KISAH SI GENDUT part 1

Model : Monica Ardea

Prolog
Hari minggu pagi aku sedang bersiap-siap untuk menyongsong kehidupan baruku yaitu kehidupan perkuliahan setelah beberapa kali ikut tes di berbagai perguruan tinggi dan harus menerima kenyataan bahwa aku gagal untuk kesekian kalinya, dan akhirnya aku diterima di salah satu PTN di kota yang terkenal dengan makanan khasnya yaitu mendoan. Oiya perkenalkan namaku Faza seorang laki laki yang memiliki postur tubuh lumayan berisi. Aku berasal dari ibu kota tercinta. Dengan tubuh yg cukup besar ini, seringkali aku mendapat cibiran "badan babi" dan semacamnya saat SMA, sehingga membuat rasa percaya diriku rendah dan tidak berani mendekati perempuan, dan memang niat awalku mencari tempat kuliah di daerah yg jauh dari tempat asal adalah agar aku tidak mendapatkan cibiran itu lagi dan menaikkan rasa percaya diriku.

Pagi ini aku siap-siap untuk berangkat ke kampus karena ada technical meeting untuk ospek di kampusku. Sepanjang perjalanan, aku selalu memikirkan teman macam apa yg nanti aku dapatkan dan apakah nanti aku menemukan tambatan hati (ahaayy).

Sesampainya di kampus, aku disambut oleh seorang senior yg berasal dari ibu kota juga. Namanya Mba Nayla. Dia memiliki wajah yg cukup manis dengan jilbab yg menutupi bagian kepalanya. Badannya tergolong semok yang membuat dadanya cukup membusung walaupun sudah di lapisi oleh jaket almamater. Setelah pertemuan dengan Mba Nayla, aku langsung menuju kelas untuk mengikuti rangkaian acara TM ospek. Sampai dikelas, aku terkejut dengan mayoritas mahasiswinya yang menggunakan jilbab. Berbeda sekali dengan saat SMA dimana mayoritas perempuan tidak menggunakan jilbab. Mahasiswa yang menggunakan jilbab sebagian ada yang memang menutupi dadanya, dan sebagian ada yang hanya menutupi kepalanya, sedangkan dadanya yg membusung masih dipertontonkan. Jilbabers jenis ini yang membuatku penasaran ingin sekali merasakan memegang dadanya. Tapi sepertinya itu hanya angan saja huhu. Dan satu lagi, di kampusku memang mayoritas adalah perempuan, sedangkan laki-lakinya sedikit dan ini memberi kesempatan laki-laki untuk "cuci mata" setiap hari.

=======########=======

Tak ada yang istimewa selama rangkaian acara. Acara diisi oleh senior senior yang memiliki paras cukup menarik. Dan salah satu yang menarik perhatian adalah Mba Kintan. Mba Kintan memiliki paras cantik dengan kulit kuning langsat dan postur tubuhnya yang mungil memberi kesan menggemaskan selama berlangsungnya acara.

Akhirnya acara ditutup dengan pembagian kelompok untuk ospek. Dan aku satu kelompok dengan 9 mahasiswa lainnya. Di kelompokku hanya terdapat 2 laki-laki. Ada 2 perempuan yang cukup menarik perhatianku yaitu Zahra dan Tia. Zahra memiliki wajah yang cukup manis dengan pipi yang tembem dan memiliki tubuh yang proporsional dan dadanya ku taksir berukuran 34B. Sedangkan Tia memiliki wajah cantik dengan tubuh kurus dan tinggi dan aku menyebutnya "kutilang dasi" (kurus tinggi langsing dada berisi) ya memang dadanya cukup menantang. Walaupun ia sudah menggunakan baju yg longgar, namun tetap saja dadanya keliatan membusung. Ku taksir ukurannya sama seperti zahra yaitu 34B.

Selama rangkaian ospek. Aku memang dekat dengan mereka berdua dan hal yang kutakutkan yaitu mendapatkan julukan badan babi oleh teman-temanku nyatanya tidak terulang. Malah mereka berdua seringkali menyenderkan kepalanya ke bahuku di berbagai kesempatan katanya sih empuk (haha). Saat Zahra atau Tia senderan di bahuku, aku selalu melihat ke arah mereka dan pasti melihat dada yang dilapisi kaos ospek. Hal ini membuat juniorku memberontak dan rasanya ingin sekali memegang atau minimal menyentuh dada mereka, namun niat ini harus diurungkan karena dapat menyebabkan kejadian yang tidak diinginkan. Ospek berjalan selama satu minggu dan berakhirlah kebersamaanku dengan Zahra dan Tia.

Setelah selesai ospek, pembagian kelaspun datang dan ternyata Zahra adalah teman sekelasku tetapi aku harus kecewa ternyata tidak satu kelas dengan Tia. Dan dikelasku kualitas paras mahasiswinya sepertinya diatas rata-rata sehingga memberiku kesempatan untuk cuci mata lebih banyak jikalau aku sedang bosan dengan penjelasan saat kuliah.

"Za jemput dong kalo mau ke kampus hehe" chat dari Zahra.

Ku balas "okey wait yaa" dan akupun langsung bersiap-siap untuk berangkat karena memang ada kelas di pagi itu hari ini merupakan pertama jadi anak kuliahan.

Aku langsung menuju kos-an zahra untuk menjemputnya. Sesampainya, ternyata zahra sudah menunggu di teras kosannya dan langsung naik ke sepeda motorku. Selama di perjalanan, karena rasa penasaranku terhadap payudara Zahra, seringkali aku melakukan jurus "ngerem mendadak" tiap ada polisi tidur. Hal ini sepertinya membuat Zahra geram. Bukan karena payudaranya yang menempel di punggungku melainkan kepalanya yang sering beradu dengan kepalaku.

=======########=======

Setelah melewati 2 mata kuliah yang cukup membosankan, akhirnya selesai juga hari pertama menjadi anak kuliahan. Kami langsung menuju kantin untuk makan siang karena sudah lapar sekali, dan dari pagi perut kami berdua belum diisi oleh apapun.

"Za abis ini mau kemana?" Tanya Zahra kepadaku.

"Palingan pulang aja gak kemana-mana. Emang kamu mau kemana?" Tanyaku.

"Gak tau nih, aku belum begitu tau sama daerah sini dan memang belum ada niat buat kemana-mana hari ini. Oiya za, nanti anterin aku lagi ya pulang kekosan haha. Maaf lohh ngerepotin"

"iya iya santai ajaa".

Kamipun menyelesaikan makan siang kami dan langsung menuju kosan zahra.

Selama perjalanan jurus yang aku lakukan tadi pagi tidak kulakukan lagi karena aku sudah puas merasakannya tadi pagi. Rasanya empuk sekali (hahahaha).

"Za mampir dulu ya" kata Zahra.

"Gausah zah, aku langsung aja ya" kataku.

"Ayo ihh, masuk dulu, kosannya sepi kok gapapa kalo ada cowok masuk" "lah kalo sepi emangnya kenapa hahaha" kataku.

Dan akhirnya setelah perdebatan kecil, akupun masuk ke kosan zahra, dan zahra mengajakku masuk ke kamarnya, awalnya aku menolak karena menurutku masuk ke kamar perempuan itu tidak sopan tetapi dia tetap memaksa dan akhirnya akupun menuruti kemauannya.

Zahra langsung melepas jilbabnya dan memperlihatkan rambutnya lurus dan panjangnya sebahu. "Loh zah, aku masih disini kok main lepas jilbab aja" kataku kaget saat melihat zahra melepas jilbabnya. "Gapapa za, sama kamu ini" katanya sambil menguncir rambutnya. Aku sekarang bisa melihat lehernya yang putih itu karena jilbabnya dibuka, dan ketika sedang melamun sambil melihat rupa Zahra tanpa menggunakan jilbabnya, tbtb ia melakukan hal yang lagi-lagi mengagetkanku yaitu melepas kemejanya dan celana panjangnya. Walaupun ia memakai kaos dan celana pendek dibalik kemeja dan celana panjangnya, namun pemandangan saat melihat Zahra membuka kemejanya cukup membuat juniorku bangun tidurnya.

"Hayoo liatin apa kamu za hahaha" ledeknya.

"Zah aku pulang aja deh yaa gaenak nanti ada penghuni kosan lain kalo liat aku masuk ke kamarmu nanti dikira macem-macem” kataku.

Hal ini aku katakan karena juniorku yang sudah tidak bisa diajak kompromi dan harus segera dikeluarkan isinya.

“Emangnya kita lagi macem-macem za?” katanya yang membuat aku tidak bisa berkata-kata lagi. Zahra lalu menghampiri ku dan langsung memegang tangan kananku.

“Eh zah mau ngapain tanganku” kataku kaget karena tiba tiba tanganku dipegang olehnya.

“aku tau kok za, selama ini apa yang kamu pikirin ke aku, kamu pengen ini kan?” katanya sambil mengarahkan tanganku kearah payudaranya.

Tangankupun berhasil mendarat dengan sempurna di payudaranya yang kenyal dan lembut itu. Seketika itu juga aku langsung menarik tanganku memasang tampang cengo dan membuat Zahra tertawa.

“beneran gamau za? Gapapa kok kalo mau pegang, daripada kamu cuma liatin doang” katanya yang membuatku kaget.

“aku tau kok kamu sering liat dadaku semenjak ospek, aku juga tau selain liatin punyaku, kamu juga sering liatin punyanya Tia kan?, kira-kira Tia nyadar gak ya hahaha….” Katanya.

Aku yang masih membatu dan bingung harus berbuat apa tbtb disadarkan dengan Zahra melepas kaosnya dan hanya tinggal menyisakkan BH-nya untuk menutupi badan bagian atasnya.

“Zah, kamu ngapain??” kataku yang masih tidak percaya atas kelakuan temanku yang baru kenal 1 minggu ini.

Dan Zahra melakukan hal yang sama seperti awal, dia menarik tanganku dan dan menaruhnya di dadanya. Aku tidak melakukan remasan ke payudara Zahra karena masih bingung apakah hal ini benar atau salah apabila dilanjutkan.

“Tuhkan mau juga akhirnya hahaha” ledek Zahra yang membuat aku nekat meremas payudaranya dan sudah menggunakan dua tangan untuk meremas kedua gunung kembar tersebut.

“Nah gitu dooong, aku kan juga enak hahaha” katanya.

Dia melepas BH-nya dan membuat aku bisa melihat puting payudaranya yang berwarna coklat muda. Sudah kepalang tanggung, aku langsung mengecup puting tersebut dan menjilatinya seperti aku nyusu saat kecil dulu. Tidak lupa menggigit-gigit kecil putingnya dan hal tersebut membuat Zahra kegelian.

“aaaaaaaauuhhhhhhh Zaaaa, pelan-pelan dooongg” desahan Zahra membuat aku semakin kesetanan. Aku meninggalkan Zahra sejenak untuk mengunci pintu kamar kosnya untuk jaga-jaga siapa tau ada yg tbtb masuk dan melihat kami sedang melakukan hal yang tidak senonoh.

Aku langsung menyergap tubuh Zahra dan langsung membaringkannya, aku lanjutkan aktivitasku yaitu nyusu di payudara Zahra, dan sekarang tangan kananku sudah turun yang awalnya masih meremas payudara turun ke arah vaginanya. Tanganku masuk kedalam celana pendeknya dan menyingkap celana dalamnya, dan langsung menggesek-gesekkan jariku ke vaginanya.

“Ehhhhhmmmmm zaaaa, jangan disituuuuu, gellliiiiiiiiiii aaaaaaahhhhhhhhh” desahannya semakin menjadi.

Lalu, aku masukkan sedikit jari telunjukku kedalam vaginanya dan Zahra akhirnya menggelinjang tidak karuan karena rasa nikmatnya. Ku keluar-masukkan secara perlahan jari telunjukku.

“Zaaaaaaaaaaaa aaahhhhhhrrrgggggg udahaaannn, harusnya ga sampai kaya giniiiiiiiiii, aaaaarrrrrggghhhhhhh” Desahnya sambil mendorong badanku yang menindih dia.

Tentu saja tenaganya tidak cukup kuat untuk mendorong badanku yang cukup besar ini ditambah lagi tenaganya sudah terkuras akibat perlakuan yang aku lakukan. Tentu saja tidak ku hiraukan perkataannya, dan ritme keluar-masuk jari ke vaginanya kupercepat dan membuat Zahra menggelinjang lebih tidak karuan, dan akhirnya dia mencapai klimaks yang ditandai dengan banyaknya cairan yang keluar dari vaginanya

“aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaarrrgggggggghhhhhhhhhhhh” desahnya sambil mengeluarkan cairan kenikmatan dari vaginanya.

Aku langsung bangkit dari tubuh Zahra, dan melihat ekspresi muka Zahra saat mencapai orgasme pertamanya, dan tidak lupa ku ambil beberapa foto untuk koleksi pribadi.

“Zaaaa jangan di fotoinnn, arrrhhhhhggg” katanya yang masih merasakan sisa-sisa kenikmatan.

“Sedikit doang kok Zah buat koleksi aja hahaha” katakku.

“Harusnya ga kayak gini zaaaaaaa eehhhhmmmmmffff” katanya yang tertahan karena aku langsung menyergap bibirnya dan menciumnya dengan cukup kasar.

Aku mencari-cari lidahnya dan akhirnya kudapatkan lidahnya. Kumainkan lidah Zahra dengan lidahku dan tidak lupa juga tanganku yang nakal meremas-remas payudaranya yang cukup montok dan kenyal itu.

“emmmmfffffff emmmmmfffff” suaranya tertahan karena mulutnya tersumpal oleh mulutku.

Setelah puas dengan bibirnya, aku langsung membuka celanaku dan memperlihatkan juniorku yang sudah sangat tegang dan siap untuk mencari sangkar. Ukurannya bisa dibilang sedang karena faktor tubuhku yang besar menyebabkan penisku tidak sebesar laki-laki dengan badan atletis tapi walaupun begitu, aku yakin penis ini bisa membuat wanita manapun merem-melek kalo mereka merasakannya (ahahaha). Zahra langsung memalingkan pandangannya sesaat setelah melihat penisku.

“kenapa zah? Gamau liat, tadi kamu udah kasih liat barangmu, sekarang gantian aku yang kasih liat barangku hahaha” ledekku ke Zahra.

Zahra yang masih memalingkan wajahnya, terkaget karena usahaku yang sedang melepas celana sekaligus celana dalamnya.

“Zaaaa, jangaaaannn. Gak kayak gini zaaa harusnyaaa” katanya sambil mencegah celananya aku lepaskan. “Emang harusnya gimana zah? Kamu sendiri loh yang mancing-mancing hahahaha”.

Zahra tidak bisa menjawab pertanyaanku, sepertinya dia menyesali perbuatannya. Akhirnya aku berhasil melepas celananya sekaligus celana dalamnya. Zahra langsung meringkukkan badannya sambil menutupi bagian-bagian sensitifnya. Aku yang sudah dirasuki nafsu setan, mudah saja bagiku untuk melentangkan badan Zahra dan membuka kakinya untuk melakukan hal yang sudah kuidam-idamkan dari dulu yaitu bersetubuh dengan wanita yang cantik dan memiliki payudara montok. Kepala penisku sudah berada di bibir vaginanya dan Zahra masih berusaha lepas dari tindihanku walaupun hal tersebut mustahil. Pelan-pelan aku masukkan penisku ke vaginanya. Zahra akhirnya menyudahkan usahanya untuk keluar dari tindihanku dan sekarang ia sedang menahan rasa sakit.

“aaaaasssshhhhhhhhhhhh zaaaaaaa jaaaaaangan pleaseeeeeeee assssssssshhhhhhh” Penisku akhirnya menyentuh suatu dinding.

Awalnya kupikir sudah mentok tp setelah melihat kearah selangkangan, ternyata hanya kepala penisku saja yang baru masuk dan akhirnya ku tahu itu adalah selaput daranya Zahra. “Zahra masih perawan ternyata” pikirku. Aku yang sempat ragu untuk melanjutkan tetapi setelah melihat wajah Zahra yang merem saat itu malah membuatku semakin bernafsu saja.

“Zah siap yaaa, ini kayaknya agak sakit tapi tahan yaa” bisikku pelan di telinga Zahra.

Dia tidak merespon apa apa hanya menahan rasa sakit. Akhirnya dengan satu hentakan bobol sudah pertahanan terakhirnya dan Zahra langsung memeluk tubuhku dan meneteskan air mata ada bercak darah yang keluar dari vaginanya.

“Arrrrhhhhhhgggggg sakiiiiiiiiittt zaaaaaaaaaaa huhuuuuuuuhhuuuu” katanya sambil menahan rasa sakit.

Aku yang sedikit merasa iba tidak langsung menggerakan penisku tetapi memberi kesempatan vaginanya untuk beradaptasi dengan penisku sambil aku menjilati puting payudaranya yang menggemaskan itu. Zahra masih mengerang menahan rasa sakit. Kupikir sudah saatnya penisku beraksi, aku mulai dengan ritme pelan dan Zahra masih saja mengerang menahan rasa sakit namun sepertinya rasa sakitnya sudah berganti dengan rasa nikmat.

“aaaaarrrhhhhggggg arrrrrgggghhhhhhh” erangnya yang membuatku semakin bernafsu.

Kunaikkan ritmenya, desahan Zahra juga semakin keras dan semakin menggairahkan. Sepertinya Zahra sudah pasrah dan menyadari hal ini terjadi karena salahnya sendiri. Kugenjot Zahra kira-kira 15 menit lamanya dengan ritme sedang. Saat kurasakan penisku akan mengeluarkan isinya, ku percepat ritmenya lagi dan membuat Zahra makin tidak karuan sepertinya Zahra mendapatkan orgasmenya yang kedua. Badan Zahra saat ini melengkung ke arah depan membuat dadanya membusung ke arahku. Aku yang juga ingin mendapatkan orgasme, ku tingkatkan lagi ritme genjotanku.

“aaaaaaaaaaaaaarhhhhhhhhhhhgggggggg zaaaaa udahhhhhhh udaaaahhhhhhhhhh geliiiiiiiiii cukuuupppppppp. Jangan keluarinnnnn di daaaleeeeeeeemmmmm” desahan Zahra yang makin menjadi karena dia sampai klimaks duluan.

“Arrrrrhhhhhhhhhhgggggggggggggg” desahku karena sudah mencapai klimaks. Sesaat sebelum keluar aku tarik penisku dan mengeluarkan spermaku di pertu Zahra.

“Aaahhhhhhhhh aaaaaaahhhhh aaaaaaahhhhhh” desahku. Aku langsung mencari tisu untuk membersihkan sperma yang ada di perut Zahra dan juga untuk mengelap keringat Zahra.

“Makasih dan maaf ya zaaah, untuk kali ini” kataku sambil mencari pakaian untuk Zahra.

Zahra masih belum bisa menjawab perkataanku. Setelah mendapatkan pakaian dari lemarinya. Aku langsung memakaikan Zahra pakaian dan Zahra pasrah atas segala perlakuanku kepadanya.

“Zah, memang benar selama ospek aku liatin dada kamu terus dan Tia tentunya tapi gak terbersit satu bayanganpun aku bakal bersetubuh sama kamu, bahkan dalam mimpiku yang paling liarpun engga” Kataku kepada Zahra. Zahra masih menatap dengan tatapan kosong kearahku dan membuatku sedikit takut.

“Za” akhirnya Zahra buka suara.

“Awalnya ku kira gaakan kamu ngentotin aku kayak gini” aku kaget karena Zahra tau kata-kata ‘ngentot’. “aku kira kita bakal mainan barang kita doang” Zahra mulai meneteskan air mata lagi. “tapi ternyata kamu tega ya mengambil perawanku huhuhu” akhirnya tangis Zahra pun pecah dan dia tbtb memelukku dengan cukup erat.

Akupun dengan reflek mengelus-elus kepalanya seraya berkata “maaf ya zaah” kataku kepada Zahra. Zahra tetap nangis untuk waktu cukup lama dan masih berada di pelukanku, dan akhirnya sore pun tiba. Zahra sudah mulai tenang dan sudah tidak menangis lagi. Dia menawarkan untuk mandi bareng dan akupun menolaknya dengan alasan penghuni kosannya sudah banyak yang pulang dan tidak enak kalo melihat ada laki-laki di kamar perempuan sampai sore hari. (Nanti digrebeg warga bisa berabeh ya hahaha). Aku langsung pamit kepada Zahra dan sekali lagi aku terkaget dengan pernyataan Zahra.

“Za, mau nyobain Tia ga?”

“Hah?? Emangnya bisa?” kataku.

“Mau apa engga? Kalo mau aku nanti usahain, aku punya beberapa gambar dia yang tanpa jilbab dan memakai pakaian mini” katanya tak kalah membuatku kaget.

“dapat darimana kamu zah?” “rahasia laah hahaha, kalo mau nanti aku bantu dehh” ledeknya.

“kalo dibilang gamau ya pasti aku bohong laaah hahaha”. Aku langsung mencari dimana letak HP Zahra untuk membuktikan apakah perkataan Zahra bohong atau tidak.

“hayooo nyari apaa kamu zaaa hahaha” ledeknya sambil memamerkan HP-nya.

“Gak nyari apa-apa kok hahaa, yaudah aku pamit ya zahh”

“iya zaa ati-ati yaa dijalan jangan bayangin Tia loh dijalan nanti nabrak hahaha” ledeknya lagi yang tidak bisa aku balas.

“nanti aku kabarin Za, kalo si Tia- nya udah siap kamu cobain hahaha” katanya lagi. “iya Zaah, makasih yaaa untuk hari ini, kalo gadapet Tia, sama kamu lagi juga gapapa kok zaah hahahaa” akhirnya ku bisa membalas ledekannya.

“Yeeeee maunyaaaaa, yaudah sana pulang aku mau beberes” kata Zahra. Akupun langsung pergi dari kosannya dan menuju kosanku. Sesampainya di kosan aku langsung bersih-bersih dan akhirnya tertidur.

Aku bangun pada pukul 1 pagi dan langung mengecek HP karena ada sinya notification di HPku. Dan saat kubuka ternyata ada chat dari Zahra. Betapa terkejutnya aku saat membuka chat dari Zahra, dia ternyata mengirim 2 foto perempuan yang tidak lain adalah Tia. Satu foto adalah foto Tia tanpa menggunakan jilbabnya tapi masih mengunakan kaos santai, satu lagi foto Tia yang hanya menggunakan BH dan celana dalam dan berpose mirror selfie. Juniorku pun langsung berontak. Aku membalas “gileeeeee, lumayan ya ternyata, gak jauh kayak punya kamu zah” chat tersebut tidak dibalas, mungkin Zahra sudah tidur dan aku karena tidak bisa tidur karena memikirkan foto tersebut akhirnya memutuskan untuk melakukan hal yang dahulu sering aku lakukan hingga aku ketiduran.

Pagipun tiba dan mendapati balasan chat dari Zahra yang berisi “enak ajaa, bagusan punya aku laaah hahaha” dan lagi ia meminta jemput seperti biasa, dan aku berangkat kuliah pagi ini lebih segar karena pertama aku sudah melakukan seks-ku untuk kali pertama bersama Zahra, dan kedua sepertinya dalam waktu dekat Tia juga akan merasakan kenikmatan yang diberikan oleh juniorku

Bersambung…………….




0 comments:

Post a Comment