Adik Ipar Gak Ada Akhlak

Model : Sisca Mellyana


Meskipun aku sudah menikah dengan suamiku sejak satu tahun yang lalu, namun sampai saat ini aku masih belum hamil. Aku belum disibukkan dengan urusan mengurus anak. Kesibukanku sehari-hari hanyalah mengurus rumah. Sejak kami menikah, mas Doni melarang aku bekerja. Penghasilannya lebih dari cukup untuk kebutuhan kami sehari-hari. Bosan sih sebenarnya, tapi aku menghormati keputusannya. Fokus mengurus rumah dan suami juga menyenangkan kok.

Aku dan mas Doni hanya tinggal berdua tanpa pembantu. Sebenarnya bisa saja kami memakai jasa pembantu, tapi aku ingin menjadi istri yang mengurus rumah dan suamiku sendiri. Toh rumah kami juga tidak terlalu besar. Kami sengaja tinggal di rumah yang kecil karena kami hanya tinggal berdua.

Suatu hari, mas Doni ingin mengajak adik laki-lakinya yang ada di desa untuk tinggal bersama kami. Adik laki-lakinya itu baru lulus SMA. Dia tidak ingin kuliah dan pengen langsung bekerja. Namun tentu saja karena hanya lulusan SMA, maka sangat sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Apalagi di perdesaan seperti tempat tinggalnya, tentunya tidak banyak pekerjaan yang tersedia.

Mas Doni kemudian menawarkan adiknya itu untuk bekerja di kantornya. Kebetulan di sana ada lowongan sebagai Office Boy. Mas Doni sendiri punya jabatan yang cukup bagus, jadi dia bisa dengan mudah memasukkan orang untuk bekerja di kantornya. Namun aku salut padanya, meskipun dia punya jabatan, tapi dia memberikan adiknya itu pekerjaan dari bawah. Dia ingin adiknya itu jadi pekerja keras.

Singkat cerita, akhirnya adiknya mas Doni itu tinggal bersama kami. Ari namanya. Sudah tiga hari Ari tinggal di sini, namun dia belum mulai bekerja. Dia baru bekerja mulai tanggal satu bulan depan. Dengan demikan dia masih punya waktu luang selama dua minggu. Mas Doni lalu meminta adiknya itu untuk membantu pekerjaan rumah seperti menyapu, mengepel, serta mencuci piring. Dia tidak ingin adiknya itu malas-malasan di rumahnya. Sekaligus sebagai latihan untuknya sebelum beneran mulai bekerja.

Dari cerita yang mas Doni sampaikan padaku, Ari itu orangnya emang pemalas. Mereka memang sangat akrab karena mereka hanya dua bersaudara walaupun umur mereka berjarak 6 tahun. Tapi bedanya mas Doni itu rajin sedangkan Ari pemalas banget. Emang kelihatan banget sih, kuliah aja gak mau. Beda banget dengan mas Doni yang sukses punya jabatan bergengsi di kantornya. Selain beda sifat, penampilan mereka juga berbeda. Ari jauh lebih dekil dibandingkan mas Doni. Suamiku itu memang tidak terlalu ganteng sih, tapi setidaknya dia tajir, haha.

Mulut mas Doni sampai berbusa menyuruh adiknya itu untuk bantu-bantu bersihin rumah, namun karena memang dasarnya pemalas, Ari tidak mau menuruti perintah kakaknya. Kerjaannya di rumah kebanyakan hanya menyantai dan ongkang-ongkang kaki saja. Mas Doni sampai harus ngomel panjang lebar terlebih dahulu barulah adiknya itu mau bergerak. Itupun kerjaannya banyak yang gak beres. Padahal dengan adanya Ari, aku harap pekerjaanku di rumah bisa berkurang, tapi ternyata tidak. Heran banget, katanya pengen kerja, tapi pemalas. Dia pengen duit? Tapi mana ada sih orang kaya yang pemalas? Kecuali dapat warisan.

Bukan hanya sekedar pemalas, ada satu lagi kelakuan gak ada akhlak anak tersebut. Yaitu suka curi-curi pandang ke arahku. Aku sering memergoki dia memandangiku dengan tatapan cabul. Apa mungkin karena pakaianku? Hmm... kalau di rumah aku biasanya memang hanya pakai daster sih, atau baju kaos dan celana pendek. Kalau cuacanya panas banget aku bahkan pakai tanktop. Namun untuk kelakuannya yang ini aku mencoba untuk cuek saja. Meskipun awalnya risih, tapi kemudian kubiarkan saja. Aku gak mau terlalu mikirin. Aku juga gak mau mengadu ke mas Doni, takut ada ribut-ribut. Aku gak suka ribut-ribut. Dibawa santai aja, namanya juga cewek cantik, wajar kan dilirik-lirik cowok, hihi. Yang penting tidak melampaui batas.

Saat ini, aku dan mas Doni baru saja pulang belanja bulanan. Belanjaan kami sangat banyak. Begitu sampai di rumah, mas Doni langsung memanggil adiknya itu untuk dimintai tolong membereskan barang belanjaan. Tapi seperti biasa, Ari susah banget untuk disuruh. Geraknya lama banget. Dengan malas-malasan akhirnya dia mau juga membantu.

“Duh Ri, kamu itu dengerin dong omongan mas Doni!” Ujarku pada Ari.

“Ini kan aku lagi bantuin kak,” balasnya.

“Iya!! Udah monyong-monyong mulut mas Doni baru kamu gerak!” Seruku kesal.

“Iya deh iya... maaf,” ujarnya.

“Rajin dikit napa sih!? Kan katanya mau kerja... Inisiatif dong, jangan tunggu disuruh dulu baru gerak!”

“Iyaa....”

“Jangan iya iya terus! Laksanakan!”

“Siap! Laksanakan!” Ujarnya meniru gaya komandan upacara. Huh! Dia ini... malah dibawa bercanda.

“Ishh... dasar, ya udah kerjakan yang benar!”

“Okeee...” balasnya. Aku geleng-geleng kepala. Benar-benar deh kelakuannya ini.

“Aku mau mandi dulu, kamu tolong bantuin kak Mona bereskan barang belanjaan ya...” ujar mas Doni kemudian.

“Baik,” sahut Ari. Mas Doni lalu masuk ke kamar.

“Bentar ya, kakak mau minum dulu,” ujarku pada Ari.

“Mau aku ambilkan kak?” Tawarnya.

“Gak usah,” balasku.

“Yah, katanya aku disuruh inisiatif,” ujarnya cengengesan. Aku mendengus sebal.

Aku lalu berjalan menuju dapur untuk mengambil minuman. Saat berjalan ke dapur, aku merasa Ari memperhatikanku dari belakang. Benar saja, saat aku menoleh dia ternyata sedang ngeliatin aku. Begitu aku memergokinya dia langsung sok sibuk beres-beres barang belanjaan lagi. Geez!! Dia ngeliatin apaan sih? Bokongku!? Celana jeans panjang yang aku pakai saat ini memang agak ketat sih >,<

Aku hanya menahan rasa sebal. Setelah mengambil minuman, aku lalu kembali ke ruang tamu. Sambil menikmati minuman, aku mengarahkan Ari meletakkan barang-barang belanjaan. Seperti makanan dan buah-buahan diletakkan di kulkas. Sabun mandi, pasta gigi dan keperluan mandi lainnya diletakkan di lemari gantung dekat dapur, dan lain sebagainya.

“Kak, ini diletakkan dimana?” Tanya Ari sambil mengangkat sehelai pakaian, yang ternyata adalah celana dalam yang baru aku beli! Aku nyaris tersedak dibuatnya.

“E-eh... Itu biarin aja!!” Seruku. Duuuh... dia ini!

“M-maaf kak... aku pikir apa tadi...” Ari meletakkan kembali celana dalam itu ke dalam kantong belanjaan. Dia tampak salah tingkah. Dia sepertinya juga gak nyangka kalau itu adalah celana dalam. Emang tadi dia pikir itu apaan? Kain lap??

Dia melanjutkan lagi beres-beresnya, tapi aku lihat pandangannya melirik-lirik ke arah kantong berisi celana dalamku itu. Dia mikirin apaan ya? Haha. Aku tiba-tiba jadi kepengen menggodanya. Aku letakkan gelas minumanku ke atas meja.

“Gimana menurut kamu?” Tanyaku padanya kemudian.

“Apanya kak?” Dia balik bertanya. Entah beneran tidak paham atau pura-pura tidak paham.

“Celana dalam kakak... bagus gak?” Tanyaku lagi.

“Eh... ce-celana dalam?”

“Iya... celana dalam yang kamu pegang barusan, celana dalam yang belum kakak pake tapi udah kamu pegang-pegang itu,” ujarku. Ari semakin salah tingkah. Ingin tertawa aku melihat ekspresi wajahnya.

“I..itu... gak tahu juga sih kak bagus atau gak,” jawabnya.

“Kok gak tahu sih? Kan barusan udah lihat, juga udah kamu pegang kan?” Ujarku dengan nada menggoda.

“Iya... i..itu... soalnya belum kak Mona pakai sih, kalau udah kak Mona pakai baru deh aku bisa nilai bagus atau gak, hehe,” balasnya. Ya ampun!! Aku gak nyangka dia nekat berkata seperti itu! Berani juga dia. Namun dia tampaknya takut aku marah setelah dia berkata seperti itu. Tapi aku gak marah kok. Kan aku memang sengaja menggoda dia. Lucu aja liat ekspresinya, haha.

“Hmm... kakak mau sih... tapi kakak takut nanti kamu malah dihajar mas Doni, hihihi...” ujarku tertawa. Tampangnya makin gak karuan mendengar perkataanku, haha. Tentu saja aku hanya bercanda. Mana mungkin aku sengaja memakai celana dalam itu untuk diperlihatkan di hadapannya.

“I-iya juga sih kak, duh... padahal aku pengen lihat kakak memakainya biar bisa nilai bagus atau gak, hehehe,” ujarnya. Astaga, dia ternyata terus meladeni omonganku.

“Iya dek, sayang sekali, hihihi... Dah ah, kakak mau mandi juga,” ujarku kemudian bangkit, lalu mengambil kantong belanjaan berisi dalamanku itu.

“Mau langsung dipakai ya kak?” Tanyanya masih membahas celana dalam. Dia sepertinya berharap banget ya? Hahaha.

“Iya dong... tapi kakak mau tanya mas Doni aja, gak jadi tanya kamu, hihi... Dahhh... tolong bereskan sisanya ya...” ujarku. Aku kemudian berlalu begitu saja dan masuk ke kamar, meninggalkan adik iparku itu sendirian.

Saat aku ke kamar, tampak mas Doni sudah selesai mandi. Akupun memutuskan untuk mandi juga. Setelah selesai mandi, aku yang masih mengenakan handuk kimono naik ke tempat tidur. Yang mana di sana ada Mas Doni yang sedang rebahan di tempat tidur sambil menonton tv.

“Mas, si Ari bakal tinggal di sini terus?” Tanyaku pada mas Doni.

“Kenapa? Kamu gak suka ya dia tinggal di sini?” Mas Doni balik bertanya padaku.

“Aku sih gak keberatan dia tinggal di sini, tapi coba aja dia itu rajin dan mau bantu-bantu,” jawabku.

“Yaahh... memang susah dia itu, dia terlalu dimanjakan sama ibu dan bapak, makanya sekarang jadi pemalas... Kalau nanti sudah bekerja masih seperti itu, dia terpaksa mas keluarkan, masih banyak orang rajin yang butuh pekerjaan,” terang mas Doni. Benar sih. Lagian dia bakal bikin malu mas Doni nanti kalau kerjaannya gak becus dan malas-malasan.

“Hmm... Masih ada waktu dua minggu lagi kan sebelum dia masuk kerja? Besok aku coba ngomong sama dia lagi deh... Semoga saja dia mau berubah,” ujarku.

“Okeeee, tapi gak usah terlalu berharap, kalau dia memang tidak bisa dikasih tahu, nanti mas suruh dia balik ke kampung”

“Hahaha, oke oke...”

“Hmm... sayang... mas kepengen nih...” ujar mas Doni kemudian.

“Eh, eh, kok tiba-tiba?”

“Gak tiba-tiba kok, dari tadi mas udah nafsu liat kamu, tapi kamu malah bahas Ari.”

“Oh, gituuu, hihihi...” Aku tertawa kecil. Mas Doni kemudian mendekati diriku dan langsung menciumku. Handuk kimonoku lalu dilepaskannya. Selanjutnya... ya kamipun ML ^o^

***

Keesokan harinya setelah mas Doni berangkat bekerja, akupun mengajak Ari bicara. Aku menasehatinya, menceramahinya, berkhotbah, atau apapun namanya itu supaya dia mau berubah. Dia hanya mengiyakan saja, tapi aku tahu kalau dia tidak serius.

“Ya udah, sekarang mau kamu apa?” Ujarku kemudian.

“Mau makan kak, lapar nih...” jawabnya sembrono.

“Serius dong kamu!!”

“Iya iya... aku bakal rajin.”

“Beneran? Janji?”

“Hmmmm...” Dia tampak keberatan.

“Huh! Ya udah gini deh, kalau kamu mau berubah, kakak bakal kasih kamu hadiah,” ujarku kemudian.

“Hadiah?”

“Iya.”

“Apa kak hadiahnya?”

“Apa ya... kamu maunya apa?”

“Hmm apa ya?”

“Apaan?” Tanyaku lagi.

“Belum tau nih kak, bingung mau minta apaan,” jawabnya.

“Ya udah, kalau gitu kamu kerja dulu, beres-beres rumah sambil kamu pikirkan mau hadiah apa,” ujarku padanya.

“Iya deh...”

“Sip! Yang benar kerjanya... kakak bakal terus ngawasin kamu!”

“Iya iyaa....”

Ari kemudian mulai beres-beres rumah. Dia menuruti perkataanku. Dia baru boleh nyantai kalau seluruh pekerjaannya sudah selesai. Sejauh ini dia melakukan pekerjaannya dengan cukup baik. Aku senang melihatnya. Memang seharusnya begitu, tinggal di rumah orang itu gak boleh malas-malasan. Jangan hanya sekedar numpang makan dan numpang tempat tinggal. Lagian dia juga harus berubah kalau mau bekerja. Dia gak akan bisa bekerja kalau dia masih malas-malasan seperti itu. Aku juga gak mau dia jadi beban pikiran mas Doni. Yahh... walaupun harus diiming-imingi hadiah, tapi setidaknya dia sekarang mau berubah.

Setelah sepanjang hari beres-beres rumah, Ari akhirnya selesai juga.

“Jadi kamu mau minta hadiah apa?” Tanyaku padanya.

“Hmmm... apa aja boleh?”

“Tergantung mintanya apa, tapi kakak usahakan, emang kamu mau minta apa?” Tanyaku lagi. Aku kok jadi deg-degkan ya memikirkan apa kira-kira yang akan dia minta.

“Aku... aku boleh pinjam celana dalam kakak?” Ujarnya. Aku kaget mendengarnya.

“Hah?”

“B-boleh gak kak?” Dia bertanya ragu-ragu takut aku marah.

“Celana dalam kakak? Untuk apa sih?”

“Untuk... anu... untuk itu...” Dia bingung dan grogi menjawabnya.

“Untuk apa? Yang jelas!!” Seruku.

“Untuk bahan coli aku! Aku nafsu sama kak Mona! Aku suka ngebayangin kak Mona! Jadi tolong pinjamin celana dalam kakak ke aku untuk aku pejuin!!” Serunya. Dia mengatakannya dengan jelas dan tegas. Tanpa malu dia mengatakan itu padaku. Justru aku yang malu mendengarnya. Aku rasa wajahku memerah saat ini saking malunya. Emang gak ada akhlak nih anak!

“Arii... kamu ini....”

“E..ehh... K-kalau gak boleh juga gak papa kak,” Ari kembali grogi setelah mengatakan itu. Aku tadi sempat pengen marah mendengarnya, tapi setelah kupikir-pikir ya sudahlah. Aku hargai keterusterangannya.

“Tapi kamu harus janji... setelah ini gak boleh malas-malasan lagi,” ujarku.

“Iya kak, aku janji!”

“Harus rajin bantu-bantu, jangan tunggu disuruh dulu baru gerak,” lanjutku.

“Iya kak”

“Ya sudah kalau gitu, nanti kakak pinjamin,” ujarku.

“Ugh!! Makasih kak!!! Kak Mona memang yang terbaik!!” Dia berteriak kesenangan. Aku tersenyum kecil.

“Sekarang kamu mandi dulu, terus istirahat,” suruhku.

“Oke kak, aku tunggu ya hadiahnya, hehe...” balasnya. Diapun kembali ke kamarnya.

Huh! Ya ampun anak itu. Laknat sekali permintaannya. Dia ingin celana dalamku untuk bahan colinya. Dia bahkan berani memintanya terus terang seperti itu. Apa dia tidak mengerti kalau aku ini adalah istri abangnya yang seharusnya dia hormati? Namun anehnya aku justru tidak marah. Meskipun sangat kurang ajar, tapi entah kenapa aku malah mengabulkan permintaannya. Yaaah... semoga saja dengan begitu dia beneran berubah jadi rajin.

Aku kemudian pergi ke kamarku. Aku langsung membuka lemari pakaian. Dari laci lemari aku ambil sehelai celana dalamku yang berwarna hitam. Aku kemudian pergi ke kamar Ari. Aku masuk tanpa mengetuk pintu. Astaga! Ternyata Ari baru saja selesai mandi. Dia sedang bugil sambil handukan.

“K-kak Mona!!” Ujarnya kaget, sekaget diriku.

“Eh, sorry... Kakak cuma mau ngasih ini,” ujarku melemparkan celana dalamku ke arahnya. Dengan gesit Ari menangkapnya.

“Makasih kak, hehe...” ucapnya.

“Silahkan kamu gunakan sepuasnya!” Ujarku.

“Ini mau langsung aku gunakan kok, hehe,” ujarnya cengengesan. Dia lalu mencium celana dalamku dan menghirupnya dalam-dalam. Duh, aku merinding melihatnya memperlakukan celana dalamku seperti itu. Tampak penisnya langsung jadi tegang. Aku berusaha membuang muka, tapi mataku gak bisa lepas dari selangkangannya. Penisnya lebih gede dari mas Doni, serta lebih hitam.

“Ari...”

“Ya kak?”

“Besok kamu bantu beres-beres rumah lagi ya... nanti kakak kasih lagi,” ujarku.

“Beneran kak? Asiiikk!! Hehehe,” ujarnya senang sekali. Aku tersenyum. Tanpa berkata apapun lagi aku kemudian keluar dari kamarnya, meninggalkan Ari yang sedang bersenang-senang dengan celana dalamku. Semoga keputusanmu ini tepat Mona!

**

Selama beberapa hari setelah itu, Ari tidak pernah malas-malasan lagi. Ari selalu mengerjakan pekerjaan rumah dengan baik. Aku senang dia berubah. Pekerjaanku jadi berkurang banyak karena ada dia. Mas Doni ikut senang adiknya itu tidak malas-malasan lagi, padahal yang sebenarnya terjadi aku harus memberi adik laki-lakinya yang mesum itu celana dalam milikku setiap hari untuk dijadikan objek coli. Sudah 5 helai celana dalamku yang dipinjamnya! Entah gimana nasib mereka saat ini T.T

Sore itu dia baru saja selesai merapikan tanaman-tanaman di halaman depan. Tentunya sambil diawasi olehku. Aku gak mau dia salah pangkas tanaman favoritku. Selama dia bekerja tadi, dia selalu sambil melirik-lirik ke arahku. Pakaianku memang agak terbuka sih, aku hanya pakai tanktop dan hotpants. Memandangiku sepertinya merupakan penyemangat kerja untuknya.

“Gimana kak? Aku gak pemalas lagi kan?” Tanyanya.

“Iya, udah nggak... tapi celana dalam kakak abis sama kamu!” Jawabku.

“Hehehe”

“Ketawa!!”

“Hehehe, oh ya... anu kak... untuk hari ini, aku mau celana dalam yang kak Mona pakai sekarang dong...” ujarnya kemudian. Ugh... dadaku berdebar mendengarnya.

“Yang sedang kakak pakai sekarang? Tapi kan udah kakak pakai seharian...”

“Justru karena itu kak, hehehe... Gimana kak? Boleh kan?”

“Hmmm... terserah kamu deh!”

“Makasih kak Mona... sama satu lagi, aku boleh gak minta foto kakak? Biar lebih enak ngebayanginnya,” pintanya.

“Kan bisa kamu lihat sendiri di IG kakak,” balasku.

“Iya, tapi di sana gak ada foto kakak yang seksi-seksi.”

“Jadi menurut kamu pakaian yang kakak pakai sekarang ini seksi?” Tanyaku.

“Iya kak, aku suka pakaian yang kakak pakai sekarang, cocok banget sama body kakak yang bagus, bikin aku horni, apalagi kak Mona cantik banget, hehe,” jawabnya. Duh Ari ini... dia tidak pernah sungkan bicara terus terang seperti itu padaku.

“Terserah kamu deh,” ujarku akhirnya membolehkan. Entah kenapa aku terus mengiyakan permintaannya. Apa sebenarnya aku juga menyukainya? Sepertinya memang benar kalau aku menyukainya. Ada perasaan aneh mengetahui celana dalamku dia gunakan untuk bahan masturbasinya. Ada perasaan bangga tubuhku begitu dikaguminya. Aku senang dia selalu memuji diriku, dan aku suka keterusterangannya.

Ari kemudian mengambil fotoku dengan kamera handphonenya. Dia mengambil beberapa foto diriku yang saat ini hanya mengenakan tanktop dan hotpants. Aku berpose dan tersenyum semanis mungkin di depan kamera. Berusaha sebaik mungkin memberi foto terbaik untuk bahan coli adik iparku itu.

“Sip! Makasih ya kak, hehe,” ucapnya setelah merasa puas mengambil foto-fotoku.

“Iya... celana dalamnya jadi juga?” Tanyaku.

“Ya jadi dong kak...” jawabnya.

“Hmm... ya udah, tunggu kakak di kamarmu, kakak mau mandi dulu.”

“Oke!”

Ari kemudian kembali ke kamarnya. Sedangkan aku pergi ke kamarku untuk mandi. Celana dalam yang barusan ku kenakan aku sisihkan untuk Ari. Setelah selesai mandi dan handukan, aku kemudian pergi ke kamar Ari. Aku ke kamarnya hanya memakai handuk, tanpa memakai apa-apa lagi di baliknya. Duh, apa sih yang kupikirkan!? Tentu saja Ari takjub melihatku yang hanya mengenakan handuk. Ukurannya juga pas-pasan menutupi tubuhku yang masih basah dari belahan dada hingga ke paha atas.

“Liatin apaan? Nih celana dalamnya! Ini celana dalam yang baru kakak pakai!” Ujarku padanya. Ari sendiri topless, hanya memakai celana pendek saja.

“E-eh, i-iya kak... Duh kak Mona seksi banget, aku foto bentar kak,” ujarnya.

“Eeeehh... foto apa lagi sih!? Kan udah tadi!!” Seruku protes, tapi dia tetap mengambil beberapa jepret fotoku dengan cepat. Duh, dia sampai memiliki foto diriku yang hanya mengenakan handuk juga >,<

“Hehehe, bagus kak hasilnya, makasih ya kak fotonya, makasih juga celana dalamnya... Eh, ini celana dalam yang waktu itu ya kak?” Ujarnya memperhatikan celana dalamku bolak-balik.

“Iya, yang kamu pegang-pegang waktu kamu beresin barang belanjaan, sekarang silahkan kamu pegang-pegang lagi, atau terserah mau kamu apakan!” Balasku.

“Oke kak, duh jadi gak sabar coli pakai celana dalam ini sambil liat foto-foto kak Mona barusan, hehe”

“Ishh... dasar... Ya udah kakak ke kamar dulu”

“Bentar kak!!”

“Apa lagi?”

“Ini celana dalam kakak yang kemaren-kemaren aku kembalikan sekarang, hehe...” ujarnya kemudian mengambil tumpukan celana dalamku di sudut kamar, termasuk sehelai celana dalam yang masih ada di atas tempat tidurnya. Dia kembalikan semua itu kepadaku. Aku langsung mencium aroma yang tak sedap. Banyak bekas noda di semua celana dalamku. Duh, ini pasti bekas peju anak ini! Hiks, celana dalamku jadi gak karuan seperti ini kondisinya T.T

“Dicuci dulu kenapa sih?” Tanyaku kesal.

“Belum sempat kak, hehe,” jawabnya santai.

“Jeeezzz... ya udah untuk kamu aja!!” Ujarku melemparkan semua celana dalamku itu kembali hingga berserakan di tempat tidurnya. Enak aja mengembalikan celana dalamku dalam keadaan seperti itu. Jadi harus aku yang mencucinya? Ogah!

“Oohh... Ya udah, untuk koleksiku aja kalau gitu, hehe,” ujarnya. Aku hanya menghela nafas.

“Kak...” Panggilnya.

“Apa lagi?”

“Kakak mau mandi kan? Mandi di kamarku aja... atau mau mandi bareng? Hehe”

“Kakak udah mandi, kamu gak lihat badan kakak masih basah gini??” Balasku.

“Mana tau mau mandi lagi, hehe...” Dia cengengesan.

“Ya elah...”

Anak ini sepertinya hanya sekedar ingin membuatku berlama-lama di kamarnya. Dia hanya ingin lama-lama melihatku hanya mengenakan handuk. Aku bisa membaca pikiran mesummu dek!!

“Oh ya kak...”

“Apa lagi?”

“Kakak tahu gak kalau...” Namun belum selesai Ari bicara, tiba-tiba terdengar suara pagar. Mas Doni pulang! Aku kaget. Aku langsung balik badan meninggalkan kamar Ari. Bisa panjang urusannya kalau aku kedapatan hanya mengenakan handuk di dalam kamar adiknya ini. Namun karena kurang hati-hati dan bergerak terlalu lincah, akupun terpeleset dan jatuh ke lantai. Handuk yang aku kenakan jadi terlepas! Padahal aku belum keluar dari kamar. Maka terjadilah, tubuh telanjangku terlihat oleh adik iparku ini!

“Ughh... sakit!”

“Kak Mona gak papa!?” Ari langsung menolongku. Dia membantuku bangkit berdiri. Tentunya matanya terus jelalatan melihat ke tubuh telanjangku. Ari lalu mengambilkan handukku dan membantu memasangkan handuk tersebut ke tubuhku.

“Kakak bisa sendiri!” Ujarku, tapi Ari tetap membantu memasangkan handuk tersebut, sepertinya dia sengaja curi-curi kesempatan pegang-pegang aku. Ugh!

Akupun sudah memakai handuk lagi. Setelah itu aku lalu bersiap keluar dari kamarnya, tapi ternyata sudah gak sempat, Mas Doni sudah masuk ke dalam rumah! Jika aku keluar sekarang pasti mas Doni bisa melihatku keluar dari kamar Ari.

“Duh, gimana nih?” Aku makin panik.

“Jangan keluar dulu kak, kak Mona di sini aja dulu, keluarnya nanti aja kalau sudah aman,” usul Ari. Aku mau tidak mau terpaksa menurutinya. Aku tidak punya pilihan lain. Ari juga sepertinya tidak ingin terjadi masalah dengan abangnya itu.

“Ya udah kalau gitu,” sahutku menghela nafas.

Tak lama kemudian terdengar suara mas Doni memanggilku. Aku tidak menjawab dan pura-pura tidak ada di rumah. Mas Doni lalu memanggil-manggil Ari. Untungnya mas Doni memanggil dari kejauhan, tidak langsung datang ke kamar Ari.

Ari lalu keluar dari kamar. Pintu kamarnyapun aku kunci dari dalam. Aku menunggu sendirian di dalam kamarnya. Aku duduk di pinggir tempat tidur. Mataku memperhatikan sekeliling. Kamarnya cukup rapi dan bersih sebenarnya, hanya saja celana dalam-celana dalamku yang bekas dia jadikan objek coli yang berserakan di atas tempat tidur itu merusak pemandangan. Huh!

Setelah beberapa saat kemudian aku mendengar suara langkah kaki. Kemudian pintu kamar diketuk.

“Kak ini aku...” bisik Ari. Aku lalu membuka pintu.

“Mas Doni dimana?” Tanyaku.

“Ada di dalam kamarnya, dia nanyain kakak,” jawabnya.

“Terus kamu jawab apa?” Tanyaku lagi.

“Aku jawab aja kak Mona pergi belanja,” jawab Ari.

“Okeee... Terus gimana nih? Gimana caranya kakak kembali?”

“Nanti aja kak kalau udah aman, kak Mona di sini aja dulu temani aku, hehe...”

“Huh! Ya udah deh...” Aku menghela nafas. Emang gak ada pilihan lain.

“Nnggg... kak, selagi nunggu, aku boleh gak coli di depan kakak?” Ujar Ari kemudian.

“Hah? Kok gitu sih? Jangan aneh-aneh deh... Kan tadi katanya cuma minta celana dalam yang bekas kakak pakai aja!”

“Beda lah kak, celana dalam itu kan hadiah biar rajin, kalau coli di depan kakak ini karena udah menyelamatkan kak Mona biar gak ketahuan mas Doni, hehehe,” ujarnya beralasan. Seenaknya aja dia ini!

“Tapi kan...”

“Boleh dong kak... sekali aja, udah gak tahan nih dari tadi, apalagi sejak liat kak Mona bugil tadi...”

“Terserah kamu deh, kakak capek!” Balasku. Malas berdebat lama-lama dengan adik ipar mesum seperti dia. Aku turuti saja biar cepat selesai.

“Hehehe, asik!” Seru Ari girang. Adik iparku itu kemudian menurunkan celana beserta celana dalamnya. Diapun telanjang bulat. Penisnya yang tegang langsung dikocok-kocoknya di depanku. Ugh! Risih aku melihatnya. Tapi memikirkan diriku yang dijadikan objek masturbasi langsung di depan matanya bikin aku merinding horni juga.

“Buka handuknya dong kak... bugil aja,” pinta Ari kemudian sambil terus mengocok kontolnya di depanku.

“Jangan dong deeek!” Aku menolak.

“Tanggung kak... kan tadi udah lihat juga,” ujarnya.

“Tadi kan gak sengaja!” Balasku.

“Ayo dong kak... Kak Mona makin terlihat cantik dan seksi kalau bugil...”

“Tapi...”

“Pleaseee....”

Ari terus membujukku untuk telanjang bulat di hadapannya. Meskipun awalnya keberatan, tapi akhirnya akupun terbujuk. Aku sudah terlanjur horni!

“Ya udah, tapi jangan difoto ya...”

“Oke kak...”

Aku lalu membuka lilitan handukku hingga akupun telanjang bulat. Jika tadi aku bugil karena ketidaksengajaan, namun kali ini aku sengaja membuka handukku di depannya! Aku sengaja bugil di depan adik iparku untuk dijadikan objek masturbasinya! Ugh!

“Anjirrr... mantab banget body kak Mona!!” Ari langsung meracau karena kagum dengan tubuhku. Dia makin cepat mengocok kontolnya. Kurasa kontolnya terlihat semakin gede.

“Maaf kak, jangan ambil hati ya kalau ngeracauku aneh-aneh,” ujar Ari kemudian. Aku mengangguk kecil tanda paham. Diapun lanjut coli dengan heboh sambil matanya terus memandangi tubuhku.

Awalnya jarak kami sekitar dua meter, tapi semakin lama dia semakin mendekat. Bahkan sekarang dia memperhatikan payudara dan vaginaku hanya dalam jarak 30 cm.

“Uhhh... kak Mona cantik... putih mulus... sempurna banget, pengen entotin kak Mona...”

“Toket kak Mona mantap... pengen remas dan emut putingnya sepuasnya...”

“Ahh... pengen masukin kontol ke memek kak Mona sampai mentok... ahhh...”

“Pengen hamili kak Mona, pengen bikin anak sama kak Mona...”

Ari terus meracau gak karuan. Sambil terus mengocok penisnya dan melihat tubuh telanjangku, dia terus melontarkan kata-kata vulgar. Dadaku berdebar kencang. Mendengarnya memuji-muji tubuhku membuatku bangga. Mendengarnya meracau kata-kata kotor tentangku membuatku semakin horni. Namun saat sedang asik-asiknya, tiba-tiba terdengar suara mas Doni memanggil. Mas Doni mendekat ke kamar! Kami berdua langsung panik.

“Ari!! Gimana nih!?” Aku berbisik keras.

“Sembunyi kak!” Suruhnya.

“Sembunyi dimana?”

“Ke sini kak!” Ari kemudian menarikku ke belakang pintu kamar. Pintu tersebut tidak bisa dibuka sepenuhnya karena terganjal lemari, jadi ada ruang sela di sana untuk berdiri dengan aman. Ari kemudian menarik sprei tempat tidurnya lalu menutupi celana dalamku yang berserakan di atas tempat tidur dengan sprei tersebut. Dia juga mengacak-acak kamarnya sehingga terlihat berantakan.

Bersamaan dengan itu mas Doni sudah berada di depan pintu. Dia mengetuk pintu kamar Ari. Aripun membuka pintu kamarnya. Dia juga berdiri di belakang pintu untuk menutupi tubuh telanjangnya. Di balik pintu ini aku dan Ari sama-sama telanjang bulat. Aku berada di belakang Ari bersembunyi, sedangkan Ari yang berada di depanku hanya mengeluarkan kepalanya saja.

“Ada apa mas?” Tanya Ari.

“Duh, kamar kamu berantakan sekali! Rapikan dulu kamar kamu ini!” Ujar mas Doni.

“Hehehe.. Baik mas,” sahut Ari.

“Kalau sudah selesai, langsung ke belakang, temani mas ngobrol dan ngopi... suntuk gak ada Mona,” ujar mas Doni kemudian.

“Hehe, ditinggal kak Mona sebentar udah kangen aja mas, tenang aja mas, bentar lagi dia pulang kok,” balas Ari cengengesan. Suamiku itu sama sekali tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Istri tercintanya tidak kemana-mana, namun ada di dalam kamar adiknya, di belakang pintu bersembunyi dengan kondisi telanjang bulat!

“Ya sudah, buruan bereskan kamarnya... mas tunggu di belakang,” ujar mas Doni kemudian pergi. Aku menghela nafas lega. Untung saja tidak ketahuan. Sumpah deg-degkan banget!

“Udah pergi kak,” ujar Ari sambil menutup kembali pintu. Tubuh kami masih menempel saling berdekatan.

“Hampir aja...” lirihku.

“Iya kak, untung ada aku, hehe,” ujarnya. Dia tidak mundur sama sekali, masih saja menempel denganku. Aku mau mundur juga gak bisa karena terhalang tembok.

“Tapi kan gara-gara kamu juga kejadiannya jadi seperti ini!” Balasku kemudian mendorong tubuhnya agar mundur menjauh.

“Tapi kalau gak aku tolongin pasti kakak bakal ketahuan, hehe...” ujarnya sambil kembali mendekat.

“Iya deh iya... makasih! Sekarang sana kamu temui mas Doni, alihkan perhatiannya selagi kakak kembali ke kamar kakak,” ujarku sambil kembali mendorongnya menjauh.

“Nanti dulu dong kak...” Ari mendekat lagi.

“Apa lagi??” Aku tidak mendorongnya kali ini, kudengarkan dia berbicara. Posisi kami berdiri masih berdekatan.

“Aku kan belum selesai colinya...” Ujar Ari lebih mendekat. Sekarang tubuhnya nyaris menempel dengan tubuhku.

“Tapi mas Doni kan nyuruh kamu ke halaman belakang!” Balasku.

“Iya, tapi kan dia nyuruh aku bersihkan kamar dulu, jadi aku masih punya waktu berduaan dengan kak Mona, hehe...”

“Oohh, berarti tadi kamu sengaja ya berantakin kamar kamu?” Tanyaku.

“Iya kak, biar disuruh bersihkan kamar, padahal karena aku pengen berduaan lebih lama dengan kak Mona, hehe,” jawabnya.

“Ya ampun... Dasar licik kamu dek! Gak ada akhlak!” Ujarku geleng-geleng kepala memasang wajah sebal. Ari cengengesan saja. “Ya sudah buruan!” Ujarku kemudian, pasrah menuruti kehendaknya.

Ari kemudian lanjut coli lagi, namun kali ini dalam jarak yang sangat dekat dengan tubuhku! Aku dapat merasakan hembusan nafasnya yang berat. Aku dapat merasakan ujung kepala penisnya menyentuh pahaku.

“Oh ya kak, aku kok penasaran ya pengen kakak makai celana dalam yang bekas aku pejuin itu, hehe...” ujarnya mengajakku ngobrol sambil terus coli.

“Hah? Yang ada noda peju kamu itu?”

“Iya...”

“Gak mau! Jijik!!”

“Hahahaha... Dicoba dong kak... sekali aja... pleaseee,” rengeknya. Lagi-lagi aku tidak kuasa menolaknya meskipun permintaannya sangat mesum. Entah kenapa diriku ini.

“Ya udah, besok deh...”

“Oke kak, makasih... Duh, aku jadi makin horni membayangkan kakak makai celana dalam yang bekas aku pejuin, hehe...”

“Huuuu... dasar! Kok bisa sih ya, mas Doni punya adik yang mesum kayak kamu? Kakak jadi repot punya adik ipar seperti kamu!” Ujarku.

“Aku malah beruntung banget punya kak ipar kayak kak Mona, hehe” balasnya. Aku tertawa kecil. Kami saling berpandangan dalam jarak yang dekat. Aku dapat melihat tatapan penuh birahi di matanya. Jantungku berdetak kencang. Lalu tanpa kusadari bibirnya sudah mendekat dan mencium bibirku. Aku kaget. Tak hanya mencium bibirku, tangannya kemudian juga lancang menggerepe-gerepe tubuhku, bahkan meremas buah dadaku.

“Nggghhh... Ariii... udah...” ujarku kemudian mendorong tubuhnya.

“M-maaf kak...”

“Kamu ini... dikasih hati minta jantung... Kamu ini bikin kakak sange aja...” ujarku manyun. Aku tidak bisa marah. Aku sudah terlanjur horni. Hanya saja masih ada sedikit ganjalan di hatiku yang mengatakan kalau aku tidak seharusnya melakukan ini. Aku sudah punya suami! Dan dia adalah adik suamiku!

“Kalau gitu kita ngentot aja yuk kak... mumpung kakak lagi sange, aku juga sange lihat kak Mona dari tadi, pengen entotin rasanya,” ujar Ari vulgar mengajakku ngentot tanpa basa basi. Betul-betul deh dia ini seenaknya aja ngomong.

“Hahaha, sembarangan kamu! Kakak ini istri abang kamu lho... kakak bilangin sama mas Doni ya biar kamu tahu rasa!?” Ujarku pura-pura mengancamnya.

“Emang gimana kakak bilangnya ke mas Doni?” Tanyanya tidak takut sama sekali aku ancam.

“Gini... Mas, tadi waktu kamu gak di rumah, adik kamu itu godain aku, terus dia ngajak istri kamu ini ngentot...” balasku.

“Hehehe, bilang aja kak kayak gitu ke dia... tapi kita harus ngentot beneran ya, hehehe”

“Ish... dasar kamu... ngarep banget sih ngentot sama kakak?” Ujarku sambil mencubit gemas hidungnya.

“Habisnya kak Mona cantik dan seksi sih... menggairahkan banget... Kalau kita ngentot, aku janji bakal rajin terus, aku gak akan malas-malasan lagi, sumpah deh... Aku juga gak akan minta apa-apa lagi sama kakak,” ujarnya.

“Tapi kan... kakak ini istrinya abang kamu...” ujarku.

“Aku tahu kak, tapi aku cinta banget sama kak Mona...” balasnya. Segampang itukah dia bilang cinta? Dia ngerti gak sih bedanya cinta dengan nafsu? Tapi... aku sendiri juga bingung dengan diriku. Aku tahu dia itu mesum. Aku juga tau yang aku lakukan ini salah. Namun aku merasa sangat nyaman dengannya. Aku suka dia yang gak basa-basi. Hanya saja ya itu... ganjalan itu jelas terbentang. Aku sudah bersuami, dan dia adalah adik suamiku.

“Pokoknya gak boleh! Sekarang kamu lanjutin aja coli kamu sampai selesai, tapi buruan, jangan sampai mas Doni keburu balik ke sini lagi!” Ujarku padanya.

“Iya deh kak,” ujarnya. Ari terus coli dengan jarak yang sangat dekat denganku. Kami masih berdiri hadap-hadapan di pojok ruangan dekat pintu. Penisnya sangat sering menyentuh pahaku, bahkan menyelip masuk di antara pangkal pahaku.

“Kamu gak bisa mundur dikit emangnya?” Ujarku.

“Ini udah posisi paling bagus kak, atau kak Mona pengen di tempat tidur? Hehe,” jawabnya.

“Apaan sih...” Aku akhirnya mendorong tubuhnya. Aku kemudian berjalan ke tengah kamar karena risih dipepetin terus, tapi tiba-tiba Ari memelukku dari belakang.

“Duuuh... deekkk...” rintihku. Aku dapat merasakan batang penisnya di bokongku. Dengan posisi seperti itu, Ari lanjut melakukan hal mesum padaku. Dia menggerakkan pinggulnya maju mundur sehingga batang penisnya mengesek-gesek di pantatku. Penisnya kadang juga masuk di antara pangkal pahaku dari belakang. Aku semakin khawatir. Dia sudah betul-betul horni!

Gerakan Ari makin kasar. Saat penisnya masuk di antara pangkal pahaku, aku dapat merasakan ujung kepala penisnya menyentuh permukaan vaginaku. Aku berusaha maju untuk memberi jarak antara kami, namun Ari justru ikut maju dan tak melepaskan pelukannya. Hingga kemudian tiba-tiba dari kejauhan aku melihat mas Doni dari jendela kamar. Aku reflek mundur walaupun sebenarnya mas Doni tidak menuju ke sini. Akibatnya, ujung penis Ari yang tadinya hanya menyentuh permukaan vaginaku kini jadi amblas masuk ke dalam vaginaku!

“Aaaaaahhhhhhh!!!” Reflek aku menjerit kencang, tapi segera kututup mulutku dengan kedua tangan karena takut ketahuan.

“Tuh kaaaannn... masuk semua kaaaan!? Kamu sih!!” Rengekku.

“Kan kakak sendiri yang gerak,” ujar Ari membela diri.

“Nggaaak... gara-gara kamu... uuhhhh.. kamu ini!” Balasku. Aku kemudian berusaha melepaskan penisnya dari vaginaku.

“Biarin aja kak, udah terlanjur,” ujar Ari sambil menahan tubuhku. Sambil menahan tubuhku, pinggul Ari menghentak-hentak maju mundur sehingga penisnya keluar masuk seluruhnya di vaginaku.

“Duh dek... jangan digerak-gerakin gitu dong!!” Protesku.

“Gak apalah kak, sekali ini aja... udah terlanjur masuk juga...”

“Uhhh.. deeekk... iihhhhh bandeel!!” Aku berusaha melepaskan diri, tapi Ari terus menahan pinggulku. Tangannya memeluk erat tubuhku. Aku jadi gak bisa kemana-mana lagi. Dengan posisi berdiri seperti itu Ari makin ganas menggenjot vaginaku.

“Ahhhh deeek.... aahhhh...nggmmhhhh,” aku terus mengerang, tapi kemudian Ari menolehkan kepalaku menghadap ke arahnya. Dia lalu mencium bibirku dan mengajakku berciuman. Ahhh... kalau gini sih aku jadi gak bisa melawan. Akhirnya aku pasrah saja dientot oleh Ari. Aku yang juga horni kemudian ikut menggoyangkan pinggulku. Aku juga membalas ciuman Ari dengan mesra. Yup, pada akhirnya aku dientotin adik iparku ini, dan aku menikmatinya!

Jleb!! Jleb!! Jleb!!

“Ahhh... sshhhhh...”

Aku melihat bayangan kami di cermin. Tampak sebuah pemandangan persetubuhan yang sangat panas antara seorang istri dan adik iparnya sendiri. Aku terlihat berantakan, wajahku memerah dan rambutku kusut dan lepek, tubuhku mengkilap karena keringat dan sisa-sisa air yang belum mengering. Tapi di mata Ari aku pasti terlihat sangat seksi.

Ari meliat ke cermin juga. Mata kami bertatapan.

“Kak Mona cantik banget,” ujar Ari sambil membelai rambutku. Awalnya dia membelai kepalaku lembut, tapi kemudian Ari malah menjambak rambutku. Jadilah Ari menggenjot sambil menjambak rambutku. Ugh... ternyata Ari ini sukanya yang kasar-kasar! Namun aku sepertinya menyukainya. Aku jadi lebih terangsang, bahkan kemudian aku orgasme. Ini nikmat banget! Mas Doni... maafkan aku!

“Ahhh... deeekk... kakak sampeeee...” erangku kencang, tapi Ari masih terus menggenjot penisnya di vaginaku. Setelah beberapa saat, barulah dia berhenti. Tubuhku langsung ambruk ke kasur Ari yang apek.

Ari kemudian memposisikan tubuhku telentang di atas kasurnya. Dia lalu naik ke atas menindih tubuhku. Dia mengajakku berciuman. Kamipun berciuman sambil saling membelit lidah. Sambil berciuman, sesekali dia juga memainkan buah dadaku. Buah dadaku diremas dan dikenyot olehnya bergantian. Aku jadi mendesah keenakan dibuatnya.

“Lanjut kak?” Tanya Ari kemudian.

“Lanjut aja, kamu belum sampai kan? Entot kakak dek, tapi tutup dulu gordennya...” balasku mempersilahkan. Semuanya sudah terlanjur terjadi, dan aku terlanjur menikmatinya.

“Iya kak...” Ari tampak senang sekali mendengar aku membolehkannya lanjut. Setelah dia menutup gorden jendela kamar, dia kembali naik ke ranjang.

“Yuk kak lanjut,” ujarnya.

“Mau kakak emut dulu?” Tanyaku.

“Mau lah...” jawabnya. Aku tersenyum. Dia lalu mendekatkan penisnya ke kepalaku. Aku sambut penisnya dan kumasukkan ke mulutku. Aku gerakkan kepalaku sehingga penis Ari keluar masuk di mulutku. Ukuran miliknya memang terasa lebih besar dari mas Doni. Sambil menyepong penisnya, aku terus menatap Ari sambil berusaha tersenyum.

“Aghhhh... kak Mona... enak bangeeet”

Slrruuppp... slruupppp...

“Terus kak... sepongan kakak mantap...” Ari terus mengerang keenakan sambil terus berceloteh. Aku hanya meresponnya dengan tersenyum. Ari yang semakin horni kemudian memegang kendali penuh. Dia kemudian mengangkang di atas kepalaku, lalu dengan kasar menekan penisnya dalam-dalam ke mulutku. Tentu saja aku kaget, tapi aku biarkan.

“Nghhh... Ngmhhhhhhh”

“Argghhh... enak bangeeet”

Jleb!! Jleb!!

Ari terus memompa penisnya dengan kencang di mulutku. Betul-betul kasar. Mas Doni saja tidak pernah sekasar ini saat kami sedang bercumbu. Aku sampai kewalahan dan susah bernafas, tapi entah kenapa aku menyukai perbuatan adik iparku ini. Namun aku gak sanggup terlalu lama, aku kemudian menepuk-nepuk pahanya sebagai tanda agar dia berhenti.

“Uhuk uhukkk.... Kasar banget kamu dek mainin mulut kakak... uhuk uhukk...” ujarku sambil terbatuk-batuk kehabisan nafas.

“M-maaf kak... Soalnya kak Mona nafsuin banget...”

“Iyaaa.... tapi mas Doni aja gak pernah kasar seperti itu...”

“I-iya kak maaf... Kak Mona gak apa-apa kan?” Tanyanya. Dia sepertinya takut aku marah.

“Gak papa,” jawabku.

“Berarti kakak gak marah kan?” Tanyanya, aku menggelengkan kepala sambil tersenyum.

“Yuk, sekarang entotin istri abangmu ini,” ujarku kemudian.

Tanpa menunggu lagi, Ari langsung membuka kakiku lebar-lebar ke samping. Area selangkanganku sekarang terekspos bebas. Dia menatapnya dengan penuh nafsu. Aku sendiri sudah memasrahkan hati dan tubuhku pada Ari untuk dientotin olehnya. Ari lalu mengarahkan penisnya ke vaginaku dan memasukkan penisnya di sana, kemudian mulai menggenjot.

“Aaaaahhhhh... aaaahhhhhhhhhhhh,” aku mendesah horni.

“Aahh, nikmat memek kakak, aku cinta sama kak Mona,” balas Ari.

“Ssstt!! Jangan berisik... ahhh,” seruku.

“Maaf kak, abisnya memek kak Mona enak banget,” ucapnya.

“Kontol kamu juga juga enak... Kakak suka... Aaaaaahhhhhhhhhhhh, ups!” Aku menutup mulutku dengan kedua tangan. Barusan aku mendesah terlalu kencang. Aku menyuruh Ari jangan berisik namun malah aku yang berisik >,<

“Nih untuk kak Mona biar gak berisik...” Ari kemudian menyumpal mulutku dengan celana dalamku yang bekas dipejuin. Aku sempat ingin protes, soalnya bau banget! Namun karena sedang keenakan dientot, maka perlakuan Ari tersebut justru memberikan sensasi tersendiri. Aku malah menikmatinya. Akupun terus dientotin oleh adik iparku ini dengan kondisi mulut tersumpal celana dalam.

Ari terus menggenjotku dengan posisi di atas. Suara desahan terdengar memenuhi kamar. Sambil ngentotin aku dia juga meremas dan mengenyot buah dadaku. Ari sendiri ngentotnya sedikit kasar, tapi aku menyukainya. Aku orgasme sekali lagi. Hingga kemudian aku merasakan penis Ari berkedut-kedut di dalam vaginaku.

“Ahhh... Aku cinta kak Mona... aku cinta kak Monaa...” ujarnya meracau.

“Dek, kalau kamu mau muncrat, jangan di dalam ya... keluarin di muka kakak aja,” ujarku. Namun Ari tidak meresponnya. Dia malah menekan penisnya dalam-dalam. Tubuhnya makin terasa berat menindih tubuhku. Ari kemudian kelojotan, aku lalu merasakan cairan hangat dan kental memenuhi liang vaginaku. Dia... muncrat di dalam vaginaku!

“Arriiiiiiiii!!!”

Dia iniiiii!! Emang gak ada akhlak!!!

“M-maaf kak!”

Aku langsung mendorong tubuhnya dan kucubit perutnya. Aku kesal banget sama dia!

“Dibilangin jangan crot di dalam malah crot di dalam! Malah banyak banget lagi!!” Ujarku.

“Ampun kak... maaf, sakit kak... duhh...” Dia merintih kesakitan aku cubit.

“Ya sudah mau gimana lagi... huh!” Ujarku pasrah. Semuanya sudah terlanjur terjadi. Vaginaku yang seharusnya hanya untuk dimasukin penis suamiku, kini telah digenjot dan dipejuin pria lain.

“Sekarang kamu temui mas Doni sana!” Suruhku pada Ari sambil bangkit berdiri. Saat aku bangkit, peju Ari jatuh berceceran dari liang vaginaku. “Duh, banyak banget sih!?” Ujarku mengeluh. Ari cengar-cengir.

“Supaya gak netes-netes waktu kembali ke kamar, kakak pakai CD aja,” sarannya sambil menyerahkan salah satu celana dalamku yang telah dicrotin Ari baru-baru ini. Tanpa pikir panjang dan ingin cepat, maka aku iyakan aja sarannya itu. Ugh, gak hanya liang vaginaku aja yang penuh peju Ari, tapi celana dalam yang sedang kupakai juga bekas peju adik iparku ini.

Setelah itu, Ari berpakaian dan pergi ke halaman belakang untuk menemui mas Doni. Kesempatan itu juga aku gunakan untuk kembali ke kamarku. Tak lama kemudian aku menyusul ke belakang pura-pura nyamperin mereka. Aku dan Ari bersikap biasa saja seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Apa yang baru saja terjadi cukup menjadi rahasia antara kami berdua. Mas Doni tidak boleh mengetahuinya.

***

Beberapa hari kemudian, Ari mulai bekerja di kantornya mas Doni. Dari yang mas Doni katakan, adiknya itu bekerja sangat giat di sana. Kerjaannya juga sangat bagus. Tidak hanya di tempat kerjanya, kesehariannya di rumah juga sangat rajin sekarang. Bangun pagi dia langsung bersih-bersih halaman, menyapu, dan mengepel rumah. Semuanya dia lakukan tanpa disuruh. Adik iparku itu sudah berubah, dari yang dulunya pemalas, kini menjadi rajin.

Oh ya, waktu itu Ari pernah mengatakan kalau dia hanya pengen ngentotin aku sekali saja. Tapi ternyata buktinya, kami terus ngentot diam-diam setelah malam itu. Aku selalu tak kuasa menolak ajakannya.

Saat mas Doni bekerja, aku dan Ari ngentot di kamarku, di atas ranjangku dan mas Doni. Bahkan kami pernah melakukan hal-hal mesum saat mas Doni ada di rumah. Contohnya saat mas Doni lagi nonton tv di ruang keluarga aku nyepongin Ari di dapur, atau yang paling parah adalah Ari berani-beraninya ngajak ngentot di ruang tamu ketika mas Doni lagi mandi siap-siap mau pergi ke kantor. Aku sampai gak sempat nyiapin sarapan untuk suamiku gara-gara Ari. Meskipun begitu aku bukannya menolak, tapi malah ketagihan melakukan hal mesum dengan adik iparku diam-diam di belakang suamiku.

Namun ternyata aku dan Ari tidak bisa terlalu lama bersama. Selang beberapa minggu kemudian, Mas Doni mendapatkan promosi jabatan, namun dia ditempatkan di kota yang berbeda. Kamipun terpaksa pindah, meninggalkan Ari sendirian di rumah yang lama. Dia tidak bisa ikut pindah. Ari harus tetap bekerja di tempatnya yang biasa. Sejak saat itu akupun memutuskan untuk tidak melanjutkan hubunganku lagi dengannya. Biarlah yang semua yang telah terjadi antara aku dan Ari menjadi kenangan.

Ari awalnya berusaha untuk terus menghubungiku, tapi kurasa ini sudah cukup. Aku benar-benar ingin menyudahinya. Nuraniku tidak kuat untuk terus membohongi mas Doni. Jadi momentum kepindahan ke kota lain ini adalah kesempatanku untuk mempererat kembali hubunganku dengan mas Doni.

Aku tidak pernah lagi bertemu dengan Ari. Hingga empat tahun kemudian, aku mendapat kabar kalau Ari akan menikah. Dia sudah mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Dari informasi yang aku terima, Ari diangkat jadi karyawan karena kerjanya yang rajin dan bagus. Aku ikut senang mendengarnya. Sepertinya aku sudah berhasil membimbingnya biar tidak jadi orang yang pemalas.

Beberapa hari sebelum pernikahannya, akupun berjumpa dengannya.

“Kak Mona... apa kabar?”

“Baik... wahhh... kamu sudah hebat ya sekarang...”

“Kan berkat kak Mona juga yang udah membimbing aku, berkat kak Mona aku gak jadi orang yang pemalas lagi, hehe...”

“Ohh, iya dong.... kakak gitu lho, hihihi... orang jelek jadi kaya itu banyak, tapi orang pemalas jadi kaya itu gak bakal ada!”

“Jadi menurut kakak, aku jelek?”

“Emang kamu selama ini gak sadar? Astagaaa...”

“Ah, kak Mona...”

“Hihihi, bercanda kok...”

“Hehe, iya kak, tapi kakak tega pergi gitu aja, gak pernah ngasih kabar lagi...”

“Hahaha, biarin! Tapi kan kamu udah punya pacar sekarang, udah mau nikah kan?”

“Hehehe, iya...”

“Selamat ya...”

“Makasih kak... kak Mona juga selamat ya sudah punya anak,” ucapnya, aku tersenyum. Ya, aku sudah punya anak sekarang. Aku hamil tak lama setelah Ari tidak tinggal bersama kami lagi. Aku tidak terlalu yakin ini anak siapa. Mungkin memang anak suamiku, tapi bisa saja ini anaknya Ari karena aku dan Ari selalu ngentot sebelum aku dan adik iparku ini berpisah. Aku tidak dapat membedakannya. Mas Doni dan Ari sih mirip soalnya.

“Hmm kak...”

“Apa?”

“Kalau ada kesempatan, mungkin bisa tuh kita mengenang masa lalu, mau gak? Hehe...” ujarnya cengengesan mesum.

Astaga nih anaaak... udah mau nikah sama ceweknya, tapi kelakuannya gak berubah-berubah juga! Emang dasar gak ada akhlak adik iparku ini!!

Gara-gara dia, aku pernah membohongi suamiku. Gara-gara dia, akupun menjadi seorang istri yang gak ada akhlak. Meskipun begitu, gara-gara dia jugalah aku menemukan sensasi kenikmatan yang belum pernah aku rasakan selama ini.

“Gimana kak?”

“Hahahaha... Jangan bercanda!”

Tapi maaf Ari... sudah cukup.

TAMAT

Misi Penghancuran ( Powerfull ) Chapter. 59

Model : Indri Velissa

Aku tak bisa menunggu lebih lama lagi.... Darahku mendidih mendengar informasi yang di berikan oleh Desifa....detak jantungku seperti genderang perang .... Dan siap untuk memusnahkan siapapun yang menjadi targetku....

Liana sejauh apapun aku menghindarinya .... Diriku seakan berputar di sekitarnya .... Seberapa besar usahaku untuk menghilangkan namanya dari hidupku .... Aku kembali harus menyerah karena kabar darinya .... Jika ini takdir mengapa takdir ini begitu menyakitkan buatku .... Jika memang kami harus bersatu ... Maka dengan cara inilah aku bisa bersamanya ....

Dan aku terus berpikir semoga pilihan ku kali ini adalah pilihan terbaik ... Bukan karena ambisi semata .... Secara keseluruh aku belum mengetahui kekuatan kakekku apalagi saat ini dia berbeda dengan gabungan dari tubuh Harun yang telah di ekstraksi kedalam dirinya .... Jadi secara stamina dan kekuatan kakekku mungkin akan setara dengan diriku....


Aku tak boleh lengah kali ini ... Fokus untuk menghancurkannya secepat mungkin... Kekuatan dari Makhluk mistis kakakku akan membantu dalam perang ini.... Dan dalam perang ini juga aku hanya akan terfokus pada kakekku... Sedangkan yang lain akan fokus menyelamatkan Liana....


Kematian Nura ,Adi dan Hadi serta para Seven Wonders ... Akan coba ku balas saat ini ... Kakak apa adikmu ini mampu melakukan perang ini tanpamu.. Ucapku berbicara didepan cermin besar didepanku ....


****
Pov Tia
Aku sedikit terkejut dengan perintah tuanku tentang perang akhir ini ... Terlihat terburu-buru tapi ini tepat menurutku ... Jika tidak mencoba mengakhiri saat ini maka musuh tuanku akan terus berkembang jauh menakutkan ... Dan akan lebih banyak korban jatuh....


Tak terasa sudah cukup lama aku meninggalkan dunia ku sebelumnya ... Dan jujur saat ini aku mulai lupa dengan masalalu ku... Bahkan menurut ku hidupku baru terasa sangat menyenangkan saat aku berjumpa dengan sosok misterius itu.... Setiap aku memejamkan mata aku dapat mengurutkan tragedi besar pertemuan bersejarahku dengan tuanku ... Bagaimana pertama kalinya dia menyentuhku, tersenyum padaku, marah padaku, menangis padaku, dan memberiku hadiah berharga yang kurasakan saat ini ....


"Anak ku bertahanlah sedikit lagi ... Ibumu akan berjuang membantu ayahmu dalam perang besar ini..." ucapku mengelus perutku sendiri...


Aku memang kesulitan bergerak saat ini tapi kekuatan Besar yang tuan titipkan padaku tak ingin ku sia-siakan....


" Rage Bear ... Kumohon bantuanmu ..." ucapku


" Tentu nyonya aku akan melakukan yang terbaik... Kumohon jangan memaksakan diri.... " ucap Rage Bear menjawabku....


" tentu Rage Bear.... "Ucapku sambil merasakan pergerakan dari buah Hatiku....


Lalu setelah persiapanku telah selesai ... Aku bergegas menuju tempat perkumpulan kami ....


*****
Pov Hera
Kusisir rambutku yang terurai... Lalu mulai memasang ikat rambut dan beberapa jepit hitam kecil ... Jelas semua ini ku lakukan agar tak ada yang mengangguku dalam pertarungan kali ini.... Ku pilih pakaian yang mempermudah pergerakanku... Untuk menambah kefokusanku...


" Hera kau sudah Siap ...." ucap Kak Tia


" ya kak sebentar lagi .... Apa benar kak kau akan ikut perang ini.... Bagaimana dengan kehamilanmu...." ucap Ku khawatir dengan keadaan kak Tia....

" Hera ... Aku yakin kau akan melindungiku dan anakku ..." ucap Tia tersenyum padaku...

" kakak... Aku akan melindungimu ... Aku janji ... Aku tak akan gagal lagi melindungi seseorang yang berharga untukku .... Aku sudah kehilangan Nura .... Dan aku tak ingin kehilangan siapapun lagi...." ucapku langsung memelukku kakak Tia... Wanita yang bahkan tak ku kenal sebelumnya ... Tapi saat ini aku menyadari bahwa kakak Tia bukan hanya wanita yang lebih tua dariku yang harus ku hormati ... Tapi dia sudah menjadi kakakku yang berharga... Jadi Dengan kekuatanku aku akan melindungi kakakku ini dan yang lain....

" Hera terima kasih... Aku senang memiliki adik sepertimu..." ucap Tia membalas pelukan adiknya... Tia merasa bahagia sekali karena dia memang anak bungsu di keluarganya namun disini dia memiliki banyak adik yang sangat baik seperti Hera dan yang lainnya....

" kakak apa aku akan menjadi ibu sepertimu ..." ucapku mengelus perut Kakak Tia yang sudah membesar sedemikian Rupa....

" Hera kau pasti akan menjadi seorang ibu .... Dan ku yakin kau akan jadi ibu yang luar biasa...." ucap Tia tersenyum....

" ya kakak .... Aku akan menjaga Anakku dan ayo kita bergegas ke bawah ... Yang lain pasti menanti kita...." ucap ku mengenggam tangan kakak Tia yang hangat... Kami bergegas menuju kebagian bawah rumah untuk berkumpul sebelum serangan....


******
Pov Neti

Hidupku hampir sempurna sekarang ... Tapi untuk benar-benar menyempurnakannya aku akan mengambil bagian dalam perang ini ... Karena hanya Harun saja yang mengganggu keluargaku saat ini...


Kali ini akan kuperlihatkan kehebatanku .... Kekuatan fisik yang sudah ku latih diruangan latihan super berat milik Tuan Edi.... Aku bukan Neti yang lemah seperti dulu... Tuan Alex sudah mengubah Hidup ku yang hina ini menjadi seperti ini.... Aku tak perduli tuan saat ini menganggapku hanya alat tempur saja ... Karena aku tak mungkin memberikannya keturunan sebab aku telah kehilangan sesuatu yang paling berharga dihidupku ... Mungkin ini karma karena aku tak bisa melindungi Nura waktu itu ....


Meskipun hanya menjadi Alat tempur saja ... Aku akan jadi alat tempur terbaik yang dimilikki tuanku... Itu tujuanku saat ini ....


" Ibu... Apa kau sudah siap..." ucap Jia di balik pintu kamarku...

" Jia... Tunggu sebentar ... Apa yang lain sudah berkumpul..." lanjutku yang baru tersadar dari lamunanku

Segera aku membuka pintu kamarku ... Kulihat Jia juga sudah bersiap dengan semua peralatan yang dia butuhkan....

" Kau sangat cantik Jia...." pujiku

" Hahaa... Jelas aku cantik .... Aku punya ibu yang cantik juga kan...." lanjut Jia merangkul tanganku dan mengajakku pergi...

" Ya... Mungkin aku tak akan memiliki anak dari rahimku sendiri... Tapi sekarang menurutku aku sudah punya anak yang sangat cantik" gumamku... Sambil tersenyum melihat wajah cantik Jia yang sangat bersemangat...

" ibu bengong lagi.... Apa ada masalah..." lanjut Jia

" tidak Apa-apa.... Ibu hanya perpikir kau sangat itu sangat cantik...pasti banyak laki-laki yang menyukai mu. " ucap ku mengoda nya

" Ibu ... Aku tak pernah memikirkan hal itu... Fokusku sekarang adalah membantu ayah menyelesaikan tugasnya ..." ucap Jia menjawab dengan diplomatis...

"Hehee... Kau mirip ayahmu.. Dan kau kuat seperti ayahmu..." ucapku memujinya lagi

" aku hebat bukan hanya karena Ayah... Karena aku memiliki ibu yang hebat Seperti kalian...." ucap Jia tersenyum dan kali ini mengajakku keruangan tengah....

Kami menuju kesana ...untuk mengikuti perang yang diinginkan Tuanku...


*****
Pov Yurika
Aku berdoa agar semua yang dilakukan aku bersama tuanku selesai dengan baik dan tak akan ada yang terluka lagi.... Cukup sudah semua kesedihan yang kurasakan kehilangan Ibuku, Temanku dan bahkan ayah kandungku yang baru ku ketahui diakhir hidupnya .... Tanpa mengenali kepribadiannya ... Bahkan aku tak berbicara sedikitpun padanya.... Aku tak ingin ada kesedihan lagi.... Aku ingin melihat semua yang ada disini bahagia.... Aku ingin menjalani hidupku bersama tuan dengan Normal ... Tanpa ada rasa takut dan keadaan mencekam seperti ini....

Aku juga berdoa yang terbaik kepada tuhan agar Tuanku tidak terluka dalam perang nya... Dengan kekuatan sekarang aku tetap tak akan bisa membantunya dalam pertarungan menghadapi Harun ... Justru jika aku mencoba untuk ikut campur aku hanya akan jadi beban tuan.... Tugasku yaitu menyelamatkan Liana dan pergi ... Dan berharap Tuan menyelesaikan semua setelah kami membebaskan Liana....
" Yurika apa kau takut dengan perang ini..." ucap Alma

" hmm ... Siapa yang tidak takut ... Aku takut tapi aku akan tetap berusaha melakukan yang terbaik...." jawabku


" itu jawaban yang sama yang akan ku jawab jika ada yang bertanya hal yang sama ... Aku datang ke keluarga ini dari sampah yang di buang oleh keluarga ku sendiri.... Tapi disini aku menjadi sesuatu yang memiliki nilai dan harga diri yang tinggi .... Itu semua berkat tuan.... Jadi aku akan berjuang sisinya sampai akhir..." lanjut Alma meremas kedua tangannya... Sambil menunjukkan kesetiaannya pada tuan kami....


" Alma aku bangga padamu .... Tuan sangat beruntung memiliki mu ... Yang memiliki sifat loyalitas tanpa batas...." ucapku


" bukan kau juga sama.... Kau juga selalu ada untuk tuankan.... Yurika ... kita tunjukkan kekuatan kita pada musuh tuan ..." ucap Alma begitu bersemangat .... Aku tak pernah melihat sisi ini sebelumnya dari Alma yang biasanya tenang .... Tapi kali dia menunjukkan sikap lain yang jauh berbeda....


Kami tak ingin membuang waktu lagi untuk segera bergabung dengan Tim Inti yang sudah mulai berkumpul diruang tengah....


*****
Pov Agung
Perang kali cukup berbeda dari perang sebelumnya ... Karena kali ini tujuan kami adalah meruntuhkan sebuah dinasti keluarga yang sudah berdiri ratusan tahun yang lalu.... Jika perang sebelum kami hanya mengoyahkan pondasi dari setiap Pilar utama penyokong keluarga Goldrich Company.... Kali ini adalah tujuan utama kami yaitu menghancurkan semuanya secara keseluruhan....


" Anna jangan pernah takut ..." ucapku menenangkan wanita yang tampak berwajah tegang menatapku dengan sorotan mata tajam miliknya.... Dan kedua tangan yang merangkul erat tanganku seakan tak ingin melepaskannya...


" Aku takut... Jangan lakukan hal itu.... " ucap Anna menggengam lengan


" Anna apa kau akan menjadi penghalangku menyelesaikan misiku..." ucapku


" hmmm.. Kau benar-benar ..." ucap Anna terputus


" benar-benar mencintaimu.... Aku tak akan meninggalkanmu ... Meskipun terlambat tapi aku akan kembali padamu .... Itu janjiku...." lanjutku menyakinkannya lebih dari yang ia ingin dia dengar....


" hahaa... Kau selalu saja terlambat ... Bahkan kau hampir saja kehilanganku karena kebiasaan buruk mu itu ...." lanjut Anna sedikit tertawa...


" Apa kau akan berangkat sekarang bersama tuab Alex..." ucap Lariza mendekati kemesraan ku bersama Anna
" Ya aku akan segera berangkat.... Anna bisa kau tinggalkan aku ... Aku ingin bicara hal penting hanya dengan Lariza...." ucapku


" Apa yang kau ingin bicarakan hanya berdua dengan Lariza saja tanpa diriku..." ucap Anna sedikit cemberut padaku...


" Sesuatu yang rahasia...." ujarku singkat


" Anna yang cantik ... Aku tak akan bisa mengambil posisimu dihati Agung kau tetap nomor satu buatnya .... " ucap Lariza menjadi penengah diantara kami....


" kakak jangan bilang begitu.... Kakakku ini juga cantik...." ucap Anna pergi meninggalkan kami berdua....


Setelah Anna meninggal kan kami berdua sendiri di ruangan ini ... Aku mengajak Lariza menuju beranda rumah....


" Tuan apa yang kau ingin bicarakan padaku..." ucap Lariza menanyakan hal yang ingin ku bicarakan....


" apa kau mencintai Alex...." tanyaku langsung ke inti masalah....


" Apa maksudmu tuan ... Aku tak mengerti mengapa engkau bertanya hal sedemikian terhadapku... Alex sudah menghabisi seluruh keluargaku....dan ...." ucap Lariza terputus dengan isyarat tanganku....


" kau harus jujur dengan perasaan mu ... Jika kau terus berbohong kau hanya akan lebih menyakitiku yang mulai merasakan hal lain pada mu...." ucapku memulai drama yang sengaja ku buat....


" maafkan Aku tuan...." ucap Lariza lirih


"Maaf untuk apa ... Maaf karena kau memiliki perasaan terhadap Alex .... Atau hal yang lainnya..." ucapku memasang wajah seriusku... Untuk menekannya lebih perasaannya...


" Aku... Akuu..." ucap Lariza menjawab semakin gugup....


" Jujurlah padaku ... Pada Anna... Pada Alex... Kau bukan bagian dari Goldrich Company ... Kau saat ini bagian dari keluarga ini... " ucapku


" Benar tuan .... Aku benar-benar mencintai tuan Alex... Aku juga telah berhubungan seks beberapa kali dengan Tuan Alex... Maafkan Aku tuan ... Aku wanita Hina...." ucap Lariza menangis..


" Apa anak yang ada didalam kandungan itu anakku atau Anak Alex...." tanyaku kembali ... Karena aku memang berhubungan Seks dengan Lariza sebelum nya... Tapi itu sudah beberapa waktu yang lalu ... Jika hematku benar maka anak ini bukan anakku ... Tapi Anak Saudaraku Alex...


" Ini Anak Tuan Alex... Maafkan aku tuan ....kau boleh melakukan apapun padaku ... Aku akan menerima hukuman itu .... Tapi jangan salah tuan Alex atas ini ... Ini semua salahku yang tak bisa menjaga tubuhku...." lanjut Lariza semakin deras ...


" hehe.... Sudah jangan menangis lagi ... Aku tahu semua itu Alex sudah memberitahuku... Aku hanya ingin mendengar nya langsung .... " ucapku memeluk Lariza sambil menyapu semua jejak air matanya....


" Tuan ... Maafkan Aku...." ucap Lariza memelukku lebih erat....


" Tidak apa ... Aku tenang sekarang ... Aku sangat takut kalau sikapku padamu membuat mu makin kesakitan dengan semua kejadian yang kau terima selama ini ... Tapi syukurlah karena ternyata kau sudah menemukan kebahagianmu.... Alex memang hanya menitipkanmu padaku... Dan mungkin saat ini waktu yang tepat untukmu kembali ke Alex..." lanjutku


" Tuan ... Jadi Tuan Alex sudah mengatakan semuanya... Awalnya memang aku benar-benar membencinya ... Tapi semakin aku membencinya perasaan cintaku tumbuh semakin kuat padanya.... Dan aku takut kehilangannya saat ini....." lanjut Lariza


" kalau begitu tunggu apa lagi... Pergi katakan pada Alex tentang kehamilanmu... Dan pastikan dukunganmu padanya ... Dia akan menghadapi pertarung nya ... " ucapku mendorong Lariza untuk bergegas ketempat Alex....


" Terima kasih Tuan Agung..." ucap Lariza berlahan pergi meninggalkanku ....


Cukup aneh memang ... Saat kau membiarkan wanita yang memiliki bakat seperti Lariza untuj pergi begitu saja .... Tapi menurutku menahan lebih lama dirinya justru akan membuat wanita tersakiti itu akan makin kesakitan... Aku sudah cukup memiliki Anna dihidupku ...


*****
Pov Alex​
Aku bergegas menuju ruang tempat kami semua akan berkumpul.... Ini keputusan tersulit buatku dan terlihat terburu-buru tapi mungkin ini harus segera ku akhiri.... Kulihat diujung ruangan terdapat tiga wanita menantiku... Tiga wanita ini sengaja tak ku ajak dalam perang akhirnya... Karena selain mereka memang tak memiliki kekuatan tapi mereka juga masih terlalu dini untuk mengetahui seberapa menakutkannya perang besar ini....

" Jelita, Arini dan Mina ... Aku punya tugas untuk kalian bertiga.... Selama yang lain pergi ... Tugas mereka akan ku berikan kepada kalian ..." ucapku memberi perintah padanya


" tuan kenapa kau tak memberikanku kekuatan agar aku bisa membantumu dalam masalah besar ini...." ucap Jelita

" Ya benar apa kau masih tak percaya dengan loyalitas kami terhadapmu ... Bahkan saat ini aku siap mati atas namamu tuan ..." ucap Arini merengek


" kau tahu perang ini bukan main-main atau tamasya keluarga ... Akan banyak darah, kematian dan bahkan rasa sakit... Aku tak ingin kalian bertiga yang masih belum terpapar dendamku merasakan perang ini... Apalagi Mina dia masih sangat polos... Dia belum mengerti apa yang terjadi disini... Tapi kalian semua tenang lah aku akan menyelesaikan semuanya..." ucapku tersenyum

" Sebenarnya apa yang terjadi disini tuanku..." ucap Mina yang memang baru satu hari berada di Rumah Utamaku ini...


Kudekati wanita yang masih bingung apa yang terjadi....


" Minaku... Tidak terjadi Apa-apa saat ini... " ucapku mengelus rambutnya


" tapi semua orang berwajah tegang ... " ucap mina kembali


" Mereka seperti itu karena aku akan pergi .... Dan mereka belum mendapat jatah dariku .... Jadi mereka tegang semua.... " ucapku


" Wahh... Seperti itu ..." ucap Mina terkejut sambil menutup mulutnya


" Mina kau bisa memasak ...." tanyaku


" tentu masakan selalu saja nikmat ... Ada apa tuanku..." lanjutnya


" kau bisa memasakan untuk semua orang disini.... Dengan masakan terenakmu...." lanjut ku


" Tentu aku bisa melakukannya.... Dimana dapurnya ... Rumah ini sangat luas aku takut kesasar ... " ucapnya tersenyum melihatkan wajah cantiknya ....


" Arini kau bisa membantu Mina untuk memasak... Selama Alma, Kak Tia dan Yurika pergi..." ucapku memberi perintah pada Arini si wanita berpantat bohay ...


" Tentu tuan aku juga bisa memasak... Jadi cepatlah pulang ... Karena kolaborasi antara aku dan Mina akan menghasilkan makanan terenak yang bahkan mengalahkan masakan kak Tia dan Alma yang melegenda disini...." ucap Arini tertawa

" Baiklah lakukan sekarang ...." ucapku

Dan keduanya bergegas menuju dapur untuk melaksanakan tugasnya yang telah ku berikan padanya ... Dan hanya berdiri wanita yang masih ada dihadapanku...

" Lalu tugas ku apa tuanku... " ucap Jelita

" Aku punya tugas penting buatmu ... Seperti Safira tak akan bisa mengantar Cia kesekolahan Hari ini ... Jadi ini akan jadi tanggungjawab mu... " perintahku

" Tapi kemana Safira sekarang...." tanya balik Jelita

" Aku baru memberikan kenikmatan padanya ... Jadi mungkin dia akan bangun nanti sore ...." bisikku ditelinga Jelita

" haa... Tuan jahat kenapa aku belum mendapat giliran ku...." ucap Jelita

" Setelah perang ini aku akan membuat mu segera memiliki Anak...." ucapku menyentuh perut nya yang disambut dengan wajah yang merona dari wajah cantik Jelita

" Aku akan melaksanakan tugas ku.... Tapi sebelum itu nikmatan milik siapa... Aku atau safira..." tanya Malu-malu Jelita padaku

" hahaa... Kau ingin tahu.... Rahasia...." ucapku meninggalkan Jelita dengan rasa penasaran nya....

Aku melangkahkan kaki menuju ruang depanku ... Kulihat semua wanita strongku sudah berkumpul ... Dengan tekat baja dari tatapan matanya... Aku memang tak menginginkan mereka ikut tapi melarang mereka sekarang tak mungkin ... Apalagi memang aku kehilangan banyak kekuatan setelah kematian Adi dan Hadi.... Yang membuatku sedikit tenang adalah kehadiran dari pamanku Munir si Black Bear.... Kekuatannya yang mampu membuat lubang cacing yang dapat memindahkan ketempat berbeda dalam beberapa detik .... Berguna saat aku dalam masalah dan bisa membuat jalan kabur buat para wanitaku....

" apa semua siap .... Kita bergegas pergi dan ingat jangan mengangguku dalam pertarungan melawan Harun dan tetap jaga jarak dariku aku takut tak bisa mengendalikan sepenuhnya kekuatanku nanti...." ucap Ku

" kita semua siap ... Masuk kedalam mobil sekarang ...." ucap Edi memberi perintah ...

" tunggu .... Tuan ... Tapi aku belum melihat Fina .." ucap Tia

" Fina belum muncul ... Kalau begitu aku akan mencarinya pergilah duluan....

" Baik Tuan..." ucap Tia dan yang lainnya bergegas masuk ke dalam mobil masing-masing...

" Kemana Finaku.. Apa dia kelelahan hingga kesiangan...." gumamku menuju kamarnya...

********
Pov Fina
Aku terus berlari secepat mungkin saat ku ketahui kalau Safira tidak ada dikamarnya... Jantung berdebar cepat.... Karena aku membutuhkannya... Saat ini aku telah kehilangan Monster terkuat yang ada dalam diriku.... Aku sudah melakukan perpindahan Dengan kakak Safira kemarin... Jadi aku membutuhkannya untuk menemani ku dalam perang besar ini ...

" Jelita .... Kau tahu dimana Safira berada...." ucapku


" Safira... Ouhh Tuan bilang dia ada di suatu tempat ... Karena baru mendapatkan kenikmatan dari tuan...." ucap Jelita yang ku temui


" apa kau tak tahu dimana dia... Dimana Arini ..." ucapku yang bertambah panik mendapat kabar dari Jelita bahwa Kakak Safira sedang kelelahan bisa gawat jika dia tak bisa bangun...


" Arini bersama Mina di dapur sekarang ... Fina kenapa kau tak ikut bertarung... " ucap Jelita


" jadi mereka didapur... Aku ikut bertarung tapi aku harus mencari kakak Safira dulu...." ucapku


Aku bergegas meninggalkan Jelita begitu saja berlari menuju kamar yang mungkin ada Kakak Safira disana yaitu kamar milik Rafina atau milik Marosa karena keduanya memang tak akan ikut dalam perang ini ....


Pertama aku tiba di kamar Rafina ... Tapi hanya kutemui kamar kosong tanpa pemiliknya.... Segera aku pergi meninggal kamar itu dan berlari menuju kamar Marosa karena hanya itu kamar terakhir yang ada dipikiranku...
Ku ketuk pintu kamar Marosa... Tapi tak ada balasan dari Marosa... Tapi karena ini sangat genting aku langsung memasuk tanpa menunggu balasan dari dalam.... Dan betapa terkejutnya aku melihat ketiga wanita yang saling berpelukan dengan tubuh tanpa pakaiannya hanya selimut yang sudah tak mampu menutupi tubuh ketiganya....


" Kakak Safira, Marosa, dan Rafina..." ucap ku terkejut dengan keadaan mereka ...


" Fina ... Ada apa.... " ucap Rafina lemah yang baru sadar setelah teriakan ku... Tapi tubuhnya masih lemas jadi dia tak bisa bangun dari posisinya.... Pasti tuan lagi-lagi menguras tenaga ketiga wanita ini sampai kebatas stamina mereka...
" Kakak Fira apa kau bisa bangun ..." ucapku membangunkan Safira yang merangkul erat guling didepannya


" dia pasti belum sadar Fina...." keluh Rafina tersenyum berusaha bangun dari tidurnya meskipun berat untuk melakukan itu....


" bagaimana ini ... Kenapa disaat seperti ini justru dia melakukan ...." ucap ku makin panik sambil berusaha membangunkannya...
" ada apa Fina ... Katakan padaku..." ucap Rafina bingung dengan sikapku...


" kau tak akan bisa menolongku... Bagaimana ini..." ucapku tersimpuh.... Dan tiba-tiba suara laki-laki yang ku kenal terus berteriak memanggil diriku... Aku hanya pasrah meninggalkan Rafina yang makin tampak bingung apa yang terjadi dengan diriku...


" Fina...Finaa... Ada apa... " teriak Rafina masih penasaran dengan apa yang terjadi


Tapi aku tak memperdulikannya dan mendekati Laki-laki yang sudah menantiku....


" Apa ada masalah ..." ucap Alex padaku


" Tidak tuan.... " balasku


" kalau kau tak enak badan kau istirahat saja... Aku tak ingin terjadi hal yang buruk pada kandunganmu...." ucap Tuanku kembali


" aku tidak apa-apa ... Kita akan berangkat sekarang kan...." ucapku


" berjanji untuk tidak memaksakan diri ... Kau bisa mundur kapanpun jika sesuatu terjadi pada perut mu...." lanjutku


" Baiklah tuanku... Aku juga tak mungkin memaksa hal buruk terjadi pada calon bayi ku... " ucapku coba menenangkan hatinya ... Meskipun hatiku semakin cemas ....


****
Pov Alex​
Skuad akhirnya lengkap dengan kehadiran Fina ... Meskipun ada hal yang disembunyikan olehnya .... Tapi yang bisa kulakukan saat ini adalah mempercayainya .... Karena tak ada waktu lagi untuk menanyakan hal itu pada saat ini....


Kami meluncur dengan 5 mobil menuju ke Sky Gold milik Harun ... Setelah kehancuran Griya Gold dia memindahkan segala aktivitasnya pada gedung pencakar langit yang berdiri megah diantara kota kecil kami... Secara hitung-hitungan kekuatanku dan Harun sekarang berimbang ... Kehilangan banyak kekuatan mereka akibat aku mengunakan Kekuatan Souleater Bear.... Setelah melakukan perjalanan membelah hutan ... Kami tiba di hutan sebelah timur dari Sky Gold milik Harun... Dan waktu untuk kami beraksi pun akan segera dimulai ... Semua wajah para wanitaku tanpa tegang ... Tak ada senyuman manis yang biasa kulihat....


" Apa rencana kita Alex... " ucap Munir mendekatiku


" Paman aku ingin kau berada digaris paling belakang bersama Agung... " ucapku


" kenapa aku harus berada di garis belakang ..." lanjutnya memprotes permintaan ku


" kau tahu ini perangku paman .... Dan aku ingin kau melindungi semua wanitaku .... Dengan kekuatan worm Hole milikmu untuk memindahkan yang terluka ke rumah utama ..." ucapku lagi


" Alex .... Baiklah jika itu kemauanmu aku akan menjadi seperti yang kau perintahkan.... " ucap Munir menyetujuinya permintaanku terhadapnya meskipun ini akan melukai semangat perang nya tapi seperti dia sadar apa yang kuinginkan ....


" Alex aku akan kembali berhadapan dengan Joker " ucap Edi penuh ambisi


" Tidak Edi ... tugasmu kali ini membebaskan Liana ...." ucapku


" Lalu siapa yang kau perintahkan untuk melawan Joker... Apa maksud mereka...." ucap Edi melihat kearah Hera dan yang lain...


" Joker akan tetap jadi milik mu tapi untuk saat ini aku memberikan prioritas untukmu ... Agar bisa menyelamatkan Liana secepat mungkin..." jelasku


" Tapi apa mereka mampu menghentikan Joker...." ucap Edi lagi


" Aku percaya pada mereka lebih dari yang kau tahu...." lanjutku


" Baiklah .... Tapi jangan salahkan aku jika ada yang terluka dari para wanita tangguhmu itu..." ancam Edi


" haha... Kau terlalu menganggap remeh para wanitaku...." ucap Ku tertawa


" tuan kami semua sudah siap ..." ucap Neti padaku


" baiklah berkumpul disini.... " perintahku kepada seluruh wanitaku termasuk Rico untuk mendekatiku....


" apa tugas kami tuanku...." ucap Hera bersemangat seakan dia tak takut dengan apa yang sudah menantinya....


" buka jalan untuk edi... Dan ingat saling melindungi jangan sampai ada yang terluka...." ucapku


" Kami akan melakukan yang terbaik..." ucap Tia....


" Baiklah kita serang sekarang ..." teriakku memimpin berlari paling depan .... Setelah Agung sudah mengambil posisi terbaiknya....


Beberapa penjaga didepan pintu gerbang langsung ku hadiahi timah panas di kepalanya ... Terkejut akan serangan dadakan kami para penjaga Goldrich Company tercerai berai memudahkan aku dan Edi langsung menyerang dengan pisau kami... Sedangkan di bagian atas pagar satu-persatu musuh kami jatuh setelah dengan lihai Agung membunuh mereka dari jarak jauh...


" Pure Fire Ball" teriak Tia menyerang gerbang baja itu ... Dengan bola Api dari Rage Bear miliknya ... Sontak membuat pagar itu hancur lebur tanpa sisa....


Regu serang dari Goldrich Company tiba mereka menghujani kami dengan senjata taktis milik mereka .... Tanpa ampun mereka terus memberondongi kami dengan ratusan peluru.... Serangan mereka terhenti setelah Edi melempatkan bom tepat di tengah kelompok mereka .... Ledakan membuat regu itu terpental dengan pakaian bersenjata lengkap mereka... Sedangkan keadaan kami semua baik-baik saja berkat Berrier wall yang di ciptakan oleh Jia dari Berrier Bear miliknya...


" Sekarang giliran kita unjuk gigi .." ucap Hera maju dengan cepat bersama Neti kearah para regu serangan yang masih bubar akibat ledakan Edi....


" Claws Wingbeast white Tiger... " ucap Neti merobek tubuh dua penjaga sekaligus dengan cakar putih yang ada di tangannya... Lalu diikuti tendangan memutar yang membuat tubuh penjaga yang baru saja berdiri dari ledakan terpental cukup jauh....


Pasukan pertahan kembali datang dengan tameng besar dan Full helm mulai menembakan senjatanya kearah Neti yang baru selesai menyerang tiga penjaga... Tak sempat menghindar tapi gerakan secepat kilat Rico mampu menyelamatkannya....


" Kau kuat kakak... Tapi ini perang ..." ucap Rico mengendong Neti dengan kecepatan dari Speed Tiger miliknya...


" Maafkan aku Rico... Aku akan lebih berhati-hati... " ucapnya tersenyum....


Kali ini Hera dengan cepat bergerak menuju kumpulan pasukan pertahan .... Dengan gerakan indahnya dia menghindari serangan dan terus memangkas jarak serangnya ... Karena tipe Makhluk mistis milik Hera adalah jarak dekat membuatnya sangat berbahaya jika berada di jarak serangnya....


Delapan Penjaga full perlengkapan itu membentuk formasi pertahanan dengan tameng Baja mereka mengepung pergerakan Hera... Tapi itu suatu kebodohan karena itu yang diinginkan oleh Hera....


" Infinite thousand Power Punch" ucap Hera memukul secepat kilat dengan kekuatan maha dahsyat nya memberikan pukulan ke delapan penjaga itu ... Membuat mereka terpental dari posisi mereka .... Berada di udara membuat Yurika bergerak maju kedepanku ....


" terima kasih Hera ... Mereka mangsaku sekarang... Emperor Beast Lion .... Hyper shoot Emperor... " ucap Yurika mengumpulkan sejumlah kekuatannya di kedua tangan nya dan menyerang pasukan pertahanan yang masih terbang di udara... Dan seketika itu pula sinar itu menghilang keberadaan mereka....


Tapi ini belum berakhir serangan selanjutnya tiba... Kali ini sekelompok pasukan menyerang serentak dari beranda lantai dua Sky Gold ... Dengan senjata model Mesin mereka coba menyerang kami secara acak... Tapi Alma dengan santai maju


" Wall Gem ..." ucap Alma mengunakan kekuatan spesial Enzimund Beast Lion dengan membuat dinding kristal yang menghalangi semua peluru...


" Meteor bless.... " teriak Henny menyerang dengan serangan yang mampu menghancurkan beranda dalam sekali serangan....


" bakarlah semua musuhmu Rage Bear... Burning Flame...." ucap Tia membakar seluruh prajurit yang terjatuh dari beranda....


Bahu membahu semua wanitaku mengeluarkan kekuatan besar mereka...


" Alex apa kah ini benar-benar budakmu..." ucap Edi yang benar-benar kagum akan kemampuan para wanitaku yang dengan gagah berani menyerang tanpa ampun....


" Hahaa... Jangan sombong dengan perkembanganmu ... Para wanitaku juga sudah meningkatkan kemampuan mereka ... Itulah Seven Slave ku..." ucapku tersenyum menjawab pertanyaan dari saudaraku


" Kalau begitu aku pergi dulu... " ucap Edi


Berlari menuju kedalam Sky Gold .... Meskipun masih ada yang coba menghalanginya tapi apa daya menghadapi si penyiksa kejam seperti Edi... Dia mengunakan kekuatan Torturer Bear dengan efektif... Memunculkan rantai besi yang mengikat kedua tangan dan kaki penjaga yang menghalangi lalu dengan kejam menarik rantai hingga semua bagian tubuh yang terikat itu terlepas dari tubuhnya....


# di suatu Ruangan​


Seseorang menatap tajam kedepan gerbang Rumahnya yang porakporanda akibat seranganku....


" Tuan mereka sudah membunuh semua penjaga kita di bawah...." ucap wanita bertubuh Gempal...


" biarkan saja mereka hanya sampah... " ucap Joker...


" Apa kita harus turun sekarang ...." ucap Pria tinggi yang mengunakan topeng Rubah


" Alex akhirnya waktu kita tiba.... Semuanya saatnya kita bersenang-senang dan saatnya untuk memiliki kekuatan yang absolut ...." teriak Harun dan langsung menabrak Jendela kaca didepannya dan langsung melompat dari lantai 15 ....


# kembali keposisi kami​


Ku dekati Tia setelah aku mengetahui kehadiran Harun yang akan tiba sesaat lagi...
" Tia lindungi Fina ... Seperti telah terjadi sesuatu padanya ...jika situasi semakin tak terkendali pergilah dari sini bawa semua nya...." bisikku... Aku menyadari sesuatu terjadi pada Fina tapi aku tak sempat untuk menganalisa apa yang terjadi padanya ... Karena aku terpaku dengan kemunculan pria yang selalu ingin ku habisi dalam hidup ... Pria yang menghancurkan segala kebahagianku....


Harun muncul dengan ketiga prajurit termasuk Joker tapi aku tak mengenal keduannya....tapi dari aura yang kurasakan mereka berdua sangat kuat....


" Kalian semua berhati-hati lah ..." ucapku pada Hera dan yang lain


" Hera aku memilih Wanita itu menjadi lawanku..." ucap Yurika


" Aku akan memilih pria tinggi itu ...." ucap Hera


" Kalau begitu aku yang akan menghabisi Joker ..." ucap Neti....


Tapi saat semua siap muncul lebih dari 50 orang yang mengunakan banyak senjata baik senjata Api maupun senjata Tajam... Dan mereka penguna pil Dewa ....


" Henny jangan terlalu memaksakan diri..." ucap Alma


" Kau juga Alma ... " ucap Henny memberi dukungan


" Jia bantu aku dan Ibumu Fina ...." ucap Tia segera membentuk tim untuk menyokong serangan Yang lain....


" Aku harus menghemat penggunaan serangan Time Bear ku.... Berkat bantuan Adfa aku masih bisa mengunakan 8 kali serangan Dari Time Bear meskipun saat ini Makhluk Mistis ku sudah tak ada lagi dalam diriku... Tapi aku tak boleh membuat yang lain khawatir tentang itu...." gumam Fina sambil mengikuti intruksi dari Tia


Perang pun dimulai dengan serangan dari kelima puluh anak Buah terkuat Goldrich Company


" Infinite Bear, Emperor Beast Lion , Wingbeast white Tiger On... " teriak ketiga wanitaku mengaktifkan kekuatan mereka .... Dan bergerak berpencar untuk menghadapi setiap musuh...

Dimulai dari Neti yang di mulai diserang oleh beberapa orang yang memiliki kecepatan yang luarbiasa .... Mereka mengepung dari segala arah... Dan menyerang secara bersamaan.... Tapi dengan cepat Neti menghindar dengan mengunakan bantuan sayap ilusi dari Makhluk mistis nya ... Dan menyerang mereka dengan serangan cepat Wingbeast white Tiger miliknya ... Serangan kuku tajamnya Merobek tubuh lawannya.... Melepaskan kepala dari lehernya ... Menebas beberapa kaki hingga terpisah.... Dan di akhiri tembakan dari pistol Revolver miliknya untuk mengakhiri hidup dari para penyerangnya....


Dan berlari menuju Joker yang tersenyum dengan penuh keangkuhan.... Kecepatan Neti bertambah setelah mendekati Joker dan bergerak cepat untuk menyerang langsung Joker dari titik butanya.... Dengan cakar Makhluk mistis nya..... Tapi Joker dengan satu tangannya menghentikan serangan dari Neti.... Lalu dengan cepat mengayunkan kakinya hingga Neti terpental menabrak sebuah Mobil yang terparkir tak jauh dari lokasi serangan ....


" Kau cepat dan Kau kuat... Tapi gerakanmu itu mudah terbaca olehku perempuan lemah...." ucap Joker menunjukkan kekuatannya...


" Neti ....." teriak Fina khawatir setelah melihat Neti terbentur keras ke mobil ... Hingga kondisi mobil itu hancur....

" ku hancurkan Kau Joker...." teriak Alma melemparkan Tombak Kristal kearah Joker....


Tapi Joker mampu menghindar dengan melompat dan berputar.... Alma kurang cepat sepersekian detik untuk mengenai Joker....


" kurang Ajar ... Kekuatan dari Wanita jalang itu sekarang berpindah dengan wanita ini... Tapi kau harus tahu ... Kalau Makhluk Mistis mu hanya makhluk mistis tipe jarak Menengah... Dan Aku adalah tipe jarak Dekat... " Ucap Joker dengan sangat cepat berlari mendekati Alma...dan menggunakan golok yang disimpan di belakang tubuhnya...


" Mati satu .... " ucap Joker kembali mengayun goloknya... Langsung mengincar kepala Alma yang tampak kaget dengan gerakan cepat yang dibuat Joker


" aaaaakkkkggg.... " Teriak Alma menutup matanya....


" Claws White..." teriak Neti menghentikan Serangan Joker yang ingin menghabisi Alma... Hingga golok yang digunakan Joker Hancur... Bahkan serangan Neti membuat luka di tangan Joker hingga bercucuran Darah....


" Hahaha... Hebat sekali lonte Alex bisa membuatku bersemangat... " ucap Joker tersenyum melihat tangannya
Model : Indri Velissa
" Alma kau harus berhati-hati.... " ucap Neti memegang tangan Alma untuk menyadarkannya dari rasa takutnya....


" Maafkan kecerobohan ku Net.... Kau tidak Apa-apa... " tanya balik Alma melihat pakaian Neti sedikit berantakan....


" Aku baik-baik saja... Aku Wanita terkuat... Alma bantu aku merobohkan pria kuat ini...." ucap Neti


" Baiklah... Aku akan jadi Support duelmu..." ucap Alma yang masih tampak pucat setelah serangan menakutkan Joker...

Disisi lain Yurika baru saja menghancurkan prajurit yang menghalanginya ... Dengan cukup kesulitan selain tipe Makhluk mistis adalah tipe jarak jauh dan membutuhkan waktu untuk melakukan serangan ... Membuatnya kesulitan saat beberapa Prajurit kuat Keluarga Goldrich Company menyerangnya secara bersama....


Tapi Emperor Beast Lion adalah Makhluk mistis bertipe SSS ... Jadi serangannya sangat mematikan ... Setelah menghabisi banyak tenaga untuk mengalahkan para penyerangnya dengan serangan ledakan Amarah milik Yurika...


Akhirnya dia berhadapan dengan wanita yang memilik tubuh Gempal atau bisa dibilang sangat montok ini....


" Kau lama sekali Sampah...." ucap wanita montok itu menghina Yurika...


" Sebaiknya kau berdoa untuk keselamatanmu..." ucap Yurika yang terlihat masih mencoba mengatur nafasnya


" Goddest Aprodite " ucap Wanita montok itu mengaktifkan kekuatan Dewa dalam dirinya membuat tubuh bersinar... Dan dia mengeluarkan senjata suci yang berupa Panah...


" Huu... Aku tak salah pilih kita punya tipe yang sama ...." ucap Yurika melihat senjata milik wanita yang akan jadi lawannya....


" jangan sama kan aku dengan makhluk hina seperti mu... Kami adalah manusia Terhormat... " balas Wanita itu


" Bolehkan aku mengetahui nama dari Wanita Terhormat didepanku...." ucap Yurika merendahkan dirinya
" Namaku Milka dan aku akan membalaskan dendam dari Ayahku yang telah terbunuh oleh kalian Makhluk liar.... " ucap Milka yang memberi tahu identitas nya ... Ayah tewas saat berusaha melindungi Griya Gold dari serangan Souleater Bear beberapa waktu yang lalu


" Emperor Beast Lion kau masih memiliki banyak tenaga " bisik Yurika


" Kau tenang saja ... Aku punya kekuatan unlimited... Tapi jangan memaksakan diri..." ucap Emperor Beast Lion


Lalu Milka tanpa aba-aba mulai menyerang Yurika....


" Aprodite Arrows..." teriaknya mulai menyerang busur panah cahaya....


Dan Yurika mulai menghindari setiap serangan... Yang memiliki kecepatan cahaya ... Tapi panah Aprodite sangat cepat dan semakin banyak membuat Yurika mulai kualahan... Bahkan Yurika tak sempat untuk melakukan serangan Balik.... Beberapa panah mulai melukai Yurika ... Merobek beberapa bagian di pakaiannya dan darah mulai mengalir....


Tapi Milka tak menghentikan serangan bertubi-tubi meskipun telah melihat Yurika kualahan dengan banyak luka di tubuhnya... Bagian Kaki Yurika terluka hingga gerakannya berhenti.... Dengan Sigap Henny melompat dan membantu Yurika yang mulai terluka....

" Defend Meteor Bear " ucap Henny mengeluarkan tembok pertahan miliknya....


" Akan ku habisi kalian... Elementary light Arrows... " ucap Milka mengunakan tiga anak panah sekalingus dan menghantam keras pertahanan Henny... Tapi pertahanan Meteor Bear cukup kuat ... Tapi dengan durasi serang yang terus menerus .... Stamina dari Henny mulai terkuras...


" Henny kau bisa bertahan sebentar lagi aku akan melakukan serangan besarku padanya ... Tapi aku butuh waktu... " ucap Yurika


" Lakukan sesukamu tapi cepat aku belum terbiasa dengan pertarungan ... Staminaku hampir di batas maksimal ku..." bisik Henny dengam keringat mengalir deras di tubuh... Membuat basah tubuhnya ... Memperlihatkan bentuk asli tubuh Henny yang mengiurkan...


Yurika mulai berkonsetrasi penuh dengan kekuatan brsar Emperor Beast Lion miliknya...tetapi Milka terus berusaha menghancurkan pertahanan milik Henny yang mulai semakin melemah....


" Apa wanita itu tak memiliki batas kelelahan ..." ujar Henny yang terus bertahan tanpa henti...


Sampai akhir pertahan itu hancur .... Oleh serangan Milka....


" Inilah akhir kalian berdua....Elementary light Arrows " ucapnya sekali lagi mengunakan hujan Panahnya....


" Yurika dan Henny dalam masalah ....." teriak Tia

" Ibu serahkan ini padaku...." ujar Jia bergerak...


" Jia kau mau kemana ... Kau bisa mengunakan kekuatan dari sini ..." teriak Tia


" Tenang saja ibu aku akan tunjukkan bahwa aku putri Alex si Monster... " teriak Jia


" Queen Snake Slayer on..." ucap Jia sambil berlari menuju kedua Ibunya....


" Hisst... Akhir waktu ku tiba untuk tunjukkan kekuatan ku...." ucap Queen Snake Slayer


" Berrier Bear on.... " ucap Jia juga mengaktifkan Mode Beruangnya....


" nyonya ... Biarkan aku saja yang beraksi ... Gunakan panahku untuk menghabisinya..." ucap Queen Snake Slayer mengubah dirinya menjadi Panah....


" baiklah .... Ratu ular ... Tapi sebelum itu Berrier proteksi.... " ucap Jia melindungi kedua ibunya yang sudah terluka....


" Datang lagi tapi percuma kalian akan kuhabisi semua .... Aprodite Arrows Attack..." ucap Milka menyerang membabi buta....


Tapi pertahanan Dari Berrier Bear tak tergoyahkan....


" Kau hebat juga beruang kecil.... Tapi jangan pernah berpikir untuk mencintaiku karena kau dan Aku berbeda.... Nyonya sekarang saatnya tunjukkan kekuatan kita...." ucap Queen Snake Slayer


" kalian tidak usah bertengkar ... Kita akan mengalahkannya secara bersama..." ucap Jia menarik busur panahnya....


" Poison bow Snake..." ucap Jia sambil melepas panah nya kepada Milka...


Karena terlalu asik menyerang Panah jia mengenai lengan kanan dari Milka ...


" Aakhhhhhhhh... " teriaknya... Ketika tangannya tertusuk panah beracun dari Jia....


" Jia minggir.... Aku akan menghancurkan nya..." teriak Yurika sudah dapat mengunakan kekuatan pamungkasnya....


" Baik Bu. . . sebelum itu Paralyzed Bow...." ucap Jia menembakkan anak panahnya yang berbentuk ular yang mengigit kaki Milka yang sudah tak bisa menghindar....


" Giga Ultra Emperor Beast " teriak Yurika mengunakan kekuatan penuhnya... Untuk menyerang Milka ....


Tapi ada yang Aneh pada Milka yang tak bisa bergerak... Ini karena serangan Jia membuatnya tak mampu bergerak menghindar dari posisinya.....


* duuuuarrrr....
Ledakan besar langsung menghantam tubuh montok Milka hingga terpental tubuhnya terluka hebat .... Tapi tidak sampai disitu ... Karena Henny segera melompat dan menyerang dengan kekuatan penuh Meteor Bear menghantam tepat di ulu Hatinya ... Membuat Milka langsung menghantam tanah dengan Keras.... Dan tak sadarkan diri ... Jika saja dia tidak mengunakan Armor Dewa nya mungkin Milka akan tewas dengan serangan dari kedua wanitaku ...

" Yurika, Henny kalian berdua mundur ..." perintah Paman Munir kepada keduanya dengan memunculkan Worm Hole di Dekat keduanya....


" Tapi paman kami masih bisa bertarung ...." ucap Yurika sambil mengatur nafasnya


" Aku juga masih bisa bertarung paman ..." ucap Henny menjawab hal yang sama namun tubuhnya tiba lemas hingga dia harus di papah oleh Rico ... Dan membawa keduanya untuj masuk ke worm Hole dengan paksa... Keadaan mereka yang sudah terluka dan banyak mengeluarkan tenaga akan berbahaya jika tetap berada di garis depan... Keduanya langsung kembali kerumah utama untuk mendapatkan perawatan Anna dan Lariza...

Kali ini pertarung terjadi lebih kejam dari pertarung sebelumnya ... Hera tampil superior saat menjatuhkan para pasukan pemakan Pil dari Goldrich Company... Dengan kekuatan dari Infinite Bear yang merupakan salah satu dari legenda empat Makhluk mistis ras beruang melegenda.... Membuat lebih dari dua puluh orang tewas akan kekuatan mengerikannya...


Kecepatan dan kelihai Hera dalam mengendalikan Makhluk mistis membuat semua serangannya menjadi efektif,.... Tinju maupun tendangannya efektif menghancur kan lawan ... Setelah semua penghalang runtuh.... Hera menatap musuh terakhir yang memiliki tubuh tinggi bak tembok besar yang siap menghalanginya... Tapi Hera tak gentar dengan perawakan tubuh calon lawannya .... Karena bagi Hera tak ada yang lebih Hebat dari diriku... Itu keyakinan yang selalu di pegang oleh Hera....


" Jadi Kau yang bernama Hera ...." ucap Pria itu


" Ya Aku adalah Hera.... " jawabnya lantang


" Aku akan segera membunuhmu ... Karena coba melukai sepupu cantikku Liana.... " ucap itu mengaktifkan Armor Dewa nya.... Yaitu Gods Hercules dengan Senjata Perisai dan Cambuk....


" Hera kau harus berhati-hati.... " perintah Infinite Bear


" Tentu seperti pria itu cukup kuat....belum lagi armor mengerikan miliknya...." ucap Hera coba menganalisa dan mencari titik lemahnya....


" Tapi gerakanmu lebih cepat darinya .... Jadi gunakan kecepatan dan pewaktuan yang tepat...." ucap Infinite Bear


laki tinggi itu bernama Jonsen ... Dia langsung menyerang Hera dengan maju dan menayunkan cambuk saktinya kearah Hera.... Tapi seperti analisa dari Infinite Bear gerakan pria itu bisa di baca dan gerakan sedikit lambat .... Membuat Hera dengan tubuh langsingnya dia menghindar bergerak memutar dengan cepat lalu mengarah ke arah Belakang Jonsen dan menyerangnya sebelum Jonsen memutar badannya...


" Infinite Punch dan Kick Infinite... " ucap Hera mengunakan serangan Kombinasi cepatnya... Langsung kearah tubuh Jonsen yang tak terlindungi oleh gerakan Jonsen yang lambat....


* Bruuuk... Bruuuk...
Tinjuan dan tendangan keras tepat mengenai dada dari Jonsen yang baru memutar tubuhnya tapi ada yang aneh karena Jonsen tak mengerang kesakitan atau bergeser dari posisi ... Melainkan tetap kokoh seakan tak terkena serangan apapun....


" Hahahaa... Serangan tak akan berpengaruh pada Armor Namea Lionku...." ucap Jonsen mengejek seranganku...


" masih belum ..." teriak Hera kembali maju menyerang tapi kali ini tinjunya terhalang dengan tameng besar .... Lali Jonsen


" Shield Medusa...." teriaknya ... Perisai yang menangkis serangan Hera tiba mengeluarkan cahaya serang yang membuat Hera terpental dan tubuhnya terluka serta pakaiannya robek di beberapa bagian membuat Branya terlihat akibat serang balik Jonsen....


" Nyonya kau terluka ... Sebaiknya kita mundur untuk saat ini ...." ucap Infinite Bear


" itu akan memalukan buatku ... Dan dirimu... Seorang panglima kuat dari Ras Beruang mundur karena Puppetnya terlalu lemah seperti ku... Aku akan terus bertarung hingga tubuhku tak bisa bergerak lagi...." ucap Hera sambil menghapus darah yang mengalir kekeningnya ....


" Nyonya kau memang luarbiasa ... Hanya kau orang selain Tuan Alex yang mampu mengontrol kekuatanku hingga 15% kekuatan asliku... Jika aku menyalurkan kekuatan lebih dari ini tubuh nyonya tak seperti Tuanku Alex yang punya daya tahan sangat baik...." gumam Infinite Bear...


Tiba cambuk Jonsen melilit leher Hera ...membuat lehernya tercekik...


" Mati lah kau wanita Jalang...." teriak Jonsen memperkuat lilitan cambuk di leher Hera....



" Hera ... Flame pure ..." teriak Tia melemparkan beberapa serangan Apinya ke arah Jonsen yang tak menghindar dengan santai menahan api dari Tia dengan perisai Medusa miliknya....


Kesombongan Jonsen membuat dia tak tahu kalau Api dari Tia terus membakar Perisainya... Membuat perisai itu mendidih dan menghancurkan perisai itu ....


" Apa yang terjadi pada api itu kenapa dia tak bisa padamkan... Wanita itu berbahaya di harus di habisi terlebih dahulu...." ucap Jonsen merasakan tangannya terbakar... Dan menyerang langsung Tia....
" Tia Awas.... Akselerasi Waktu melambat lah...." ucap Fina membuat gerakan Jonsen melambat ... Fina telang mengunci kekuatan time Bear pada dirinya ... Teknik yang dipelajari dari Adfa ... Membuatnya dapat mengunakan kekuatan Time Bear delapan kali meskipun Time Bear saat ini tak berada dalam dirinya lagi.... Dan serangan pada Jonsen adalah teknik pertama nya masih tersisa tujuh serang lagi .... Itu yang harus digunakan oleh Fina secara efektif untuk membantu wanita lainku.... Karena keterbatasan nya dia harus benar-benar mencari moment tepat untuk mengeluarkan jurusnya...


" Matikan .... Five Pure Fire Ball.... " teriak Tia melemparkan kelima tipe api miliknya.... Membuat tubuh Jonsen terbakar tanpa bisa terhindar dari serangan jarak dekat dari Tia itu


" Aaakhhhhh.... Wanita jalang Kurang ajar..." ucap Jonsen melepas baju Jirah Nemeanya yang terbakar.....


" Hera .... Dengarkan aku ... Kita harus cepat mengalahkan pria itu .... Apa kau masih bisa bergerak dengan efektif.... " ucap Fina berbicara mengunakan Alat bantu komunikasinya


" Aku hanya terluka sedikit Fina aku masih bisa bergerak bebas...." ucap Hera kembali mengatur nafasnya....


" Nyonya jangan memaksakan dirimu.... " ucap Infinite Bear khawatir pada Hera


" tenang saja .... Aku masih bisa bergerak .... pinjamkan kekuatanmu lagi Infinite Bear.... " ucap Hera kembali bangun dari posisi nya


" Baiklah ...aku akan memberikan kekuatan yang lebih banyak padamu ....." ucap Infinite Bear menyalurkan tenaga lebih kuat Pada Hera....


" Hera , Kak Tia .... Aku ingin menyerang dengan kombinasi kalian berdua ...." ucap Fina ....


" Aku siap Fina " ucap Tia


" aku akan memulai serangan nya..." ucap Hera menyerang langsung ....


" Gada Cancer ... " ucap Jonsen memunculkan senjata nya yang berbentuk Gada dengan Capit kepiting diatasnya ....

Hera dan Jonsen pun mulai baku hantam .... Saling menyerang dan bertahan.... Aliran tenaga dari Infinite Bear membuat kekuatan Hera menjadi dua kali lipat lebih hebat... Tapi tuhuh Hera semakin terbebani... Tapi serangan ini terus di perhatikan Oleh Tia dan Fina yang bersiap diposisinya....


Saat Ayunan Gada coba menyerang Hera ... Fina mengunakan kekuatan dari Time Bear sekali lagi untuk memperlambat gerak Jonsen .... Membuat tendangan Keras Hera membuat Gada Terpental ... Kehilangan kesimbangan membuat pertahanan dari Jonsen terbuka .... Sekali lagi Fina mengunakan kekuatan akselerasi Waktunya untuk mempercepat gerakan Hera kali ini ....


" Thousand Punch Infinite.... " ucap Hera yang berdiri tepat didepan Jonsen dengan bantuan Akselerasi dari Fina ... Hera dengan keras dan cepat mulai meninju perut Jonsen ... Jonsen yang tak memiliki Jirah lagi terkena serangan Mutlak dari Hera... Pukulan terus masuk hingga perut Jonsen terus terkena serangan beruntun .... Darah segar mulai mengalir dari mulut Jonsen....


Setelah Serangan Jonsen sudah hampir kehilangan kesadarannya ... Hera benar-benar memberikan dampak besar pada tubuh Jonsen...


" terbakarlah .... Five Fire Power burning" teriak Tia mencoba mengakhiri pertarungan ...


Dan benar saja Tia mengakhiri semuanya ... Dia membakar habis Jonsen hingga tak ada sisa apapun dari keberadaan Jonsen.... Menghilang bersama api yang membakarnya....


" Kak Tia kau tak Apa-apa... " ucap Fina memapah Tia yang tampak kelelahan....


" Aku baik-baik saja ...." ucap Tia


" kak Tia ... Sebaiknya kau mundur bersama Fina... Aku akan membantu Neti..." ucap Hera berjalan mendekati Fina dan Tia...


" Hera kau terluka..." ucap Tia


" hanya sedikit kak ... Ini karena aku terlalu bersemangat.... " ucapnya
Berpindah ke Neti yang sekarang tampak kesulitan menghadapi kekuatan dari Joker dengan makhluk mistis Three beast Lion miliknya.... Bahkan Neti makin terdesak dengan gempuran dari Joker .... Pengalaman dalam pertarungan membuat Joker mampu menghentikan serangan Neti.... Alma juga terus terkikis staminanya karena terus melindungi Neti dari serangan membabi buta Joker ...


Meskipun kombinasi dari keduanya tampak selaras tapi belum cukup menghentikan super powernya Joker ... Keduanya makin terdesak ... Bahkan Neti Hampir terbunuh dengan serangan joker ... Untung saja kekuatan Berrier Bear dari Jia menghentikan serangan Joker....


" Jadi bertambah lagi sampah yang harus ku hancurkan..." teriak Joker tertawa menikmati perperangan...


" Hahhh... Hahh.. Jia hati-hati dia monster ..." ucap Alma yang sudah kehabisan tenaga nya...


" ibu ... Sebaiknya kau mundur .... Serahkan ini padaku...." ucap Jia


" akhhh ... Aku harus bisa mengalahkannya" teriak Neti kesal akan kekalahannya ... Darah mengalir dari beberapa bagian tubuhnya...


" Kalian berdua harus mundur ..." ucap Rico membantu keduanya untuk memasuki Worm Hole milik Paman Munir....
" Hai anak kecil kau tak akan bisa mengalahkanku dengan Monster lemahmu itu..." ejek Joker melihat Jia hanya seorang diri...


" Dia tak sendiri ..." teriak Hera muncul


" Hera aku hanya bisa melakukan sampai sini tolong lanjutkam seranganku... Dan berhati-hati... " ucap Neti


" Tentu aku akan membalasmu kekalahan mu ..." lanjut Tia juga muncul bersama Fina


" Sungguh memalukan kalah seperti ini...." lanjut Alma


" kalian sudah sangat luarbiasa ... Tuan akan bangga dengan prestasi kalian ..." lanjut Fina melihat keduanya di bawa oleh Rico .....


" Fina apa rencana kita ...." ucap Hera


" Aku kira kenapa kita tak melakukan hal yang sama .... Seperti yang kita lakukan pada pria tinggi tadi..." lanjut Fina... Dia berpikir dia sudah mengunakan tiga kali kekuatan Time Bear berarti masih ada lima serangan lagi ...


" Jia kau bisa lindungi kami ....." ucap Hera


" Ibu.... Aku juga akan memperlihatkan kekuatanku yang lain..." ucap Jia


" Bagus tunjukkan padaku...." lanjut Tia


" Joker kau harus waspada aku merasakan aura yang bahkan leboh kuat dari dua Makhluk mistis yang kita lawan tadi...." ucap Three beast Lion


" Aku bisa mengalahkan mereka dalam sekali serang ... Pertama adalah wanita yang mengunakan pertahanan itu dulu... Baru aku bisa dengan mudah menghabisi mereka semua.... " ucap Joker menyiapkan serangannya dengan mengunakan pedang berbentuk Taring bermata tiga.... Tapi Hera menghalanginya dengan kekuatan hantaman dari Infinite Bear.... Kedua bertarung seimbang membuat Joker terkejut akan kekuatan dari Hera yang cukup menarik...


Membuat joker lengah akan pergerakan dari Jia yang sudah melakukan pergerakan untuk posisi terbaik dia melepaskan serangan...


" Poison Bow ..." ucap Jia melepaskan anak panahnya yang meluncur lurus tepat mengenai lutut dari Joker..


" Akh Siaal... " Teriak Joker yang mengetahui panah itu beracun.. Tapi dia terlambat menyadari karena Jia sudah melepaskan panah keempatnya kali ini dan semuanya tak mampu di hindari olehnya menancap dilengan kanan dan kiri lalu punggung sebelah kanan....membuat gerak gesit joker melambat... Lalu efek Paralyzed membuat nya tak bisa bergerak....


" Jia kau Luar biasa..." ucap Hera memuji anaknya yang membuat Joker lumpuh sesaat....


" Hera sekarang saatnya Akselerasi waktu... " ucap Fina kembali mempercepat gerakan Hera seperti yang dia lakukan saat mengalahkan Jonsen...


" rasakan ini Joker.... Kau terlalu menganggap remeh kami... Thousand Punch Infinite Power... " ucap Hera menghajar Joker yang tak mampu membendung serangan tinju secepat kilat akibat efek dari time Bear...


Joker benar dihajar Kali ini oleh pukulan cepat Hera membuatnya terlempar keudara... Dan saat itu Tia mengeluarkan seluruh kekuatan tersisanya untuk mengalahkan Joker... Dan Jia bersiap melakukan serangan Barunya...


" Five dynamite Fire.... " ucap Tia mengeluarkan kekuatan api yang lebih besar dari sebelumnya... Dan mulai menabrak tubuh Joker...


" Prison Berrier..." teriak Jia membuat berrier di sekitar tubuh joker... Membuat serangan api dari Tia meledak didalam berrier tersebut.... Tubuh Joker terbakar Hebat....


" Hebat Jia .." ucap Fina ....


" Apa kita berhasil bu...." ucap Jia pada Tia...


" mungkin saja kita berhasil.... " balas Tia yang bersadar pada anaknya....


Lalu Rico tiba dan membawa Tia dan Jia ke lubang Worm Hole untuk mendapatkan penanganan...


Munir dibuat tak berdaya melihat kerjasama dan kekuatan dari para wanitaku yabg mampu mengalahkan semua lawan nya ... Memang mereka masih kekurang stamina tapi mampu bertarung dengan orang terkuat dari Seven Wonders adalah hal yang luarbiasa .... Apalagi Joker adalah mantan dari Seven Wonders terkuat dizamannya hingga dijuluki sebagai pria Abadi...


Tapi kekuatan dari para wanitaku menyadarkan bahwa zaman telah berubah.... Dan seven Wonders hanyalah sebuah sejarah panjang dari keluargaku....


Disis lain kali ini pertarungan ku dan Harun akan segera dimulai .... Dia mengaktikam keempat monster terkuatnya....yaitu Caliber King of Lion, Crusher King of Earth Tiger , Shadow Beast Lion, dan Xillier Beast Tiger


" Hari ini akan ku buat pemakaman buatmu... Atau kau ingin menyerahkan seluruh makhluk mistis kepadaku ... Cucuku... " ucap Harun mengintimidasi diriku...


" Kau takut ... Hingga kau mengatakan hal itu...." ucap Ku membalasnya....


" kau tahu aku ini adalah yang terkuat Alex... Dan kau tak akan bisa menghentikan kekuatanku...." teriak Harun kembali....


" Lakukan yang terbaik ...." ucap Ku


" Shadow Spears .. Sword Xillier..." ucap Harun memunculkan kedua senjata terbaiknya....


" Blizzard Sword , Hazard Sword..." ucapku memuncul dua pedang andalanku dari dua Makhluk Mistisku.....


Kami pun saling serangan ... Kedua pedangku saling bertubrukkan satu sama lain menciptakan kilatan Api disetiap benturan .... Yang agak menyulitkan adalah Tombak tak terlihat Milik kakek ku dia dapat menghilang dan bergerak sesuai kemauan kakekku belum laginjumlahnya bukan hanya satu tapi ada Empat sekaligus... Itu membuatku kesulitam karena Spear itu bisa muncul dimana saja ...


" Shadow Breaaak...." teriak Harun yang membuat tombaknya bergerak cepat menyerang tanpa memberi kesempatan untuk membaca gerakannya dari tombak itu semakin kecil ... Luka di beberapa lengan dan bagian kakiku akibat Tombak milik Harun ....


" apa hanya segini kemampuan dari anak yang dikutuk akan kekuatannya .... Tunjukkan kekuatanmu Alex... Atau kau akan mati karena kelemahan mu itu...." teriak Harun memanas suasanaku...


" Aku akan menghancurkan kali ini bersiaplah ...." ucapku meningkatkan auraku... Ketingkat yang bahkan belum pernah dilihat oleh kakekku.....


Dan inilah persiapanku untuk melakukan pesta PENGHANCURAN.... Dimulai mengaktifkan Monster kembarku Hazard Bear dan Blizzard Bear dalam Mode pedang....


Dengan Duo pedang ku aku langsung menyerang Harun tapi kemampuan pedang cahaya Xillier .... Tapi aku makin beringas dan brutal menyerangnya tanpa henti...


" Shadow Breaaak ...." ucap Harun mencoba menyerang dengan Tombaknya kembali tapi kali ini kuaktifkan Berrier...


" Berrier Proteksi.... " ucapku melindung tubuhku dari serangan tombak Kakekku....


" Hand Earth Crusher ..." ucap Kakek memunculkan dua tangan dari tanah untuk meremuk pertahananku.... Kekuatan tanah yang besar dari crusher King of Earth Tiger yang merupakan raja dari Ras harimau ... Dan dulu Makhluk mistis kuat ini milik ayahku....


" Akselerasi waktu ... " Ucapku mengaktifkan kekuatan dari Makhluk mistis Time Bearku.... Membuatku mampu menghindar serangan mematikan dari penghancur itu....


" Typhoon Cloud... " ucapku mengaktifkan kekuatan Blizzard bear untuk memanipulasi cuaca menjadi Badai.... Cuaca terang itu berubah hujan deras dengan Hembusan Angin yang cukup kencang....lalu Aku langsung bergerak cepat dengan menghantamkan pedang Hazard Bear ku tapi dengan sigap kakekku menghalangi seranganku lagi kekuatan Xillier Swordnya yang terus mengeluar cahaya .... Tapi memang ini lah yang sudah kurencanakan sejal Awal...


" Storm Thunder" teriakku tiba pedang Hazard ku mengeluarkan Arus listrik yang langsung menyengat Harun membuatnya terkejut....dan beberapa detik kemudian petir besar menyengat tubuhnya.....


" Aaaakhhh.... " Keluh Kakekku setelah tubuhnya tersambar petir....


" Rain Meteor..... Flame Pure Burn...." ucapku mengunakan kekuatan kedua tanganku dengan kekuatan dari dua Makhluk Mistis milikku yaitu Meteor Bear dan Rage Bear.... Kedua serangan itu menghantam langsung tubuh Harun hingga terpental ratusan meter dari posisi ku.... Darah segar keluar dari Mulutnya..... Aku langsung bergerak Mendekatinya.... Tapi Harun sudah menyiapkan serangan terkuatnya....


" Xxx Caliber Shoot..." ucap Harun menyerang kekuatan yang maha dahsyat dengam jarak hanya beberapa meter dari posisi ku... Membuat mustahil buatku menghindar... Inilah kekuatan dari raja Ras singa milik Kakekku....


*Duuuuuauaarrrrrrrrr
Api besar dan asap hitam menggepul keudara...


" dasar Bodoh kau Alex..." ucap Kakek tersenyum...


" Aku tak akan mati semudah itu.... " teriak ku tiba-tiba muncul dan berada di kanan kakekku...


" Alexxx...." teriaknya


" Counter Attack..." ucapku memukul keras Wajahnya


* Bruaaaaaaakkkkkk....
Pukulan telak ke wajahnya membuat Harun terpental tinggi ke udara....


Aku mampu menghindari serangan karena kekuatan dari Shield Bear dan dengan kekuatan spesial dari Counter Bear aku bisa menyerang Harun dengan kekuatan yang sama seperti serangan yang dia lakukan kepadaku....


Harun yang terpental tinggi keudara... Melihat pergerakanku yang siap kembali menyerangnya lagi


" Teleport Lion... " teriaknya untuk memunculkan gerbang Teleportasi untuk menyelamatkan diri nya...


" kau ingin lari tak akan ku biarkan kau lari .... Telekinesis Bear ..." ucapku mengunci pintu Teleport yang akan digunakan Harun...


" Thousand Punch Infinite... " ucapku meninju dengan sangat cepat tubuh Harun....


" Bicycle Kick Infinite... " ucapku lagi lalu memutar tubuhku dan menendang punggung Kakeknya hingga dia terhempas ke Tanah dengan sangat keras....


" Torturer Bear ... Chain Punishment...." ucapku memunculkan Rantai yang mengikat tubuh Harun....


" Aku akhiri perang ini ....Hazard Bear .... Thunder Arrrow...." teriakku mengunakan Kekuatan Hazard Bear dengan penuh dan menghantam tubuh tak berdaya Harun....


* gleeeduuuaaar....
Petir besar maha dahsyat yang mwmbuat bumi bergetar akibat serangannya ... Lubang besar dibuat seranganku yang terakhir.... Asap masih mengepung bekas sarangan terakhir pada Kakekku


* hoss...hoss..hoss...
Staminaku benar terkuras setelah melakukan serangkai serangan .... Mungkin ini akan membuat Harun tak akan mungkin bertahan lagii


Tapi Tiba-tiba Harun terlihat dari reruntuhan


" Alex .... memang anak yang dikutuk ... Jika aku tak mengunakan kekuatan dari kedua raja ras Monsterku... Aku mungkin sudah mati... Tapi perang ini akulah pemenang nya...." ucap Harun dengan wajah yang benar-benar kelelahan... Sambil memainkan tangannya... Untuk memunculkan dua Portal Teleport... Salah satu dari dua Teleport itu adalah Liana yang mengunakan pakaian seperti daster kumuh berwarna Cokelat kusam dengan Rantai mengikat lehernya... Dan isi Portal lainnya adalah ibu dari Liana yang sudah tak memakai apapun .... Dan terlihat sangat pucat dan kurus...


Liana​
" Liana lakukan kekuatanmu itu pada Alex sekarang...." Perintah Kakek pada Liana dengan paksa sambil menarik lehernya hingga Liana terlihat tercekik..


" Aku tak akan menuruti kemauanmu ..." ucap Liana meludah kearah Kakekku...
Model : Indri Velissa
" Kau yakin tak akan melakukan Hal itu...." ucap Harun mengancam dan menekan sesuatu tombol yang ada disakunya.... Membuat Ibu Liana menjerit memohon ampunan... Leher seperti terkena listrik membuat dia meronta tanpa Henti....


" Ibu.... Kumohon hentikan....." teriak Liana


" Baik aku akan menghentikan... Tapi kau harus mengunakan jurus terhebatmu itu..." ucap Harun sambil memberi tanda kepada Liana


Liana menatapku dengan tatapan Ragu dan kosongnya ... Tapi tak ada waktu buatnya berpikir lebih lama ... Ibunya tak akan bisa menahan siksaan itu... Aku mengangguk kepadanya seakan mengizinkan Liana untuk melakukan teknik terlarang itu kepadaku.... Dan akhirnya dengan Ragu-ragu Liana mengarahkan tangannya kepadaku dengan air matanya mengalir....


" Gods Punishment santuary... " ucap Liana mengeluarkan Sinar yang sama saat aku harus kehilangan kekuatan di Griya Gold waktu itu....


Kekuatan perisai dari Berrier Bear menghilang dari tubuhku ... Dan seketika itu pula Spear Shadow menembus perutku .... Lalu Tombak kedua juga menghujam Dadaku .. Lalu gerakan tangan Kakek membuat tombak itu berputar membuat rasa sangat menyakitkan....


" Aaaaaaakkggg..... Aaaakkhh.... " rintih ku menahan dua tombak menusuk tubuhku...


" Alleeeeeeexxxxxxx..." teriak Liana melihat keadaanku....


" Hahahaaaaa..... Aku lah penguasa Mutlak ...." ucap Harun melihat kemenangannya yang sudah didepan mata....


" Aku sudah melakukan apa yang kau inginkan .... Sekarang hentikan penyiksaan mu terhadap ibuku...." pinta Liana yang melihat ibu terus meronta-ronta....


" Aku sudah tak butuh wanita itu lagi ..." ucap Harun menekan tombol dan seketika itu pula leher dari Ibu Liana terputus ....


" Ibuuuuu..... Ibuuu..... Kau biadab ... Aku akan membunuhmu...." ucap Liana berusaha melepaskan Borgolnya ....tapi satu tombol yang ditekan oleh Harun membuat Liana tak sadarkan diri.....


" Saatnya mendapatkan kekuatan terbesar dari mu Alex...." ucap Harun langsung mengincar jantungku....


Serangan cepat Harun tanpa bisa kuhindari lagi tubuhku bahkan tak bisa ku gerakan... Ini akan menjadi akhirku....


" Maafkan aku Ayah.. Ibu aku gagal.... Kakak kita akan segera bertemu ..." ucapku sambil menutup mata...


*screeeccttttt
Tangan Harun menjebol tubuh untuk mencoba mengambil jantung ku...


" Alex kau harus berjuang ...." ucap Agung tiba berada didepanku menahan serangan dari Harun...


" Agung apa yang kau lakukan...." ujarku


" Aku hanya melakukan tugas sebagai sub Hero... Kau selalu berbohong padaku kan sebenarnya ada empat tugas sub Hero bukan tiga ... Dan yang keempat adalah menjadi perisai dari Hero itu sendiri..." ucap Agung mengucapkan dengan nada lemah sambil tersenyum tampan seperti biasa... Senyuman yang membuat tubuhku terasa terbakar....


* deggg....degg...deeeg...
Jantung berdebar keras ....seluruh darahku seakan seperti air bah yang mengalir keseluruh tubuhku....


" Tuan izinkan aku mengakhiri semua rasa sakitmu... Dengan jarak Amrun ... Aku bisa membinasakannya ....." ucap Souleater Bear


" aku benci melakukan hal curang seperti itu.... Souleater Bear .... Jika kau mengaktifkan kekuatanmu bukan hanya musuhku yang kau lumat.... Tapi wanita yang kucinta, Wanita yang mengubah pandanganku, Anakku , calon keturunanku serta teman-temanku juga akan ikut musnah...." ucapku meskipun ini kesempatan terakhirku tapi aku tak ingin melakukan hal buruk seperti itu..... Mataku mulai berat dan sepertinya aku akan melakukan hibernasi yang sangat panjang sekarang.... Aku merasa tubuhku di dorong oleh Agung menuju portal hitam yang dibuat oleh pamanku....dan aku mulai kehilangan kesadaranku....


" Dasar penganggu " teriak Harun melemparkan tubuh Agung ke arah jurang ....


" Tuan ....." Teriak Hera .... Yang tiba-tiba meningkatkan kekuatannya ... Aura hitam memenuhi tubuhnya .... Kesadarannya mulai hilangan... Tubunya mulai membesar...


Tapi sebelum perubahan besar itu ... Edi dengan cepat memukul tengkuk Hera dengan keras hingga dia tak sadarkan diri....


" Semuanya ... Mundur... Kita sudah kalah dari perang ini...." teriak Edi mengambil alih komando...


Membuat Rico segera membantu Tia dan Jia untuk masuk kedalam portal yang di buat oleh paman Munir.... Tapi Fina tetap berdiri ... Lalu mengikat rambutnya yang hitam dengan ikat rambut...


" Fina ayo mundur... " Teriak Tia


" Kakak ... Aku akan menghalangi Harun ... Selamatkan Tuan ... Dan percayalah aku akan baik-baik saja ... "Ucap Fina


" apa yang kau pikirkan Fina.... " ucap Edi


" Dia akan mengejar kita semua .... Dia tak akan melepaskan tuan .... Aku akan mengalihkannya ... Karena dia juga membutuhkan aku....pergi tuan .... Tak ada waktu lagi...." ucap Fina berkata pada Edi


Akhirnya dengan berat hati Edi meninggalkan Fina sendiri di medan perang....


" Harun.... Hentikan seranganmu ... Aku adalah Fina Wanita yang kau cari ... Jadi hentikan perburuanmu pada tuanku...." teriak Fina....


" Aku sudah melihat kejadian ini berpuluh kali dalam penglihatan pada Time Bear.... Dan berapa besar usahaku untuk mengubahnya kejadiannya tetap seperti ini.... Aku tak bisa mengubah jalan ceritanya meskipun aku melakukan perubahan.... Seharusnya Arini yang ada di kamar Marosa... Bukan Kakak Safira... Tapi saat aku mengubah kakak Safira sebagai pemilik dari time Bear bukan Arini ... Justru kak Safira yang ada di kamar Marosa.... Adfa ... Apa perasaan ini yang membuatmu tersakiti saat kau tahu apa yang akan terjadi tapi tak bisa mengubahnya.... Aku akan mengikuti naluriku dan aku akan percaya dengan Alex seperti kau percaya padanya ... jadi Alex aku menunggumu ... Tolong selamatkan Aku...." gumamku saat melihat Harun mendekati untuk mengecek bahwa aku memang orang yang dia cari .... Dia tertawa saat dia tahu telah memiliki ku...
.
Tapi dia mengkhianati ku ... Dia benar-benar Makhluk rakus ... Dia telah memiliki ku tapi dia tetap menginginkan kekuatan Alex... Membuatnya tetap mengejar Alex dan yang lainnya....


" Kau sudah memiliki ku kenapa kau melakukan ini..." teriakku coba menghentikannya


" Aku ingin mendapatkan kekuatan dari Souleater Bear milik Alex...." ucap Harun mempercepat langkah untuk mengejar Munir dan yang lainnya....


# ditempat Munir​


Munir dengan membawa diriku yang terluka bergegas menuju mobil yang sengaja kami parkir diatas bukit....


" Semuanya masuk mobil..." teriak munir setelah meletakkan aku didalam mobil...


Edi , Rico, Tia dan Jia pun segera masuk kedalam mobil bersama Hera yang pingsan dan dua wanita lain yang sengaja di bawa oleh Rico....


" Paman ayo kita berangkat ...." ucap Edi


" Aku tak bisa melakukan Worm Hole lagi ... Jadi mulai dari sini kau harus mengunakan mobil ..." ucap Munir ...


" Paman kau tak masuk...." teriak Tia


" aku akan memberikan waktu sedikit waktu untuk kalian pergi ....jadi cepatlah..." ucap Munir...


" Kau masih saja egois... Staminamu sudah terkuras... Jadi biarkan kami yang melakukannya teman Lama...." ucap Billy menepuk pundak Munir...


" Lagian aku harus membalas perlakukan guru pada Anakku... Dan juga kau masih dibutuhkan untuk menyelamatkan Alex... Jadi pergilah percayalah urusan ini pada kami berdua ..." ucap Fadli


" Fadli ... Billy kalian ...." ucap Munir terkejut akan kemunculan kedua teman lamanya ....


" Ini bukan waktu untuk reuni ... Pergilah kami berdua akan menghadapi Guru...." lanjut Fadli....


" aku akan menghancurkan kalian ...." Teriak Harun....


" Guru ... Kau sudah kelewatan batas ... " ucap Billy


" jika kau memaksa untuk terus maju kami akan melawanmu sekuat tenaga...." ucap Fadli


" Wah .... Senang bertemu dengan Murid-muridku... Minggir kalian... jika kalian tidak ingin mati olehku.... " ucap Harun bersiap dengan serangan dari


" Xxcaliber destiny...." Teriak Harun coba menebas kedua mantan muridnya....


" Yellow Roar...." Ucap Bill mengerahkan kekuatan dari aungan singanya....


" Kingdom Earth .... " Ucap Fadli mengaktifkan Pertahanan terkuat dari Makhluk Mistis nya.... Berupa kastil tanah untuk menghentikan serangan dari Harun....


" Kurang ajar .... Karena pertarungan dengan Anak itu... Staminamu dikuras olehnya.. Menghadapi kedua pria mantan anak buahku ... Dan itu tak baik buatku .... Karena dia paling tahu kemampuan dan kehebatan kedua .... Jadi aku tak akan gegabah menghadangpi keduanya dengan staminaku diambang Habis.... Apalagi Joker dalam keadaan tak baik...." ucap Harun pasrah dengan kekuatannya yang sudah terkuras miliknya.... Dia harus mengikhlaskan kepergian Souleater Bear.... Tapi menurut Harun sekarang dia hanya perlu meningkatkan para makhluk mistisnya dengan kekuatan magis dari Fina


" Hari ini cukup sampai disini tapi dilain Waktu aku akan menghabisi kalian secara langsung langsung " Gertak Harun .... Sambil berpikir tentang kekuatan Hera dan Munir ... Setelah dia meningkat kemampuan semua Makhluk Mistis nya .... Dia akan memburu keduanya sebagai penganti Alex....


" Earthquake..." Teriak Harun memunculkan Gempa untuk menghancurkan segalanya sebelum akhirnya dia melarikan diri dengan portal yang di buat dari Makhluk Mistis yaitu Teleport


" Fadli apa yang kita Lakukan sekarang ..." ucap Billy


" Kau pergilah aku harus mencari Anakku dulu.... Selamatkan Alex..."ucap Fadli


" Jadi kita akan langsung berpisah saat ini.... " ucaop Billy


" Tapi pasti kita akan bertemu lagi ... Selamat jalan teman ku ...." ucap Fadli yang hanya di balas anggukan oleh oleh Billy....


Dan mobil yang membawaku terus memecah keheningan .. Melaju lebih cepat .... Tubuhku mulai dingin kehilangan suhunya membuat beberapa wanita kembali menangis ....


" Tuan kumohon bertahanlah ..." ucap Tia terus mencium keningku...


" Ibu dimana ... Ibu Fina ..." ucap Jia yang baru sadar Fina tak ikut dalam mobil kali ini....


" Dia melakukan yang terbaik dan dia pasti Baik-baik saja ...." ucap Tia memeras tanganku yang tak ada tanda bergerak....

" Ibu ayah tidak akan apa-apa kan ..." ucap Jia Panik....melihat keadaanku yang mengalami luka sangat dalam dan kedua wanita itu saling berpeluk satu sama lain .... Saling menyemangati untuk percaya tuan akan bisa melalui semua masa Kritisnya....

UNTUK BONUS BOKEP BISA KLIK TOMBOL DIBAWAH