My Slutty Wife Annastasia A Cuckold Story (BAGIAN 2)
Model : Eka S
PENERIMAAN
Entah apa yang kupikirkan ketika Annastasia amat menikmati pagutan tubuh Dhika yang saat ini masih begitu gigih menghunuskan kejantanannya menyesaki liang sanggama istriku. Tubuh putih mulus istriku tampak begitu menggairahkan saat ada tubuh laki-laki lain yang menguncinya.
Pemandangan yang tidak pernah kusaksikan secara langsung setelah sekian lama waktu berlalu sejak saat kami pernah melakukan tukar pasangan tujuh tahun yang lalu.
Dada ini terasa begitu panas, cemburu melihat Annastasia digagahi laki-laki lain. Namun rasa panas itu seolah ditranslasikan dalam bentuk letupan nafsu yang semakin dahsyat.
Jemariku begitu erat menggenggam penis yang masih dibasahi oleh cairan cinta Annastasia dan mulai mengering, berulang kali tanganku kugerakkan begitu cepat, bernafsu menyaksikan perzinahan sepasang keponakan dan tantenya, satu meter di depanku.
“Hmmmph! Hmmmmph!” Annastasia melenguh, lisannya terkunci oleh pagutan Dhika yang masih rakus menikmati kelembutan bibir istriku ini.
Pinggul Dhika terus menekan-nekan ke arah tubuh Annastasia. Ia tampak tidak lelah untuk terus merangsek pertahanan vagina istriku yang memang masih sulit ditaklukan meskipun sudah ribuan kali dijajah oleh penisku.
“Aaah! Bisaaa engaak siiih Dhiiik?” Annastasia melenguh seraya mempertanyakan kemampuan Dhika yang saat ini tampak tidak berdaya untuk menembus legit dan sempitnya liang sanggamanya. Bahkan bantuan sepasang tungkai Annastasia yang memagut pinggangnya pun tak berarti sama sekali.
“Sempit Taaanth,” Dhika pun turut melenguh, seraya gigih menekan pinggulnya, pelirnya yang terlihat kuat pun sesekali membengkok, tidak sanggup menembus sempitnya liang sanggama Annastasia.
“Memek tanteee udah gateeel Dhiiik!”
Aku terus menyaksikan pergulatan panas yang menggerogoti seluruh saraf sadar yang telah dikuasai oleh ablasa. Begitu puas melihat tubuh istriku sendiri dinikmati laki-laki lain yang begitu berhasrat menyetubuhi sosok Sholehah yang berubah menjadi wanita jalang nan binal di atas ranjang.
Dhika memundurkan agak jauh pinggulnya, dan ia pun menekan kuat-kuat ke arah Annastasia.
Sleeph!
“Aaaaaaaah!” Annastasia melenguh seraya menikmati letupan berahi keponakannya yang disambut oleh penyerahan diri liang sanggamanya.
“Taaaanth! Uuuuuugh!” Dhika saling baku balas lenguhan dengan istriku.
Deg! Deg! Deg!
Sungguh sesak rasanya menyaksikan dengan jelas kepala penis Dhika berhasil melesat menembus sepasang gundukan vagina gundul yang terlihat merekah, menyambut bahagia datangnya batang kenikmatan yang sedari tadi berusah payah untuk menjajah liang sanggama Annastasia yang selalu kujaga.
“Lagiiih sayaaaangh!” Annastasia melenguh, wajah putihnya terlihat sangat merah, bahkan ia tampak tidak mempedulikan presensiku di perimeternya.
“Sempiith taaanth,” lenguh Dhika, “peeriiih.”
Dhika lalu menekan lagi pinggulnya, melesatkan kejantannya lebih dalam lagi.
Sleeeph!
“Aaaaaaah! Aaaaaaaaaaaaaah!”
“Taaaaaanth! Uuuuuugh!”
Deg! Deg! Deg!
Dadaku semakin sesak seraya lubang kencing Annastasia makin merekah menerima sepertiga kejantanan Dhika yang terlihat jelas terbenam di dalamnya.
Aku benar-benar telah membiarkan persanggamaan haram terjadi di depanku, mengizinkan tubuh indah Annastasia digelayuti oleh keponakannya yang begitu gagah menggauli istriku, memperbolehkan liang sanggama Annastasia dinikmati oleh kejantanan pemuda yang tampak dikuasai oleh nafsu binatang yang tidak terbendung.
“Entooooth lonte ini Dhiiik!” Annastasia kembali melenguh, meletupkan kata-kata binal penuh berahi yang memenuhi ruangan ini.
Dhika lalu menekan lagi penisnya, hentakan pinggulnya bahkan lebih terlihat gigih tatkala otot-otot pantat dan pahanya terlihat begitu kencang.
Sleeeph!
“Taaaaaanth! Ooooooooh!” Dhika mendesah menikmati tiap milimeter jajahan penis haramnya saat ini.
“Aaaaaaaaah! Aaaaaaaaaaaaah! Aaaaaaaaah!” Annastasia melenguh lagi, tubuhnya terlihat gemetaran seraya sepasang tungkai putihnya yang begitu indah masih setia memagut pinggang keponakannya.
Deg! Deg! Deg!
Mataku langsung buram, seraya lonjakan desir berahi yang langsung menyesakkan dada ini semakin membuatku bernafsu. Tanganku bahkan terus mengocok penisku, beronani saat melihat istriku berhasil disetubuhi, menggelorakan sifat pelacurnya yang tidak terbendung.
Kudekati tubuh istriku yang sedang dizinahi oleh keponakannya. Liang sanggamanya tampak makin merekah, gembira menyambut penis pemuda yang haram menggaulinya, sejalan dengan tubuhnya yang gemetaran.
Dhika lalu memandang ke arahku, “maafin aku Ooomh,” ia melenguh, “Dhika gak tahaaanh.”
Kuanggukkan kepala pelan, “Annastasia adalah istri kita bersama Dhik.”
“Aaaah!” Annastasia melenguh, memandangku dengan tatapan penuh berahi, melacur dengan nikmatnya di depanku.
“Pake aja memeknya Annastasia,” ujarku pasti, “puasin istriku yang jalang ini.”
“Lonte ini jangan dikasih ampun.”
Deg! Deg! Deg!
Sungguh, baru kali ini aku berkata sekasar itu. Alih-alih pandangan penuh amarah yang dilemparkan Annastasia, justru senyuman penuh kepuasan yang kuterima.
Dhika lalu menekan lagi pinggulnya, kali ini lebih kuat.
Sleeeph!
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah!” Annastasia mendesah begitu keras. Tubuhnya langsung gemetaran, menggelinjang begitu hebat saat tungkainya langsung ambruk, menyisakan pahanya untuk menganggkang, menyambut penis Dhika dengan penuh suka cita.
Deg! Deg! Deg!
Resmi sudah.
Annastasia sudab berzinah dengan Dhika, pemuda 19 tahun yang tidak bukan adalah keponakannya.
Selangkangan mereka saling bertemu, pelvis kedua insan penuh dosa ini saling bercumbu. Jembut lebat Dhika langsung menutupi lubang kencing Annastasia yang mulus, tatkala seluruh kejantananya berhasil menjajah liang sanggama Annastasia.
Istriku yang begitu jalang ini.
Cplaak! Cplaak! Cplaak!
Dhika langsung menggerakkan lincah pinggulnya, menjajah dengan liar liang sanggama istriku yang tampak begitu bahagia dizinahi oleh keponakannya sendiri.
“Memek istrinya Om Alfa legkeeeth,” lenguh Dhika seraya mendekap tubuh istriku.
“Aah! Aah! Aah! Aah! Aaah!” Annastasia mendesah, meracau begitu hebat seraya menyambut dekapan Dhika dengan begitu erat.
Cplaak! Cplaak! Cplaak!
Bunyi perzinahan mereka benar-benar layaknya simfoni berahi yang begitu indah. Penis Dhika bahkan tampak keluar masuk agak kepayahan, seraya sisa maniku tampak menempel di sekujur kejantanannya.
“Dhikaaah ga tahaaaaaan!” lenguh lelaki itu, seraya pinggulnya bergerak makin cepat.
“Aaaah! Jangaaaan di daleeemmmh!”
Panik. Tubuh Annastasia berusaha meronta saat gerakan pinggul Dhika semakin cepat, tidak beraturan untuk menuntaskan berahinya.
“Di luaaaaarrrh! Jangaaan di daleeeeemh!” Annastasia terus melenguh seraya tubuhnya terus berusaha untuk mendorong Dhika.
Nahas untuk istriku.
Habis sudah upaya Annastasia melepaskan persanggamaan haramnya, Dhika menekan kuat-kuat pinggulnya, tanda ia telah berejakulasi, tubuh Annastasia dikuncinya lekat-lekat ke tubuhnya.
“Memeeek lonteeeeeeeee!” Dhika melenguh seraya pinggulnya terus ditekan-tekan ke arah liang sanggama Annastasia.
Mani panas Dhika lalu dijamu oleh tuan rumah, Annastasia menggelinjang begitu hebat seraya tubuhnya bergetar dan menyamakan harmoni pinggul Dhika di tubuhnya.
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah!” Annastasia mendesah panjang, tampak ia menikmati persanggamaan haramnya barusan.
Aku yang bernafsu cukup hebat, sedari tadi terus menikmati pergulatan mereka sambil beronani. Rasanya sungguh seperti menikmati lezatnya berahi yang tiada pernah kukecap sebelumnya.
Tubuh perkasa pemuda itu masih betah mendekap lekat-lekat istriku, mulutnya bahkan masih rakus mencumbu bibir merah muda istriku yang langsung membuka, menyambut tarian lidah Dhika dengan fasihnya.
Tubuh istriku masih terlihat bergetar, sepasang tungkai montoknya mulai memagut lagi pinggang keponakannya yang masih perkasa menjajah liang sanggama Annastasia yang merekah bahagia ditikam oleh penis haram itu.
“Dari belakaaang sayaaang,” lenguh istriku, ia lalu menurunkan sepasang tungkainya dan langsung memutar tubuhnya.
Jadilah Annastasia dalam posisi bersujud, mengangkat tinggi-tinggi pantatnya, dengan bangga memamerkan keindahan anus dan vaginanya yang begitu bersih, dipadu dengan sepasang pantat sintal yang tampak begitu menggoda berahi laki-laki manapun yang memandangnya.
Rambut panjang berponinya dibiarkan acak-acakan, tergerai begitu indah di atas ranjang yang menjadi saksi bisu perzinahan haram yang kuizinkan barusan. Sementara wajahnya yang sedari tadi dibenamkan di atas ranjang King Koil empuk itu sedikit terangkat, seraya seringai senyum buas ia lontarkan langsung ke arah wajahku.
Dengan sigap, tangan kiri Dhika menggenggam gemas lekuk pinggul istriku, wajah liarnya langsung memerah seketika tangan kanan pemuda itu mengarahkan ke liang sanggama Annastasia yang tampak begitu gemuk dan menggemaskan dalam posisi ini, membuat penisku semakin geli saat melihat dengan jelas kepala pelir Dhika mencumbu mesra lubang kencing Annastasia.
“Aaaaaaah!” Annastasia melenguh, “yang kenceeeengh Dhiiik.”
Dhika lalu menekan-nekan pelirnya, sesekali membengkok ketika keperkasaannya lagi-lagi harus tunduk oleh pertahanan otot kewanitaan istriku yang memang sangat rapat itu. Bahkan hanya sedikit mani Dhika yang terlihat meluber dari dalamnya.
“Padahaal baru aku pejuhin Taaanth,” lenguh Dhika, “pereeeeth bangeeeth.”
Dhika masih memuji kenikmatan membelah vagina istriku yang masih belum bisa ditaklukannya dalam posisi itu. Annastasia masih terus menekan ke belakang, membantu pinggul Dhika untuk memperoleh pergerakan yang tepat sebelum akhirnya bisa melesatkan penisnya yang berurat dan perkasa.
Maninya terlihat begitu tebal menyelimuti batang kenikmatan yang masih saja belum bisa menjajah lagi liang haram Tantenya yang baru dizinahi barusan.
Dhika memundurkan sedikit pinggulnya.
Sleeeph!
“Aaaaaaaaaaaaah!” Annastasia melenguh, menikmati kepala kejantanan Dhika yang akhirnya berhasil menjajah liang sanggamanya.
Deg! Deg! Deg!
Dadaku lagi-lagi terasa begitu sesak tatkala vagina gundul istriku kembali merekah, menerima tamu yang diharapkannya dengan sukacita. Tangan kotor Dhika pun begitu lihai meremas-remas sepasang pantat sintal Annastasia seraya sedikit demi sedikit penisnya mulai menjajah liang sanggama Annastasia.
Dhika kembali menekan lebih kuat pinggulnya.
Sleeeph!
“Aaaaaaaaaaaaaaaaah!” Annastasia kembali mendesah seraya sepertiga pelir keponakannya berhasil menggaulinya.
Deg! Deg! Deg!
Dadaku semakin sesak seraya penis haram itu tampak bergetar, terharmonisasi oleh tubuh Annastasia yang menggelinjang, menikmati perzinahan ini.
Namun tanganku juga tidak bisa berhenti beronani, menikmati tiap-tiap detik yang berlalu dengan sombong, mengantarkan siksaan nikmat yang dibakar oleh rasa cemburuku.
Dhika kembali menekan pinggulnya.
Sleeeeph!
“Uuuuuh Tanteeeeh,” Dhika melenguh seraya tangannya mencengkeram kuat-kuat sepasang pantat putih Annastasia.
“Aaaaah! Aaaaaaaaaah! Lagiiiiiih!” Annastasia meracau saat setengah pelir Dhika sudah menjajah liang sanggamanya. Tubuhnya pun bergetar begitu hebat saat Dhika sudah mulai mengeluarmasukkan kejantanannya yang belum sepenuhnya menyetubuhi tantenya.
Pemuda atletis itu lalu memundurkan lebih jauhnya pinggulnya, dan ia menghentakkan dengan amat kuat.
“Oooooh! Tanteeeeeeh!” lenguh Dhika diiringi dengan tubuh yang bergetar.
“Aaaaaah! Aaaaaaaaaaaah! Enaaaaaaaaaakh!” Annastasia mendesah, tubuhnya bergetar, menggelinjang beitu hebat.
Dhika masih memejamkan matanya sejalan dengan jembutnya yang mencumbu lekat-lekat sepasang pantat montok Annastasia. Jemarinya pun begitu liar meremas bongkahan itu sebelum akhirnya bergerak sendiri.
“Aaaah! Aaaah! Aaaaah!” Annastasia menggerakkan pinggulnya, begitu liar, menikmati batang kenikmatan milik keponakannya itu.
Cplaak! Cplaak! Cplaak!
Orkestra berahi pun di mulai
BONUS BOKEP LOKAL KLIK TOMBOL DIBAWAH
No comments for "My Slutty Wife Annastasia A Cuckold Story (BAGIAN 2)"
Post a Comment