Cuckold Story: Mengubah Istriku Bagian 21 (Ayo Cepet....Sampe Bersih!)


MODEL : Maya Larasati


POV Nicko

Saat ini tepat pukul setengah empat sore dan aku masih belum mendapatkan istriku dan Ricko ada di rumahku ini ketika aku mengecek ke sekeliling rumah, kelihatannya mereka belum pulang. Memang tadi kuputuskan untuk segera pulang ke rumah ketika istriku sedang berada di rumah Anggoro mantan kekasih istriku. Aku mengetahuinya karena istriku sendiri yang menyampaikannya padaku, bahkan aku mendengar semua yang terjadi antara istriku dan Anggoro tadi karena istriku memintaku untuk mendengarkannya lewat sambungan telepon.


Kuakui dalam kegalauanku ketika mendengar permintaan istriku pada saat meminta izinku untuk bercinta dengan mantan kekasihnya tadi akupun juga merasakan perasaan horny yang tidak mampu ku ungkapkan. Aku sampai dua kali memuntahkan spermaku di dalam mobil saat mendengarkan setiap erangan, desahan, dan pembicaraan erotis antara mereka berdua yang membuatku sangat-sangat bergairah.


 Imajinasiku langsung memvisualisasikan apa yang terjadi disana, rasanya tadi aku ingin meminta istriku untuk melakukan panggilan video saja daripada sambungan telepon biasa supaya aku dapat melihat apa yang sebenarnya terjadi disana. Namun kuurungkan niatku karena selain aku masih terjebak dalam situasi yang sulit karena keberadaan istriku bersama Anggoro, rasanya Anggoro juga tidak atau belum mengetahui jika aku sebagai suami Natalie mengetahui pertemuan bahkan kegiatan mereka siang tadi.


Saat ini saja, aku masih saja diserang sedikit rasa libido jika aku memikirkan dan membayangkan bagaimana istriku melayani birahi mantan kekasihnya itu.


Ketika aku sedang berada di dapur untuk membuat kopi, sayup-sayup kudengar suara mobil berhenti di depan rumahku dan sesaat kemudian kudengar suara pagar rumahku seperti dibuka oleh seseorang. Karena penasaran, akupun beranjak kearah depan untuk memastikan suara di depan itu. Dan ternyata kulihat istriku dan sahabatku serta seorang pria yang kuduga adalah Anggoro terlihat memasuki halaman rumahku. Aku segera menuju kedepan pintu untuk menghampiri dan membuka pintu untuk mereka setelah kudengar istriku memanggil-manggil namaku.


"Papih udah lama pulangnya?" tanya istriku ketika pintu terbuka.


"Yaah lumayan lha"

"Kalian darimana kok baru sampe?"tanyaku pada istriku.


"Ini dari tempat temen mami tadi nggak sengaja ketemu, dia yang kebetulan jemput aku sama Ricko tadi pas aku pesen Grab. Terus mampir deh." istriku memberikan penjelasan.


"Oohh...." sahutku singkat.


"Nick, ni tadi kita beli makanan sekalian di jalan." ucap Ricko sambil menyodorkan dua kantung besar berisi makanan yang langsung keterima.


"Papih belum makan kan? Ntar kita makan bareng yaa.."

"Oh iya, ini kenalin temenku Anggoro pih." ucap istriku yang kutahu dia sedang berbasa-basi saja, karena aku sudah tau sosok pria yang ada bersama dengan mereka ini.


"Oh ya, Nicko!" ucapku memperkenalkan diri sambil menjabat tangannya.

"Anggoro mas!" ucap Anggoro menimpali sambil bersalaman denganku. Kesan pertama yang kudapatkan ketika melihatnya cukup baik, dan membayangkan jika pria ini yang dulu pertama kali membuka segel istriku tiba-tiba saja kontolku malah mengeras karena imajinasiku.


"Yaudah, masuk dulu sini ngobrol di dalem aja." ucapku pada mereka sambil menghapus pikiranku yang mulai melantur.


Lalu kami berempat saat ini telah berada di ruang tengah dan mempersilahkan Anggoro untuk duduk disana, demikian juga Ricko dan aku sendiri juga duduk di kursi yang masih kosong sementara istriku mohon ijin ke dapur membuatkan minuman buat kami.


"Ayo mas Anggoro duduk dulu, jangan sungkan-sungkan." ucapku ramah padanya.

"Oh iya mas. makasih mas." sahutnya.


Lalu kami bertiga mengobrol ringan sambil menunggu istriku selesai dengan kegiatannya di dapur. Ricko yang menjelaskan bagaimana ceritanya sampai ternyata Anggoro yang ternyata saat ini bekerja sebagai driver taxi online dan tadi yang mengambil orderan yang dibuat istriku untuk mengantar ke mall sebagai tujuan awal, tapi lalu berganti tujuan justru menuju ke rumah Anggoro atas permintaan Ricko yang ingin lebih mengetahui tentang suasana kota Semarang ini. Dan tentu saja Ricko tidak menceritakan dan membahas apa yang kemudian terjadi di rumah Anggoro antara dirinya dan istriku.


Kami bertiga terlibat obrolan yang cukup cair, sampai akhirnya istriku kembali dari dapur sambil membawa empat buah gelas minuman untuk kami bertiga dan satu untuk dirinya. Setelah istriku bergabung mengobrol dengan kami, suasana semakin menjadi akrab dan hangat. Aku sebenarnya sedikit berusaha untuk memancing istriku maupun Anggoro membahas tentang hubungan mereka di masa lalu, tapi ternyata masih belum berhasil karena istriku maupun anggoro berulangkali menghindari untuk menjawab pertanyaanku.


"Eh aku ke kamar dulu ya, mau ganti baju dulu." ucap istriku pada kami yang langsung diiyakan oleh kami bertiga.


"Pih sini bentar deh." panggil istriku padaku ketika dirinya sedang beranjak menuju kamar kami. Dan akupun langsung beranjak kearah kamar kami.


"Eh tinggal dulu bentar ya."

"Rick, temenin Anggoro ngobrol dulu ya." ucapku pada mereka berdua, dan aku segera berjalan meninggalkan mereka berdua menuju kamarku untuk menghampiri istriku.


Ketika aku masuk ke dalam kamarku, kulihat istriku sedang berdiri di depan ranjang sambil menggelung rambutnya.


"Papih nih apa-apaan sih tadi pake mbahas-mbahas aku sama mas Anggoro dulu." kata istriku padaku.


"Hehehe becanda doang kali mihh..." sahutku sambil meringis tersenyum padanya.


"Kasian kan itu mas Anggoro kayak jadi malu gitu dia, masa iya mbahas sama kamu kalo dia dulu pacarnya mamih ke kamu yg sekarang itu suaminya aku. Ada-ada aja deh kamu nih." ucapnya lagi.


"Hahaha... Cieee ngebelain pacarnya nih yee..."godaku padanya.


"Papih emang gak cemburu gitu sama mas Anggoro?"

"Loh pake ditanya lagi, yaa cemburu lhaa.."

"Lho kok??"

"Hahaha... Iya, papi cemburu soalnya dia tuh yang pertama kali merawanin kamu dulu."

"Ihhhh papi mah dengannya bercanda aja."

"Cemburu jelas, tapi horny juga sih mih waktu tadi dengerin di telepon kamu sama dia lagi ngentot. Haha" sahutku padanya.


"Makasih ya pihh. Muaacch"

"Emang tadi papih dengerin sampe selesai?"

"Nggak sampe selesai, cuma sampe pas kamu teriak pas pertama disodok sama dia kayaknya. Abis itu keputusan telponnya gara-gara ada telepon masuk dari Pak Michael."

"Hehehe kirain sampe selesai.."

"Pengennya sihh... Tapi yaudah lah.. Gimana mami tadi puas nggak ngentot sama Anggoro?"

"Hmmm... Puas pihh, mami sampe nggak tau berapa kali dapet pas tadi. hehe"


"Hahaha dasaar... Masih sekarang bener-bener jadi binal gini yaa.." ucapku sambil memeluk istriku diatas ranjang kami.


"Lah kan papih yang ngijinin.. weeekk.." sahutnya sambil mencubit hidungku.


"Mamih tadi belum mandi ya? Masih ada bau-bau sisa pertempuran nih kayaknya." ucapku penasaran karena hidungku seperti menghirup aroma asing dari tubuh istriku, aku mengira ini adalah aroma tubuh Anggoro yang bercampur dengan aroma tubuh istriku yang justru membuatku menjadi terangsang dan membuat kontolku mengeras secara tiba-tiba.


"Hehehe...Papi tau aja." ucap istriku singkat. Aku lalu mengendus leher istriku dan ciumanku menrambat kearah payudaranya. Oh dan benar saja dugaanku, aroma pria lain masih tercium di kulit istriku dengan jelas. Siapa lagi kalau bukan Anggoro.


"Hmmppp... Keringatnya Anggoro masih nempel di badan mamih nih.. Muaacch..Muaacch..."ucapku sambil terus menciumi tubuh istriku dan menghirupi aromanya.


"Hmmm... Papih suka kaan?" tanya istriku.


"Hmmpp..hmmmpp... iyaaah sayang.. Papih suka aroma binal kalian." ucapku sambil melepas pakaian istriku dan terus menciumi tubuh istriku, aku sungguh menikmati aroma tubuh istriku yang bercampur dengan aroma tubuh mantan kekasihnya ini. Aku benar-benar terangsang olehnya.


"Acchhhh iyaah pihh terussh pih...."desah istriku menerima perlakuanku.


Bibirku terus merayap menjelajahi sebanyak mungkin permukaan kulit tubuh istriku menikmati aroma yang dibawa pulang istriku setelah persetubuhannya dengan mantan kekasihnya tadi. Aku lalu melepas kaus yang kukenakan dan bra yang dikenakan istriku, sehingga tubuh bagian atas kami sama-sama telanjang sudah.


Aku lalu mengarahkan mulutku mencium mulut istriku, aku begitu sangat terangsang membayangkan bibir tipisnya dan lidahnya ini pasti tadi juga menerima ciuman panas dari mantan kekasihnya, aku menyedot dan menghisap liur yang ada di mulut istriku sambil membayangkan dirinya tadi telah berciuman begitu mesea dan panas dengan mantan kekasihnya dan pasti liur mereka juga bercampur sempurna disitu.


Aku begitu bersemangat mencium dan mengorek mulut istriku dengan lidahku dan mencecapnya dengan indera perasaku. Bahkan ketika aku membayangkan jika mulut ini juga baru saja dimasuki batang kejantanan mantan kekasihnya nafsuku seperti berada diujung kepalaku seakan ingin meledak. Sensasinya begitu luar biasa.


Aku lalu mengarahkan tanganku menyelusup kearah selangkangan istriku. Ketika tanganku berhasil masuk di balik rok yang dikenakan istriku, aku merasakan jika celana dalam yang dikenakannya ternyata sudah cukup lembab. Namun aku terus berusaha mengarahkan tanganku menyentuh memek istriku, kupikir tadinya itu disebabkan oleh cairan lendir istriku yang keluar. Tapi ketika aku semakin menyentuhnya, kurasakan teksturnya berbeda. Karena penasaran akhirnya kutarik rok beserta celanaku dalamnya, sehingga aku bisa melihat dengan lebih jelas jika cairan itu sebenarnya adalah sperma yang sudah cukup mencair dan tidak lagi kental.


Aku lalu mengarahkan jari tanganku yang basah oleh cairan tersebut kearah penciumanku, dan benar saja firasatnya jika ternyata cairan tersebut adalah sperma yang pasti ini adalah hasil perbuatan Anggoro tadi.


"Ini pejuh mihh?" tanyaku pada istriku dengan penasaran.


"Hmmm.. menurut papih?" ucap istriku santai justru balik bertanya padaku. Pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban, karena siapapun pasti bisa menebak jika ini adalah cairan sperma.


"Pejuhnya Anggoro??" tanyaku lagi.


"Yaa iyaa lhaa papihh.."

"Nah sekarang, papih aku kasih tugas buat mbersihin memek aku yaa.." ucapannya yang binal.


"Hah? Papih?? Yang mbersihin pejuhnya Anggoro?" tanyaku lagi masih tidak percaya atas apa yang kudengar dari istriku. Namun ternyata hal ini justru membangkitkan libidoku semakin berkobar. Sungguh sangat seksi dan menggairahkan sekali dalam pikiranku, melihat memek istriku berlumuran sperma pria lain yang merupakan sperma mantan kekasihnya.


"Iyaa, kurang jelas yaa? Ayoo cepet jilatin sampe bersih!"

"Ini aku sengaja lho bawa pulang oleh-oleh buat kamu."

"Aku tau kamu pasti suka. Iya kan??" ucap istriku yang kudengar ini adalah sebagai perintah padaku.


Tanpa membantah, aku lalu mengambil posisi diantara kedua paha istriku dan sesaat memandangi vagina istriku yang masih berlumuran sperma itu. Aku masih bisa mencium aroma perpaduan sperma Anggoro dan aroma vagina istriku sendiri, aroma yang membiusku sehingga akupun tanpa diperintah kedua kalinya segera mengarahkan lidahku kearah vagina istriku.


Ketika lidahku akhirnya menyentuh vagina istriku, dan Indra penciumanku mampu dengan jelas menghirup semerbak aroma sisa persetubuhan istriku dengan Anggoro. Aku merasakan sensasi yang belum pernah kurasakan sebelumnya, aku terangsang begitu hebat ketika lidahku mulai bekerja menjilati sisa-sisa sperma Anggoro yang berada di vagina istriku. Aku yang pernah mencecap sperma sebelumnya, yaitu sperma Ricko sahabatku beberapa hari yang lalu, yang tercecer di sofa dan celana dalam istriku. Saat ini seperti aku mendapatkan hadiah istimewa karena saat ini aku melakukannya langsung diatas vagina istriku.


Lidahku menjilati dan sesekali mulutku menghisap sampai kedalam lubang vagina istriku, sambil ku sesekali memainkan klitoris istriku. Otakku betul-betul terfokus pada kegiatan yang menurutku luar biasa penuh sensasi seperti ini, Mili demi Mili cairan sperma dan cairan cinta istriku melesat kedalam mulutku, dan kuteguk dengan nikmat tanpa rasa jijik sedikitpun. Hal ini kulakukan sampai vagina istriku betul-betul bersih dari sperma Anggoro, namun aku belum berhenti sampai ternyata istriku akhirnya mendapatkan orgasme akibat oral seks yang kulakukan padanya.


Setelah aku melihat orgasme istriku sudah cukup reda, dan ingin memasukkan kontolku pada vagina istriku. Tapi ternyata istriku justru menahan pinggulku.


"Nanti aja ya dilanjutinnya pihh.. Mamih capek nih.." ucap istriku padaku, aku masih mencerna maksud perkataan istriku barusan.


"Nanti gimana maksudnya?" tanyaku lagi.


"Iyaa ngentot ya nanti lagi, mami capek lagian di depan masih ada Anggoro sama Ricko loh. Nggak enak masa mereka ditinggal ngentot gini." kata istriku lagi, kemudian beranjak dari tempat tidur kami menuju kearah lemari untuk mengambil pakaian ganti berupa daster terusan.


"Haaaahh?? Lah terus ini papi gimana, kan belom keluar??" tanyaku sambil menatap istriku yang sedang berpakaian. Aku masih belum percaya atas apa yang kudengar, kontolku sendiri masih keras sekeras kayu karena belum mendapatkan pelepasan.


"Iyaa nanti aja, atau kalo mau dikeluarin, keluarin sendiri aja yaa.. Mami mau ke depan dulu yaa..." ucap istriku lagi.


"Yaah jangaan dong mihh, bantuin bentar deh. Masa tega sih aku nanggung gini." sahutku lalu beranjak kearahnya sambil mengocok kontolku sendiri.


"Yaudah sini aku isepin aja yaa.. Ntar keluarin di mulut aja. Mami dah pake baju gini awas lho jangan dikotori." sahutnya lalu bersimpuh di depanku sambil meraih kontolku dan mulai mengulumnya.


"Aaashhh... Aagghh..." desahku keenakan karena blowjob yang dilakukan istriku.


Lidahnya menyapu batang kontolku dan mulutnya menghisap ujung topi bajanya sehingga menimbulkan sensasi geli nan nikmat. Aku lalu memegang kepala istriku dan menggerakkannya seakan sedang menyodoknya, dia tetap mempertahankan hisapan dan sedotannya sehingga makin memberikan rasa nikmat yang luar biasa. Aku menatap wajahnya yang sedang mengoral kontolku, bayangannya yang sedang menghisap batang kontol lain dengan ekspresi kebunalan yang sama sangat memberikan sensasi luar dalam otakku.


Sekitar lima menitan Natalie mengoral kontolku, aku merasakan batangku semakin ngilu dan berkedut yang pertanda spermaku akan segera keluar. Aku semakin mendesah keenakan sementara istriku terus merangsang batang kontolku, sampai akhirnya aku tidak mampu menahan lagi dan akhirnya menembakkan spermaku kedalam mulutnya. Kurasa hanya beberapa kali kedutan saja dengan jumlah yang tak terlalu banyak. Lalu istriku melepas mulutnya dari batang kontolku dan menelan spermaku seluruhnya.


"Pejuhnya dikit amat pihh." ucap istriku sambil mengelap bibirnya dari ceceran sperma yang sedikit meluber disana setelah menelan spermaku.


"Hossh..hossh.."

"Ya kan tadi aku dah dua kali coli di mobil." jawabku sambil terengah-engah setelah dioral istriku.


"Haaaah sampe dua kali coli??" tanyanya lagi.


"Iyaa tadi." jawabku singkat sambil merebahkan tubuhku.


"Suka banget yaa coli sambil mbayangin aku ML sama Anggoro?" bisa istriku.


"Tau ahh si mamih nih." sahutku sekenanya.


"Huuuu bilang aja kamu horny pake malu-malu segala. hahaha" ucap istriku lanjut menggodaku.


"......." aku tak menjawab.


"Yaudah pokoknya mulai sekarang papi coli aja, mami ngentotnya sama Anggoro aja kalo nggak sama Ricko tuh." ucapnya tanpa kuduga.


"Haaaah maksudnya??" sahutku kaget sambil bangkit dari rebahanku di ranjang dengan cepat.


"Eiitsss!! Jangan protes..." sahutnya lagi menahan pertanyaanku.


"Udah ah, aku mau kedepan dulu nemenin mereka ngobrol lagi. Papi di kamar aja! Nggak boleh ikutan di depan. Ntar rese lagi mbahas-mbahas cerita Anggoro sama mami terus." ucap istriku sambil ngeloyor keluar kamar.


Aku lalu memutuskan untuk membaringkan tubuh telanjangnya lagi di atas ranjang sambil menikmati sisa-sisa orgasmeku barusan, dan meresapi sensasi yang baru saja kudapatkan. Yaitu sensasi mencecap rasa vagina istriku yang berlumur sperma pria lain. Aku lalu tersenyum tipis mengingat begitu menjadi binalnya Natalie sekarang sesuai dengan fantasi-fantasiku sebelumnya.


Setelah sekitar sepuluh menitan aku ditinggal sendirian di dalam kamar ini, aku memutuskan untuk melihat kondisi di ruang tengah tempat dimana istriku bersama kedua pria yang sedang bercengkrama. Aku menggeser pintu kamarku untuk mendapatkan sedikit sudut pandang ke arah ruangan dimana mereka berada, kulihat hanya ada Natalie dan Anggoro di ruang tengah, tak kulihat keberadaan Ricko disana. mungkin sedang berada di kamarnya untuk ganti baju atau apa aku tak tau.


Kulihat Natalie dan Anggoro mengobrol begitu akrab, karena posisi mereka saat ini menempel begitu dekat. Tubuh Natalie malah seperti sedang bersandar di tubuh Anggoro, aku yang melihat pemandangan ini bukannya marah atau kecewa, namun justru terangsang melihat kedekatan mereka. Aku justru berharap melihat mereka melakukan yang lebih jauh dari itu.


BONUS BOKEP BARAT KLIK TOMBOL DIBAWAH



0 comments:

Post a Comment