriku masih melakukan gerakan mengulek yang sama, terlihat Anggoro bangkit memeluk tubuh istriku yang masih terus menduduki kontolnya dan membenamkan wajahnya di antara kedua toket istriku yang bergelantung bebas sambil mengerang liar. Terlihat juga dengan begitu beringasnya Anggoro bergantian menghisap kedua daging lembut yang ada di depan wajahnya itu secara bergantian dengan penuh nafsu.


“Aaarggghh….sayaaangh… aaahhh ahhhhss haaaah….” Dalam erangan mulutnya yang tersumpal toket istriku terlihat dia menahan laju gerak pantat istriku yang sebelumnya meliuk panas sambil memeluk erat tubuh istriku yang sedang berjongkok di atas pinggulnya. Beberapa hentakan pinggulnya, menandakan saat ini Anggoro tengah memompa kembali pejuh segarnya dalam beberapa kali semprotan kembali memenuhi lorong memek istriku untuk ketiga kalinya dalam waktu kurang dari 24 jam semenjak malam tadi.


Wajah istriku terlihat memberikan senyum termanisnya ketika melihat prianya itu tengah mengerang nikmat di bawah tubuhnya. Terlihat senyum kebanggaan ketika bisa melihat pejantannya menikmati morning service darinya walau sepertinya istriku belum mendapatkan orgasmenya kukira. Entah sudah atau belum, namun seingatku aku belum melihat istriku mengerang nikmat karena diterpa orgasme semenjak aku bangun dan mengintip kegiatan mereka dari sini.


Sekali lagi, istriku tampak kembali memberikan layanan penutup dengan sangat mesra dan intim mencium dan melumat mulut Anggoro yang masih ada dalam pelukannya.


“Sluuurpss sluuurpss sluuurpss.” Suara lumatan bibir yang terdengar sepanjang cumbuan penutup ronde kali ini yang begitu mesra menandakan istriku terlihat begitu total dalam memberikan pelayanan seksual kepada Anggoro.


“Cupp...cupp..cupp…” kecupan-kecupan kecil masih terus berlangsung setelah lumatan-lumatan panas mereka tadi.


Keduanya terlihat saling menatap penuh keintiman diiringi senyuman manis istriku pada Anggoro dan masih terus dilengkapi dengan kecupan-kecupan kecil tanpa lumatan diantara mereka.


“Makasih yaa…” ucap Anggoro lirih pada istriku.


“Hemm? Makasih kenapa mas?” Sahut istriku lembut.


“Makasih buat semuanya..” ucap Anggoro lagi sambil kembali memeluk tubuh istriku dan menyandarkan kepalanya di toket istriku.


“Adek yang makasih sama mas Anggo sayaang..” sahut istriku membalas pelukan Anggoro elbih erat.


“Mandi yuk mas?” ucap istriku lagi sambil menarik lembut tubuh Anggoro supaya melepas pelukannya dengan tatapan teduh.


“.........” Anggoro tak menjawab, kulihat dia hanya memandangi wajah manis istriku dengan ekspresi mengangumi.


“Mauu mandi apa mau nambah lagi? Adek ngikut ajaa deh..” ucap istriku dengan nada manja menggoda.


“Hehehe… mandi aja yuk, lengket semua badan nih dari semalem mandi keringet.” Sahut Anggoro sambil tersenyum lebar menatap wajah istriku.


“Kan kamu yang bikin kita mandi keringet semalem, paraah sih mas ihh.. Semalem aku dah kayak diperkosa aja sama kamu tau nggak?” Ucap istriku sambil menyentuh lembut hidung Anggoro.


“Yaa abis kebawa suasana sih.. hehehe”


“Wuuu dasaar… yaudah kita mandi yuk!”


Istriku lalu perlahan bangkit berdiri sehingga terlepas kontol Anggoro yang sedari tadi masih bersemayam dengan nyaman di dalam memek istriku. Lalu istriku beranjak turun dari ranjang sambil menggandeng tangan Anggoro kearah kamar mandi.


“Bentar ya dek. Mas ngerokok sebatang dulu ya, baru mandi deh abis itu.” Ucap Anggoro setelah berhasil turun dari atas ranjang.


“Iii...iihhh nggak maju ah! Ngerokok ya ntar aja sihh..mandiii bareng buruaaan…” ucap istriku dengan sangat manja menolak untuk memberikan Anggoro kesempatan merokok setelah morning sex barusan.


“Hmm. Iyaa deh iyaa…” ucap Anggoro menuruti kemauan istriku serta kembali berjalan dan melintas di depanku yang masih berpura-pura tidur di atas sofa kecil ini.


“Eh ini suami kamu nggak dibangunin dulu dek?” Tanya Anggoro pada istriku yang sekarang mereka berdua berdiri telanjang tepat di depanku. Dan aku dapat melihat jelas bagaimana basahnya memek istriku oleh lendir pejuh anggoro terpampang jelas di depan mataku yang mengintip dari celah kedua kelopak mataku. Seketika birahiku naik melihat kondisi memek istriku yang seperti itu.


“Biarin aja lah! Ntar aja dibangunnya abis kita mandi!” Sahut istriku terdengar ketus sekali.


“Oke lah!” Sahut Anggoro singkat, lalu mereka kembali meneruskan langkahnya menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh mereka dari sisa pertempuran semalam dan dilanjut kembali pagi ini. Mereka berdua telah hilang dari pandangan mataku.


Perlahan aku yang masih dalam kondisi telanjang dengan kontol terkunci alat yang diberikan Anggoro semalam, bergerak bangkit dari posisi tidurku dan tak lama mulai terdengar suara gemericik air dari arah kamar mandi. Aku melihat sekilas kearah kamar mandi dan mendapati pintu kamar mandi masih terbuka. Rupanya mereka tidak menutup pintunya.


Aku lalu memutuskan untuk berjinjit perlahan mendekati kamar mandi tersebut untuk melihat apa yang terjadi disana. Rupanya yang kulihat di dalam kamar mandi dari luar sini tetap menampilkan kemesraan dua manusia ini. Mereka berdua saling berpelukan di bawah pancuran air yang mengalir dari atas mereka yang airnya membasahi kedua tubuh telanjang mereka.


Dalam posisi berdiri di bawah pancuran air, keduanya terlihat saling menjelajahi setiap inci dari tubuh masing-masing. Dengan kelembutan dan kemesraan mereka berdua saling membalurkan busa merata membersihkan kulit mereka dari sisa lendir yang melekat akibat pertempuran semalam. [Spoiler] 


Click here for the bathroom Illustration

http://sendvid.com/ql6wzid3


Lumatan kembali terjadi dan kulihat ketika Anggoro menyabuni memek istriku, terlihat istriku menengadahkan kepalanya menikmati gosokan pada klitorisnya. Dalam posisi berdiri dengan istriku bersandar pada dinding kamar mandi, Anggoro dengan intens menggosok klitoris istriku sampai membuat mulut istriku kembali melantunkan desahan yang sangat menggoda.


Buih-buih sabun perlahan terkikis meluruh turun dari tubuh keduanya mengikuti guyuran air yang membasahi setiap jengkal kulit mereka. Tak lama, istriku tampak berusaha memegang tubuh Anggoro sebagai penopang dan beberapa detik kemudian kedua kaki istriku bergetar melepaskan orgasme lewat rangsangan klitoris oleh jari jemari Anggoro di bawah guyuran air segar itu.


Setelah orgasme istriku reda, Anggoro kembali memeluk tubuh istriku dan melumat kedua toket istriku secara bergantian dan diakhiri dengan lumayan pada mulut istriku sambil memeluk erat tubuh istriku yang masih menyandarkan tubuhnya di dinding lembab kamar mandi itu.


“Ahhhsshhh.. gilaa kamu mashhh.. kaki ku dah gemetaran inii…” ucap istriku pada Anggoro sambil terus memeluk tubuh Anggoro sebagai penopangnya.


“Kan biar adil, tadi bangun tidur aku dah dapet sekali tapi kamu belum kan?” Terdengar bisikan lembut Anggoro bercampur dengan suara gemericik air yang masih terus membasahi tubuh mereka.


“Udah yuk mandinya. Kayaknya bentar lagi waktunya check out.” Ucap Anggoro lagi sambil menutup keran air yang ada di samping mereka.


Aku yang melihat mereka sudah akan selesai, langsung berjalan jinjit kembali menuju sofa dan kembali berpura-pura tidur dengan posisi yang sama supaya mereka tidak mengetahui jika aku sudah bangun.


“Mas, suamiku bangunin tolong mas.” Ucap istriku dari arah depan kamar mandi.


“Ya dek.” Sahut Anggoro singkat lalu terdengar berjalan ke arahku.


“Mas..mas Nicko..bangun mas.. dah siang..” ucap Anggoro pelan berusaha membangunkan diriku. Aku sengaja tak langsung bereaksi, karena takut ketahuan jika aku sedang pura-pura tidur.


“Masih nyenyak banget dek tidurnya. Gapapa nanti aja deh banguninnya, masih kecapekan kali dia.” Ucap Anggoro pada istriku.


“Halaaah dasar emang nih. Capek darimana sih emang? Cuma nonton aja masa capek!” Terdengar istriku dengan suara yang ketus. Dadaku langsung berdegup kencang mendengar suara kesal istriku, aku takut dia kembali marah padaku.


“Heh, pih! Bangun buruan udah siang ini!! Parah banget sih orang udah pada mandi semua masih tidur aja, heh!!” Suara istriku terdengar membentak-bentak sambil mengguncang-guncang tubuhku cukup kencang.


“Ehhhhmmmm… udaah pagiii toh?” Ucapku sambil berakting mengerjap-ngerjapkan mataku seperti orang baru bangun tidur.


“Pagi lagi…!! Udah siang nih!! Buruan bangun kalo nggak aku tinggal kamu!” Bentak istriku lagi.


Aku lalu duduk di sofa berpura-pura sedang mengumpulkan kesadaranku. Dan melihat istriku dengan tubuh yang dililit handuk, sedangkan Anggoro terlihat mulai memakai celana dan pakaiannya kembali.


“Mandi sana gih! Nggak pake lama!” Ucap istriku sambil melemparkan handuk yang ada diatas ranjang bekas dipakai Anggoro kearahku. Tanpa membantah aku segera beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.


Di dalam kamar mandi aku langsung berdiri dibawah pancuran air, dan dengan gerakan yang kupercepat langsung menyabuni seluruh tubuhku dengan sabun cair yang tersedia di hotel ini. Tak lupa aku juga menyabuni kontolku yang terkurung alat jahanam ini.


Dalam waktu singkat aku menyusahkan kegiatan mandiku dan mengeringkan tubuhku menggunakan handuk bekas Anggoro yang diberikan istriku padaku ini, dan aku segera beranjak keluar kamar mandi menuju kamar utama untuk kembali berpakaian.


Ketika aku tiba, kulihat Anggoro sedang duduk merokok di kursi kecil dekat jendela yang menempel pada balkon kamar ini dengan pakaian yang sudah lengkap, sementara istriku terlihat sedang memakai makeup pada wajahnya dan sudah berpakaian juga.


Aku lalu langsung mengambil celana dan pakaianku yang tergeletak diatas meja kecil dan segera kupakai. Ketika aku akan memakai celana, aku sedikit merasa kesulitan karena terhalang cockcage yang masih terpasang di kontolku, aku tak berani meminta kuncinya pada istriku untuk membuka alat ini. Kupikir sudah lah, sementara aku harus membiasakan diri dengan kontol yang terpasang alat ini. Dengan susah payah akhirnya aku berhasil mengancingkan celanaku, kuperhatikan terlihat sedikit menggembung di bawah sana efek dari alat tersebut.


“Kalo udah, beresin yang mesti dibawa pulang. Jangan ada yang ketinggalan!” Perintah istriku sambil melukis alisnya ketika mengetahui aku sudah selesai berpakaian.


Tanpa membantah lagi, kulakukan perintah istriku dengan segera. Anggoro hanya melihatku sesekali sambil masih merokok dan memainkan ponselnya.


“Dah yuk! Pulang sekarang aja nggak perlu nunggu siang. Ntar makannya di luar aja ya mas.” Ucap istriku sambil membereskan alat make-upnya dan memakai sandalnya, siap untuk meninggalkan kamar ini.


“Bawa semua ya pih! Awas lho jangan ada yang ketinggalan!” Ucap istriku padaku.


“Yok mas anggo…” Panggil istriku pada Anggoro dengan lembutnya.


“Iya dek.” Sahut Anggoro lalu bangkit dari kursi yang didudukinya sambil mematikan puntung rokoknya dan berjalan menghampiri istriku.


Dengan mesra istriku menyambutnya dan merangkul tangan kanan Anggoro serta berjalan keluar kamar. Aku lalu berjalan mengikuti di belakang mereka sambil membawa beberapa tas kecil berisi sisa botol minuman semalam, strapon yang dibawa Anggoro, dan tas kecil milik istriku.  Aku dengan jelas istriku begitu lekat menempel pada Anggoro semenjak keluar kamar sampai ke dalam lift yang membawa kami turun ke lantai dasar.


“Kamu urus check out-nya dulu gih!” Ucap istriku padaku ketika kami tiba di lobby hotel. Aku lalu berjalan menuju meja resepsionis untuk menyelesaikan sisa  pembayaran tagihan kamar yang kugunakan semalam yang masih harus kubayar. Setelah aku menyelesaikan pembayaran yang jumlahnya tak sedikit, aku lalu menghampiri istriku dan Anggoro yang sedang duduk berdua di kursi tunggu yang ada di lobby hotel ini.


“Udah mih. Yuk, pulang yuk!” Ucapku pada istriku mengajaknya untuk pulang.


“Aku mau pergi sama mas Anggo. Kamu aja yang pulang ke rumah!” Jawab istriku.


“Maksudnya gimana?” Tanyaku lagi.


“Aku mau nginep di rumah mas Anggo! Ngerti nggak sih?! Kamu pulang aja sendiri ke rumah. Aku sama mas Anggo!” Ucap istriku lagi yang membuatku seperti terkena serangan kecil pada jantungku.


“Lah kan kamu ndak bawa baju?” Tanyaku dengan suara yang lebih, bermaksud mencari alasan supaya istriku mau ikut pulang denganku. Anggoro hanya diam saja mendengarkan perdebatan ku dengan istriku sambil mengalihkan perhatian pada ponselnya.


“Ya beli lha, susah-susah amat sih! Oh iya, aku minta kartu ATM kamu yang silver. Buat beli baju sama kebutuhan aku selama menginap di tempat mas anggo!” Ucapnya lagi meminta kartu ATMku.


Aku tak tau lagi harus berbuat apa, aku sungguh merasa berada di antara persimpangan yang tak ingin kulewati.


“Ya udah, aku ikut juga ya nginep di tempat mas Anggo, mih…” ucapku pada istriku sebagai usaha terakhirku menahan keinginan istriku itu.


“Lah ngapain ikut? Udah buruan sini kartunya, lama banget sih!!”


“Kan kamu sendiri yang bilang kalo aku sama mas Anggo udah kamu resmiin, jadi aku boleh dong pergi sama mas Anggo?” Ucap istriku lagi mengingatkan ucapanku semalam kepadanya ketika memberikan kejutan yang awalnya kukira akan berjalan dengan baik dan tak seperti ini.


Dengan gontai dan lemah, aku lalu membuka kembali dompetku dan memberikan kartu berwarna silver itu kepada istriku untuk dipakainya selama berada bersama Anggoro. Lalu setelah istriku menerima kartu tersebut, istriku langsung menggandeng Anggoro kembali bangkit dari tempat duduknya dan berjalan kearah tempat parkir.


“Daaah Papiihhh… aku pergi dulu yaaa… Kamu di rumah hati-hati yaaa sendirii, awas kalo nakal! Jangan lupa cari duit yang banyaaak, saldo kartu yang aku bawa kalo sampe habis awas aja!” Ucap istriku dengan nada manjanya menggodaku, dan diakhiri dengan ancaman kembali padaku.


“Tenaang mas, selama sama aku Netty bakalan aman!” Ucap Anggoro padaku lalu mereka berdua berjalan meninggalkan aku sendirian di lobby hotel dengan perasaan cukup sesak di dadaku. Perlahan mereka berdua yang berjalan dengan mesra dan sesekali diiringi dengan tawa istriku, mulai menghilang setelah berbelok ke lorong yang menuju tempat parkir.


Tubuhku bergetar memandang kepergian istriku bersama pria yang kurestui untuk mengisi kehidupan seksual istriku. Dengan lemah dan gontai aku beranjak pelan untuk duduk di kursi lobby hotel ini karena aku masih belum mampu untuk berjalan pulang sendirian ke rumah tanpa istriku bersamaku.


Dalam dilema yang menghimpit diriku, aku kembali menerawang semua fase kejadian yang telah kulewati. Fase dimana istriku mulai memasuki fantasiku, dan terus berjalan sampai dia terlihat sangat menikmati apa yang sedang dijalaninya ini. Dan aku seperti menemukan alasan untuk tersenyum kembali setelah semua yang terjadi malam tadi. Aku tidak mempermasalahkan sama sekali perubahan sikap istriku setelah amarah menghampiri dirinya semalam. Aku lebih melihat dirinya yang pada akhirnya bisa menikmati apa yang menjadi keinginanku, keinginan melihatnya mendapatkan apa yang tidak mampu kuberikan. Dan dia telah memilih menjalani apa yang aku harapkan.


Dan aku yakin dia pasti akan kembali untukku, aku hanya perlu memberikannya waktu untuk menikmati apa yang menjadi kebutuhannya. Dan aku akan tetap menunggunya di rumah kami, dan berharap dirinya akan pulang setelah mendapatkan pemenuhan birahi yang dibutuhkannya. Aku akan tetap menunggunya di rumah kami, karena dirinya-lah yang menjadi kunci utama dari semua fantasiku, fantasi cuckold yang menjadi jalan hidupku saat ini sebagai suami yang bahagia melihat istri tercintanya mereguk birahi dengan pria lain.


T A M A T

BONUS BOKEP LOKAL KLIK TOMBOL DIBAWAH YA GUYS