Rahasia Dibalik Kebaikan Ibuku Part 10


Malam hari pukul 21:00

“T-tapi gimana de??...uang 100 juta darimana??..”

“Kita buat rencana lah dod! Lu kan pinter!..”

“Pinter?? Lu pikir pinter doang bisa buat lawan mereka?!..” ucap dodi

“BISA! PASTI BISA!..”

“Masalah berani doang mah gue ga masalah de, apalagi menyangkut kakak gue..tapi realistis aja apa iya semudah itu buat bebasin sandera?..” tanya dodi

“Yang penting kita berusaha dulu dod! Kita harus mulai bergerak malam ini sebelum kak elita diapa-apain!..” tegas dede

“Yaudah lah de, mau gimana lagi..”

“Oke sekarang kita pikirin rencananya..” ucap dede



22:00 di suatu bangunan tua

Elita mengalami siksaan dunia. Badannya lemah tak berdaya, kepalanya masih terasa sakit karena hantaman benda tumpul di angkot yang membuatnya tak sadarkan diri.

Inikah akhir kisahnya? Berakhir dengan tragis ditangan penjahat keji yang ingin menjualnya ke prostitusi?

Elita yang merasa putus asa berpikiran lebih baik mati saja daripada dipaksa menjadi pelacur..

Dosa apa yang telah ia perbuat sehingga kejadian ini menimpanya?

“DOSA APA?!!! Justru ibu yang selama ini berdosa dihadapan ku!! SIALAN!!!..” pikirnya dalam hati kesal dengan nasibnya sendiri.

Air matanya mulai mengalir, seiring dengan perasaannya hancur lebur.

Elita kini pasrah. Bersiap menuju jurang kegelapan, dunia prostitusi

Dunia seakan berlaku tak adil bagi seorang Elita Putri Anandita.

*hiksss..hikksss… ….d-dd-dodi..hikss hikss..*

“Eneng cantik…jangan nangis gitu dong..”

“Tenang aja kan ada om disini.muehehe..”

Ucap Mr X dengan suara serak

Sosok yang lumayan berotot itu dengan senonohnya bicara didepan hidung elita, tercium bau alkohol dari mulutnya. Sambil tangannya mengelus-elus paha elita yang masih memakai jeans.

“Jadi gimana neh boss?? Kapan bisa kita pake ni cewek!..”

“Iya boss! Gue udah lama ga main cewe nih!!..” ucap kedua anak buahnya Mr X

Kedua anak buah Mr X ini masih berumur 17 tahun, anak berandalan yang selalu ia temui di warung remang-remang. Mereka mau mau saja diajak Mr X menculik orang, pasti imbalannya besar.

“BERISIK LO BERDUA! MALAM INI GUA YANG MAKE! GA PUAS APA UDAH DIJATAHIN DUIT PALAKAN?!..” bentak Mr X

“Pake bareng bareng aja boss..pasti enak hehehe..”

“Haha iya betul bos dikontolin bareng bareng enak nih, mukanya cantik gitu..kontol gue udah ngaceng nih boss…” sambung salah satu anak buah

“Hmmmm…..boleh juga, buat intimidasi juga lewat video call hahahaha!..”

“Yaudah lo berdua buka celananya, terus ngocok disamping cewek ini..gua bakal telepon lagi orangnya..”

“Oyeeee thenk yu boss..”

Tanpa basa basi kedua berandalan itu mengeluarkan kontolnya yang lumayan panjang lalu dikocok disamping kak elita.

Elita hanya bisa pasrah, ia tak bisa melihat sekitar karena matanya tertutup kain, Hanya terdengar kocokan kontol dikedua sisinya dan desahan dua anak berandalan itu. Pikirannya mulai blank, kesadarannya perlahan menghilang.

Kedua berandalan itu berbuat mesum dengan menampar kontolnya ke wajah kak elita yang pucat tak berekspresi.

Sementara Mr X menyambungkan lagi telepon videonya memakai hp kak elita yang ia rampas untuk memperlihatkan kak elita yang sedang disiksa mentalnya ke dodi atau kartika untuk sekedar menakut-nakuti mereka.

Kringg..kringg.kringg...

Bunyi ringtone hp terdengar. Akhirnya telepon video pun tersambung..

Dodi yang menerima telepon itu syok melihat kakaknya sedang dilecehkan dua berandalan itu, namun dengan segera dede merebut hp itu lalu menutup sambungannya..

“Dodi!! FOKUS..! Mereka cuman nakut nakuti lu doang!..”

Dodi menghela napas, berusaha mengatur emosinya karena sekarang ia harus fokus mengumpulkan keberaniannya demi menyelamatkan kakaknya

“Aarghh sialan belum juga gua ngomong udah ditutup aja!..” umpat Mr X kesal



Mendidih sebenarnya emosi dodi melihat pemandangan tadi, amarahnya memuncak melihat kakaknya duduk lemas tak berdaya diapit dua remaja dekil sedang mengocok kontolnya.

Dibenaknya hanya ada satu tujuan yaitu menghajar mereka semua, titik.



“Gimana nih boss? Udah bisa dipake belom??..”

“Bacot lu berdua, minggir! Gua yang make malam ini!!..”

Dengan kasar Mr X mengusir kedua anak buahnya keluar dari bangunan itu lalu menutup pintunya, ia tak sabar ingin menikmati tubuh hasil buruannya malam ini sendiri.

Kini mereka berdua terpaksa menunggu diluar. Karena tempat persembunyian mereka berada di dekat persawahan, maka pencahayaan disini sangat minim, bisa dibilang gelap gulita. Hanya didalam yang memakai lampu petromak.

“Ahh sialan si boss, katanya mau dipake bareng bareng!..”

“tauu mau enaknya sendiri aja!..”



23:10, Mr X menghampiri Elita yang masih terikat tali di kursi. Memulai aksi bejatnya.

“Hehehe eneng cantik…om buka ya kainnya..”

Dengan perlahan Mr X melepas kain yang melilit mata elita, kini terlihat wajah cantik elita yang menunduk meneteskan air mata sambil sesenggukan

“Jangan sedih dong sayang...besok ibumu pasti datang...hehehe..”

“Malam ini kamu om temenin ya, enak deh nanti hehehe..” ucapnya sambil membelai-belai rambut elita

“hikss..hiksss..hikss...engg-gaa..jj-jangan pegang pegang..” ucap elita tersedu-sedu

“Loh kenapa? Om suka banget loh sama rambut kamu, halus..panjang..badan kamu juga tinggi dan seksi...pasti nanti mahal buat om tawarin ke bos,upss.. ehh hahaha..”

“CUIHH!!..” elita yang emosi mendengarnya nekat meludahi Mr X tepat dihadapannya membuatnya terjungkal kebelakang

“ARGHHHH!!!!..”

“Ohhh gituu mainnya, udah om baik-baikin. Balesnya ludah..kamu ini cewek pertama yang berani gitu loh, cewek lainnya yang sekarang kerja di lokalisasi sana gak ada yang gitu.. mereka semua nurut…karena kalau ga nurut, nyawa taruhannya..”

“disuruh berdiri nurut..disuruh nyepong nurut..apalagi disuruh ngangkang..”ucap Mr X

“Lebih baik gue MATI.. daripada jadi wanita murahan disana!..” tegas elita

“hmm….coba kamu berdiri…”

Mr X lalu melepas ikatan tali dari tubuh Elita agar ia bisa berdiri.

Namun elita tidak mau berdiri.

“Mendingan kamu nurut sekarang neng, om lagi ga pengen bunuh orang malam ini..”

Elita masih menolak untuk mengikuti perintah penculiknya itu.

Mr X yang kesal kemudian memaksanya berdiri dengan menarik rambutnya

“Aaarhhhh!!..” teriak elita

Elita pun terpaksa berdiri

“Nah gini dong, kan keliatan body mu..tinggi mu diatas rata rata seumuranmu ini hehe..” ucap Mr X sambil merapikan rambut elita

Kini Elita berdiri dengan kaki gemetar didepan hadapan pria tua yang menculiknya tadi, tercium macam macam bau tidak sedap dari tubuh Mr X.

“Wah payudaramu lumayan bulat ya..tapi ga sebesar si intan yang minggu lalu om jual sih haha..”

“Om pegang ya..”

Baru sedetik meremas payudara elita, Mr X mendapat ludahan lagi dari elita


“AARGHH..KAMU YA…E..L..I..T..A….BERANI BERANINYA!!..”

*DUGG!!*

*PLAKK!!*

Hantaman keras dengan dengkul mengenai perut lalu tamparan keras mendarat di pipi elita.

Elita kini terkapar di lantai, meringkuk tak berdaya

Masih belum puas, Mr X dengan kasar menangkat tubuh elita, memaksanya berdiri.

Elita sempoyongan berdiri hampir kehilangan semua kesadarannya, lalu..



*JDUGGG!!!!*

Pukulan sepenuh tenaga mengenai dada bagian kanan elita, menghempaskan tubuhnya kebelakang hampir satu meter, mulutnya sampai mengeluarkan darah.

Kolaps, Elita tergeletak di lantai kayu tak sadarkan diri.

….

Sementara dari luar kedua anak buah Mr X sedang mengintip ke dalam lewat celah celah dinding kayu.

“L-lah lahh…kok malah dihajar sama si bos?!.”

“Iyaa ya, kirain mau digarap..mana gue udah siap siap ngocok ini..” ucap temannya

“Mungkin biar pingsan dulu baru digarap, biar enak mungkin yahaha.”

“Ga sabar gue nunggu giliran…uhhh kontol gue nyut nyutan liat cewe nganggur gitu..”

Mereka pun lanjut mengintip kedalam, dilihatnya Mr X kini sedang mengocok kontolnya yang panjang dihadapan elita yang tak sadarkan diri, ada benarnya juga tebakannya tadi.

Aksi bejat Mr X berlanjut, kini ia terlihat sedang mencumbui mulut elita sambil rebahan disampingnya.

“Ahhh enakk.. gilak..nanti gua bisa dapet berapa juta dari si bos nih hahaha…sebelum kasih ke bos ada baiknya di tes dulu hahaha..” ucap Mr X

Kedua anak buahnya yang mengintip tidak tinggal diam, mereka mulai mengocok kontolnya masing. Menunggu adegan eksekusi yang ditunggu-tunggu.

Tiba tiba dari arah belakang..



*JEDAAGGGG!!* *JDAAGG!!*

Dodi dan dede datang tak terdeteksi dari semak semak lalu menghajar kedua berandalan itu dari belakang, hantaman keras balok kayu dikepala langsung membuatnya jatuh pingsan.

“mati aja lo… haha gila kita udah kayak ninja.” ucap dodi

“Bagus..gue lewat belakang ya, sesuai rencana….. tapi..kalau kita ga selamat malam ini…gue…” ucap dede

“bacot lu, ayo bergerak..senternya jangan terang terang….atur ke yang paling kecil, asal jalan keliatan aja…dan awas jangan sampai rusak, punya bapak gue itu..”

“Aelah iya iya masi aja mikirin gituan….tapi ini orang berdua diapain?..” tanya dede

“Oh iya iket aja kata gua mah, biar ntar pagi ketahuan sama warga…lu bawa kan tali?..” balas dodi

“Ada tali mah, yaudah bantu gue iket..”

Mereka pun mengikat kedua berandalan itu di kaki dan tangannya.

“dahh selesai…sipp, waktunya beraksi..

“Siap de, ayo..”

“Tapi sebelumnya dod, gue minta lu harus kuat sekarang! Apapun keadaan didalam lu mesti kuat dan fokus ke misi kita selamatin kakak lu!..” ucap dede untuk menguatkan dodi

“Ah gue udah penuh adrenalinnya nih pasti kuat lah, ayo bergerak..”

“Sip gue jalan ya kebelakang..”

Setelah cahaya redup dari senter kepala dede mulai hilang ditengah semak-semak, dodi mulai bergerak ke pintu depan yang tak jauh dari lokasinya saat ini disamping bangunan.

Dodi membuka hpnya untuk memberi tahu dede, rupanya dede sudah duluan mengirim pesan. Berisi “ayo dod gua udah didalam..”

Dodi membalas “Oke siap gue masuk..”

Sementara Mr X yang sedang menikmati tubuh Elita tak menyadari kedatangan dodi & dede, ia melanjutkan aksi bejatnya lebih jauh. Kini ia telah membuka pakaian elita hingga tersisa cd dan bra saja.

Tak sabaran ingin segera menikmati surga dunia, Mr X berinisiatif langsung memasukan penisnya ke vagina elita yang masih perawan.

Ia menindih elita dengan tubuh besarnya lalu mengarahkan penisnya ke vagina elita lalu ia mulai coba masukkan melalui samping celana dalamnya.

Namun penisnya kesulitan untuk masuk saking besarnya.

Setelah semenit akhirnya kepala penisnya berhasil masuk, kini tinggal satu hentakan keras untuk menjebol keperawanan elita.



Mr X mengambil ancang ancang, ia memposisikan penisnya sejajar sambil kedua tangannya membuka paha elita lebar lebar.

Tiba tiba elita tersadar dari pingsannya, ia sangat syok melihat badan besar penculiknya berada diantara kedua kaki jenjangnya berusaha memperkosanya, sontak elita teriak sekencang kencangnya

*AAAAAHHH!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!..*

Mr X terkejut namun sudah kepalang tanggung, ia segera mendorong penisnya masuk.

Baru setengah jalan penis Mr X masuk, tiba tiba pintu terbuka dengan keras.

Dodi yang mendengar teriakan kakaknya langsung mendobrak pintu



*BRAAAKK!!*​

“KAAAKKK!!!....KAKAK!!!..” teriak dodi panik

Mr X kaget bukan kepalang, bagaimana bisa lokasinya ditemukan. Padahal tempat persembunyian ini tertutup pepohonan yang lebat.

Di dalam sangat gelap, dodi tak dapat melihat apa apa, situasi mulai mencekam. Dodi yang awalnya gagah berani mulai ciut nyalinya sendirian di dalam gudang tua walau ada dede disisi lain bangunan. Tetap saja dodi aslinya kutu buku yang nyalinya tak sebesar dede, kini dodi merinding sendiri padahal belum bertemu penculik kakaknya.

“kk-kak…d-ddi-dimana…kak..” panggil dodi terbata-bata

“Hiihh serem amat ini bangunan..gelap.., bisa bisanya lokasi hp kakak terdeteksi disini..” ucap dodi dalam hati



Sementara Mr X langsung keluar membawa lampu petromaknya menuju pintu depan meninggalkan elita sendirian. Elita segera memungut pakaiannya dilantai setelah Mr X pergi dari ruangan.

“Sialan..ganggu orang lagi enak aja..” gumam Mr X



Dodi yang sedang berdiri kebingungan dikagetkan oleh suara pintu terbuka, kini tampak sosok pria berbadan kekar dengan tinggi 172 cm membawa lampu di sebelah tangannya.

Dodi langsung menyalakan lampu senternya, kini makin terlihat jelas wajah tua si penculik berdiri sekitar 15 meter didepannya.

Tangan dodi sampai gemetar saat menyoroti senter ke sosok didepannya.



“HEEH! LU DODI YA?!..” bentak Mr X

“ee-eehh i-iya bang..” jawab dodi ketakutan

“BISA BISANYA LU YA NEMU TEMPAT GUE..MAU JADI PAHLAWAN LO?!..”

“BADAN LO KURUS PENDEK PULA! BERANI APA LO SAMA GUE!!..” ucap Mr X berjalan menghampiri dodi

Dodi berusaha mengembalikan nyalinya, ini demi kakaknya. Ia harus kuat!

*ekhemm*

“Hah! Gua ga takut sama lo!!..” tegas dodi

“Lepasin kakak gua sekarang atau gue telepon polisi!!..”

“wahaha mulai berani nih!..”

“Hahaha lu kira semudah itu?! Minta tolong ke polisi..hahaha….yang ada lu ntar dimintain duit sama polisi! Hahaha,,”

“Berisik!! Lepasin kakak gua sekarang juga!!..”

“Eh anak kecil! Selama duit 100 juta belum gua dapet…jangan harap kakak lo bebas!..”

“GUA TUNGGU SAMPAI BESOK MALAM KALAU BELUM DI TRANSFER JUGA..”

“KAKAK LO GUA JUAL KE MUCIKARI!!”

“Sialaan!!!..” bentak dodi emosi

“AHAHAHA PADAHAL TADI HAMPIR AJA GUA ENTOT KAKAK LU..UDAH MASUK SETENGAH..EHH LU MASUK..GANGGU AJA..”

“AAA-PAA LU BILANGG??!!!..”

“Haha iyaa, dengerin ya anak kecil! TADI HAMPIR GUE ENTOTIN KAKAK LU YANG CANTIK…UHH ENAK BANGET JEPITANNYA KERASA WALAU SEBENTAR AHAHA!!..”

“KALAU GA ADA LU UDAH GUA ENTOT HABIS HABISAN MALAM INI HAHAHAHA..”

Mendidih emosi dodi mendengarnya, sebelah tangannya masuk ke kantung celana belakangnya mengambil sesuatu.

“SIALANNN......HAAARGHHH!!!!!..”

Dengan gerakan cepat dodi melempar dua mata pisau kecil ke arah Mr X dengan tangan kanannya.



Satu mata pisau berhasil mengenai kaki Mr X, meninggalkan sayatan yang cukup membuat darah mengucur.

Bukan tanpa alasan dodi membidik kaki, ini sudah bagian dari rencana.

Mr X tak dapat melihat dan menghindar dari serangan tiba tiba dodi karena minimnya cahaya sementara dodi dengan mudah membidik dengan bantuan lampu senter dikepalanya.



Sementara itu di sisi lain dede sudah menyelinap lewat pintu belakang untuk menyelamatkan elita, memanfaatkan dodi yang sibuk dengan sang raja maling.

Setelah mencari kesana kemari akhirnya dede menemukan ruangan dimana elita disekap, sedang duduk dipinggir kasur tua

Dari sorot senternya, dede melihat kondisi kak elita sangat menyedihkan. Rambutnya berantakan, wajahnya pucat dengan bekas darah di samping dagunya. Dede bahkan hampir tak mengenalinya lagi.

Dede segera menghampiri kak elita untuk segera membawanya pergi dari neraka dunia ini.

“Kak itaa!!..ini dede!!..” ucap dede membangunkan elita dari lamunannya

“Hhuhh..??...d-dede?..… Dedee!!!..”

Elita menangis bahagia melihat kedatangan dede, ia beringsut bangun lalu memeluk dede sambil menangis.

“hikksss..hikksss.hikksss…d-dedee…….hkkss hiksss..”

“Tolong bawa kakak keluaarr dee huuuuuhuuu….kakak ga kuatt huaaa…hikss..hikss..” tangis elita di dekapan dede

“K-kak ita…udah..jangan sedih…kamu aman sekarang…dede bakal bawa kak ita pergi dari sini” ucap dede menenangkan elita

“T-tapi…dimana orang itu…dua berandalan sama bosnya..”

“Mereka berdua udah ditangani kak, tinggal bosnya itu yang lagi sama dodi di ruang depan”

“DODI??!!..DODI???..K-kamu ga salah de!..”

“Uhh..emang kenapa kak..” tanya dede

“Dodi ga bakal bisa lawan dia dee..badan orang itu besar dan berotot!!..dodi kan pendek.”.

Dede mulai khawatir setelah tahu orang yang akan dihadapi dodi berbadan kekar. Tapi jika berjalan sesuai rencana seharusnya baik baik saja karena peran dodi hanya memancingnya berlari keluar

“Ee-ehh.. tenang aja kak..rencananya dodi bakal pancing orang itu untuk ngejar dia..sementara kita kabur dari sini…”

“T-tapi de..kalau ga sesuai rencana gimanaa??..”

“Udah tenang aja…jangan putus asa gitu dong..sekarang tinggal tunggu aba aba dari dodi baru kita jalan keluar oke?..” ucap dede melepas pelukan elita

“I-iya de…makasih udah menyelamatkan kakak de..” ucap elita tersenyum ke dede

Tak lama kemudian terdengar erangan dari ruang depan.

*HHAARGHH!!..”

“BERANI BERANINYA LO ANAK KECIL!!!..”

“SEKARANG DEDE!!!!!..”

“KABUUURRRRRR..” teriak dodi

“JANGAN LARI LO ANAK SETANN!!..”

Lalu diikuti suara ribut derap langkah orang berlari.

“NAH ITU DIA!!..”

“SEKARANG KAK AYO!!..” ucap dede

“I-iyaa de..tolong bantu kakak jalan de..kakak masih lemas…”

Dede kemudian melingkarkan tangannya ke pundak elita untuk memudahkan elita berjalan.

“Ugghh berat kak..a-ayo kita jalan..”

Bagaimana tidak berat, dede yang kurus harus menjadi tumpuan bagi elita yang 11 cm lebih tinggi darinya

Mereka pun berjalan keluar kamar lalu menuju pintu belakang, sesampainya diluar dede dan elita berjalan menembus semak belukar lalu menuju jalan ke arah desa sebelah, dede berencana memutar sampai ke desa sebelah karena jika lewat jalan langsung menuju desanya ia takut akan berpapasan dengan si penjahat itu, tak apa lah jauh yang penting selamat.



Di sisi lainnya dodi sedang berlari terbirit-birit dikejar Mr X, tubuh dodi yang kecil dapat berlari kencang meninggalkan Mr X dibelakang yang berlari pincang karena luka di kakinya.

Setelah 5 menitan berlari, dodi mulai kehabisan napas, ia menengok ke belakang. Namun tak ada siapa-siapa. Pikirnya si penjahat tadi sudah tertinggal jauh dibelakang. Dodi merasa lega.

Dodi sekarang ingin menelepon dede untuk mengetahui kabarnya saat ini.



*tuuutt* *tuuutt* *tuuutt* *tuuutt*

“ayo dong de..diangkat…”

*tuutt* *tuuutt*

“angkat dee..angkat…haduhh.”

Setelah 20 detik akhirnya telepon dodi dijawab

“h-hahhhhallooo.. d-dodii…hahh hagghh..”

“DEDE! GIMANA LU DE!!..” tanya dodi khawatir

“bb-baikk dod..kakak lu lagi sama gua d-disini..”

“SYUKUR LAHH…MAKASIH DE…”

“POSISI DIMANA DE?..”

“di jalan ke arah desa cijati dod, gua muter ini sekalian ke warkop disana minta tolong..”

“Minta tolong apa ngopi lu de haha..”

“Yaudah gue nyusul ya lari kesana…eh ngomong ngomong kok nafas lu berat banget de..” tanya dodi

“BERAT DONGOO..BERAT KAKAK LU..INI GUE BANTU JALAN…SOALNYA LEMES..”

“eehh iya hehe..udah ye de, makasih..”

Setelah menutup teleponnya, dodi mulai berlari menyusul dede.



Tengah malam pukul 01:15

Setelah berjalan 15 menit akhirnya dede dan elita sampai di desa Cijati, dede merasa aman disini karena ada banyak rumah warga, tidak seperti tadi yang hanya dikelilingi hutan dan kebun. Disini juga tidak gelap gulita karena ada beberapa lampu jalan.

Kaki dede mulai terasa keram setelah berjalan jauh sambil menahan berat elita disebelahnya.

Untung tak jauh dari gapura desa Cijati ada warung kopi, dede lekas mengajak elita beristirahat disana.

“Kk-kak ita…kita istirahat dulu ya ke warung itu..” ucap dede tersengal-sengal

“Huuhh..huhhh..iya de..” balas elita yang juga kecapaian

Mereka pun masuk ke dalam warung kopi tersebut.



Sesampainya di dalam, dede langsung memesan makanan dan minuman untuk berdua.

Di kursi panjang khas warung kopi, dede dan elita duduk bersebelahan.

“buu..makan dong buu!!..” panggil dede

“Eh iyaa tunggu sebentar mas!..” sahut penjaga warung dari belakang

“Kak ita, mau makan apa? Dede beliin..”

“Hmmm..terserah kamu de…lagi pula apa yang bisa dimakan di warkop? Palingan mie instan..”

“Ada juga gorengan itu…”

“Maaf lama mas e, pesen apa mas?..” tanya ibu penjaga warung

“Mie rebus buk dua, sama minumnya…apa ya… kak ita mau minum apa?..” tanya dede

“air aja..” jawan elita singkat

“Air??.. air apa? Ada banyak air, air laut, air sungai, air hujan, air keran..hihi..” canda dede mencoba menghibur elita

“Ihh ngeselin ihh… air minum lah… apa aja deh asal jangan yang dingin!..” ucap elita kesal sambil menepuk pundak dede

“hahaha, iya bu, teh manis anget aja dua deh..”



Dede melirik ke elita, tampak raut wajah elita sudah tak tegang lagi, kini mulai tampak paras cantiknya seperti sedia kala. Senang dede akhirnya bisa menyelamatkan elita dan semuanya berjalan sesuai rencana, sekarang tinggal menanti kedatangan dodi.

Memecah keheningan, dede bertanya ke elita.

“umm kak ita, g-gapapa?..”

Elita mendengus mendengar pertanyaan dede

“huff...sekarang sih gapapa, sejam lalu sih udah kayak di neraka...gimana sih kamu..”

Dede menggaruk rambutnya, sadar ia menanyakan hal yang bodoh

“ehh..hehe i-iya maaf..”

“lain kali jangan pulang sendiri lagi kak..takut kejadian lagi..” ucap dede

“Tapi de, dirumah ga ada motor, kalau naik ojek terus boros uangnya..” balas elita

“Biar dede antar jemput aja nanti.. Mau gak..?”

“Emang kamu punya motor de?”

“engga, boncengan aja pakai sepeda punya ibu dede, ada kursinya dibelakang..hehe..”

“hahaha ngga ah nanti kakak jomplang ke belakang..ada ada aja kamu de..”

“yah namanya juga usaha...” ucap dede cemberut

Elita yang melihat dede cemberut merasa gemas, ia tahu maksudnya tadi demi keselamatannya sendiri walau agak tidak masuk akal. Elita tersenyum sendiri memikirkannya.

Ia tak menyangka orang yang dulu ia benci kini menjadi penyelamatnya bahkan peduli padanya. Padahal dede sudah menyetubuhi ibunya diam diam yang membuatnya marah besar.

Namun elita sekarang sudah memaafkan tindakan dede sebelumnya, ia sangat berterima kasih pada dede sudah menyelamatkannya. Kini pandangannya pada dede berubah 180 derajat.

Sambil menunggu pesanan tiba, dede menanyakan perasaannya elita. Namun elita tiba tiba malah menangis.

“Hikss..d-dede...ga bisa diungkap dengan kata kata de...sakitt....hikss..tolong jangan bicarakan ini lagi dee...malu kakak de...trauma dd-de...” tangis elita sesenggukan

“Ehh I-iya kak ita..maaf dede ga tau..”

“Kakak dihajar juga dee...k-kamu gatau rasanya...muka aku ditampar, dada aku ditonjok, perut ditendang..hikss..hikss..”

“Ya ampun kak ita!!..sekarang g-gimana masih sakit?..”

“Perut masih sakit de..”

Kemudian ibu penjaga warung datang membawakan dua mangkuk mie instan dan teh hangat.

“Ini mas e, mbak..mienya, semuanya jadi 16 ribu..”

“Nih bu kembali 4 ribu..” dede memberikan uang 20 ribu

“Yaudah kak ita sekarang makan dulu, nanti dirumah langsung istirahat ya..besok libur aja dulu..” ucap dede mengelus punggung elita dengan maksud menenangkannya.

Elita menatap dede sambil tersenyum.

“Iya de, Makasih udah dibayarin...minggu depan kakak ganti habis gajian..”

“Ehhh gak usah..ih kamu namanya juga dibayarin..gak usah gak usah..”

Elita merasa nyaman sekali ketika dede mengelusnya, penuh kasih sayang dan hangat suasananya saat ini berduaan dengan dede. Tambah hangat ditemani semangkuk mie rebus.



5 menit kemudian..

Yang ditunggu-tunggu pun datang, dodi akhirnya tiba. Ia sangat bahagia melihat kakaknya lagi, Dodi pun langsung memeluk kakaknya dari belakang

“Kakak!!!....huuhuuhuu..Kakak!!..” tangis bahagia dodi melihat kakaknya selamat

“E-ehhh uhuk uhuk..d-dodi..kakak sampai batuk..lagi makan ini..dod..”

“Kakak..maafin dodi kak…”

“Eehh maaf apa?? Dodi justru udah ikut bantu selamatin kakak bareng dede…kakak berterima kasih banget sama dodi…”

“Bukan kak…k-kakak tadi kan di…ngghh” ucapan dodi terhenti oleh tangan dede dimulutnya

“ehhh apa apaan sih de??..”

“Sssttt!!..” dede memberi kode untuk diam

“Iya kakak tau, tolong jangan bahas itu lagi dod..sekarang yang penting semuanya selamat..”

“I-iya kak maaf..”

“Makan ga dod? Ayo pesen lu yang bayar tapi..” ajak dede

“Ah giliran kakak gua ditraktir, giliran gua nggak..”

“hmm mie goreng boleh nih kayaknya..”



Sambil makan elita menanyakan cara dodi melacak lokasinya disekap.

“itu pakai teknologi lah kak..”

“jaman sekarang kan ada fitur kalo hpnya hilang..”

“Ohh iya iya..berati dodi lacak hp kakak dong..”

“Iya kak..”

“Hmm pinter kamu dod..ga sia sia belajar kan..” ucap elita sambil mengelus kepala adiknya

“Hmm terus itu si penjahatnya gimana dod?..” tanya dede

“Gatau lagi dimana abis gue kabur..yang jelas kakinya udah kena serangan gue de..” balas dodi

“Emang ga ketemu lagi waktu lu jalan kesini?..” tanya dede sekali lagi

“Nanya mulu lu kayak wartawan, ntar ah gua mau makan dulu..”

Setelah dodi selesai makan, mereka pun langsung pergi dari warung itu. Elita pun kondisinya sudah membaik, sudah bisa berjalan sendiri tanpa harus dibantu lagi. Itu jelas kabar baik untuk dede karena tak harus jadi tumpuan elita lagi selama perjalanan pulang yang cukup jauh.



02:30

Setelah berjalan kaki kurang lebih satu jam akhirnya mereka sampai dirumah, mereka bertiga langsung duduk di sofa karena kelelahan.

“hhaahh…hahhh…hah…akhirnya…selamat..” ucap dodi

“iya dod, berhasil kita…misi sukses hehehe..” balas dede

“Huffff..kakak harus libur nih besok…hadeh…”

“Iya lah kak, pemulihan dulu..” ucap dodi

“Hufff..kalau ga ada kalian entah gimana nasib kakak..”

“Kakak bingung gimana lagi caranya berterima kasih sama kalian..”

“hehe abis ini jangan galak lagi sama dodi ya ka..” ucap dodi cengengesan

“Hihi tergantung situasi…Sini peluk kakak dong dek..”

Dodi pun bangkit dari duduknya dan langsung memeluk kakaknya, dirangkulnya dengan erat kakak kandungnya ini.

Dede melihatnya jadi terharu, Namun ia juga iri dengan dodi yang punya kakak cantik dan penyayang seperti itu.

“Sini dede..” ucap elita memecah lamunan dede

“E-eh a-apa..”

“Peluk kakak lah hehe…masa dodi doang kan ga adil..”

“I-iya..”

Dede dengan canggung menghampiri elita lalu memeluknya perlahan, ia tak berani berpelukan erat seperti dodi.

Ditengah-tengah momen mengharukan seperti ini kontol dede malah berdiri karena memeluk elita.

Dede sadar perihal itu dan langsung melepas pelukannya.

“Ee-eh umm aku mau langsung tidur kak ita, duluan ya..”

“Iya de, kakak mau mandi dulu ah..”

Sama dengan dede, dodi juga ingin langsung tidur. Setelah mengunci pintu, dodi masuk ke kamar ibunya seperti biasa. Tampak ibunya masih tidur nyenyak, dodi naik ke kasur lalu memeluk ibunya dari belakang. Entah setan apa yang menempel padanya tadi, dodi jadi horny melihat ibunya tidur membelakanginya. Dodi beringsut menempel ke tubuh ibunya, awalnya dodi ingin meladeni hawa nafsunya namun kalah dengan rasa kantuknya hingga akhirnya dodi tertidur sambil memeluk ibunya.



Keesokan harinya.

Pagi hari pukul 06:00

Kartika bangun untuk menyiapkan sarapan, namun ada yang berbeda pagi ini. Ia mendapati anaknya dodi sedang merangkulnya dari belakang. Kartika pikir dodi sedang sedih karena kehilangan kakaknya semalam, wajar-wajar saja pikir kartika.

Kartika lalu bangkit dari kasurnya meninggalkan dodi sendirian, di ruang tamu kartika bingung mendapati dua tas ransel diatas sofa, padahal semalan tak ada disini. Namun yang mengejutkan adalah sepasang sendal gunung milik elita yang tergeletak dilantai.

Apa jangan jangan??

Langsung kartika dengan tergesa-gesa menuju kamar elita..

Betapa bahagianya ia mendapati anak pertamanya itu sedang terbaring dengan baju tidurnya. Ia langsung menghampiri elita yang masih tidur lalu memeluknya

“Kakakk!!...”

“Ee-ehhh i-ibu..uuhuk uhuk uhuk..”

“Nakk….jangan pergi sendirian lagi nakk…”

“Ii-iya bu..lepas bu…aku masih ngantuk..”

“T-tapi gimana ceritanya kamu..bisa pulang?”

“Ngantuk aku ah buu..nanti aja tanya dodi..”

“Yaudah…istirahat lagi lah nak..ya ampun..syukurlah..”

Kartika lalu pergi ke kamarnya sendiri untuk membangunkan dodi, karena hari ini ia masuk sekolah.

“Dod..bangun sayang...dodii...bangun..”

Suara lembut ibunya langsung membangunkan dodi dari tidurnya.

“I-iyaaa buuu..hoamm..”

“Itu kakak mu sudah pulang dod!..”

“gimana ceritanya?..”



Dodi yang masih ngantuk menceritakan semuanya ke ibunya, secara detail dan menjawab semua pertanyaan ibunya.

“Hikss..dodi..ibu bangga nak sama kamu...padahal ibu udah pasrah semalam sampai ketiduran..”

“terima kasih ya nak, nanti siang ibu kasih yang spesial deh buat dodi..”

“Iya bu, berkat dede juga kakak selamat..”

“Yaudah bu aku mau bangunin dede juga, hari ini kan masuk sekolah..”



Setelah selesai bersiap siap dan sarapan, dodi dan dede pun berangkat sekolah, akhirnya setelah libur sekian lama dede kembali bersekolah. Kini tugas yang tertinggal menghantuinya.

Namun pagi itu dede tampak pucat dan tak bertenaga, tak seperti biasanya.

“De? Lu gapapa de?..” tanya dodi khawatir

“huh?.. Gapapa dod, kurang tidur aja ini mah..semalem kan kita jadi batman hehe..”

“batman? Ohh itu..haha pahlawan yang nongolnya malem doang..” tawa dodi

“iya gue batmannya lu robin dod..”

“anjing..”

“hahahaha..” tawa dede



07:15, SMA 1 Desa Cianduk

Sesampainya dikelas dede langsung dihujani pertanyaan oleh teman temannya, bagaimana tidak.. Sudah lama mereka tak melihat anak paling usil dan jenaka di kelas. Suasana kelas sepi tanpa kehadiran dede.

“gue sakit..”

“gue sakit dea..”

“gue sakit ucup”

“gue sakit yanto”

“gue sakit rita”

“Apaan si lo de jawabannya sama semua?!..” ucap seorang murid

“YEE ORANG PERTANYAAN LU SAMA SEMUA..”

“ye selow dong udin..”

Mereka pun bubar dan kembali ke bangku masing masing.



Ditengah jam pelajaran terakhir menjelang waktu pulang dede tiba tiba merasa kepalanya pusing dan badannya lemas.

Teman sebelah dede menyadari ada yang tak beres, tampak wajah dede pucat dan tatapan matanya kosong, ia pun memanggil gurunya.

“Dede!..ded!..” panggil pak gunawan, guru IPA dede

“Dede! Kamu kok diam aja!..”

Sekelas terdiam memperhatikan dede. Yang duduk di bangku depan pun menengok semua ke arah dede.

Pak gunawan memegang kening dede, dan terasa panas.

“Wah ga bener ini..”

“De..dee...kamu baru masuk sehari masa udah sakit lagi..”

Tiba tiba dede kehilangan kesadaran dan kepalanya membentur meja.

Sekelas pun berteriak.

“DEDE!!!..”

“Pak dede gimana pak!!!..”

“YAUDAH MURID MURID, PELAJARAN DILANJUTKAN BESOK..INI SITUASI DARURAT...KALIAN BISA PULANG SEKARANG!..”

“HOREE!” ucap salah satu murid

“tolol lu malah hore” balas heru

“TOLONG GOTONG DEDE KE UKS SEKARANG!..” ucap pak gunawan

Murid murid pun langsung menggotong dede untuk dibawa ke UKS (usaha kesehatan sekolah)

Sesampainya disana pak gunawan membubarkan murid muridnya kemudian masuk, namun dodi bersikeras ingin menemani dede. Pak gunawan tahu dodi sahabatnya sehingga mengizinkannya masuk juga.

Didalam dede langsung mendapat pertolongan pertama oleh petugas UKS.

“Gimana mas si dede kondisinya?..” tanya pak gunawan ke petugas

“Oh baik baik aja pak, dari pengecekan kemungkinan besar terlalu capek sampai kolaps gini, tapi ada gejala tipes juga..saya sarankan dede istirahat dulu sampai kondisinya membaik pak gun..”

“Syukur lah..gak fatal…hadeuh dede dede..libur lagi kau nak..” ucap pak gunawan

“Nanti kalau sudah sadar bisa langsung pulang dede pak, setelah itu diberi obat..”

“Siap mas, terima kasih..”

“Nah dod, kamu ada kontak orang tuanya dede?..”

“Saya bisa telpon ke hpnya dede dirumah pak..”

“Yaudah bapak tinggal dulu ya ke ruang kepsek mau ngasih tau…terima kasih ya dod..”

“Iya pak sama-sama..”

Dodi pun langsung menelepon ke hpnya dede. Tidak seperti murid lain yang membawa hpnya, dede tidak membawa hpnya karena malu hpnya masih tombol jadul.

3 kali dede mencoba menyambung namun tak dijawab hingga akhirnya yang ke-empat dijawab juga oleh ibunya dede, bu titin.

Di telepon dodi menyampaikan kondisi dede saat ini dan meminta untuk dijemput. Bu titin pun menyuruh mang yana untuk menjemput dede ke sekolah.

30 menit dodi menunggu akhirnya mang yana datang juga, ia menghampiri dodi yang sedang duduk bosan di depan UKS.

“Euyy dodod…mana si dede dod…sorry mang yana lama..ban si jeki bocor euy..”

“..ada didalam si dede mang..”

“…hayu atuh pulang si dede..”

“Iya mang dodi samper dulu..”

Dede yang masih lemas akhirnya pulang dibonceng motor butut mang yana, tidak lupa diberi resep obat sebelumnya..

“mang dodi ikut dong!!..”

“heleh heleh dodod, mana bisa atuh..motor butut gini bertiga..bisa encok si jeki..”

“yaelah mang masa jalan lagi..”

“hahaha besok pagi deh mang yana anter sekolah..ga perlu ditelpon mang yana dateng ke rumah dodod..oke?...jalan dulu dod..punten..”

Dodi pun terpaksa pulang dengan berjalan kaki.



Siang hari pukul 14:15

Sesampainya dirumah dodi mendapati ibunya dan kak elita sedang menyantap makan siang.

Siang itu ibunya memasak lauk favorit dodi, perkedel kentang dan kentang balado. Double kentang seperti nasib dede.

Selesai mengganti baju dodi langsung ikut lesehan bersama keluarganya.

“Dod, si dede mana?..” tanya kartika

“Pulang bu ke rumahnya, soalnya dia sakit lagi..tadi dikelas pingsan..”

“PINGSAN?..” ucap elita dan ibunya bersamaan

“Iya, dibawa ke UKS katanya gejala tipes…disuruh istirahat lagi, padahal baru masuk sehari..”

“Ya ampun kasian dede, pasti gara gara semalam kecapekan..” ucap kartika

“Ya emang dede orangnya sakit sakitan mulu..lemah imunnya bu..” balas dodi

“Terus dikasih obat?..”

“Mana ada obat di UKS bu..cuman dikasih catatan resep obat..”

“YA AMPUN..DODI LUPA MAU NGASIH CATATANNYA KE DEDE!..”

“Halahh dodi..dodi..bisa lupa, antar gih abis makan..”

“Mana dod coba liat kakak resep obatnya..”

“Nih kak..” ucap dodi memberikan selembar kertas lecek

“Kakak simpen ya dod..”

Elita memasukan kertas itu ke kantung celananya.

“Ehh kakak! Mau buat apa!..sini balikin!..”

“Uhh..buat… buat d-dede…upssss..”

“Udah kamu ga perlu tau ah! Sanah habisin makanannya..”

“Huh??..”

Elita pun langsung pergi ke kamarnya tanpa membereskan piringnya. Dodi bingung untuk apa kakaknya menyimpan kertas itu.

“Kenapa kakak bu?..”

“Hihihi ibu tau kenapa dod…dah ibu beresin ya piringnya, jangan lupa dicuci piring kamu nanti..”



Setelah membereskan piring dan bersih bersih, dodi yang hendak tidur siang teringat ucapan ibunya yang ingin memberinya sesuatu yang spesial siang ini.

Dodi yang penasaran pergi ke kamar ibunya, ia mendapati ibunya sedang membereskan sprei kasur. Dodi memberanikan diri bertanya perihal sesuatu yang ‘spesial’ dari ibunya.



Namun sayangnya dodi mendapati ibunya sedang tidur siang.

Dodi yang yang sedang nafsuan siang itu tak ambil pusing, ia mengecek ke kamar kakaknya apakah sudah tidur. Dodi kegirangan mendapati kakaknya sedang tidur. Lalu ia pergi ke kamar ibunya dan mengunci pintunya.

Dengan perlahan dodi naik ke kasur ibunya lalu tidur menyamping memeluk ibunya dari belakang.

Seakan lupa ikhtiarnya untuk mengakhiri hubungan tabu ini, dodi mencumbu lengan sekal ibunya sambil menggesek kontolnya ke pantat ibunya.

Siang ini ibunya memakai tank top putih dan legging hitam.

“Ahh bu..enak bu..ahh…” ucap dodi rada nekat dengan maksud agar ibunya bangun

Melihat ibunya tak melakukan perlawanan, dodi bertindak lebih jauh. Ia menurunkan celana dan cd ibunya sebatas sampai paha hingga terpampang pantat seksi ibunya.

Dodi langsung menjepit kontolnya diantara kedua paha ibunya lalu ia genjot keluar masuk.

“Aghh…engghhh buu enak bu…enak genjotin ibu siang siang gini ughh..” desah dodi. Masih dengan maksud agar ibunya bangun namun sia sia, kartika masih tertidur lelap.

“Ahhh bu kok diem aja sih buu..uhhhh *plok plok plok plok plok plok* a-aku masukin ya bu..ahhh *plok plok plok plok*..”

Dodi mengarahkan kontolnya vertikal, sejajar dengan lubang surgawi ibunya.

Dengan perlahan ia mendorong masuk kepala kontolnya, setelah kepala kontol dodi masuk ia bersiap melakukan penetrasi penuh ke tempatnya lahir 18 tahun lalu.

“Bu siap ya, dodi mau masuk lagi ke rahim ibu..uhhh..” bisik dodi ke telinga ibunya

Dengan satu hentakan keras seluruh kontol dodi serta merta ambles ke memek ibunya.

Kerasnya hentakan dodi membuat kartika terbangun. Betapa kagetnya ia mendapati anaknya memeluk dirinya dari belakang sambil memasukan kontolnya ke rahim ibunya sendiri. Kartika tak bisa berbuat apa apa lagi.

“Eee-ehh d-dodi sayang..k-kok kamu m-masukin kontol kamu sih..aahhh..”

“Maaf bu..aku tadi mau nanya soal yang spesial ituu..uhhh.. i-ibu bilang tadi pagi..ahhh…tapi liat ibu lagi tidur bikin p-pengen bu..ahh..yaudah aku langsung entotin ibu..m-maafin dodi ibu..ahhhh..”

“Ohh haha ini yang ibu maksud dod…tapi ibu ketiduran tadi hihihi..yaudah lanjut aja sayang…entotin ibu sepuasnya..”

Mendengar ibunya bicara seperti ibu membuat dodi kalap, ia langsung mengentoti ibunya dengan buas.

Dodi mengentoti ibunya dari belakang sambil menindih tubuh ibunya yang tengkurap.

Suara desahan ibu dan anak memenuhi kamar itu. Di-iringi suara tepukan khas orang ngentot.

Setelah 5 menit dodi merasa akan segera ejakulasi.

Dodi mempercepat entotannya di memek ibunya, ia ingin kembali membuahi rahim ibunya dengan spermanya.

*PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK*

“Ahhhnn ahnnn terus nak..sayang…entotin ibu yang keras dod!!! Ahhhhhnnnhhh..uhhhhh..enakk uhh..”

“Ahhh i-iya bu…dodi sayang ibu…aghhh dodi sayang ibu…enghhh memek ibu enak…dodi ketagihan memek ibu dodi…ahhhhh terus bu goyang pantat ibu..oughhh haaahh..” *PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK*

“AWWHH dodii sayang…kontol mu nusuk nusuknya k-k-kenceng b-bangett auwwwhhh ahhnnn..teruss sayang…keluarin didalam ibu dod..ahhhhahh ahh..”

“Ah ah ah ah ah ah ah ah buu…ahhhh..d-dodi sampee…engghhhhhhhhhhhh..” *crot crot crot crot*

4 kali tembakan lahar panas dodi di vagina ibunya mengakhiri persetubuhan mereka yang singkat namun panas.

Nafas mereka tersengal-sengal setelah berpacu dengan nafsu.

“Huhh..huhh…huhh..enak buu hahh….hahh..”

“Iya dod…hadiah buat kamu udah selamatin kak elita..”

“Abis ini boleh lagi ya bu..”

“Hihi liat situasi dod..yaudah sana tidur siang..”

“Makasih ya bu..muach..dodi sayang sama ibu..”

“Ibu juga nak muach..” cium kartika di bibir membalas dodi

Dodi turun dari kasur dan hendak keluar kamar ibunya, namun jantungnya serasa mau copot mendapati kakaknya sedang berdiri di depan pintu kamar, melotot ke arah dodi.

“Dodi..kamu ngapain??..”

“E-ehhh k-kakak…”

“Uhh anuu….”

Bersambung….

Buat Wanita Yang Mau Sharing Soal Seks Atau Sekedar Butuh Teman Ngobrol Bisa Langsung DM ke twiter Admin 
Privacy Aman Dan Terjaga

0 comments:

Post a Comment