Kisah Ibu Rumah Tangga (LISNA) Part 6

 


Aku langsung memandikan anakku nesa di kamar mandi,sementara Heri tertidur di atas meja makan, tampaknya dia kelelahan karena pagi ini sudah dua kali kontolnya aku kuras. Setelah selesai memandikan nesa aku menimang dia untuk tidur..

'cup cuup cuuupp tadi abis liat mamah di sumbat kontol om Heri ya.. oow oow ooow sinih tidur ya,bobo ya ayooo...”

Setelah menidurkan Nesa aku kemudian bersih bersih rumah, aku beraktivitas dengan bertelanjang bulat. Setelah itu aku berbaring di sofa sambil nonton TV. Tidak terasa aku juga tertidur di sofa kami,mungkin aku juga kelelahan dari sejak semalam sampe pagi ini, aku terbangun dari tidur saat kumandang adzan Zuhur, kudengar juga anakku sedang menagis di kamar karna mencariku. Aku kemudian bangun dan mengurus anakku yang sedang menangis ternyata dia lapar, kulihat juga Heri masih tertidur di atas meja,aku tidak ingin membangunkannya. Setelah selesai mengurus anakku aku sholat zhuhur. Saat Selesai sholat aku merasa ada yang berdiri di sampingku.

'Ahh sayang kamu bikin aku kaget..”
'Kamu sih,aku terangsang melihatmu lagi ibadah..”

Heri langsung menekan kepalaku kebawah membuat aku jadi berjongkok,dia langsung menyodorkan kontolnya yang sudah ngaceng full padaku.

'Kamu kuat amat ya,,Suamiku tidak akan bisa sepertimu,kontolmu ga pernah loyo..”
'hehehe suamimukan memang loyo..”
'Apa pengaruh karna kamu sering makan makanan itu ya?
'Iya, kamu bisa lihat sendiri kan khasiatnya.”

“Iya juga heheheheh...”

Hmmm memang aku mengakui stamina Heri,dan jauh dibandingkan dengan suamiku,aku jadi terus memikirkan makanan Heri yang tadi pagi sempat aku cicipi..
Aku langsung memasukan kontolnya kemulutku, kuhisap kontol yang tidak bersunat, kontol yang nantinya akan menghasilkan anak untukku. Aku asyik mengoral kontol Heri dalam keadaan aku sedang memakai mukena. Ketika sedang asik mengoral kontol Heri,tiba tiba kudengar bel berbunyi,Aku langsung panik.

'Hah,Ada tamu kayaknya,apa suamiku ya?,ah tidak mungkin,dia kan pulang nanti besok malam..”
'Coba cek dulu sana,jangan langsung buka pintu, intip dulu dari jendela.”
'I iya,kamu sembunyi aja dulu sana ke kamar tamu.”
'Iya iya..”

Dengan masih memakai mukena aku pergi ke depan,aku mengintip dari jendela,sementara Heri buru buru masuk ke kamar tamu. Kulihat di depan pintu ternyata hanya pak Lurah,aku jadi tenang,tapi aku panik sekali karna aku memakai mukena sementara didalamnya aku tidak memakai apa apa. Aku membukakan pintu dan mempersilahkan pak Lurah masuk.

'Eh pak ,maaf lama pak soalnya baru selesai ibadah..”
'He eh iya bu tdk apa apa.”
'Mari masuk dulu pak,ayo duduk dulu.”
'Iya trima kasih bu.”
'Ada perlu apa nih pak maaf..”
'Eh begini bu,saya datang kemari untuk menyampaikan undangan dari keLurahan,nanti sore ini jam 4 ada rapat di balai keLurahan,berkenan ibu atau bapak dapat hadir,karna ada penyampaian penting.”


Aku tidak fokus dengan undangan pak Lurah ini,karna mataku tertuju dikamar ruang tamu,kulihat Heri mengintip sambil senyum senyum.

'Eh iya pak trima kasih pak..”
'Iya bu sama sama,saya pamit dulu ya bu..”
'Iya pak.”

Tidak tahu apa kata kata selanjutnya dari pak Lurah ini karna aku tidak fokus mendengarnya,ah aku biarkan saja aku tidak peduli.
Ketika pak Lurah berlalu dan aku menutup pintu,Heri langsung memelukku dari belakang,dia menggeser tubuhku ke jendela,dia membuka kain jendela dan mendorongku bersandar ke kaca jendela,aku kaget setengah mati karna kulihat pak Lurah masih berada di halaman kami dan baru mau keluar pagar, Heri langsung mengangkat mukena ku dan langsung memasukkan kontolnya di memekku lewat belakang.

'Ahh herr oowh kamu nakall ahhh assh uuuhh,nanti dilihat orang her ahhs dari kaca ahhs..”
'Ahhss oohh biar aja ada yang lihat ahh nanti lebih nikmat ooh..”

Heri menggenjotku dengan cepat dan kasar,kami bersetubuh sambil tubuhku tersandar menghadap kaca,sementara aku melihat orang lalu lalang di jalan depan rumah kami,ooowh sungguh menimbulkan sensasi yang luar biasa,dan aku mulai menikmati sensasi ini.aku kemudian menggoyang pantatku sambil tanganku membuka mukenaku,aku melemparkan mukena itu entah ke arah mana.

'Ahh oooh terus her asik nih ahhss uuh..”
'Asik kan heh ngentot sambil melihat orang orang dijalan sshh uuh.”
'Ehh iyaa ahhs ssh uuuh enaaaakkk babiiii ahhhs..”
'Enak memekmu ahhss ayo keluarkan bareng yaa aahh kontolku sudah berasaaahh sshh oowhss sshh..”
'Iyaa aaahh ahahahh baaaabiiiiiiii wuuuhuuuuuwooooooo.”

Aku berteriak, suara teriakanku mungkin terdengar sampai ke depan rumah kami,aku tidak peduli karna aku sedang merasakan kenikmatan yang luar biasa, Sekitar tujuh kali tembakan sperma Heri kembali masuk kedalam memekku. Aku dan Heri kemudian langsung masuk ke kamar tidurku kemudian langsung tidur sambil saling bertindihan aku di atas dan Heri di bawah.

Aku terbangun sore hari. Kulihat jam sudah hampir jam 4. Aku segera mandi sudah itu melakukan kewajiban sholat ashar. Aku ingat bahwa sore ini ada rapat di kelurahan. Aku akan ikut meski lewat sedikit tidak akan menjadi masalah. Maklum budaya jam karet. Aku pamit pada Heri dan minta dia jaga anakku.

Lumayan membosankan rapat yang aku ikuti di kantor kelurahan. Pikiranku tertuju kepada Heri dan apa yang aku lakukan bersama dia. Aku jadi tidak sabar menunggu rapat berakhir. Setelah hampir dua jam rapat selesai saat menjelang magrib. Aku pulang bersama-sama ibu-ibu tetanggaku. Oh iya kantor lurah tidak begitu jauh dari rumahku.

Sampai di rumah bertepatan dengan azan magrib. Kulihat Nesa lumayan betah ditemani Heri. Aku senang dia bisa akrab dengan selingkuhanku itu.

“Heri aku sholat dulu ya...!”

“Iya sayang ... Eh aku suka banget lihat kamu sholat loh.”

“Emang kenapa...?”

“Ya suka aja...”

“Ih kamu... ya udah deh aku sholat ya. Jangan ganggu lagi ya.”

“Iya aku tunggu sampe kelar deh.”

Aku segera siap-siap sholat. Seperti sebelumnya aku kembali sholat dengan hanya mengenakan mukena dan tanpa apa-apa lagi dibalik mukena itu. Entah kenapa aku sangat nyaman dan khusyu kalau sholat dengan hanya mengenakan mukena saja.

Usai sholat aku balik keruang TV menemui Heri dan anakku yang sedang nonton film kartun. Syukurlah Heri kali ini tidak mengganggu saat aku ibadah.

“Wah kamu Nesa bisa betah juga sama kamu...”

“Iya dong. Laki-laki yang disukai mamanya tentu disukai juga sama anaknya.”

“Hehehehhehe...”

“Yuk kita makan malam..!”

“Entar tunggu dikit ya. Aku tadi pesan online loh.”

“Hayoooo kamu pesan makanan itu lagi ya?”

“Iya sayang ternyata bisa juga pesan lewat online sayang.”

“Oke deh kita tunggu...”

Aku tidak pernah membayangkan bahwa aku mau juga ikut makan makanan kesukaan Heri.

Kalau soal rasa enak , yah memang enak sih. Tapi bukan itu yang membuat aku merasa sesuatu. Tapi sensasi melakukan dosa yang kulakukan memberi rasa aneh yang aku sukai. Ada debar-debar aneh ketika melakukan itu.



ليست هناك تعليقات for "Kisah Ibu Rumah Tangga (LISNA) Part 6"