Misi Penghancuran ( Penghuni Baru ) Chapter. 16

MODEL Miss junika wijaya
Kelebihan : Warna kulit yg eksotis yg sangat diingini oleh semua wanita di dunia modeling




Ku bereskan seluruh administrasi ibu nya Nura....
Mayatnya pun sedang di persiapkan sebelum meluncur ke rumah nya.... Nura masih dalam keadaan pingsan ..

Ku ambil handpone ku...ku aktifkan nomorku.. Banyak chat Whatsapp yang masuk ... Dari hadi dan beberapa informasi dari grup... Ku telp satu persatu kasubbagku untuk memberikan informasi meninggalnya ibunda nura.... Dan memberikan perintah untuk memberi tahu seluruh stafku....

Tetapi kak Yulina tak mengangkat telp ku... Mungkin sedang tertidur nyenyak pikirku.... Ku telpon hadi.... Juga tak mengangkat... Pasti dia sedang bersenang-senang dengan Hera ,pikirku lagi...

Kukirim broadcast....juga keseluruh stafku...
Aku kembali melihat keadaan Nura... Dia masih dalam keadaan pingsan... Ku bopong tubuhnya... Tubuh nura lebih ringan dari pada Tia... Ku letakkan di di kursi depan .... Kulihat ambulan yang mengantar jenazah pun sudah siap meluncur...

* lampu serine ambulan pun menyala...

Aku langsung mengikuti laju ambulan menuju rumah Nura.... Di perjalanan Nura siuman...dia melihat ke arahku....

" ikhlaskan semuanya..." ucapku pelan

Dia pun mulai kembali menangis dan menutup wajahnya

" maafkan aku tak bisa menyelamatkannya..." bisikku

Kubiarkan Nura menangis...agar bisa merasa lebih nyaman... Aku pun seperti Nura 4 tahun yang lalu....

****************************************************

Pov Hadi​
Tenaga ku telah terkumpul kembali... Kulihat kak Yulina masih belum sadarkan diri...ku lepaskan pengikat kaki untuk membuat kak Yulina dapat istirahat dengan rileks... Kubiarkan dia terbaring di sofa...

Ku tinggal kan dia ke kamar mandi...ku lihat jam menunjukkan pukul 22.00 malam.... Mobil fortuner bosku yang tersisa Dikantor ini.... Aku khawatir bagaimana jika bosku marah... Aku tak pulang ...

Aku juga harus membawa kak Yulina untuk pergi dari sini bahaya jika ada seseorang yang melihat kami disini berdua.... Pergi ke atas kulihat kak Yulina sudah siuman.... Ku lepaskan pengikat tangannya...

" dii jam berapa sekarang ..." ucapnya

" pukul sepuluh kak...." ucapku

" ya ampun ... " dia pun melihat telpon nya terlihat banyak panggilan dari sang suami.....

" kak kita harus pergi dari sini sebelum satpol pp berkeliling gedung " ucapku

Kak Yulina pun mulai memperbaiki pakaian dan kami pun bergegas ke mobil... Ku kebut fortuner milik bosku... Meninggalkan kantor...

Ku hentikan mobil di tempat yang cukup sepi... Tak akan ada mobil lalu lalang disini... Hanya para pekerja kantor PEMDA yang melaluinya...

" mau apa lagi dii..." ucap kak Yulina

" aku belum puas kak...." ucapku

" aku harus pulang dii... Suamiku pasti khawatir dengan keberadaan ku..." ucapnya memelas

" kak ku yang cantik... Kau tak ingin kan foto mu ku massage ke suamimu..." ucapku mengancamnya...

" jangaan dii... Kamu mau merusak rumah tanggaku.... Kak sudah lelah diiii... Kak mohon biarkan kak pulang" melasnya lagi

" kak belum mengerti ... Mulai sekarang kak adalah budak seks ku... Jadi kalau kak tidak menuruti perintah ku maka jangan salahkan karir kak akan hancur dan rumah tangga kak juga hancur.... " tegasku padanya...

" kau benar-benar jahat dii" ucap kak Yulina...

" malam ini kau milikku...sekarang kau SMS saja suami mu kau lembur di rumah bos ...." Perintahku

Kulihat kak Yulina menurutiku... Dan meng SMS suami sesuai perintahku... Ku turunkan celana kerja ku dan memperlihatkan kontol sudah mengacung kembali....

" kak emut kontolku dong!!!" perintahku...

" aku tak bisa diii... Aku tak pernah melakukan itu ..." balas kak Yulina...

" lakukan atau...." ucapku sambil memperlihatkan foto kak Yulina dalam keadaan tak berdaya...

" baiklah..." ucapnya

Kak yulina pun merangkak dari kursinya ... Menyentuh kontol dengan kedua tangannya

" dii punyamu kok gede gini sih" ucap kak Yulina

" memang punya suami kak kecil ya..." ejekku...

Di balas hanya anggukan dari kak yulina...
Dia mulai memasukan kontolku berlahan-lahan ke mulutnya... Beberapa kali kulihat dia merasa tak nyaman karena kontol menyodok ke dalam kerongkongannya.... Aku pun begitu beberapa kali gigi kak Yulina menyentuh kontolku...

Beriiring waktu kak Yulina mulai menguasai cara keluar masuk kontolku di mulutnya...

" kak kita pindah ke kursi belakang " ucapku

Kak Yulina mengikuti kemauan ku... Lalu aku mulai melakukan manuverku

Ku sodok kontol ke vaginanya dengan gaya dogstyle... Membuat kak Yulina kembali mengerang hebat... Tubuhnya bergetar merasakan kenikmatan yang mungkin belum ia rasakan di 9 tahun pernikahan nya....

" yeahh... Enaaaak... Teruss dii..." ucapnya

" kak aku akan mengantikan suami lemahmu itu" ucapku teriak menyodok keras kontol ku ke vaginanya... Membuat mobil kami terus bergoyang-goyang..

Teriakan kecil keluar dari mulut kak Yulina menunjukkan dia kembali mencapai puncak kenikmatannya....

" akhhh... Diii kak sampaaaai ...." teriakknya mencengkram keras tangan di jok mobil...

" sabaar kak ku.... " ucapku terus mengenjot kontol kedalam memek basah milik kak Yulina

" crooot ... Croooot.... Croooooot....
Ku taburkan untuk kedua kalinya seluruh spermaku kedalam liang vagina... Membuat vagina membengkak karena terisi penuh spermaku ... Ku cabut kontolku... Membuat kak Yulina langsung rubuh tertidur dengan posisi tetap tengkurap....

Ku cium bibir kak Yulina tanpa perlawanan....
" gimana kak enaak..." bisik pelanku....

" terima kasih suamiku..." ucap lembut

Aku tersenyum bahagia... Wanita ini membuatku benar-benar menikmati indahnya bersetubuh...
Tiba-tiba telpon kak Yulina berdering... Aku baca ternyata suaminya... Ku bangunkan perlahan kak Yulina dari istirahat nya

" kak suami telpon" bisikku

Dia pun kaget berusaha bangun ... Sedikit mengumpulkan tenaga dan mengangkatnya...

" hello yah..." ucapnya

" hello , kenapa telponku tak kamu angkat.." ucap pria diujung telp

" aku tadi sibuk yah .. Kami deadline tugas ini di tunggu oleh bupati..." ucapnya berbohong

" sibuk menikmati kontolku itu pak " gumamku membalas dalam hati...

" ayah khawatir... Terus kamu menginap dimana??? Tanya sang suami

" tidur di rumah staf ...." ucap kak Yulina berbohong kembali

" laki- laki apa perempuan stafnya..." tanyanya kembali

" perempuan lah yah... Ayah gak usah khawatir ... Tunggu rumah jangan macam-macam " ucap kak Yulina

" kamu juga jaga diri...." ucap laki-laki itu dan sambungan telpon terputus....

" dii kak istrahat bentar ya..." ucap kak Yulina pada ku...

Malam ini kami habiskan waktu bersama... Ku peluk tubuh kak Yulina yang kelelahan.... Dan terus kesentuh tubuhnya semauku tanpa adanya perlawanan....

" dia sudah menjadi salah satu koleksi budakku" ucapku membelai kepala yang masih tertutup jilbab dan tertidur nyenyak....

Kebahagiaan seakan sirna saat handphone berbunyi... Kulihat dilayar bosku memanggil... Jantung seakan berhenti apa alasanku padanya....

Ragu ku angkat telponnya...

" dii sekarang juga kau ke rumah nura..." perintah bosku

" kenapa bos...??" jawabku kaget

" ibu nura baru saja meninggal dunia...dia bersama ku sekarang ...." ucapnya

" ya bos saya meluncur kesana...." ucapku segera melepaskan pelukkan ke kak Yulina... Membuat kak Yulina terbangunn...

" apa sayang " ucap kak Yulina

" ssst.... " ku beri dia kode untuk diam...

Kak yulina hanya mengangguk ....

" cepat kesana informasikan yang lain okee..." ucap bosku menutup telponnya

" siapa diiii ?????" tanya kak Yulina....

" Bos ... Dia memberikan tahu bahwa ibu nura telah tiada.... " ucapku langsung pindah ke kursi supir....

" dii sebelum kerumah nura ... Kita mampir cari toilet ya... Tubuh kak lengket...kak mau bilas sebentar" ucapnya...

" ya kak..." ucap hadi
Melanjutkan perjalanan nya ke rumah Nura....

**************************************
# beberapa jam sebelum di dalam sebuah mobil

Di dalam mobil warna putih...pria paruh baya sedang berbicara dengan seseorang wanita cantik.....

" ayah apa pernikahan harus di percepat..." ucap wanita itu

" semakin cepat kau menikah semakin baik untuk mengembangkan perusahaan kita" ucap pria baya itu

" Tapi aku tak mencintainya ayah..." ucap wanita

" tak butuh cinta ... Yang kita butuhkan adalah uang dan kekuasaan ..." ucap pria itu lagii

Mobil putih itu terus melaju.....

" ayah bukan itu mobil Alex... " Teriak Wanita itu

" benar juga itu mobil penerus As Company, apa dia sedang bersenang-senang... Laki-laki itu yang kau cintai Meliliana adalah sampah seperti itu" teriak laki- laki itu

" dia bukan pria seperti itu ayah..." ucap Meliliana

" mungkin itu dulu... Tapi sekarang dia hanya anak manja yang kehilangan arah... Sebentar lagi dia akan hancur..." ucap sang Ayah

" dia tak mungkin berubah seperti itu...." ucap Meliliana lagi

" kau bisa lihat sendiri....ini benar adannya... Sebaiknya ayah ambil foto mobil itu .... Akan ku masukan koran... Seorang pejabat publik melakukan seks jalanan , pasti akan hebooh..." ucap ayahnya...

" jangan lakukan itu ayah...." ucap Meliliana sambil menyuruh supir untuk melaju lagi... Di ikuti tertawa lepas ayahnya....

" apa kau serusak itu sekarang... Seharusnya aku tidak meninggalkanmu sendirian empat tahun yang lalu" gumam Meliliana

****************************************************

POV Alex
Tiba dirumah nura... Aku sudah berjumpa dengan beberapa staf ku di kantor yang telah tiba terlebih dahulu... Rumah kecil ini pun penuh sesak dengan jumlah orang yang membludak memenuhi setiap sisi rumah ini...

Kulihat hadi tiba, bersama dengan kak Yulina.... Terpikir oleh mengapa mereka bersama...

" lama sekali kau ... Darimana saja..." ucapku

" maaf bos , maklum bawa mobil dalam keadaan ngantuk..." balasnya

" dimana Nura pak??? Tanya kak Yulina

" dia didalam temani ya kak..." ucapku

" mana kunci mobik ku.... Dan ini kunci mobil dinas ku pulangkan ke kantor ya..." lanjutku

" oh ini bosku...." ucap Hadi

" aku mau istirahat dulu..." ucapku meninggalkannya menuju mobil...

Aku bergegas ke mobil...untuk beristirahat di dalam mobil... Ku start mobilku, aku aktifkan AC nya dan kuturunkan tuas jok untuk tidur...kupejam mataku untuk beberapa saat ... Sampai terdengar suara mengobrol dari tiga pria di luar mobilku yang bernada keras.... Awalnya aku tak memperdulikan obrolan itu... Namun lama kelamaan aku mulai tertarik mengupingnya karena berhubungan dengan Nura...

" gimana bang , kapan kita eksekusi ? Ucap laki-laki pertama yang bertubuh pendek

"Sabar setelah ibu dikuburkan..." ucap laki-laki kedua yang bertubuh cukup tegap...

" tak akan ada yang melindunginya lagi sekarang... Hahaa.." ucap laki-laki ketiga termuda diantara mereka ....

" udah lama aku tidak menikmati memek sempit itu " ucap laki-laki kedua

"Tapi kali ini bagi-bagi ya bang " ucap laki-laki pertama

" kalo masalah itu mah tenang aja..." ucap pria kedua

" kita beraksi kapan ini.... Gak sabar pengen denger desah Nura..." ucap pria ketiga santai...

Jadi mereka ini lah yang memperkosa Nura waktu itu. Insting pahlawanku kembali muncul...
Aku ingin menolong Nura... Sesuai dengan janjiku pada ibu Nura.... Ku buka pintu mobilku, membuat ketiga pria itu kaget....

" bang aku merekam ucapan kalian bertiga loh..." ucapku

" ehh.. Lu sapa... Berani banget lu ngomong...!!!" ucap pria kedua yang seperti bos geng ini...

" mau tahu sapa saya... Saya calon Suami dari wanita yang kalian bicarakan..." ucapku santai sambil tersenyum

" jadi loh calon suami dari adik ipar ya..." ucapnya meninggikan suara untuk memprovokasiku....

"Kalau lu mau hidup... Lebih baik hapus itu rekaman dan pergi jauh dari sini..." ucap pria ketiga

Sedangkan pria pertama mendekatiku dan mencabut belati nya mengarahkan padaku....

" kenapa kau diam... Takut... Sebaiknya pulang sana...Nura milik kami..." ucap pria kedua

" hahaaa... Kalian terlalu serius..." ucapku

" ngejek kita dia... " ucap pria pertama dan menghunuskan belati ke arahku

Dengan cepat aku menghindari ayunan belati... Menghajar wajahnya dengan tinjuku membuat dia terhuyung lemas , kuraih belati nya kuarahkan padanya....

" pergi dari sini dan jangan coba-coba mengganggu Nura.... Atau kau tak ingin melihat matahari lagi" ucapku

Membuat ketiga pun bergegas kabur dari lokasi ku berdiri.... Tapi aku yakin ini membuat Nura tetap tidak aman... Meninggalkannya sendiri adalah suatu kesalahan... Handphone berdering ternyata itu adalah telpon dari orang nomor satu di daerah ini....

" hello... Alex kau bisa dateng keruanganku sekarang " ucapnya singkat

" saya akan kesana pak.. Tetapi mungkin saya akan terlambat ... Salah satu staf ku ,ibunya meninggal pagi ini jadi aku harus melayat dulu pak..." ucapku menjelaskan keadaan ini

" aku tunggu kau 2 jam dari sekarang ..." ucapnya langsung mengakhiri telponnya....

Ku dekati hadi ....di kumpulan orang yang melayat makin banyak.... Kulihat Nura juga dikelilingi banyak orang.... Dia akan aman untuk saat ini....

" aku ingin bicara dengan mu..." bisikku

Hadi mengerti kami menjauh dari hingar bingar orang yang melayat... Ku ceritakan masalah tiga orang tadi pada hadi....

" kalau begitu Nura dalam bahaya..." ucap hadi

" bisa di bilang begitu... Jadi jaga lah dia sementara aku di panggil oleh pak Bupati sebentar... Jangan macam-macam dia milikku... Urus semua acara pemakamannya..." jelasku pada hadi sambil memberikan segepok uang...

" apa bos sudah melakukan hal itu ke Nura... ?" tanya hadi

" Tia pasti kecewa bos berselingkung di belakangnya..." lanjut hadi

" aku pergi dulu..." mengabaikan pertanyaannya aku pergi....

Ku pacu mobil dengan kecepatan penuh... Menuju rumah... Jujur aku kesulit untuk tidur nyenyak kalau diluar rumah... Tiba dirumah ku... Aku langsung pergi ke atas... Memasuki kamarku... Kulihat seorang wanita sedang tertidur terselimuti....dengan lampu tidur yang remang-remang....

" aku akan tidur 1 jam terlebih dahulu " ucapku

Ku dekati wanita itu kupeluk erat dari belakang

" Tia maaf aku tidak pulang tadi malam .... Kau pasti kangen dengan ku...." bisikku...

Tangan ku mulai liar ,Aku remas-remas berlahan payudaranya yang padat itu... Suara desahan keluar dari mulutnya...

" akhhh... Akhhhh.." erangan lembutnya....

Kulihat baju tidur yang cukup seksi digunakannya.... Membuat tak ingin melepaskan pelukaan ku.... Jika tak buru-buru harus ke kantor aku akan menikmati nya dulu...

Tangan masih nakal di payudaranya... Kucium leher jenjangnya yang putih...sesekali ku jilat hangat telinganya...

" tubuh mu harum dan halus " bisikku lagi

Mataku terpejam ketika aku menyuruhnya untuk menyepong kontol yang sudah terangsang... Tia pun bergerak masuk ke bagian bawah yang tertutup oleh selimut .... Tia pun mulai menjilat dan memasukkan kontol yang berdiri tegak ke dalam mulut nya

" hari ini oral sedikit berbeda..." bisikku

Tapi dia tak membalas ucapan ku.... Di terus sibuk dengan mengocok kontol di balik selimut tebal kami....

" apa kau marah padaku Tia ..." ucapkku lagi...

Terlihat gelengan kepala di balik selimut menandakan dia tidak marah....

" tetapi kenapa kau diam saja tak membalasku" ucapku lagi

Dia tetap sibut mengocok kontol dengan penuh irama... Aku pun mengikuti irama maju mundur tersebut....

" kau makin pintar saja Tia ku..." ucap ku mengelus kepalanya...

Di matikannya lampu kamarku... Aku tahu tanda Tia sudah tidak kuat lagi ingin merasakan rudal ku masuk ke tubuh nya.... Ke genggam payudarannya cukup berbeda biasa payudara Tia padat ... Yang ini agak sedikit lembek... Tapi ku pikir mungkin karena sering ke emut ... Hehe

Aku mulai memasukkan kontolku berlahan-lahan...

" Tia memekmu sempit sekali... Kau pasti banyak olah ragaa...." ucapku

Benar saja memek Tia lebih sempit dari malam sebelumnya...

" akhhhh..akghhhh... Akhhhhhh" erangan Tia

" semalam tak ku beri jatah ... Memekmu makin sempit sayangku " ucapku lagi

* plokkk-plokkk... Ploook

Hentakan kontolku di dalam memeknya.... Tubuh tia bergetar hebat.... Cairan bening makin banyak tabur di memeknya....

Kulanjutkan seranganku.... Gerakan tubuh tia pun mulai mampu seirama denganku....

Kurubah posisi ku angkat tubuh Tia tetap dengan kontolku masuk kedalam memeknya....tubuh tia lebih ringan dan posturpun sedikit berbeda ... Tapi aku tak terlalu pikirkan aku sudah terlena oleh remasan dari memek Tia yang luarbiasa...

" akkkh... Enak sekaliii tuaannn... Akhhh..." erang Tia lemah.... Tubuh bergetar hebat membuat cairan mengalir ketanganku yang mengendongnya....ku percepat penetrasi di lubang sempit Tia.... Tangan merangkul erat punggungku.... Ku sedot payudara yang ada di depan wajahku... Membuat suara erangan dan desahan hebat memenuhi kamar ini....

" akuuu tidaaaaak...kuaaat lagiiiii.... " bisiknya....

Nafas nya makin tidak beraturan.... Seperti orang yang habis berlari 100 cr

" huuuuhm.mhuuu... Akhhh....." keluar dari mulut seksinya....

" baru satu malam tidak ku genjot kau sudah kehabisan tenaga... Kau tak sekuat biasannya " ejekku...

Ku ubah kembali gaya permainan kami.... Kali ini gaya dogstyle .... Ku masukan kembali.... Keperlambat kocokan ku agar Tia bisa merasakan luarbiasa senjata pamungkasku.... Tubuh Tia pun mulai tak mengikuti ritme ku meskipun Dia telah kelelahan sekali...
" siap-siap aku akan menghamilimu lagii..." bisikku

Kontol mengeliaat hebat...dan

* croooooot.....croooot....crot....crooot.... Ku taburkan benih anakku di liang sempit Tia....

Kulepas kontol ku... Tia pun rubuh ....

" nikmaaat... Enaaak tuanku..." ucapnya

" panjanng... Besarrrrr kuaaat.... Racaunya berulang kali berbicara....

" aku bangga pujian wanita ini...

Tiba-tiba hordeng kamar di buka Membuat sinar mataharipun masuk ke seluruh isi kamar....

" Hera... Waktunya bangun... Aku sudah memasak nasi goreng buat kita...." ucap Tiaa

Membuatku kaget....

" Tiaa.... " ucapku

" tuanku sudah kembali...." ucapnya

Pantesan saja tubuh, payudara , memek dan erangannya pun berbeda... Kulihat wanita bugil tak berdaya disampingku saat sinar matahari telah menerangi semua adalah Hera...

Wajah Tia menyiratkan kesedihan.... Aku cibea menjelaskan keadaan ini.... Tia hanya terdiam...

" aku tak bermaksud seperti ini..." ucapku

"Tidak apa-apa tuan" ucapnya dengan nada pelan

"Maafkan aku , harus aku tahu dia bukan dirimu... Aku terlalu bernafsu .... Maafkan aku Tia...." ucap ku bangun dan memeluk nya....

" aku tak berhak marah aku hanya budakmu tuan..." ucapnya lagi

" tapi kau bukan budakku... Kau wanita yang istimewa buatku..." ucapku

Ku genggam tangannya

" sekali lagi aku minta maaf..." ucapku meyakinkannya

"Untuk apa tuan minta maaf... Aku baik-baik saja..." ucapnya...

Ku peluk erat tubuhnya ku usap rambutnya yang halus....

" kenapa tuan tidak pulang malam ini" ucapnya

Aku ceritakan semua kejadiaan tentang Nura dan ibunya... Sehingga membuatku tidak pulang... Tia mengucap belasungkawanya...

" tuan aku sudah memasak... Kau belum makankan..." ucap tia tersenyum

" senyum ini yang buatku jatuh kepelukan mu hehe..." ucapku

" kau mulai gombal tuan" ucap Tia

" aku belum makan dari siang kemaren ... Apa masakan mu enak..." ucapku

"Tentu Tia jago masak..." ucapnya membanggakan diri

" itu lah istriku ..." ku permainan kan dia...

Saat menyusuri tangga ... Kulihat agung melambaikan tangannya...

" apa kalian berpacar di subuh buta seperti ini..." ucap agung

" maklum kami pengantin baru..." balasku membuat agung tertawa....

" ada yang ingin ku bicarakan pada mu saudaraku..." Ucap agung

" baiklah... Tia kau siapkan sarapan aku ingin berbincang-bincang dengan Agung dulu..." Perintahku

Kami berdua pergi meninggalkan Tia.... Menuju balkon kanan...

" dari mana saja kau tidak pulang...." ucapku

Ku ceritakan tentang Nura kembali dan masalah Nura dengan ketiga laki- laki yang bertarung dengan ku

" itu lah kelemahan mu saudara ku...," ucap Agung

" apa maksudmu..." balasku

" kau memang monster yang memiliki hati... Perasaan belas kasian mu akan membunuhmu dalam misi PENGHANCURAN kita...." ucap agung

" aku juga berpikir begitu...." ucap ku yang menyadari kelemahanku...

" memulai misi PENGHANCURAN tidak lama lagi... Ingat , saat kau memulainya semua orang yang akan berhubunngan dengan dirimu akan memiliki resiko besar...." jelas Agung

" Tia, hera, dan hadi... Lalu Nura juga jika kau tak berhasil menyelesaikan misi.... Mereka akan mati.... Tanpa tahu penyebabnya..." lanjut agung

Aku hanya terdiaam....

" aku , Edi dan Adi sudah bersumpah setia kepada mu dan akan membantu meskipun nyawa kami taruhannya..." tegas Agung

" sedangkan hadi dia kemungkinan bisa menghianati kita... Menusuk kita dari belakang..." ucap Agung

" hadi adalah orang yang bodoh dan semaunya...
Tapi dia orang yang cukup setia ... Kau tahu kan kemampuan ku membaca perasaaan seseorang...," ucapku

" satu hal lagi yang terpenting tentang misi PENGHANCURAN kita..." ucap Agung

" apa itu saudara ku..." ucapku

" Cepat atau lambat , mau atau tidak mau kau akan berhadapan dengan Meliliana... Apa kau sanggup menghabisinya...." ucap Agung...

" aku akan berusaha untuk misi PENGHANCURAN ini... Dan melindungi seluruh keluarga kita..." ucapku percaya diri...

" aku merasakan aura adi makin dekat...." lanjutku....

" jadi dia akan datang sebentar lagi... Aku tak sabar bertemu dengan monster satu itu " jawab Agung

" sebaiknya kita makan dulu Tia telah menyiapkan segalanya" ucapku

Kami pun pergi untuk sarapan pagi bersama... Hanya Hera yang tidak sarapan dia tidur akibat kesalahan gempuran ku...

" Tia kami telah selesai makan... Aku akan langsung berangkat ke kantor dulu ya..." ucapku pada Tia yang sedang sibuk di dapur....

" apa Tia tahu kau akan membawa Nura kesini??? " tanya Agung

" belum, nanti akan ku jelaskan padanya...." ucapku

Pergi mengenakan pakaian kerja ku... Kulihat Hera tidur dengan nyenyak... Aku segera pamitan sama Tia ... Ku kecup keningnya... Dia tersenyum cantik...

" jangan pulang telat lagi" teriak Tia

" iya sayang," ucapku mengejek nya

Ku cari dimana keberadaan Agung tapi tak ada... Mobil nya pun tak ada di garasi... Kemana dia...

Aku tak sempat menelponnya karena aku sudah telat.... Waktu 2 jam yang di berikan melorot sampai 4 jam setengah.... Benar-benar luarbiasa aku malah ditunggu pimpinan.... Bukan aku yang menunggunya.... Ku pacu mobil ke kantor...

Ku parkirkan mobil sembarang saja .... Aku pasti di marahin tapi aku tak perduli... Saat menuju keruang pimpinan ku ... Aku bertemu musuh terbesar ku... Dia sepertinya menuju keruangan yang sama dengan ku.... Seketika emosi memuncak....ingin menghajarnya saat ini juga tapi aku berusaha bertahan ....

" hallo anak manja...." sapanya

" goldrich Company yang agung ada disini... Apa dia sedang menjilat pimpinan..." teriakku...

" kami tak perlu menjilat pimpinan... Kami datang kesini untuk mempercepat pernikahan anak kami" balasnya sambil menunjukkan sesosok wanita cantik di samping nya...

" bagaimana kabar orang tua di akhirat..." ucapnya lagi

" bangsat...." teriakku

" kau ingin memukulku... Silahkan saja ...lihat liana ini pria yang kau bilang baik itu...." teriak harun padaku

Ku hentikan amarahku... Aku harus mengontrol hingga waktu tiba-tiba aku akan jadi malaikat pencabut nyawa buat mu.... Aku lanjutkan perjalananku ke ruangan Bupati.... Tanpa menghiraukan meraka berdua di belakangku...

Benar saja harun bersama putri pun masuk kedalam ruangan ini... Yang membuat suhu AC yang dingin tak terasa di kulitku yang mendidih...

" Alex ... " teriak pimpinan ku menyalamiku

" maaf aku terlambat pak...." ucapku

" oh ... Besanku juga telah tiba... Jadi kita kan " sapa lembut pimpinan ku kepada musuhku

Kami pun duduk di sofa tamu... Aku berhadapan dengan Meliliana membuat ku sedikit salah tingkah....

" baik kita mulai saja ... Dan to the point ..." ucap pimpinanku

" ini masalah pembangunan dermaga kepala laut di daerah ini...." ucapnya lagi

Aku hanya memperhatikannya, pimpinan kami sedang berbicara...

" aku ingin Goldrich Company yang memenangkan tender ini" ucap harun

" ya memang seharusnya seperti itu " jawab pimpinanku....

" rapat macam apa ini... "Gumamku kesal

" Alex aku memanggilmu kemari , karena kau pemilik dari perusahaan AS Company pesaing berat dari besanku.... Aku ingin kau tidak mengikuti tender besar ini...." jelas pimpinan ku

" jelas kami akan ikut tender itu pak..." ucapku

" untuk kali ini saja kau menyerah untuk tender ini... " ucap pimpinanku lagi

" bukannya pimpinan tak berhak menekan seperti ini" jawabku

" anggap saja ini hadiah dari salah satu bawah terbaikku untuk perkawinan anakku dengan goldrich Company " ucapnya

"Aku hanya terdiam ... Memikirkan langkah selanjutnya ... Aku tidak boleh gegabah dalam masalah ini... Ini adalah tahapan awal misi PENGHANCURAN yang ku nantikan....

Disodorkan sejumlah uang kepada ku.... Dalam bentuk koper..

" ini bukan sogokkan .... Ini hadiah untuk mu... Tanpa harus ikut tender kau dapatkan uang..." ucapnya...

Kulihat telpon ku terus bergetar... Kulihat Nura menelponku....

" apa kau pikir perusahaan kami tak memiliki harga diri ...." ucapku

" ayolah Alex kumohon.. Ini permintaan pimpinan mu.... Sebagai hadiah kau bisa memilih Jabatan yang kau ingin akan kuberikan " ucapnya lagi sambil memberikan sekoper penuh uang kembali

Ke fokusan ku terbelah .... Akibat telpon Nura berulang kali.... Aku tahu pasti dia sedang dalam masalah.... Aku benar-benar terburu-buru ingin mengakhiri negosiasi bodoh ini....

" baiklah aku akan mengambil uang ini dan AS Company tak akan mengikuti tender ini... Kau puas pimpinan Dan kepada Goldrich Company selamat atas kemenangan tender nya.."
Ujaarku mengambil 2 koper berisi uang...

" dan untuk mu liana selamat atas perkawinan mu... Semoga sukses dan langgeng... " ucapku sambil pergi dari ruangan ini

Kulihat kedua makhluk menjijikan itu saling tersenyum... Mereka kira sudah menang dariku... Sejak awal aku memang tak ingin mengikuti tender ini... Karena As Company akan mendukung perusahan ibu Quraina... dengan uang di koper ini aku bisa menyokong ke bu Quraina tanpa mengurangi uang kekayaan... Hehe

# diruangan pimpinanku

Suara terbahak-bahak mengisi seluruh ruangan...

" apa yang bisa dilakukan anak manja itu .... Melawan ke hebat Goldrich Company.... " teriak harun bahagia

" yang di pikirkannya hanya uang saja..." ucap pimpinanku

Mereka merasa bahagia...memenangkan tender sudah didepan mata mereka.... Pernikahan anaknya pun bisa di langsung dengan meriah....

" tidak mungkin dia menyerah begitu saja.... Alex yang ku kenal selalu memiliki banyak rencana cadangan ...apa mungkin perasaanku saja hanya salah satu rencana... Atau dia memang telah berubah...." Pikir liana

" ayah aku ke kamar kecil sebentar..."ucap liana

Di percepat langkah untuk mengejar pria didepannya...
****************************************************
POV Alex​
" alex ....kau bersenang-senang.... " ucap liana

" tentu aku bersenang-senang.... " ucapku membalasnya

" dengan cara melakukan seks jalanan seperti tadi malam" lanjut liana

" seks jalanan... Apa kau kira setelah 4 tahun kematian ayahku... Aku menjadi miskin... Hingga melakukan hal bodoh itu..." ucapku

" jangan berbohong padaku, tadi malam aku melihat mobil dalam perjalan kemari..." ucapnya

Aku berpikir sejenak... Hadi pasti melakukan hal bodoh itu... Tapi bersama siapa.... Teringat hadi berjalan bersama kak Yulina tadi pagi saat aku bertemu di rumah Nura.... Akh jangann-jangan mereka telah berhubunngan... Tapi sejak kapan???... Pikiran berkecamuk di otakku

Lamunan sesaatku dibuyarkan oleh liana...
" kau tak mampu menjawabkan, berarti benar kan..." ucapnya

Ku balas dengan senyuman pada nya....

" apa kau percaya aku melakukan itu..." ucapku mendekatkan wajahku ke wajahnya yang cantik...

Membuatnya kikuk harus melakukan apa....

" kau tak percaya kan..." ucapku

Liana baru bisa menghembuskan nafasnya ketika wajahku menjauh....

" melakukan seks jalanan bukan tipeku... Kau tahu dengan kedua koper ini aku bisa membeli satu hotel kalau ku mau...." ucapku dan berlalu pergi meninggalkannya

" jantung berdenyutt kencang... Apa aku masih mencintanya..." Pikir liana melihat kepergianku yang tergesa-gesa....

Didalam mobil kulihat telpon ku...tak berdering lagi..... Tapi perasaan merasakan ada sesuatu dengan Nura jadi kupacu mobil ku secepatnya....

****************************************************
Pov Nura


Semua orang berangsur-angsur meninggalkan ku sendiri... Di gubuk kami yang jelek ini...

" kak pulang dulu ya Nura... Kamu harus kuat..." ucap kak Yulina menyemangati Nura...

" terima kasih kaak... Kak pulang dengan siapa..." ucapku

" hadi akan mengantarku..." ucap kak Yulina tersenyum...

" dimana hadi kak...???"Kutanya kembali

" dia pasti didepan... " ucap kak Yulina

" hati-hati kak.." ucapku..

Kak Yulina adalah orang terakhir yang pergi meninggalkanku... Aku sendirian sekarang... Kututup pintu rumahku... Ku masuk ke kamar mendiang ibu ku... Ku peluk gulingnya sambil menangis....

Tiba-tiba....
* bruuuk... Bruuuuk... Pintuku dipukul seseorang ...
Aku segera bangun dari tempat tidur ibuku... Kuintip dari jendela.... Wajahku langsung pucat...
Pria di luar adalah pria yang merenggut kesuciaan ku yang ku jaga untuk calon suamiku...

" Nura keluarlah... Aku tahu kau ada didalam..." teriak pria pertama

Pria pertama ini adalah adek dari ibu ku aku bisa di bilang dia pamanku... Pria kedua dia adalah suami dari kak ibuku yang merupakan seorang kepala desa ...pria ketiga adalah anak buah mereka....

Ku angkat meja dan kursi yang terdapat di rumah ku untuk menutup jalan masuk mereka.... Ku raih handphone ku.... Aku mulai mencari bantuan... Ntah mengapa aku hanya memikirkan bosku... Jadi ku telpon dia.....berulangkali dia tak mengangkat telponku... Aku mulai putus asa... Saat mereka mulai mencoba mendobrak pintu kayuku... Aku berlari kedalam kamar... Kututup pintu ku.... kugeser meja riasku untuk menutup manahan pintu.... Biar pria jahat itu tidak masuk...

* braakk.... Pintu depanku telah terbuka paksa oleh mereka...

" percuma kau bersembunyi " kata pak kades....
Dia membanting beberapa prabot di rumahku...

Dengan sekali dobrakkan lemari riasku terguling dan pintu ku rusak.... Senyuman iblis mereka ... Aku hanya berpegangan dengan kaki ranjangku dengan erat...mencoba memproteksi dari sikap jahat mereka...

" paman sadar aku keponakan kalian sendiri..." ucapku mengiba saat mereka mengepung ku

" aku tahu kau keponakan kami... Tapi salah tubuhmu sendiri mengiurkan kami...." ucap pamanku

" tarik dia keluar ... Disini terlalu sempit..." ucap pak kades....

Seketika itu kedua kaki ditarik kasar oleh pria ketiga dengan tenaga yang luarbiasa ... Membuat pegangan kerasku pun terlepas... Dia menyeret tubuhku tanpa belaskasihan.... Tangan ku berhasil mengarah ke kusen pintu... Membuat penyeretanku berhenti...

Posisiku yang merenggang membuat baju ku terbuka memperlihatkan perut yang putih bersih... Paman ku memegang ke dua payudara ku yang membuatku melepaskan pegangan pintu tersebut... Dan pria ketiga menarik hingga ke tengah lapang rumahku....

" percuma kau memberontak...." ucap pak kades..

" jangan pak...pamann.. Tolong Nura.... " ucapku mengiba....

" maafkan aku Nura... Aku juga sudah lama ingin menikmati tubuhmu...." ucapnya

Ditariknya baju kemeja biruku... Hingga terlepas semua kancing.... Memaksanya untuk terlepas...

Kali ini hanya bh lusuh milik yang terlihat...dengan sekali tarik bh itu pun putus... Celana jeans ku pun mulai mereka tarik untuk di lepaskan dari tubuhku... Tubuhku memberontak tapi kedua tangan ku di pegangan oleh pamanku dengan sangat kencang... Membuat perlawananku sia-sia , kini hanya Menyisakan celana dalam putih pertahananku....

Aku hanya mengelengkan kepala menolak perlakuaan mereka....

" turuti apa kemauan kami... Atau kau akan kami bawa keliling kampung ... Agar setiap laki- laki bisa menikmati mu..." ancam pak kades....

Membuatku terdiam pasrah tak ada lagi harapan selain mengikuti kemauan mereka.... Mereka mulai tertawa saat aku menghentikan pemberontakanku.... Aku pejamkan kedua mataku agar aku tak harus melihat prilaku busuk mereka...

Pamanku yang mengengam tangan ku mulai bermain dengan payudaraku... Dan salah satu dari mereka mulai menamparkan kontolnya ke wajahku.... Seorang lagi mengusap-usap vaginaku yang masih tertutup celana dalam ku...

Saat kurasa celana dalam ku di tarik kebawah... Aku mulai menangis...

Sampai aku mendengarkan suara yang membuatku tenang...

" Nura ...kalian lagi" teriak suara yang ku kenal...

" mau apa lagi sih loh...." ucap kades....

" mau kalian apakan nura..." ucapku


Ketiga pria itu pun langsung berlari berpencar... Mereka tungganglanggang melihat bosku...

" bos... Terima kasih sudah datang ...." ucapku memeluknya... Tanpa sadar aku masih dalam keadaan bugil....

" jika kau tak menelpon ku ... Aku tak akan kemari... Maaf aku sedikit telat..." ucapnya mengusap lembut rambutku....

" cepat pakai baju mu..." bisikku

Aku pun tersadar dengan tubuhku saat ini... Akupun berlari memakai pakaian ku kembali...
Tiba-tiba suara gaduh diluar...

" itu pria yang mencoba memperkosa Nura.... " teriak pamanku

Aku bergegas keluar dari kamar ... Setelah mengunakan pakaian ku kembali... Kulihat sudah banyak warga berkumpul...

" bapak-bapak dia bos saya dikantor..." teriakku membela bosku...

" pasti dia sudah diancam bapak-bapak... " teriak kades....

Aku pun bingung harus berbuat apa.... Tapi bosku tetap tersenyum di kondisi mencekam ini... Lalu bosku perjalan menghampiri kerumunan....

" bapak-bapak, saya Bukan pelaku yang akan memperkosa Nura.... Tapi bapak tiga ini yang hampir memperkosanya..
" jelas bosku

" dia pasti bohong, sudah kita bakar hidup-hidup saja " teriak pak kades....

Beberapa orang mulai terpropokator ingin membakar hidup-hidup bosku....

" jangaan - jangannn...." teriakku menenangkan kerumunan yang mulai marah....

Kulihat bosku memperlihat video di handphone nya... Ini bukti bahwa ketiga pria ini yang hampir melecehkan ku...

Masyarakat yang marah menyerang Ketiga pria itu, mereka segera melarikan diri .....dan Di buru oleh masyarakat yang merasa tertipu....

"Kau tidak apa-apa kan...??? Tanya bosku

" tidak, dari mana bos dapatkan video penyerangan itu" tanyaku

" sebelum aku menolongmu aku merekam semuannya... Aku sudah memprediksi semua ini...jadi kau tenang saja... Mulai sekarang kau akan aman nura..." ucap bosku

" masalah kerusakan pintu akan ku perbaiki... Aku akan menelpon tukangku dulu" lanjut bosku

" bos , bawa Nura dari sini... Terlalu banyak rasa sakit dirumah ini " pintaku

" tidak nura, aku bukan orang baik seperti kau lihat ..." ucapnya

" aku tak perduli bosku.... Kumohon bawa aku pergi dari neraka ini" ucapku

" kau ingin menjadi budakku..." tanya bosku

" apapun itu bos...yang penting aku bisa melupakan semua kesedihan dan rasa trauma" ucapku

" baiklah... Bawa pakaian atau barang berharga mu aku akan membawa mu dari sini...dan satu hal lagi jangan pernah menyesali pilihan mu ...." jelasnya

" terima kasih ..." ucapku

Ku langkahkan kaki bahagia ku memasukan kamar memilih beberapa pakaian dan beberapa peninggalan ibuku untuk ku bawa ketempat baru ku... Aku memang tak tahu latar belakang dari bosku... Mungkin dia lebih jahat dari ketiga pria tadi ataupun tidak... Tapi sejak dekat dengan nya aku merasa nyaman.... Bukan hanya aku ... Ibuku pun merasakan sesuatu padanya...

" Jadi mungkin inilah pilih terbaikku..."


Oke sampai disini maaf lama ga update heheheheee....

BONUS BOKEP KLIK TOMBOL DIBAWAH

BUDI HARTAWAN The TRILOGY (BU SISKA, IBU ANGKATKU) 6



MODEL : Miss anggelina pinky

SENSASI IBU BERKEBAYA


Pada siang itu, Hesti, seorang kawan lama datang berkunjung ke kantorku. Sepuluh tahun kami tak jumpa, padahal saat kami masih tinggal di kota asalku dulu hesti adalah teman terdekat tempatku berbagi rasa. Ia tahu semua tentang masalah keluargaku, termasuk masalah suamiku. Ia pula yang pertama kali mengungkap masalah istri-istri simpanan suamiku. Jauh sebelum itu, aku dan hesti adalah teman sepermainan sejak kami SD di daerah asalku. Jadilah pertemuan kami hari itu begitu emosional. Hesti sampai meneteskan airmata gembira karena dalam sepuluh tahun ini banyak sekali peristiwa yang kami alami dalam kehidupan kami masing-masing. Setelah makan siang di café dekat kantorku, aku berinisiatif mengantarnya pulang. Ternyata Hesti sekarang sudah menjadi staf pengajar di Fakultas Ekonomi U****** I********, dan yang juga menggembirakanku adalah Hesti juga mengajar di jurusan yang diambil oleh Budi. Aku dengan antusias menceritakan tentang anak angkatku itu. Tentu aku tak menuturkan tentang kisah XXX kami, meski biasanya antara aku dan Hesti tidak ada yang rahasia. Bahkan ia sangat terbuka soal rumahtangganya, suaminya juga dosen, tapi di I*B B**** jurusan Bio-Teknologi. Pada waktu itu Hesti belum mengenal Budi, tapi aku janji akan memperkenalkannya dengan Budi, kupikir lumayan untuk bantu-bantu membimbing dan mengawasi anak itu. Setelah sore ia meninggalkan kantorku, tapi gara-gara tadi sempat bercerita tentang Budi aku jadi gatal. Aku segera menelponnya.

Waktu menunggu terasa lama sekali padahal jarak antara kampus Budi dan gedung kantorku tak terlalu jauh. Nafsuku yang sudah naik ke ubun-ubun membuatku jadi tak tahan, sehingga ketika ia masuk ke ruanganku dan mengunci pintu, aku yang sudah “basaaah” langsung saja mempreteli pakaiannya, celana dalamku sudah kulepaskan sejak tadi sebelum Hesti pulang, itu karena aku sudah nafsuan. Langsung saja aku menuju sofa, menyingkap rokku sampai pinggang, membuka pahaku kearah berlawanan dan membiarkan lidah Budi menjilat-jilat nikmat. Setelah itu giliranku menyedot penis Budi (istilah yang ia pakai: KARAOKE). Lalu tanpa membuka baju dan rok ku yang memang kubiarkan melekat, ia langsung menusuk, menggenjot, mengocok, tarik-dorong, cabut-tancap lagi dan aaah puasnya aku. Saat itu seingatku Budi hanya sekali orgasme, aku yang berulang-ulang. Mungkin empat kali aku mengejan dan melepas sebelum spermanya ikut tumpah ruah buuaanyaaak sekali!!!

Budi, anak angkatku itu kini benar-benar merubah pola kehidupan seksualku yang dulu hampir lenyap tertelan kesibukan dan konsentrasi bisnis menjadi hiperaktif ! Kuakui sikapku di depan orang memang masih elegan dan cenderung pasif bersosialisasi, bahkan di kantor aku terkenal super tegas dan disiplin. Tapi kalau sudah berdua dengan Budi, aku tiba-tiba berubah jadi wanita kehausan yang liar !


Ada satu hal yang kusenangi dari Budi, ia pandai sekali mencari cara maupun waktu untuk mengajakku berhubungan badan. Ada-ada saja idenya untuk membuat hubungan kami jadi tak membosankan, padahal tiap hari juga kami melakukannya, entah pagi sebelum berangkat kerja, di kantor pada jam istirahat dan yang rutin di malam hari. Bahkan tak jarang ia ‘belum tuntas’ kalau waktu kami terlalu sempit di pagi hari- ia pasti menyempatkan diri minta di ‘karaoke’ di dalam mobil atau pernah di WC Ground Floor gedung kantorku. Seperti suatu hari ketika aku menghadiri sebuah pesta perkawinan di Semarang. Saat itu aku hanya ditemani oleh Budi karena semua asisten di kantor pada sibuk mengurusi kegiatan bisnis yang memang lagi peak season. Kami menginap di Hotel Patra Jasa yang kebetulan dekat dengan lokasi pesta.

Pesta Pernikahan anak kawanku itu cukup besar, dan karena ia berasal dari keuarga keraton Solo maka segala hal termasuk pakaian para undangan yang hadir bernuansa tradisional. Budi tak sempat memakai pakaian adat Jawa yang sehari sebelumnya ketika kami check in sudah dibagikan oleh panitia, ia terlambat bangun pagi itu karena dini harinya ia terbangun dan minta dilayani. Kutinggalkan ia di kamar sementara aku dirias di sebuah butik yang ada di hotel itu, dan ketika kembali, kutemukan Budi juga telah mengenakan setelan jas lengkap dengan style ala renaisance. Aku tak terkejut melihatnya, meski aku yakin kalau ada gadis yang memperhatikan Budi dengan pakaian itu pasti langsung naksir deh! Wajah yang mirip Leonardo Di Caprio itu mengingatkan orang akan tokoh Jack di film Titanic.

Kulihat matanya melotot kearahku, sebuah cara melihat yang sudah kuhafal dalam beberapa bulan ini, ia yang terpesona oleh dandanan tradisional dengan kebaya jawa ini. Wah, celaka, kupikir ia pasti horny melihat dadaku yang tampak lebih membusung seperti mau meledak dengan tonjolan-tonjolan sensual yang tercetak jelas dibalik kebaya encim ini.

“Husshhh… apaan sih? Ibu kok diliatin kayak begitu, say?” aku menepiskan tangan di depan wajahnya yang masih saja memandang lekat tubuh yang terbungkus kebaya ini.

“Bu, boleh minta nggak? Uuufff..ibu benar-benar seksi!” serunya seperti yang kuduga, tangannya bahkan lansung menjulur kearah dadaku,

“Ah enggak ah, ibu sudah cape-cape dirias gini, ntar telat lagi! Lihat jamnya tuh, sudah jam sembilan, acaranya kan sembilan tigapuluh,” ujarku sambil menepis tangan kanan yang baru saja sempat bertengger sedetik di permukaan buah dadaku itu.

“Suer Bu! Kalo dandan begini, ibu bikin gatal saya,” ia tak peduli, malah menarikku kearah tempat tidur.

“Budi… iiihhh geniitt deh! Ibu serius nih!” aku pura-pura marah, habis kesal juga,

“Auk ah gelap!”

“Jangan maksa gitu dong, say. Nggak enak sama undangan yang lain, ibu kan jadi saksi pernikahan juga. Masak mau terlambat lagi?” kini aku memohon, tapi kedua tangannya sudah memeluk dari belakang. Kami masih berdiri, dan ia tahu benar kelemahanku, leherku dijilatinya hingga aku menggelinjang kegelian, terangsang juga aku.

“OK..OK sayaaangg… hhhh... ibu kasih... ibu kasih, tapi ada saratnya,”

“sarat apaan?”

“Ngga boleh sampai merusak dandanan ini, ibu ngga mau sampai ke butik lagi gara-gara dandanan ibu kamu obok-obok,”

“Loo, trus gimana?”

“sini, punyamu, kamu cuma boleh pegang-pegang susu ibu dari luar kebaya, ngga boleh netek,” aku mengalah juga, kini kubuka celananya dan melorotkan sebatas lutut. Ia terduduk di tempat tidur, aku yang tetap berdiri, takut kalau kain batik yang kukenakan sebagai bawahan ini jadi awut-awutan. Perlahan-lahan kusingkap kain batik itu dan dengan hati-hati melepaskan celana dalamku.

“Iya deeeh, yang penting Budi dikasih ya bu…,” katanya menyanggupi sambil menarikku mendekat, tangannya tak berani meremas buah dadaku, hanya sesekali ia mencium pinggiran atas buah dadaku yang terbuka karena potongan kebaya berdada rendah itu. Rupanya ia cukup puas dengan permainan tanganku yang mengocok penisnya.

“Yang cepat, say… ingat waktu…,” aku mengingatkan.

“tangannya menyusup kearah pangkal pahaku, meraba dan memainkan jari-jari nakal itu di permukaan vaginaku yang mulai basah. Aku juga terangsang rupanya, terangsang oleh pandanganku kearah cermin lebar di dinding kamar yang menunjukkan betapa sensasionalnya diriku yang berpakaian kebaya rapi ini terpejam-pejam menahan geli di pangkal paha sementara tangan kananku mengocok penis Budi yang mengacung bak tugu monas gemuk. Setelah kurasa sudah cukup pemanasan kami, kusuruh budi melepas jasnya supaya tak kusut, lalu ia berbaring, aku mengambil posisi berjongkok tepat diatas pinggangnya. Kain batik kuangkat dengan hati-hati hingga atas pinggang dan dengan sekali tekan amblaslah penis budi masuk ke vaginaku. Aku yang aktif mengocok turun naik. Rasanya begitu nikmat meskipun gerakanku jadi terbatas karena takut kebaya itu kusut. Asik juga, karena Budi rupanya juga mengalami hal yang sama, saat kemaluanku berdenyut diambang orgasme, ia ikut mendesah panjang. Aku menjerit, melepas nikmat. Budi juga rupanya, penisnya terasa menyemprot banyak sekali.

Dengan pelan dan hati-hati kulepaskan penis budi dari vaginaku, crop.. beberapa tetes cairan sperma Budi menetes keluar, luput dari usapan saputanganku.

“Bersihin dong, ibu sayang…,” katanya merajuk.

Aku tak tega melihatnya merengek begitu, ah kupikir toh aku bawa lipstick, tak ada salahnya kalau kujilat cairan itu dengan mulutku. Budi berteriak kegelian saat penis itu kekenyot-kenyot sambil menjilat habis semua cairan mani yang tercecer di sekitar pahanya, sampai kesat. Baru kukeringkan dengan sapu tangan. Aahhh….Budi…Budi, ada-ada saja caranya membuatku merasa bergairah seperti pengantin baru! Tadi itu, meskipun kutunjukkan muka sedikit kesal, namun sebenarnya aku senang, karena dengan dandanan itu ternyata Budi sampai tak tahan untuk tidak menyentuhku.

“Ntar kalau pulang dari pesta, kebayanya jangan dilepas dulu ya, Bu?” katanya ketika kami keluar dari kamar.

“Emang kenapa, say?” tanyaku pura-pura bodoh

“Budi horny banget ngeliat ibu pakai pakaian jawa begini, lebih menonjol !” serunya, dan kurang ajarnya lagi, sempat-sempatnya ia menyenggol susuku.

“dasar kamunya aja yang otak ngeres,” bisikku ketika kami sudah di mobil menuju lokasi pesta.

“Leher ibu juga kelihatan seksi banget kalau disanggul begini,” lagi-lagi ia menggoda,

“Iya, iya… ntar ibu kasih lagi, tapi awas jangan macam-macam di pesta nanti!”

Pada saat pesta berlangsung, beberapa pasang mata menatap kearahku, tua, muda, remaja, bapak-bapak sesekali melirik dan melemparkan senyum. Aku GR juga, mungkin benar kata si Budi, kecantikanku jadi lebih ter-ekspose dengan kebaya jawa ini. Dan mungkin yang mencengangkan mereka adalah buah dada besar milikku yang terlihat lebih montok daripada kalau aku pakai baju kerja. Itu karena stagen yang melingkari perutku “menggeser” lengkungan buah dada itu semakin kedepan.

Budi duduk disampingku, entah karena tak berani atau memang tipe lelaki pasif, ia hanya senyum kecil-kecil saja membalas godaan beberapa perempuan sebaya umurnya. Aku jadi teringat kata-kata pengakuannya terhadapku bahwa ia lebih tertarik pada perempuan paruhbaya seperti aku. Ah Budi..budi, Budiku yang luarbiasa!

.....akhirnya aku dientotin dengan masih berpakaian kebaya....
Oooouuhhhh Budiiiii.... terimakasih sudah ngontolin ibu sayang....

Kejadian tadi pagi terus mengganggu pikiranku setengah hari itu. Aku lebih memilih berada terus didekat Budi daripada bergabung dengan kelompok tuan rumah yang berkumpul di dekat pelaminan. Terngiang ditelingaku kata-kata vulgar Budi, “memek ibu nikmat”, “ibu seksi sekali dengan kebaya jawa”,”susu ibu jadi lebih menonjol”, dan gilanya, gara-gara mengulang-ulang ucapan budi dalam benakku, aku jadi horni sendiri.

Kulihat Budi duduk disampingku sambil membaca leaflet pesta itu, kulirik selangkangannya yang meskipun tertutup pakaian tapi cukup membuatku berpikiran macam-macam. Terbayang kejadian tadi pagi saat aku turun-naik diatas pinggangnya, masih dengan kebaya lengkap, ah... ahh... oohh... oohh... uuhh... uh dan serrrr berdesir birahiku…

Kurasa Budi juga mengalami hal yang sama, walaupun ia hanya diam terpaku, tapi aku hafal benar gerak tubuhnya sekecil apapun. Kutahu ia juga sedang horny ketika memandangku sesaat tadi waktu aku maju kedepan menjadi saksi perkawinan anak temanku itu. Sempat kulihat pandangan nakal Budi yang dengan gatal melirik ke arah pantatku. Ah, aku jadi tak tahan dengan acara hari ini, aku ingin cepat kembali ke hotel, merasakan permainan lidah Budi, menikmati kontol besarnya menusuk-nusuk keras dalam memekku... ooohhh!!!

Jam 13.00 siang barulah kami meninggalkan pesta, itupun setelah aku membuat-buat alasan pada Fenny, nyonya pesta itu, bahwa aku ada jadwal meeting dengan seorang rekan kerja. Persetan dengan pesta itu! Aku ingin segera disetubuhi, dan seperti kata budi, diobok-obok!

Dalam perjalanan pulang, di mobil Volvo yang membawa kami ke hotel, aku dan budi sudah sama-sama panas, ia bahkan sempat meraba-raba pahaku, untung sopir itu tak melihatnya. Dan ketika kami sampai di dalam kamar ia langsung menyambar bibirku, melumat dan menjelajah rongga mulutku dengan lidahnya yang liar. Aku sampai kelonjotan saat ia sedot-sedot permukaan kulit leherku yang terbuka bagian belakangnya akibat rambutku yang disanggul. Yang terdengar saat itu hanya jeritan-jeritanku yang patah-patah. Sementara tanganku tak kalah gesit mencomoti kancing bajunya satu-persatu. Tangan Budi sibuk menyingkap kebayaku,

“hhh…kenapaaah ngga dibuka ajaah bajuuuhh ibuuu,” aku bertanya terengah-engah,

“Biarin aja ah, budi suka liat ibu pake baju kebaya…uuufff…ibu seksi sekali, jawabnya mengabaikan permintaan itu. Tangannya kini menyusup lewat belahan depan baju itu lalu melewati celah Bhku, seketika ia langsung meremas, kancing depan kebayaku sudah terlepas dua buah, Bhku diturunkannya kebawah payudara, susuku langsung seperti meloncat menyembul dari situ.

“aaaaahhhh….!!!,”jeritku keras saat budi menerkam putingnya dan langsung menyedot nikmat. Kedua telapak tangannya dan mulutnya berebut mengucel-ucel susuku, kiri-kanan-kiri-kanan terus begitu. Rupanya penampilanku dengan kebaya itu membuat budi jadi buas sekali. Aku senang juga, ada suasana hati yang menggoda sekali saat kusadari tingkahnya yang lebih mirip “memperkosaku” ini.

Tak puas dengan hanya memainkan buah dadaku, Budi lalu mendorong aku dengan paksa ke tempat tidur, tubuhku sampai terhempas disana.

“aaauuuuhhh… Budiiiii… ibu kamu apaiiinnn?!!” jeritku keras tapi sebenarnya aku suka sekali diperlakukan seperti itu. Benar firasatku…ia sejenak melepaskan pelukannya dan memelototi tubuhku.

“Budi benar-benar gila oleh penampilan dan tingkah ibu hari ini, dan sekarang please jangan banyak bicara, budi mau perkosa ibu sampai ibu menjerit-jerit minta…,” ia tak melanjutkan, tampak keraguannya mengucap sisa kalimat tadi,

“minta apa…?”

“minta dientot lagi!!! Diperkosa!!!” jawabnya dengan wajah yang dibuat seolah ia adalah benar-benar pemerkosa, dan belum lagi aku sempat menimpali kata-katanya, ia sudah menerkam lagi. Kali ini membekap mulutku dengan tangan kanannya sementara yang kiri menarik ujung kain penutup bagian bawah tubuhku ke atas, dengan cepat pula ia menarik celana dalamku, sampai robek! Aku hanya sanggup bergumam karena meski tanganku bebas tapi justru kupakai untuk menjambak rambutnya, menekan kepalanya kearah buah dadaku. Padahal kutahu Budi ingin sekali menengok pemandangan di daerah selangkanganku yang pastilah sangat menggairahkannya.

Budi tak kalah akal, dua jarinya langsung melesak masuk menusuk vaginaku, menguaknya lebar dan memijit klitorisku.

“mmmm…hhh…mmmhhh…mmmmm,” hanya itu yang keluar dari mulutku ketika dengan cepat dan keras, budi mengocok vaginaku. Oh sedapnya kocokan tangan kasar itu. Aku sampai ikut menyorongkan vaginaku saat tangannya mencabut, seperti tak ingin ia melepaskan jari-jarinya dari dekapan vaginaku yang panas ini.
NONTON Fooling My Stepmom

“Rasakan, Bu! Rasakan bagaimana nikmatnya diperkosa! Anggap saja ini ganjaran untuk penampilan dan tingkah ibu hari ini! Saya akan perkosa ibu tanpa membuka baju ini,” katanya disela-sela mukanya yang tenggelam diantara buah dada besarku. Ya ampun, kata-katanya yang kasar itu justru memacu adrenalin dan libidoku untuk meminta pemuasan sesegera mungkin.

“ibu mau diperkosa?” katanya lagi sambil melepas bekapan tangannya di mulutku.

“haaaahhhh!!!!” Aku langsung berteriak keras, melepaskan rasa nikmat yang tertahan ini.

“ayooohhh… sayaaaang, ennntoott… ibu! Entot sepuasmu!!! Perkosa ibu sekerasnyaaahh… ayoohhh… kali iniiihh... ibuuuu mintaahh diperkosaa dengan kerasssshh!!!! Ibu janjiiihhh…, ibuuhh relaahhh ayooo sayang, ayo perkosa ibuuuhhh, perkosa sayang, ibu diperkosa anak angkatnyaah ooohhhh…. tusuk kemaluan ibu sayaaang ooohhhh… tusukkkhhh memeeekkk ibuuuhhh ooohhh pinntaarrr… yes… yesss…ayooohh segeraaah sayaaang, segeraa eentoot ibu pake kontooolmuu,” tak kuasa lagi aku menahan rasa nikmat yang seperti menjalari tubuh dan otakku. Tak ada lagi logika-logika bisnis dalam otakku, tak ada lagi management, yang ada hanya sensasi perempuan binal yang kehausan! Baru sekali dalam hidupku aku mengalami hal ini, aku sangat ingin diperkosa!

Budi melepaskan tangan dari jamahannya di susu dan vaginaku, lalu dengan cepat ia memegang kedua kakiku, dikuaknya lebar kekiri dan kanan, diangkat keatas dan menekuk lututku, aku bisa bayangkan bagaimana rupa selangkanganku dengan vagina yang sudah terkoyak dan becek, celana dalam yang robek, kain batik yang awut-awutan tersingkap sampai perut. Dan sekarang seorang laki-laki muda yang tak lain adalah anak angkatku itu berjongkok dengan penis besarnya tepat di ambang kemaluan ibu angkatnya. Dengan sekali tekan gerakan maju, pinggulnya menusukkan barang nikmat bernama kontol itu nyoblos kedalam vagina yang lebih suka kusebut memekku, terus masuk menusuk hingga dasarnya, mentok, tarik lagi dan menghempas dengan keras sekali. Aku menjerit panjang merasakannya, luarbiasa sensasi pemerkosaan ini! Kalau saja ibu-ibu yang lain tahu kisahku ini, aku yakin mereka takkan pernah mempermasalahkan kenakalan remaja! Karena aku saat ini sedang menikmati kenakalan itu! Kenakalan atau lebih tepat kebuasan lelaki muda yang perkasa, menghentak-hentakkan batang penisnya dalam vaginaku yang dulu begitu lama ‘dikecewakan’ oleh pemiliknya saat itu!

“hhh… ooohhh… oohhh giiiiiimaaannaa… buuuhhh enaakkkhh??? Hhmmm?” sempat-sempatnya ia bertanya ditengah goyangan pinggulnya yang cepat dan bernafsu,

“iiiyaaahhhh sayaaanggg… enaaakhhh… ayooohhh teeerruush eeentooott iiiii buuuuuhhhh… iiiyeeessshhhh… yeeshh… yesss… yeess…,” tak bosan-bosannya kuucapkan kata itu, dan memang saat-saat begini, kata entot, perkosa, memek, kontol adalah favoritku. Mengucapkannya sama dengan menambah value intensitas kenikmatan permainan ini.

“ayooh balik buuuhhh… uuhhh lihat badan ibu, seksi sekali,” serunya memintaku menungging. Kuturuti keinginannya, penisnya terlepas sejenak sebelum lagi-lagi dengan cepat disambarnya pinggangku dan langsung tancap. Aku kembali berteriak teriak, tak sadar sudah dua kali aku orgasme. Sensasi dan suasana ini membuatku terus ngotot melanjutkan.

Sepuluh menit kemudian, ganti posisi lagi. Aku berbaring telentang pasrah, punggung bagian bawahku diganjal dengan sebuah bantal sehingga pantat dan vaginaku semakin tampak. Ia menindih, aku menjepit dengan kaki, melingkari pinggangnya. Menggenjot lagi, aku orgasme lagi! Aaah yang ketiga dalam satu ronde ini.

“sayyaaannngg… aaahhh… nnggg nnngg... aaaahhhh…,” aku mengejan, tubuhku menggelinjang ditengah derasnya terpaan pangkal paha Budi di selangkanganku yang masih saja keras dan cepat itu. Rupanya ia juga tak menyadari aku yang orgasme ini, luar biasa pengaruh sensasi busana dan penampilanku dengan kebaya ini! Kalau tahu akan senikmat dan seseru ini tentu dulu-dulu aku akan sering pakai kebaya!

Breeet…!!! Tiba-tiba tangannya menarik ujung baju kebaya itu. Sambil terus saja menggoyang, tak memperhatikan aku yang bengong.

“haaahh… kenapaaahhh diroobek say?”

“diam saja aaahhhh buuuhhh, nikmatiihhh sajaah perkosaaan iniiihhhh,” jawabnya singkat dan terus menggenjot maju-mundur. Aku yang kelabakan ketika tangannya menarik tanganku, dilepaskannya kaki kiriku yang tadinya menggantung di bahunya. Sepertinya ia ingin merubah gayanya.

“dariiiihh samping enak buuhh…coba nikmati ini…,”

“begini maksudmu nak?” aku pasrah saja, memiringkan badan ke kiri, sebelah tangannya masih menjulur meremas payudaraku.

“oohh…ibu semakin menggemaskan saja, sayang…,” ia berkata demikian sambil berdecak kagum. Mungkin pemandangan aku yang seperti benar-benar diperkosa dengan baju dirobek ini membuatnya serasa tak percaya pada apa yang dilihatnya. Dengan cekatan ia beralih mengangkangi sebelah pahaku dan mengangkat paha yang satunya lagi sehingga, penisnya yang masih saja terjepit itu benar-benar berada tepat dengan posisi vaginaku.

“terima ini bu!!” teriaknya mengejutkan aku, ia langsung menggenjot, lebih keras lagi. Pertama kurasakan pegal di selangkangan namun lama-kelamaan berubah jadi desiran kenikmatan.

“aaaaaahh... buuuddiiiiiii… hhhhhh!!!,” aku berteriak sekencang-kencangnya, hempasan di pangkal pahaku begitu kuat. Saat itu, hanya teriakan nikmat yang bisa kuucapkan. Budi tampak senang melihatku meringis-ringis dan menjerit. Plak..plak..plak..plak bunyi pangkal paha kami yang bertemu, seperti tepuk tangan saja. Dan memang suara itu jusru menjadi semacam aplaus bagi kami. Hanya beberapa menit saja ketika kembali aku dilanda desiran nikmat di seluruh tubuhku, dengan cepat merambat ke arah selangkanganku.

“ooohhhh... bbbuuuudiiii… iibuuuuhh maauuuu saaamppaaaiii…,” hanya sebuah desahan untuk memberi tanda padanya bahwa aku akan segera orgasme lagi.

“hhhiiiihhhyyyaaa buuuhhh… buuudiiii jugaaaaa aaaaahhh… keluar!!!” ternyata sama-sama diambang pelepasan. Berdua kami menegang. Keras, semakin cepat dan melepas derasnya desakan cairan kelamin kami. Secepat kilat budi menunduk dan meraih susuku dengan mulut, ia langsung menyedot. Memberiku kenikmatan yang semakin gila! Ooooohhhhh Tuhaaaannnn!

“ampuuunn, nak. Ibu nyerah deh, please kasih ibu beberapa menit istirahat,” aku memohon karena dengan masih mendengus, budi memaksa melepas satu-persatu pakaian kebaya itu. Sampai aku telanjang. Penisnya dibiarkan ‘karam’ di relung kemaluanku.

“Luar biasa Bu! Ibu cantiik sekali seperti ini, biarkan sanggul itu bu, please jangan dilepas…,” rajuknya mendadak ketika aku merasa sedikit janggal dengan sanggul yang masih saja melekat itu.

“dan biarkan juga BH ibu, saya suka sekali dengan modelnya yang merangsang ini,” lanjutnya ketika aku ingin melepaskan semua pakaianku. Hanya baju kebaya dan kain batik itu yang dilepaskannya, aku tersenyum ketika tadi ia menarik celana dalamku yang dirobeknya, sempat-sempatnya Budi menciumi celana dalamku itu. Ia bilang memekku wangi! Wangi yang selalu membuat ia terangsang untuk bersetubuh. Budi, budi, Ada ada saja.

Aku tergolek lemas, Budi masih diatas tubuhku, tak menindih tapi bertumpu di kedua tangannya yang mengapit di bawah ketiakku. Ia masih saja asik menciumi payudaraku yang kini malah terlapis BH itu.

“Luar biasa, sayang….,”

“apanya yang luar biasa Bu?”

“kamu hebat, ibu senang sekali, ibu bahagia kita bisa terus seperti ini,”

“Maksud ibu?”

“selama perkawinan ibu tidak pernah merasakan kebahagian seperti ini, ibu bahagia sekali dengan hubungan kita, dan rasanya ibu ngga mau kamu tinggalkan, karena Cuma kamu yang bisa membahagiakan ibu seperti ini,” kujelaskan maksudku, tapi rupanya ia ingin lebih detail lagi. Kukatakan betapa aku sangat beruntung bisa dipuaskan ‘luar dalam’ olehnya, dan aku merasa sudah sangat ketergantungan dengannya. Dan memang inilah kali pertama dalam hidupku aku mendapatkan kepuasan fisik dan mental yang begitu sempurna yang justru diberikan oleh anak muda seumur anak bungsuku.

“rasanya ibu kembali muda, say,” pengakuan polos itu meluncur tak terbendung dari mulutku saat tangan nakal budi lagi-lagi menjamah bukit kemaluanku dan menusuk-nusukkan jarinya.

“ibu rasanya sepert perawan lagi……,” lanjutku, jarinya malah semakin cepat, kini tidak sekedar masuk dan mengorek-orek tapi mengocok keluar masuk. Akupun menggelinjang. Dan entah karena permainan tangannya di vaginaku ataukah karena pembicaraan kami yang porno banget itu aku kembali bangkit.

“say, ibu minta lagi, boleh?” giliran aku yang memintanya, langsung kugenggam batang penis itu dan meremasnya. Gemas rasanya setiap aku membayangkan bagaimana benda berukuran panjang 20cm membentur dasar liang vaginaku setiap kali kami berhubungan, diameternya yang 5cm itu bahkan sering membuatku kesakitan kalau dipaksakan masuknya, seperti merobek-robek dinding kemaluanku.

“ibu masih kuat?” ia bertanya sambil mengecup buah dadaku, aku tak menjawab tapi ia langsung kupeluk, aku yang diatas. Langsung saja kuterkam penisnya dengan buas. Kukulum, pemiliknya mendesah. Kukenyot keras, Budi menjerit dan kukocok, anak angkatku berteriak senang.

“aaaahhhhh… ooohhh... ooohhh, iiibuuuuuhhhh eeenaaakkkknyaaaahhh,” Budi menjerit.

“nikmati saja say, ibu ingin memuaskan kamu sekarang,” aku menimpali ditengah kesibukan mulutku yang penuh sesak oleh penis besarnya. Dalam hal karaoke begini sih aku ahlinya, suamiku dulu hanya bisa bertahan dalam hitungan menit kalau aku menyedot dengan antusias, Budi pun langsung ngos-ngosan saat aku menggelitiki urat kecil di bawah leher penisnya.

Tak tahan dengan permainan lidahku, budi minta aku segera memulai main course. Ditariknya badanku dengan paksa, seperti biasanya kalau sudah teramat horny begini ia pasti minta aku doggy style, gaya persetubuhan favoritnya. Jadi aku langsung menungging, ia dibelakang setengah berjongkok, menusuk dengan kasar lalu bergoyang maju mundur. Aku yang teriak-teriak kegirangan. Tangannya dijulurkan kedadaku, meremas susu besarku.

Oh, nikmatnya genjotan Budi, beberapa detik saja menggoyang seperti itu aku sudah rasanya ingin cepat orgasme lagi. Penisnya yang mengganjal vaginaku terasa begitu nikmat, keras dan kasar. Aku pun melepas setelah beberapa menit saja ia memperlakukan tubuhku dengan buas. Budi tahu itu dan karenanya aku disuruh tengkurap saja, ia bilang aku boleh istirahat sambil menunggu gelombang birahiku bangkit lagi sementara ia masih dengan asik menusuk-nusukkan penisnya dari belakang atas pantatku.

Uh, aku nyerah! Bersenggama dengan Budi membuat aku tak mampu mengontrol diri untuk berlama-lama mengimbangi permainannya. Penis anak itu terlalu nikmat untuk ditahan-tahan. Satu-satunya caraku adalah membiarkannya ‘menghabisi’ tubuhku sesuka hatinya sementara aku sendiri menahan ngilu pasca klimaks sambil mencoba lagi dan lagi.

Setengah hari itu kami bermain sampai tiga ronde (itu versi Budi). Aku sendiri entah berapa kali menggapai puncak nikmat, untung Budi cukup mengerti hal itu sehingga setiap aku orgasme ia memperlambat gerakannya setelah itu untuk memberikan aku kesempatan bangkit lagi. Sampai jam 7 petang barulah ia berhenti, itupun setelah aku memelas kepadanya karena aku lapar. Rasanya sampai tak bisa berdiri, terpaksa makan malam yang kami rencanakan di resto malam itu gagal. Budi memesan hidangan room service.

Sejak saat itu juga aku sering dipaksa Budi (eh, aku juga senang lho, jadi ngga murni terpaksa) ke salon untuk berias ala tradisional berkebaya. Dengan begitu permainan jadi lebih buas dan bersemangat. Aku senang di-‘perkosa’ seperti ini, dan Budi sangat horni kalau melihatku berpakaian kebaya.

Malah pernah pada suatu saat di hari Kartini, Budi menyetubuhi aku dari pagi hingga sore, di kantor! Di hari kartini dan hari ibu aku memang mewajibkan semua karyawati di kantorku untuk mengenakan kebaya. Budi yang saat itu sejak dari rumah sudah horny melihatku, jadi bolos kuliah dan mem’perkosa’ aku di kantor sampai semua kebayaku robek dan hancur! Ia berubah maniak seketika kalau aku mengenakan kebaya encim yang sedikit transparan memperlihatkan lekuk buah dada dan pantatku secara sama-samar.

Sejak saat itu pula aku jadi yakin benar pada pengakuannya bahwa selera favorit seksualnya ada pada perempuan paruhbaya seperti aku. Aku bahagia sekali, bangga rasanya jadi idola anak muda seperti Budi anak angkatku ini.

Bonus Bokep Klik TOmbol DIbawah