Rahasia Dibalik Kebaikan Ibuku Part 12

Model : Vita Alvia
 

Sabtu pagi, pukul 09:12

Bu titin yang sedang bersiap-siap pergi berjualan ke pasar melihat dede sedang duduk di teras, ia melihat raut wajah dede tampak sedih, karena penasaran ia hampiri dede.

“Loh dede?? Kenapa kamu sedih begitu nak?..kok cepet pulangnya?” tanya bu titin

Dede terkejut dihampiri ibunya, ia pikir ibunya sudah pergi berjualan

“Eehh…ibu, anu…k-kuenya..” ucap dede terbata-bata

“Kenapa kuenya? Kurang enak?.. ga suka ya si elita?”

“Bukan bu…kuenya jatuh..”

“Yahh…dede..dede…” ucap bu titin kecewa

“Tapi tetap jadian kan sama elita?..”

“Ngga jadi, dede terlambat bu..”

“Maksud kamu apa?..” tanya bu titin keheranan

“Dede terlambat, Elita udah dilamar orang lain..”

“Apa??! Bukannya elita udah janjian sama kamu?..”

Jawaban dede sangat diluar dugaan bu titin, ia pikir semuanya akan berjalan lancar. Karena ia tahu elita sendiri belum mempunyai hubungan dengan siapa-siapa seperti yang diberi tahu bu kartika beberapa hari lalu.

“Gatau bu! Aku gatau!, Elita bilangnya begitu di sms, tapi nyatanya...ada mobil bagus di depan rumahnya. Pas aku tanya ke supirnya dia bilang si bos lagi ngelamar karyawannya, berati itu si elita kan bu?!..”

“Ibu ga nyangka de...yaudah kamu istirahat aja dulu, masih belum pulih kan?..”

“Tapi bu, aku masih ga rela kak elita tunangan sama orang lain..”

“Iya patah hati itu wajar, ibu juga kaget... tapi mau gimana lagi, kalo orangnya datang bawa mobil pasti orang mampu, itu udah pilihan tepat buat bu kartika & elita, lah kita kebalikannya..” ucap bu titin

“Pengorbanan dede udah besar bu, ibu masih inget kan cerita dede sama dodi selamatin kak elita dari penculik...masa iya kak elita lebih milih orang yang berada..”

“Ya...begitulah nak, kenyataan yang harus diterima.., dah ya ibu mau jualan dulu ke pasar...kasian mang yana nungguin warung lama..” ucap bu titin lalu meninggalkan dede sendiri dirumah

“i-iya bu...huftt..” dede menghela napas mengakhiri percakapannya dengan ibunya.

Karena kondisi badannya belum pulih total, dede memilih untuk tidur daripada bingung mau melakukan apa lagi. Perasaannya kini kacau. Marah dan kecewa bercampur jadi satu. Dede mencoba melupakan hal ini dengan tidur.

"Huftt..bisa gila mikirin ini terus..." ucap dede dalam hati

Sementara itu di rumah dodi dan keluarga, seorang duda berumur 37 tahun berbadan gemuk dengan tinggi 167 cm, sedang duduk rapi dengan setelan jas hitam.

Ia adalah Dimas Adiputro. Manager minimarket tempat Elita bekerja.

Bersama kedua orang tuanya, ia kemari hendak melamar karyawan favoritnya serta gadis pujaan hatinya, Elita Putri Anandita.

Semenjak cerai dari istri pertamanya 6 bulan lalu karena masalah keluarga, dimas langsung mencari istri baru untuk menambal kekosongan hatinya. Sosok kasir cantik berpostur tinggi di minimarket miliknya langsung memikat hati dimas, apalagi wanita itu masih single dan berumur 21 tahun. Calon ibu yang sangat cocok bagi keturunannya nanti.

“Terima kasih bu kartika udah menyiapkan ini semua, maaf ya udah buat repot pagi pagi masak banyak..” ucap dimas

“Sama sama mas dimas, silahkan di cicipi, maaf ya kalo kurang enak hihi...saya orangnya jarang buat kue..”

Duduk di sofa seberang kartika bersama elita, tak lupa dodi duduk di kursi bakso karena tak kebagian tempat.

Elita dan dodi masih belum tahu ada acara apa ibunya masak kue sebanyak ini dan maksud dari kedatangan pria itu bersama kedua orang tuanya. Elita malah kaget yang datang justru pak dimas, manager tempatnya bekerja. Ia pikir bakal ada acara arisan RT atau kumpul-kumpul ibu ibu setempat.

Yang lebih anehnya, pak dimas memakai setelan jas hitam yang tidak wajar dipakai kalau hanya sekedar bertamu dan kedua orang tuanya ikut masing masing membawa dua kotak yang terbungkus kertas emas. Dodi pun demikian, ia melihat ke arah kakaknya dan memberi kode dengan tangan apa maksud ini semua, Elita hanya membalas dengan gelengan kepala.

Memecah keheningan, ibu kandung dimas yang sudah lumayan berumur memulai percakapan, sebut saja bu yanti

“Bu kartika anaknya ada berapa ya..”

“Ini aja bu dua hehe, kalo kebanyakan ribet..”

“ohh haha iya, aduh ini yang ganteng siapa namanya bu..”

“Ini Dodi hermansyah bu, anak kedua saya..masih SMA..”

Dodi nyengir saja disebut ganteng, padahal kalau memang ia ganteng pasti dodi sudah berpacaran, namun kenyataannya tidak ada anak perempuan yang tertarik padanya. Justru ibunya sendiri yang kini jadi pacar atau lebih tepatnya pemuas nafsunya.

“Oh iya..ganteng kamu, mirip bintang iklan..”

“Ahaha ibu bisa aja..emang mirip siapa bu si dodi kira kira?..” tanya kartika

“Mirip....uhmmm..”

“Mirip bintang iklan obat cacingan, dia yang jadi cacingnya..” canda elita memotong percakapan

Seketika seisi ruang tamu tertawa karena candaan elita, kecuali dodi yang memasang wajah manyun. Ingin sekali ia menghajar kakaknya setelah acara ini.

“Oh ini ya yang namanya Elita bu kartika?..., aduh cantiknya...ga salah dimas milih kamu nak..” ucap bu yanti memuji

“Iya bu hehe, faktor keturunan hihi..” ucap kartika

Elita mendadak bingung, apa maksudnya ‘ga salah dimas milih kamu’ itu.

“M-maaf...ibu maksudnya apa ya tadi, apa saya ga salah dengar..” tanya elita

“Loh kamu belum tahu elita?..” balas bu yanti

“I-iya maksudnya apa ya..”

“Udah udah udah mah, biar dimas mulai ya..ekhem..” ucap dimas sambil merapihkan dasinya

“Jadi...bu kartika, dodi... Maksud saya kemari bersama ibu dan bapak saya INGIN...melamar anak ibu yang bernama Elita Putri Anandita..”

“Saya sudah mendapat restu dari Ibu Kartika dan Bapak Rahmat untuk meminang mu ke pelaminan, sekarang tinggal dari kamu elita...apa kamu bersedia jadi istri ku..”

“Satu satunya hal yang bisa saya janjikan padamu adalah hati yang tulus, saya akan lakukan yang terbaik untuk mencintai mu sampai ajal menjemput kita, Elita..” ucap dimas dengan romantis

“Aku janji akan memenuhi semua kebutuhan kamu dan keluarga, kita akan tinggal di rumah yang lebih bagus…itu janji aku elita..” ujar dimas

“Tolong, sayang…terima cinta aku yang tulus..”

….

….

….

….

Seketika seisi ruangan hening dan semua mata melihat ke arah elita, menunggu jawaban tulus darinya.

Tiba tiba dodi tertawa terbahak-bahak hingga ia terjungkal dari kursinya

“HAHAHAHA HAHAHA OM OM GOMBAL HAHAHA JANGAN TERIMA KAK AMPUNN..GELI AKU DENGERNYA..ADUHADUHADUH HAHAAHAHAAA!! SAKIT PINGGANG DODI BU HAHAHA..”

“SSTTT DODI...GA SOPAN..” bisik kartika pada dodi

“M-maaf ya pak, bu.. Anak saya yang ini emang masih agak kekanak kanakan hihi..” ucap kartika lalu mengusir dodi pergi. Dodi pun pergi sambil memegangi pinggangnya yang sakit karena terjatuh.

“I-iya bu..hehe gapapa, wajar bu hehe” kata dimas sambil tersenyum walau didalam hatinya kesal kata kata romantisnya malah ditertawakan.

“Jadi gimana, kak ita kamu mau kan sama mas dimas?...ini demi masa depan kamu nak..” ucap kartika membujuk elita agar mau menerima lamaran mas dimas

Tidak seperti adiknya yang malah tertawa, Elita kini diam seribu bahasa. Tidak ada angin tidak ada hujan, manager tempat ia bekerja melamarnya bahkan kedua orang tuanya sudah merestuinya. Yang paling membebani di pikirannya adalah hari ini seharusnya ia dan dede akan jadian, alias memulai hubungan yang lebih dekat. Bahasanya ‘pacaran’.

Malahan pria lain datang pagi ini melamarnya tanpa pendekatan personal padanya. Selama elita bekerja, mas dimas tak pernah memberi perhatian lebih padanya. Semua karyawan diperlakukan sama sehingga elita tak kepikiran sama sekali mas dimas akan mendekatinya. Lagipula mas dimas bukan tipe pria idamannya secara postur tubuh.

Hampir dua menit elita terdiam tanpa ekspresi, kedua orang tua dimas mulai keheranan, begitu pula kartika yang terus menepuk pundaknya agar elita merespon



Kesal pundaknya terus di tepuk, elita merespon. Ia menegakkan badan dan kepalanya, matanya melirik ke arah dimas, lalu kedua orang tuanya, terakhir elita menengok ke arah ibunya dengan mata melotot.

Suasana mulai tegang, semua tahu ada yang tak beres.

Dengan gerakan cepat elita berdiri lalu pergi ke kamarnya sambil menghentak hentakan lantai. Kartika sempat menahan baju elita namun sia-sia, pegangannya langsung terlepas karena kalah kuat.

Sontak dimas dan kedua orang tuanya kaget melihat respon tak terduga dari elita.

Kartika segera menyusul elita ke kamarnya, tak lupa ia permisi dulu ke tamunya.

“Ehh..ini..m-mmaaf pak, bu…ada kendala sedikit…saya izin tinggal sebentar ya..” ucap kartika

“I-iya bu silahkan” balas dimas sambil senyum terpaksa, sementara kedua orang tuanya mulai berbisik-bisik.

“dimas! Itu jelaskan kenapa?!..” bisik bu yanti pada anaknya

“uuhh...mungkin ada sedikit luapan emosi tidak stabil mah hehe..” balas dimas

“Apa?! Ngelantur kamu!..”

“Kamu sudah dekat kan sama dia? Kok bisa kabur gitu orangnya??..” tanya bu yanti

“Kita udah kenalan lama sih bu, sejak dia kerja di toko..”

“Tapi...aku belum sempat pacaran sama dia..” sambung dimas

“APAA!?!?! BELUM PACARAN??!!..”

“Tapi tapi mah, aku udah temenan dekat sama elita...hampir tiap hari dia aku anter pulang naik motor ke desanya diatas sana...aku juga udah sayang banget sama dia mah, tapi aku malu mau nembak, makanya aku seminggu ini ketemu ibunya minta restu buat menikahi elita, biar langsung aja mah, gituu…” ucap dimas

“Bukan begitu dimass...hadehh hadehh harus ada persetujuan dari pihak wanita juga bukan hanya ibu dan bapaknya doang! Jangan samakan dengan istri pertama mu itu! Ga semua wanita itu sama!..”

“Gimana nih pak, si dimas bikin repot dan malu aja!!...udah tua masih aja gini, masalah ginian aja kamu ga ngerti dimas!...ibu malu sama bu kartika!..” tanya bu yanti pada suaminya

“heh, yaudah pulang aja...acaranya batal...gitu aja kok repot..” balas pak darmo, suami bu yanti

Tanpa mereka sadari, sedari tadi dodi sedang duduk di kursi baksonya, mendengarkan percakapan mereka.

“Loh kok pulang, kenapa? Makanannya belum di cobain pak, bu... dodi sama ibu buat pagi hari buta loh itu...sayang kalo dibiarin..” ucap dodi

“Astaganaga,… kamu ini... nongol tiba tiba, bikin kaget aja...”

“Iya ada masalah ini nak lamarannya batal...maafin ya udah buat repot nak..” ucap bu yanti

“Lohh kenapa batal?..” tanya dodi

“BANYAK NANYA LO!!, LO JUGA GAK MAU KAN KAKAKNYA GUE NIKAHIN!! BUKTINYA TADI NGETAWAIN GUE!!!..” hardik dimas pada dodi

“DIMAS KAMU KURANG AJAR DI RUMAH ORANG!! DIAM KAMU!!..” bentak pak darmo

Dengan kasar pak darmo menarik tangan anaknya, lalu pergi menuju mobil mereka. Bu yanti juga hendak pulang. Tak lupa, sebelum pulang bu yanti mengeluarkan 3 buah parcel berisi makanan ringan dan coklat, lalu ia beri pada dodi.

“Ini nak dodi, bingkisan buat kamu sama kakak...dimakan aja ini ya, bukan hiasan kok..” ucap bu yanti menyerahkan parcel terakhir pada dodi

“HOREEEE! MAKASIH BANYAK BUU..” ujar dodi bahagia

“Iya nak, sayang kalo dibawa pulang lagi...yaudah ibu pamit ya, titip salam buat bu kartika juga..”

“Iya bu nanti dodi sampaikan..”

Tak lama mobil mereka pun pergi dari halaman rumah.



Sementara itu di dalam kamar elita..

“Tuh kak, dengar...mereka jadi ribut, ini gara gara kamu..” ucap bu kartika pada elita yang sedang ngambek

“Kok gara gara aku??!... itu gara gara ibu!..” ucap elita dengan bernada lirih

“Ibu yang jodohin aku sama orang itu, bahkan ibu sama sekali ga ngasih tau!..”

“Tapi elita, ibu lakuin itu demi keamanan kamu!, ibu trauma sejak kamu diculik waktu itu!...kamu udah butuh pendamping hidup nak..”

“Tanpa persetujuan aku?..”

“Ibu yakin nak, mas dimas itu orang yang tepat dan mapan buat kamu..”

“Itu menurut ibu! Bukan menurut aku!!..” tegas elita

“T-tapi nak…umur kamu udah pas untuk menikah, lihat anaknya pak RT kemarin yang seumuran mu udah nikah sama juragan di kota…masa kamu belum nak..”

“Gak ada tapi tapi, aku gak mau dijodohin sama om om gendut kaya mas dimas, walau hartanya berjuta-juta...sekarang ibu keluar dari kamar ini atau aku yang keluar dari rumah ini!!..” hardik elita

“Kamu jangan membangkang Elita putri!!..”

“Gak!! Aku tetap gamau di jodohin sama ibu! Peringatan terakhir!..., Ibu yang keluar atau kakak yang pergi dari rumah ini!!..”

“huftt..iya iya, ibu keluar...maafin ibu ya nak...”

Kartika pun keluar dari kamar elita meninggalkan beribu perasaan. Kartika enggan berdebat lebih lama dengan elita, ia tahu betul elita sosok yang galak dan tegas. Jelas kartika kalah galak dengan anak pertamanya ini. Ia tak bisa berbuat apa-apa lagi, harapan akan pernikahan anaknya dengan juragan itu gagal total.

Kartika pikir elita akan tergiur dengan harta dan rumah mewah yang dijanjikan mas dimas itu, rupanya tidak.





Di luar, ketika kartika hendak menghampiri tamunya, ia malah mendapati dodi sedang makan coklat.

“Loh dodi, tamunya pada kemana?..” tanya kartika pada dodi

“Udah pulang bu, batal lamarannya bu..” jawab dodi

“Huhh...iya iya iya...percuma ibu masak sebanyak ini buat mereka..” dengus kartika

“Ga percuma bu, kita makan sendiri aja atau kasih ke tetangga kan..”

“Yaudah nanti kamu bagi bagiin ke temen temen kamu di sekolah ya besok senin, yang di parcel itu juga..”

‘Ehhh apaan buu... yang di parcel ini buat dodi kata ibunya tadi..hehe..”

“Dodi...jangan pelit...atau ibu gak kasih jatah lagi nih..” goda kartika sambil mengedipkan sebelah mata

“Ahh ibu mah gitu, yaudah iya iya..” ucap dodi dengan terpaksa

“daripada gak dapet memek lagi, yaudah lah ya..” ucapnya dalam hati

“Dod, kamu udah tau permasalahannya?..” tanya kartika

“Udah tau bu, ya salah ibu sendiri jodohin kakak tanpa ngasih tau sebelumnya..”

“Tapi kan hak orang tua menentukan jodoh untuk anaknya dod..”

“Ah ibu, sekarang jaman udah berubah…anak gadis mana mau dijodohin lagi, mereka bakal milih sendiri pasangannya. Apalagi cewe secantik kakak, harusnya gampang dapet pacar..cuman kakaknya aja males pacaran, atau ga laku hahaha..” ucap dodi sambil membuka bungkus coklat ke sembilannya

“Ya iya sih, ngomong-ngomong kamu udah punya pacar belum dod?..” tanya kartika

“Udah lah..”

“Wah baru tau ibu, siapa namanya dod? Tinggal dimana dia?..”

“Tinggal di desa cianduk, namanya Kartika Anandita..ahahaha”

Sontak wajah kartika memerah.

“Heleh itu mah ibu dod…kirain temen cewek kamu, berati dodi juga ga laku dong..hahaha..”

“bukan ga laku, kata ibu kan aku harus fokus belajar dulu. Kalau pun dodi ga laku kenapa ibu mau kuda kudaan tiap hari sama aku hehe..” goda dodi

“Ah itu mah lain cerita, itunya dodi kan enak..” ucap kartika

“Enak waktu di apain bu? Hehe..”

“Waktu itu kamu keluar masuk sayang…, e-egghh ngomong apa ibu ampunnn….udah udah ah ibu mau beresin meja dulu..”

Dodi senang sekaligus horny mendengar perkataan ibunya tadi. Dodi merasa berhasil memancing ibunya.

“Bu?..”

“Ya? Apa?..” jawab kartika sambil membereskan piring piring di meja

“Dodi pengen..”

“Hmm? Pengen?.. yaudah ini ambil mau yang mana..asal jangan kebanyakan..”

“B-bukan makanan bu…pengen gituan bu..ahh ibu mah ga peka..” pinta dodi

“Gituan apa sayang?..” tanya kartika

“Yang asik itu bu..keluar masuk keluar masuk gitu…ah ibu mah pura pura gak tau…hufttt..”

“Ahaha anak ibu ngambek…ada ada aja kamu dod, minta gituan jam segini waktu ada kakak mu pula..”

“T-tapi bu..sebentar aja boleh yaa…dari pagi belum dikeluarin ini peju aku..”

“Gak ada tapi-tapi, ibu mau cuci piring dulu!...jangan lupa ruangan ini di sapu ya!..” Ucap kartika lalu pergi ke dapur membawa tumpukan piring

Dodi mengikuti ibunya yang pergi ke dapur, karena permintaannya belum terkabuli.

Sesampainya di dapur dodi langsung memeluk ibunya yang sedang mencuci piring dari belakang. Pagi ini kartika memakai setelan batik wanita berwarna coklat karena ada tamu yang berkunjung. Agar terlihat sopan.

Ketika dodi tiba tiba memeluknya, Kartika tidak kaget sama sekali. Ia sudah tahu anaknya pasti akan menghampirinya. Bahkan ia pernah mencuci piring sambil bersetubuh dengan dodi yang saat itu sedang sange berat seperti saat ini.

Dodi yang tidak mendapat penolakan tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, ia bertekad untuk menikmati tubuh ibunya sekarang juga. Walau kak elita sedang di rumah.

Dodi mulai menggerakan pinggulnya maju mundur hingga terasa gesekan enak antara penisnya dengan pantat empuk ibunya. Sementara kedua tangannya mulai meremasi kedua buah dada besar ibunya walau masih terhalang beberapa lembar kain tapi tetap saja terasa nikmat ketika diremas.

“Dodi, kamu nakal yah..” ucap kartika manja

Dodi tidak membalas, ia terus menggesek kelaminnya di pantat ibunya.

“Dodi…kakak nanti lihat loh, jangan disini sayang..”

“Hihihi aku kebayang gimana kalo kakak liat kita ngewe bu..”

“Ih, cari mati kamu dod…gimana kalo nanti kakak lapor ke bapak? Bisa ribet urusannya…ini kan rahasia kita berdua..” ucap kartika sambil merapihkan piring ke rak-nya

“Yaudah bu ayo kita ngentot…udah kan nyucinya?..” ajak dodi

Kartika tidak menjawab, ia hanya berdiam dengan tangan menahan di pinggiran meja sambil terus digenjot dan dipeluk dodi.

Dodi melihat keringat ibunya mulai bercucuran di lehernya. Tak tinggal diam, dodi langsung menjilat dan mencupangi leher ibunya. Terasa di lidah dodi keringat ibunya agak asam namun malah makin menambah nafsu dodi. Ia mempercepat gesekan penisnya sambil ditubruk-tubruk ke arah depan.

Mulai terdengar suara desahan dodi yang keenakan menikmati memeluk ibunya dengan gaya dan gerakan mesum. Kedua tangan dodi pindah memegangi kedua pinggul ibunya lalu ia genjot kuat kuat pantat empuk ibunya dengan nafsu membara. Sambil sesekali nekat bicara hal yang tidak pantas di ucapkan seorang anak pada ibu kandungnya.

“engghh..ahh ahhh ahhh bu, ayo bu kita ngentot…dodi udah ga sabar pengen ngentotin memek ibu nih..ahhh..boleh ya bu..boleh ya bu..”

“Ughh ini nih pantat gede yang selalu dodi entot seminggu ini…makin montok aja bu… pasti karena di entot terus kan bu..engghhh..ahh..terus bu goyang bu..empuk dan anget pantat ibu…bikin dodi ga tahann..ahhh..”

“Ahhh bu enak bu enakkk…ibu udah cantik, montok, seksi, mau lagi dimesumin anaknya sendiri ughhh..” ucap dodi sambil terus menggoyang pinggulnya maju mundur.



Kartika sebenarnya enggan untuk bercinta dengan dodi saar itu, Ia masih kepikiran acara lamaran tadi yang gagal total.

Ucapan mesum dodi diiringi gesekan benda tumpul di pantatnya lama kelamaan membuat kartika horny juga.

Dengan gerakan cepat, Kartika membalikkan tubuhnya menghadap ke arah dodi.

Dodi kaget ibunya tiba tiba menghadap dirinya. Baru ia mau bertanya, mulut dodi langsung dicium oleh ibunya.

Sudah kepalang tanggung, Kartika akhirnya meladeni permintaan dodi. Sambil terus berciuman, ia berjalan menuju kamar mandi. Tak mau kalah, dodi meladeni ciuman ibunya. Lidah dan bibir ibu dan anak ini saling beradu dengan panasnya.

“Mmhhmmmm mhmmm sluurrppp..d-dod…”

“Sluurrpppp hmmmhhmmm..ap-a..buu..sluurpp..”

“Ayo di kamar mandi aja dod, biar ga ketahuan..” ajak kartika setelah melepas ciumannya

“Ahhh..hahhhahh hahh..i-iya bu..”

Sesampainya di kamar mandi, kartika langsung mengunci slot kamar mandi. Untuk berjaga-jaga bila kak elita masuk tanpa permisi.

Sesudah mengunci pintu, kartika meminta dodi untuk membuka pakaiannya. Tak lupa dodi juga melepas pakaiannya.

Setelah setelannya terlepas, kini kartika hanya memakai tank top hitam yang biasa ia pakai sehari-hari. Penis dodi yang sudah keras sedari tadi bertambah keras setelah melihat ibunya yang montok dan seksi hanya memakai tank top di hadapannya.

Tak lupa, dodi juga melepas celana dalam ibunya itu. Dodi langsung menelan ludah setelah melihat selangkangan ibunya tanpa sehelai benang. Walau sudah sering melihatnya, Dodi selalu menelan ludah ketika melihat vagina ibunya. Fakta bahwa itu tempat ia dulu lahir dan akan segera ia masuki lagi membuat dodi agak merinding memikirkannya. Namun juga membakar nafsu remaja dodi. Tak pernah ia bayangkan sebelumnya akan melepas keperjakaannya ke ibu kandungnya sendiri yang seksi.

Tak sabaran ingin mengobok-obok liang senggama ibunya, Dodi menubruk tubuh ibunya lalu ia benamkan wajahnya ke belahan dada ibunya yang sudah berkeringat. Tercium harum aroma keringat ibunya di belahan dadanya ketika ia hirup dalam-dalam. Dengan nafsu, mulut dodi mengecup dada bagian atas yang terbuka itu. Tak lupa lidahnya menjelajahi setiap senti kulit yang tak tertutup kain. Sementara kedua tangan dodi menggapai kedua bongkahan pantat ibunya yang kini tanpa penghalang. Dodi meremas kuat-kuat pantat ibunya sambil menekan-nekan kontolnya maju kedepan.

“Ehhh s-sayang kamu ga sabaran banget sih hihihi..” ucap kartika dengan nada lembut

“Mmhhh m-maaf bu, peju dodi dari tadi pagi belum dikeluarin…dodi ga kuat lagi..” ucap dodi sambil terus menggerayangi tubuh ibunya

“Ahh anak ibu udah nakal ya sekarang…emang harus dikeluarin terus tiap pagi pejunya hihi..” ucap kartika sambil mengelus-elus kepala dodi yang sedang terbenam di belahan dadanya

“Mhmmhh…iya bu biar ga beban..”

“Ahahaha alesan aja kamu…bilang aja sange pengen ngentot..”

“Iya sih bu hehe, dodi tiap pagi pengen banget bisa ngentot sama ibu…tapi ibu selalu larang karena ada kakak..”

“Iya kan pagi pagi waktunya siap siap sekolah…masa ngentot dod dod…jangan kebawa nafsu kamu ah. kalau nanti nilai kamu anjlok, ibu ga kasih ginian lagi..ngerti!??..” ucap kartika tegas

“Ahh iya iya ampun bu..ngerti...ih ibu mah mau ngentot malah di omelin sih dodi huuuhh..” rengek dodi

“Iyalah terserah ibu mau ngomelin kamu kapan aja hihi, yaudah sekarang dodi taruh kontolnya di antara paha ibu, lalu kamu gesek gesek..”

“Iya bu, dodi gesek ya..” ucap dodi lalu menyelipkan batang gembiranya diantara kedua paha montok ibunya. Lalu ia genjot sambil kedua tangannya menggenggam pinggul ibunya.

“Inget ya sayang, jangan buat suara berisik…nanti kakak mu bisa dengar..genjot pelan pelan jangan lang..*ENNGGHHH*….sung..di-masuk-kin..”

Belum selesai kartika bicara, dodi tiba tiba menusuk keatas dengan keras hingga kontolnya serta merta ambles kedalam liang senggama ibunya. Dodi yang sedari tadi tak sabaran ingin bercinta dengan ibunya tak berpikir panjang ketika kontolnya berada di selangkangan ibunya, Ia langsung saja menghentakkan kontolnya keatas saat ibunya lengah. Memek ibunya yang memang sudah basah membuat kontol dodi mudah masuk ke dalam. Dodi tak tahan lagi ingin mengeluarkan semua pejunya. Karena gesekan paha ibunya saja sudah cukup untuk membuat dodi ejakulasi. Tapi dodi ingin lebih, ia ingin mengeluarkan pejunya di dalam memek ibunya agar kenikmatannya berkali-kali lipat.

Ibunya yang lebih tinggi darinya membuat dodi tak kesulitan untuk menggenjot memek ibunya sambil berdiri. Dengan kedua tangan merangkul badan ibunya sementara mulutnya aktif mencium leher sampai belahan dada ibunya, Dodi mengentoti ibunya dengan gerakan cepat.

Ibunya yang masih mengenakan tank top hitam tampak bergerak naik turun seirama dengan tusukan kontolnya dibawah. Sengaja dodi tak membuka tank top ibunya karena tampak sangat menggairahkan ibunya ketika masih mengenakan tank top hitam ini, apalagi sehari-hari ibunya suka mengenakan tank top ini. Jadi sensasi baru bagi dodi.

Sambil terus mendekap ibunya, dodi mengobok-obok memek ibunya yang basah. Untuk kali ini dodi mematuhi perintah ibunya untuk tidak membuat suara. Maka gerakan pinggul dodi hanya sekedar mengocok kontolnya tanpa hentakan keras yang dapat menimbulkan suara. Namun tetap saja terasa nikmat memek ibunya yang sempit dan basah menyedot kontol dodi agar segera mengeluarkan pejunya.

“Ahhh ahhh ahhh ohhhh ssshhhhh buuu…ibuuu…engghh..”

*cplok cplok cplok cplok cplok cplok* Suara cairan kewanitaan kartika yang diobok-obok kontol anaknya

“emhhhh ahh ahh ahh ahh ahh ahh ahhnn oughh d-dodi nakal..ibu b-belum selesai ngomong..ah…udah d-di-masukin…enggghhh ouhhh..”

“Dodi ga tahan mau ngentot bu…ibu lama-lamain aja sihh..ohhhh sshhhhhh..”

“Ahhh yaa terus dod..entot ibu kuat kuat…sodok terus..ahhhhhh…”

“Kamu boleh ngomong yang nakal dod..ibu suka..”

“Memek ibu…ohhh memek ibu kandung ku…aku ngentot memek ibu aku sendiri…ohhh arghhh…Ibuuuu…dodi ga tahan empotan memek ibuu…engghhh..” ucap dodi liar sambil terus mengentoti ibunya di posisi berdiri berhadapan

*Clek clek clek clek clek clek clek*

Keluar masuk kontol dodi dengan cepat di liang senggama ibu kandungnya, suara cairan yang terkocok terdengar sangat erotis di tambah suasana kamar mandi yang panas membuat kedua insan sedarah ini bercampur keringat, menambah panasnya persetubuhan kartika dengan anaknya.

“Iya terus dod…ohh ohh ohh ohh iyaa teruss genjot lebih keras lagi sayangg..anak ku sayang…ohhh hmhh..” desah kartika

“Uhhhh i-iya bu…tapi katanya jangan berisik ngentotnya bu?..” tanya dodi sambil terus mengentoti ibunya

“Ahh biarin aja sayang…ibu ga tahan kalau kamu kocok kocok doang…ibu pengen kamu hentak hentak memek ibu…bisa yah dodi sayang…aaahhh ohhh..”

“Engghh t-tapi dodi takut kedengeran k-kakak bu..”

“Anggap aja kakak mu lagi tidur sayang, buruan entot ibu lebih keras sayangg….ahhhhhh ahhh enghhh..”

“Ahh iya iya bu, dodi genjot ya…” Ucap dodi lalu menarik pinggulnya kemudian dihentakkan ke depan dengan keras hingga terdengar bunyi tepukan

*PLOKK*

“AAAHHHH IYA BEGITU DODD AHHH SSSHHH..” desah kartika dengan keras

“Engghhhhh ibuuu!!! Enak banget ngentotin ibuu…arghhhhh..ini memek anget dan sempit banget buu..ohhhh…siap siap ya buu…dodi entot ibu keras-keras”

*PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK*

Suara kelamin yang beradu di iringi desahan kartika main terdengar, dari yang awalnya tadi mereka berusaha menahan agar tidak menimbulkan suara. Kini telah lepas. Kartika dan dodi sudah tak peduli lagi bakal ketahuan kak elita, mereka hanya punya 1 tujuan. Yaitu puncak kenikmatan mereka.

Desahan Kartika dan Dodi mulai memenuhi kamar mandi yang berukuran 4 x 3 meter itu. Walau mereka coba tahan. Kartika justru yang tak dapat menahan lagi desahannya, kocokan kontol anak kandungnya yang mengobok-obok tempat ia lahir dulu membuat kartika tak tahan ingin mendesah keras.

Dengan gerakan yang makin cepat dodi menghujam memek ibunya dengan liar. Ia sudah tak menahan-nahan lagi, kini dodi bisa mengerahkan semua tenaganya mengentoti ibu kandungnya itu.

Tampak tank top hitam kartika sudah basah kuyup oleh keringatnya sendiri dan dodi. Kartika sendiri heran kenapa dodi tidak melepas tank topnya. Padahal ia ingin payudaranya dihisap juga oleh dodi.

Tiga menit berlalu, ritme gerakan dodi makin cepat dan liar. Keringat mereka telah bercampur, Mulut dodi yang sedari tadi juga mencupang dada bagian atas ibunya telah meninggalkan bekas merah di kulit ibunya itu.

Dengan gerakan cepat dodi mengangkat tank top ibunya keatas hingga mencuat keluar kedua tetek besar ibunya yang sudah berkeringat, tanpa basa basi dodi langsung memegang tetek ibunya lalu ia kenyot kuat kuat. Terasa agak asin puting coklat ibunya karena tercampur keringat, namun tak menghalangi dodi untuk menikmati suguhan surga dunia ini. Malah makin menambah nafsu dodi mengentoti ibunya.

“Ahhh sluuurpp mhhmmmm sluurrppp ahh ammnn amnn sluurrpp ahhh…enak bu nenen sama ibu sambil ngentot..sluurppp..”

“Ahhh sluuurpp mhhmmmm sluurrppp ahh ammnn amnn sluurrpp ahhh…enak bu nenen susu ibu sambil ngentot..sluurppp..asin dan basah susu ibu..mhmmm..” ucap dodi sambil menjamah payudara ibunya. Di hisap, cium, jilat, gigit, bahkan di kunyah payudara ibunya oleh dodi dengan nafsu.

“Iyaa terus sayang nenen yang banyak ya..biar peju kamu makin banyak hihihi…ahhhh iya anak pintar..emhhh..”

“Tapi bu…nenennya ga keluar susu bu…” ucap dodi menghentikan sejenak aktivitas mesumnya di payudara ibunya

“Haha iya lah sayang, kan ibu ngga hamil…gimana sih kamu…selama ini nenen sama ibu baru sadar hihi..”

“Berati dodi harus hamilin ibu biar bisa minum susu ibu lagi yaa…”

“Iya sayang... Ehhh..ehh.. e-engga lah..apa apaan sih kamu, ngurus kamu sama kak elita aja repot..gimana nanti ada adik bayi...”

“Aahhhhh…. Gapapa bu nanti kita urus bareng adik bayinya…iya bu ya boleh ya, mulai hari ini ibu stop minum pil kb nya yah..” pinta dodi

“Apa apaan kamu dod…ngga ah, apa kata tetangga nanti liat ibu hamil…padahal suaminya di pulau seberang..” tolak kartika

“Ya bilang aja dihamili dodi bu, hahaha…awww sakitt..” canda dodi

“Ngawur kamu..” cubit kartika di paha dodi

“Haha tapi itu kan kenyataannya bu, ibu sendiri yang minta dodi keluar di dalam..” ucap dodi sambil membenamkan wajahnya ke tetek ibunya yang penuh keringat

“Iya sih, ehh malah jadi ngobrol sih…lanjut dong ngentotnya sayang…jangan didiemin gitu kontolnya..” pinta kartika mesra

“Hehe biar dodi keluar di dalam ya bu..” ucap dodi lalu melanjutkan menggenjot memek ibunya

“Ahh..iya sayang keluarin pejunya yang banyak buat ibu..ohhh..” ucap kartika mendesah

Nafsu birahi dodi meledak mendengar ucapan ibunya.

“Ohh ohh ohh ohh bu, ibu ngomongnya binal gitu dodi jadi pengen keluar buu…terus buu..ngghhh ohhh..” desah dodi

“Aww..pelan pelan dod..ahhh ahh…keluarin sayang, keluarin peju kental kamu dod…yang banyak di memek ibu kandungmu ini…ohhh…enak sayang??..”

“Enak bu..”

“Enak ngapain sayang emhhh..” ucap kartika sambil menggigit bibir bawahnya

“Enak ngentotin ibu, ahhh..”

“Hihi dasar anak nakal..”

“Ibu juga nakal, binal pula..mau aja di entot anaknya..” ucap dodi lalu lanjut memeluk erat ibunya sambil menghentak-hentakkan kontolnya di memek ibunya.

*PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK*

Andai dede ada di dapur saat ini, pasti hatinya akan hancur berantakan mendengar bu kartika sedang bercinta dengan anaknya yang juga sahabatnya itu.

Kartika mulai kehilangan kontrol atas dirinya, ia sudah terlalu terbawa nafsu. Segala norma dan adab ia abaikan, kini hanya ada seks dan kontol di pikirannya. Dalam seminggu dodi berhasil merubah ibunya yang dahulu tegas padanya kini menjadi binal padanya.

3 menit berlalu dan dodi sudah tak tahan lagi, ia ingin segera memuntahkan peju panasnya di liang senggama ibunya.

Sambil menyedot tetek ibunya kuat kuat dodi menusuk sedalam mungkin kontolnya lalu…

“Ohh ohh ohh ohh ohh ohh ohh ohh buu…dodi keluar buu…ENGGHHH OHHHHH SSHHHHH..”

“Ah ah ah ah ahh ahh ahhh iya keluarin dod, keluarinnn yang banyak…ibu butuh peju sayang…ibu mau peju…AHHHH!!!..”

Genjotan dodi makin cepat, inilah puncaknya

*CPLOK CPLOK CPLOK CPLOK CPLOK CPLOK*

*CROOT CROOOOOT CROOOT CROT CROT CROT CROT CROOOOT*

“AHHHHHHHHHH!!!!!..” Teriak kartika ketika kontol dodi menyemprot rahimnya dengan peju panas



“Ahh..ahh…ah…ah….ahh…..” desah dodi setelah merasakan ejakulasi terbaik seumur hidupnya

Saking lelahnya setengah jam bercinta sambil berdiri, dodi dan kartika pun ambruk ke lantai kamar mandi ditindih dodi. Tenaga mereka telah terkuras habis oleh nafsu birahi. Dodi pun mengejan-ejan karena ejakulasi barusan. Nafas mereka berdua terdengar berat seperti habis berlari jauh.

Setelah dua menit beristirahat di posisi menindih ibunya, dodi mencabut kontolnya yang sudah menciut.

*plop*

Dodi terkejut oleh banyaknya peju yang luber dari memek ibunya. Bagaimana tidak banyak, dodi tadi menembak delapan kali di dalam. Yang mana biasanya hanya empat atau lima kali.

Dengan tenaga yang tersisa dodi berusaha bangkit. Lalu memakai pakaiannya kembali, sementara ibunya yang masih larut dalam kenikmatan masih memejamkan matanya.

Sebelum pergi keluar tak lupa dodi mencium bibir dan puting ibunya lalu berterima kasih

“cupp cupp..sluurrpp.. makasih ya buubuu

Kartika langsung tersadar ketika dodi mencium bibirnya.

Dodi lalu pergi keluar dari kamar mandi setelah persetubuhan panas dengan ibunya.



Baru beberapa langkah dari kamar mandi, dodi di kagetkan oleh kemunculan kak elita dari kamarnya.

“Astaga..kakak…nongolnya tiba tiba gitu bikin syok dodi aja..”

“Apaan sih dod kayak ga pernah liat kakak aja...oh iya dod, kakak mau ngomong soal tadi..”

“Apaan kak, dodi udah tau semua…kan dodi tadi nguping pembicaraan om om tadi sama ibunya..”

“Oh..syukur lah udah tau, ngomong apa tadi mas dimas?..”

“Katanya dia itu sayang banget sama kakak, tapi malu mau nembak dan seminggu ini, om om itu ketemuan sama ibu diam diam minta restu biar langsung kawin aja gitu..” jelas dodi

“Huhhh..iya iya…kakak ga menduga sama sekali…maafin kakak ya dod, atas semua keributan tadi…dodi jadi disuruh masak kue yah pagi pagi buta..” ucap elita meminta maaf sambil memegang pundak dodi

“Ah iya namanya juga kehidupan kak, pasti banyak hal tak terduga. Yang penting ikuti aja kata hati kakak, jangan dibuat ribet hehe..” ucap dodi sok bijak

“Hihi ucapan mu manis dod hihi, eh tadi habis beres beres yah? Mejanya udah bersih tuh..”

“Iya kak hehe..”

“Gimana capek gak? Kakak buatin teh manis sama mie goreng mau ya?..” tawar elita pada dodi sambil tersenyum

Dodi kaget kakaknya tiba tiba baik padanya, padahal selama ini selalu judes bahkan galak padanya.

“Ehh e-engga usah kak…makasih kak hehe..”

“Ah gapapa dod sekali kali…kakak juga pengen makan mie goreng juga sekalian buat dua gitu..”

“J-jangan kak gapapa ihh…udah istirahat aja..”

Bukan tanpa alasan dodi melarang kakaknya ke dapur, ia takut bila ibunya keluar dari kamar mandi dan mengenakan tank top yang penuh keringat tadi. Bisa curiga nanti kakaknya.

Elita pun kesal oleh tingkah aneh adiknya ini.

“Kamu apa apaan sih dod…minggir!, yaudah kalau emang gamau tapi kakak mau!..MINGGIR!!..” ucap elita mulai kesal pada dodi yang menghalanginya

Berlompat ke kanan dan kiri dodi menghalangi kakaknya agar tak pergi ke dapur.

“hup hup hup hup hup hehehe..”

“hup hup hup hup hup hehehe..” lompat dodi ke kanan dan kiri

“IHHH IBUUU!! DODI NGESELIN NIH LOMPAT LOMPAT KAYAK KODOK…KAKAK GA BISA LEWAT!! AHHH MINGGIR KAMU KODOK!..”

Elita yang menunggu balasan ibunya malah di kejutkan oleh ketukan pintu depan.

*tok tok tok*

“Punten…bu kartika…dodi!!..”

“Eh siapa itu kak?..” tanya dodi

“Mang yana itu mah dod, BENTAR MANG!!..” teriak elita

Elita pun meninggalkan dodi lalu pergi ke pintu depan.

Sementara elita pergi, dodi buru-buru ke kamar mandi menghampiri ibunya.



Menjelang siang pukul 10:00

Elita membuka pintu depan dan benar saja mang yana yang sedang menunggu di depan pintu.

“Eh mang yana, ada apa mang?..” tanya elita

“Eh teteh, ini mamang nemu ini di depan halaman teteh…pas di buka kayaknya untuk neng ita..” ucap mang yana memegang kotak putih

“Huh buat saya? Apa coba lihat isinya mang..”

“Oh iya, nih teh ambil aja..” ucap mang yana menyerahkan kotak itu pada elita.

Elita pun mengambil kotak itu lalu ia buka penutupnya. Rupanya isinya kue.

Namun elita terkejut saat membaca tulisan diatas kue ini. Tertulis diatasnya “I love you Elita”

Elita tahu betul ini dari siapa, tak mungkin dari mas dimas. Karena bingkisan mas dimas kemasannya bagus semua sementara ini memakai kotak yang biasa di pakai nasi kotak.

Elita yakin ini dari dede untuk dirinya.

Bukan sekedar bingkisan, ini bingkisan sederhana yang berarti besar, mengungkapkan perasaan hati dede yang sebenarnya dan bukti perhatian dede padanya yang nyata.

Elita terdiam memandangi tulisan itu.

“Uhh, teteh… kok diam aja..emm, ohhh iya mamang mau ambil belanjaan bu yanti dulu ya ke pasar…permisi mari neng..” pamit mang yana meninggalkan elita

Elita tidak menggubris mang yana yang pergi, pikirannya kemana-mana memikirkan kenapa kue ini bisa ada di depan rumahnya. Apa jangan jangan dede tahu ada yang melamarnya pagi ini? Pikirnya dalam hati. menghancurkan

Elita khawatir telah perasaan dede karena kedatangan mas dimas tadi.

Kini elita duduk di sofa memandangi kue yang ia taruh di meja sambil memikirkan hubungannya dengan dede.

Terlalu larut dalam lamunan hingga elita baru sadar kuenya sudah tidak di meja.

“Ehh??..”

“Hah apa ini I love you elita…hahahaha kue cinta dari om om hahahahaha…ampunnn…IBUUU!! liat nih kakak bu hahahaha!..” tawa dodi

“DODI!!!!!!!!!!!!!!!!...NGESELINNN!!!!..”



Bersambung…




0 comments:

Post a Comment