My Slutty Wife Annastasia A Cuckold Story GRAND FINALE​

Model : Anastasia Asli

Welcome, Annastasia.

Frasa itu muncul di layar infotainment yang terintegrasi dengan sistem elektrik rumit kendaraan besutan Bavaria ini ketika aku duduk di kursi pengemudi seraya menekan tombol start/stop yang berada di sebelah kiriku.

Penyejuk udaranya terembus bersama dengan wewangian lembut yang berasal dari catridge di balik glovebox kendaraan ini.

Tubuhku begitu dimanjakan oleh lembutnya jok berlapiskan Merino Leather berwarna cokelat muda, serasi dengan wooden panel berwarna putih gading yang begitu memanjakan mata.

Enggan rasanya aku beranjak dari kediamanku, namun panggilan dari pejabat Eselon I di sebuah kementerian mengharuskanku untuk kembali merobek aspal Ibukota yang tiada ramah di waktu yang menunjukkan pukul 10.15 ke salah satu hotel bintang lima di sana.

Kuhela napas panjang seraya kutekan pedal gas kendaraan F-Segment berbobot dua-koma-satu-ton ini. Mesin delapan-silinder berkode N63B44T3 yang tertanam di kap depannya langsung menghela tenaga sebesar 390 kW dengan torsi konstan 750 Nm; diraih sejak seribu-lima-ratus putaran mesin per menit.

Transmisi delapan percepatan besutan ZF langsung mentranslasikan seluruh tenaga itu dalam bentuk momen puntir, memutar Pirelli P Zero berukuran 245/40 R20 di bagian depan; dan 275/35 R20 di bagian belakang; dalam mode all wheel drive yang mereka sebut xDrive.

Keempat ototnya yang ditopang oleh suspensi udara begitu lembut membuai tubuhku, melintasi seluruh jalan yang tidak rata. Active dampening control, yang sudah disematkan dari 3 generasi sebelum versi ini, benar-benar begitu presisi membaca kontur jalan.

Tidak begitu lembut, seperti milik kendaraan besutan Stuttgart berlogo bintang, namun sangat presisi, dan aku lebih menyukai karakter itu ketimbang pabrikan sebelah.

Lamunanku terus terputar seraya mataku masih berkonsentrasi dengan kendaraan yang melaju lebih pelan dari gerobak yang kukemudikan di kecepatan konstan seratus-lima-puluh-Kilometer-per-jam ini.

Sudah dua pekan setelah peristiwa gila di Bandung yang berlangsung hingga tiga hari tiga malam itu.

Sayangnya, Annastasia tidak sampai hamil.

Namun perzinahannya dengan keenam laki-laki haram itu telah mengubahnya, menjadi sosok yang lebih binal dan lebih ekstrovert.

Kami lebih sering bermain berahi di backyard, dengan percaya diri menampakkan keindahan tubuhnya dengan sahabat yang juga sekarang hidup bertentangga denganku.

Ia bahkan tidak malu bersanggama di depan asisten rumah tanggaku. Sering kali, ia bersyahwat ketika waktu tidak tepat.

Bahkan ia berniat untuk digilir lagi, oleh seluruh tim yang bekerja di bawahku. Tentu saja tiada izin baginya untuk melakukan kegilaan itu lagi.

Namun mengapa aku seolah tidak percaya, Annastasia akan bersumpah setia lagi hanya kepada pelirku kini?

Ia berulang kali ingin berzinah dengan mereka yang sudah menistakannya dengan begitu hina di depan mataku.

Bodoh!

Aku malahan langsung terbayang, betapa nikmatnya beronani lagi ketika istriku digilir oleh laki-laki lain. Sungguh rasa lezatnya tidak pernah bisa kugantikan dengan apapun.

Toooooooooot!

Harmoni panjang klakson Mitsuba yang tersemat di balik kap kendaraan J-Segment bermesin L15B yang membuntutiku seketika membuyarkan lamunanku.

Sejenak kulepas pedal gas untuk memberikannya jalan. Namun sejalan saat mobil itu sudah di sebelahku, kubiarkan twin turbo yang tersemat di balik kap mesin sedan Bavaria ini bekerja, mengasapi oposan yang hampir mendahuluiku dengan angkuh.

*****​

“Mas Alfa,” panggil Rachel, salah satu pegawai kementerian, “udah ketemu sama Pak Roni?”

Kuanggukkan kepala pelan, “iya Mbak.”

“Katanya saya diminta ketemu sama Mbak Rachel.”

Ia memimpin langkahnya, memasuki kamar hotel yang dipesan untuk pegawai kementerian, sejalan lalu menguncinya, dan mempersilakanku duduk di sofa.

Sementara wanita itu memilih ranjang untuk tambatan tubuhnya, seraya menyilangkan kakinya, membuat rok spannya terangkat cukup tinggi, memamerkan keindahan yang mungkin sengaja ditunjukkan kepadaku.

Rambut panjang bergelombangnya dibiarkan tergerai di atas tubuh yang dibalut blazer ketat, membentuk sempurna siluetnya begitu indah.

“Jadi gini Mas, Pak Menteri mendelegasikan Mas dan Saya buat jadi perwakilan ke dinas-dinas di daerah.”

“Hah?” sahutku, terhentak dengan pernyataan Rachel yang sungguh tiada masuk akal.

“Gimana bisa sih?”

Ia menggelengkan kepalanya, “Pak Menteri ini kan baru menjabat Mas, jadi banyak hal yang beliau belum paham.”

“Dan seperti biasanya, pasti orang lama kayak kita Mas yang diminta jalan.”

Kuhela napas seraya menggelengkan kepalaku pelan, “berapa banyak Mbak?”

“Semua Kabupaten sama Kota Mas,” ujarnya, dengan senyuman yang mengembang.

“Sama Mbak Rachel?” tanyaku sekenanya.

Ia mengangguk pasti, “iya Mas, kita berdua, nanti koordinasi sama Kadisprov, baru kita ke daerah masing-masing.”

“Well,” ujarku seraya menghela napas, “jadi kita berdua, didelegasikan sama Pak Menteri buat kerjaan pekerjaan kementerian.”

“What is my reward then?”

“Me, entire me,” ujar Rachel dengan senyuman penuh kemenangan.

Kugelengkan kepalaku cepat, “my wife is far more that just you, Rachel.”

Wanita itu lalu berdiri, mengeluarkan ponsel besutan Cupertino yang sudah menyala dan menyerahkannya kepadaku dengan seringai senyum penuh berahi.

Sejurus ia kembali ke ranjang, menanggalkan blazernya dan melemparnya ke bawahku, menunjukkan bahwa di baliknya hanya ada sebuah kemeja katun yang menyembunyikan sepasang payudara 36C miliknya tanpa dibalut bra.

Rachel merentangkan kedua kakinya, menunjukkan liang sanggamanya yang langsung tersembul dari balik rok spannya.

“Well,” ujarnya, “only if that is matter for you.”

“You should check my phone,” ujar Rachel, “how slutty is she, right?”

Deg!

Tidak mungkin!

MY SLUTTY WIFE ANNASTASIA TAMAT 

1 comment for "My Slutty Wife Annastasia A Cuckold Story GRAND FINALE​ "

Post a Comment