Prank Call (Episode 7: Dita dan Suaminya)

 


Aku segera mengumpulkan seluruh kesadaranku dan kembali kepada kenyataan, walaupun aku masih tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Aku mencari handuk yang tadi terhempas pada saat abah Ono melakukan sesi pijatannya. Aku ambil handuk putih itu lalu aku kenakan kembali untuk menutup tubuhku.

Sambil merapikan rambut yang agak berantakan, aku segera menuju ke kamar Keanu, karena tangisannya sudah sangat keras. Aku gendong dia, lalu aku timang-timang di atas pankuanku. Aku coba hentikan tangisannya, dan setelah beberapa menit berada dalam dekapanku, anak itu berhenti juga menangis.

Aku menghela nafas lega. Setidaknya anak ini berhasil menyelematkan ibunya dari kelakuan kakek mesum tukang pijat. Tapi aku tidak bisa memungkiri bahwa tubuhku sudah tidak merasa pegal lagi seperti tadi pagi. Pijatan abah Ono patut diancungi jempol, walau bayarannya sangat mahal. Aku harus merelakan tubuhku di jamah olehnya, dan hampir saja menjadi bahan pelampiasan nafsunya. Tubuhku bergidik membayangkannya. Aku berusaha menghapus memori itu dalam ingatan, jika tidak aku akan selalu dihantui oleh bayangan kejadian itu.

Setelah beberapa menit berada dalam dekapanku, Keanu akhirnya tertidur kembali. Momen ini aku manfaatkan untuk membersihkan badanku. Aku ingin mandi dan melupakannya semua. Di kamar mandi, aku bersihkan seluruh tubuhku di bawah guyuran shower. Perlahan aku bilas badanku menggunakan sabun mandi, mulai dari tangan kanan, kemudian ke tangan kiri. Dari sana aku beralih ke daerah leher lalu turun ke daerah dada. Aku bilas payudaraku, awalnya hanya gerakan biasa saja, lama-lama gesekan antara telapak tangan dan putingku terasa enak. Semakin lama, gerakan membilas payudara berubah menjadi gerakan meremas-remas dan merangsang payudaraku. Rasanya enak sekali memijat payudara menggunakan sabun mandi sambil di guyur air mandi. Aku jadi membayangkan bagaimana jika abah Ono yang melakukan pijatan di payudaraku. Aduh pasti enak sekali.

Ahhhh.. HHHH... Ohhhhh

Abah Ono, terusin bah, payudaraku terasa pegal bah, pengen dipijit. Hmmmppp

Tangan kiriku tanpa aku sadar sudah berada di atas klitorisku. Menggesek-geseknya dengan jari telunjuk dan jari tengah, menambah rasa nikmat saja. Jari tangan kiriku semakin cepat merangsang klitoris, dan tangan kananku semakin keras meremas-remas payudaruku sendiri.

Terbayang penis abah Ono yang sudah menegang, menatap menangtang, penisnya terlihat begitu perkasa. Oooh abah. Aku menutup mata, membayangkan, meresapi, dan menahan kenikmatan yang aku rasakan. Jari tanganku kini masuk ke liang vaginaku. Mengocok-ngocok ke dalam, keluar masuk, dengan lincahnya. Vaginaku kembali basah. Sambil berdiri aku terus mengocok-ngocok vaginaku dengan cepat. Oh enak sekali, wajahku sampai menengadah ke atas, sehingga air shower tepat jatuh di wajahku. Setelah beberapa menit aku mengobel vagina, aku ambil batang shower lalu aku arahkan ke mulut vaginaku, sehingga desiran air tepat jatuh di vaginaku. Memberikan sensasi seperti menggelitik, yang membuat aku semakin terangsang.

Oo..OOOOOhh

Kocokannku semakin cepat, sementara shower aku gerakan naik turun, untuk memberikan rangsangan pada klitoris dan pada vagina secara simultan.

Ah.. ah... ah.... abah ono... ah... ah... ah... Ahhhhhhhhhhhhhh





19.00 malam

“sayang, aku pulang”

“asyiiik Ayah udah pulang” aku menggendong Keanu dan berjalan menyambut suamiku yang baru saja pulang dari kantor. Aku meraih tangan suamiku, menciumnya tangannya, lalu beralih mencium bibirnya. Suamiku juga mencium Keanu dengan penuh cinta.

“ayah punya hadiah nih buat Keanu”

“eh, tuh kamu dapat hadiah dari Ayah. Hadiah apa Ayah?”

“ini dia” suamiku mengambil sesatu dari kopernya. Ternyata benda itu adalah robot-robotan. “pasti kamu suka”

“waaahh.. robot. Keanu dapet hadiah robot, asyiik. Mamahnya dapet apa, jangan-jangan gak dapet?” sambil manyun aku berharap dapat hadiah juga dari suamiku.

“dapet juga dong” suamiku memberikan bunga mawar merah yang membuatku sangat bahagia malam itu.

“waaaah. Terima kasih suamiku tercinta, kamu memang suami paling romantis. Aku suka deh”

Suamiku tiba-tiba mencium bibirku lagi, tapi kali ini bukan hanya menempel saja seperti tadi ketika dia baru datang. Ciuman kali ini lebih dalam, dia memagut bibirku penuh dengan nafsu. Aku membalas ciumannya, suamiku menyosor bibir bawahku, menghisapnya dengan hebat, lalu tak ketinggalan bibir atas juga dia hajar. Lidahnya tiba-tiba menerobos masuk, mencari lidahku, yang juga aku arahkan agar mudah diraihnya. Dia memutar-mutar bibirnya dalam mulutku, mengikat lidahku, bahkan menyedotnya, sampai lidahku tertarik masuk ke dalam mulutnya. Nafasku sampai dibuat terengah-engah olehnya. Dia kemudian melepaskan ciumannya, dan menarik kepalanya ke belakang. Air liur menetes dari kedua lidah kami, dan mulut kami. Lalu kami sambil bertatapan, tersenyum, dan tertawa.

“jadi ini balasan ciumanku tadi pagi?” aku menatapnya dengan manja.

“iya sayang, aku sudah tidak tahan, ayo kita bersenang-senang malam ini”

Aku sudah bersenang-senang sepanjang hari ini. Mendapatkan petualangan baru, dan sudah orgasme berkali-kali. Tapi aku tidak mungkin menolak ajakan suamiku yang sedang horny ini.

“ayo sayang, aku juga sudah menanti kedatanganmu dari tadi. Aku juga pengen bersenang-senang malam ini. Sekarang kamu mandi dan makan malam dulu ya!”

“iya sayang”

Selagi suamiku mandi dan makan malam, aku memberi Keanu susu formula dan berusaha menidurkannya.

Setelah Keanu tidur, aku mengganti pakaianku dengan lingerie putih menerawang. Aku berdandang dengan cantik malam itu, tak lupa memakai lisptik merah. Rambutku aku biarkan jatuh bebas, sehingga tergerai indah kontras dengan kulit putihku yang bersih dan mulus. Aku juga menyemprotkan parfum ke tubuhku, agar suamiku semakin terbuai dengan wangi tubuhku.

Aku duduk di atas kasur, sudah siap menunggu suamiku. Tak lama, suamiku masuk ke dalam kamar. Dia terkesima melihat penampilanku yang seperti bidadari ini. Dengan tergesa-gesa, dia menyambar tubuhku sampai tubuhku terdorong ke belakang. Dia Menindihku dengan tubuhnya, mendekap erat tubuhku seakan tidak mau melepaskannya. Dia lumat bibirku yang tipis dan merah ini. Lidahnya langsung menerobos masuk, berputar-putar dalam mulutku, menyapu segala sesuatu yang ada di dalamnya. Aku sampai kesulitan bernafas.



Dita



Dari balik celananya, aku dapat merasakan penisnya sudah tegang maksimal. Aku hanya meladeni sedikit ciumannya, lalu aku dorong tubuhnya ke belakang, sampai dia berbaring terlentang di atas kasur. Matanya menatapku yang kini duduk menghadapnya. Aku tarik ke bawah celana pendek yang dikenakannya, aku tarik sampai terlepas, dan melemparkannya ke lantai kamar. Kini terpampanglah penis suamiku yang sudah tegang sempurna. Penisnya menjulang menantang langit, aku pegang penis itu dengan tanganku, terasa kenyal dan keras sekali.

“sayang” aku tatap dia dengan mata sayu.

“iya sayang” dia mengantisipasi apa yang akan aku lakukan.

Aku kocok perlahan penis suamiku, dia merem melek keenakan. Dia mendesah pelan. Lalu aku memajukan wajahku ke arah penisnya, menempelkan hidungku pada penisnya. Suamiku kaget dengan apa yang aku lakukan.

“A..pa yang kamu lakukan sayang?”

Aku tidak membalas pertanyaannya. Malah aku masukan penisnya ke dalam mulutku.

“OH sayang” suamiku meracau tidak karuan. “ohhh... ohhh....ah...”

Aku gerakan mulutku maju mundur, mengulum penisnya, dengan lincah seakan aku sudah ahli melakukannya.

“oohhhh... o..oHh enak sayang” suamiku hanya bisa merem melek keenakan. Dia masih berbaring di atas kasur, kadang dia angkat kepalanya ke atas untuk berusaha melihat aksiku. Di sela-sela mengulum penisnya, aku juga terkadang melihat wajah suamiku yang sudah sangat sange. Aku terus mengulum penis suamiku, sementara tangan kananku mengocok-ngocok pangkal penisnya dan tangan kiriku meraba-raba pahanya. Hal itu membuat penis suamiku terasa sangat tegang di mulutku. Tapi penis suamiku tidak ada apa-apanya jika dibanding penis abah Ono yang sangat besar dan panjang.

Tiba-tiba terlintas kembali bayangan penis abah Ono yang tengah ereksi maksimal. Membuatku malah menjadi semakin horny. Aku keluarkan penis dari mulutku, mendorongnya ke arah perut suamiku, lalu aku jilat bagian bawah penisnya, dari pangkal sampai ujung. Terus berulang kali aku menjilati penis suamiku, membayangkan penis abah Ono membuatku semakin liar menjilati penis suamiku, sampai air liurku keluar dengan derasnya. Aku jilat terus penis suamiku berkali-kali, tubuhnya sampai menggelinjang tak karuan. Puas dengan menjilati batang penis, aku turun ke bawah, mengulum dua buah zakarnya, menyedotnya pelan, menahannya dalam mulutku, lalu melepaskannya. Begitu terus bergantian dengan buah zakar satunya lagi. Selain menyedot buah zakarnya, aku juga menjilati skrotum yang samakim membuat suamiku kelojotan dibuatnya. Sementara tangan kananku masih mengocok penisnya dengan tempo teratur.

“Ahh..ah..ah.. sa..yang.. sudah,, aku tidak kuat lagi”

Dia mengangkat tubuhku, lalu mencium bibirku dengan ganas. Tangannya menyingkap tali lingerie yang aku kenakan, menurunkannya, sehingga lingerie ku melorot ke bawah, membuat payudara indahku terpampang dengan jelas. Tangannya meremas-remas payudaraku, memutarnya, dan memilin putingku. Aku balas ciumannya dengan melumat bibirnya dan menyapu lidahnya. Tanganku meraih kepalanya, dan menekannya semakin dalam ke arah mulutku.

Ciuman suamiku turun ke leher, membuat semua rambut halus yang tumbuh disekitarnya berdiri menahan rangsangan yang diberikan. Dia juga menjilat habis semua lekuk leher, yang membuatku hanya bisa menengadah dan memenjamkan mata.

“Ah sayang, ge..li e..nak. terusin sayang”

Suamiku bukan hanya sekedar mencium dan menjilati leher, sekarang dia menghisap leherku.

“Ooohh. Saayaang”

Rasanya enak sekali, dihisap suamiku di bagian leher. Cukup lama dia menyedot-nyedot leherku, pada saat melepaskan bibirnya, ada tanda merah membekas di leherku. Puas dengan satu titik, dia hisap titik lain di leherku, sampai leherku penuh dengan cupangan merah darinya.

“masukin dong sayang, aku udah gak kuat”

“apanya yang dimasukin sayang?”

“itu.. penis kamu, ke vaginaku aku. Aku udah gak tahan, pegen dimasukin.”

Diburu nafsu yang sudah membuncah, suamiku dengan cepat memasukan penisnya ke vaginaku yang sudah banjir dari tadi.

“aaaahhhhh.. enak sayang”

“iya sayang, kamu liar banget malam ini”

“kamu suka?” aku bertanya padanya dengan nada manja.


“suka banget sayang” ekpresinya penuh dengan kegembiraan.

Dia genjot penisnya ke dalam vaginaku dengan tempo yang langsung tinggi.

“ahhh...Ahhhhh sayaang. Terusin”

Tidak biasanya suamiku memulai dengan tempo yang cepat sedari awal. Suamiku masih menggenjotku dengan liar, aku juga mengimbangi genjotannya dengan menggerakan pinggulku menyambut setiap sodokan penisnya. Ahhh..ah..oh oh... kami mendesah, berteriak hebat di dalam kamar, seperti tidak ada orang lagi di dunia ini, malam ini hanya milik kami berdua. Suami istri yang sedang dimabuk cinta dan birahi.

Setiap sodokan penis suamiku dan goyangan pinggulku membuat payudaraku bergoyang-goyang, aku sampai harus menahannya dengan kedua tanganku. Niatku hanya menahannya saja, tapi ternyata tanganku malah memainkan payudaraku, meremasnya, dan memijat-mijat. Aku baru merasakan ini, disodok penis sambil memainkan payudaraku sendiri, sungguh nikmat rasanya.

“ah..ahh.. terusin sayang, sodok yang keras. Aku suka”

“ahhh..ahhhh.ooohhh..oohhh”

“ya.. gi..tu, teruuus, teruuuus, eenaaak”

Remasan tangan di payudaraku semakin liar, aku putar-putar putingnya, aku jepit dengan jempol dan jari telunjuk, lalu aku tarik.

“iiiiih... enaaaaaaak”

Suamiku tiba-tiba melepaskan tanganku dari payudara, lalu dia meremas menggunakan tangannya sendiri.

“aaaaduuuh, eenaaaak, saaayang”

Dia remas payudaraku sampai meninggalkan bekas kemerahan di sana. Tidak tahan hanya dengan meremas-remas, dia kenyot panyudaraku seperti bayi yang sedang kehausan.

“Aww. Sayang”

Aku hanya bisa menutup mataku menerima semua rasa nikmat ini. Aku jambak rambutku sendiri, kepalaku tidak bisa diam, terus bergantian, miring ke kiri dan kanan. Tangan kiriku memeluk punggung suamiku, merangkulnya agar tidak lepas, aku ingin bisa seperti ini selamanya. Mendapatkan kenikmatan tiada tara. Tiba-tiba suamiku mempercepat goyangannya, dengan ukurannya penisnya yang seperti sekarang saja, aku sudah keenakan, gimana kalo ukuran penis yang jauh lebih besar masuk ke vaginaku. Pasti vaginaku akan penuh sekali, setiap dindingnya akan meremas penis itu dengan kuat, yang membuat rangsangan pada vaginaku semakin nikmat. Lalu pintu rahimku yang disodok terus-menerus, pasti enak banget.

Oh abah Ono, aku ingin penis jumbo kamu.

Aku ingin kamu datang lagi kesini

Memijatku, tak apa, aku akan bugil dari awal, aku mau menanggalkan semua pakaianku di depanmu, asalkan aku bisa merasakan penis raksasa itu.

Oh abah ono, akankah kau datang lagi ke sini.

Akan aku buka lebar paha ini, agar penis raksasa itu bisa masuk ke vagina sempitku.

Aku juga ingin menjilatnya, mengulumnya, biarkan mulutku terasa sesak oleh penismu.



“Ahhh.. ah.. oh sayang”

Aku percepat goyanganku, sangat nikmat sekali rasanya, membayangkan penis yang lebih besar masuk di vaginaku. Suamiku tampak terheran, tapi dia juga mempercepat sodokannya. Tanpa aku sadari jari-jariku mencengkram keras punggung suami, menamcapkan kuku-kukunya disana. Aku mencakar punggng suamiku sendiri.

“ah.. ahh.. ah.,. cepetin sayang, teruuus. Jangan berhenti, ini enak banget” aku meracau tak karuan.

Aku ingin penis itu merangsang titik-titik kenikmatan pada vaginaku. Aku angkat tubuhku lalu aku dorong suamiku, sampai dia terjatuh dan terlentang di atas kasur. Penisnya terlepas, dan mengacung hebat, dilumuri oleh cairan vaginaku yang sangat banyak.

“sayang! kenapa?” suamiku heran dengan perlakuanku.

Tanpa menjawabnya, aku mendekatkan tubuhku ke suami, berjonggok di atas penisnya, tanganku meraih penisnya, mengocoknya perlahan, dan mengarahkannya ke vaginaku. Terlihat beberapa tetes cairan vaginaku jatuh membasahi perut bawah suamiku.

Bles. Penis itu masuk ke dalam vaginaku.

“Ohhhh...ahhh”

Aku menggenjot penis suamiku dari atas. Kedua tanganku bertumpu pada dada suami, lalu pantatku naik turun di atas penis suamiku. Begitu pula dengan kedua buah payudaraku, yang bergoyang seirama dengan gerak tubuhku.

“enaak banget sayang, terusin” kini suamiku yang mendesah digenjot dari atas. “Ahhh... ahhhh”

Aduh enak banget. Aku ingin penis yang lebih besar dan panjang.

Gerakan pantatku semakin cepat, aku menggenjotnya dengan penuh nafsu dan semangat. Suamiku mulai terbiasa dengan posisi ini, dia pegang kedua pinggulku lalu dia goyangkan naik turun, untuk mempercepat goyanganku.

“Ahhh....ah...aahhhhh.. aku mau keluar sayang” aku sudah tidak kuat lagi.

“Tahan sayang, kita keluar bareng”

Sekarang suamiku tidak hanya pasrah berbaring di atas kasur, dia gerakan pantatnya naik turun. Dia menyodok vaginaku dari bawah lebih cepat dari yang sudah dilakukannya dari tadi. Rangsangannya terlalu hebat, aku tidak sanggup bergoyang lagi, jadi aku biarkan suamiku yang bergerak. Aku gigit bibir bawahku dan terus menerima rangsangan penisnya. Tubuhku tidak kuat lagi, aku ambruk di dada suamiku.

“ahhh.. sayang, terusin, sebentar lagi”

Suamiku mendekap tubuhku dengan penuh kehangatan, aku sangat bahagia malam ini. Dia mempercepat sodokannya. Aku hanya bisa berteriak tak karuan, tepat saat itu, suamiku mencaplok ganas mulutku yang terbuka, kami berciuman dengan hebat, melilitkan lidah satu sama lain. Sementara Sodokan penis suamiku semakin cepat, aku tahu sebentar lagi dia akan sampai. Aku juga sudah tidak bisa menahan diriku sendiri.

“Ahhh..ahhh..aahahha. AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAH”

Kami orgasme bareng, kepalaku terangkat dan tubuhku sampai melengkung ke belakang. Crot..crot...crot, terasa semburan hangat sperma suamiku memenuhi rahim dan vaginaku. Tubuhku dilanda orgasme yang hebat, tubuhku kelojotan dibuatnya. Nafasku terengah-engah. Aku ambruk di atas tubuhnya sementara kepalaku bersandar di atas dada suamiku.

“terima kasih sayang” aku mengecup bibirnya. Suamiku hanya membalas dengan senyuman.

Rasanya enak sekali. Aku merasa menjadi wanita paling bahagia di dunia. Seharian ini aku terus mendapat kenikmatan dan orgasme berkali-kali. Tadi pagi aku masturbasi, sore hari dijamah oleh abah Ono, pada saat mandi aku menikmati diriku sendiri, dan malamnya aku meraih kenikmatan bersama suamiku. Oh sungguh, ini merupakan hari paling bahagia dalam hidupku. Aku seperti menjadi wanita seutuhnya. Benar-benar menjadi seorang wanita sempurna.

Saking lelahnya kami tak sempat membersihkan diri. Aku dan suamiku terlelap dalam dekapan malam.

Bersambung

BONUS BOKEP KLIK TOMBOL DIBAWAH


0 comments:

Post a Comment