Prank Call (Episode 1: Dita dan Penelepon Misterius)


“ahh,,, ahhh. Auuh...” aku hanya bisa mendesah

“ya benar, seperti itu”

“ahhh... ah. Ahhh...”

“sekarang selipkan lewat celana dalammu dan tempelkan kepala dildo itu di klitorismu”

“oaaa... hahaha.. hmmmm” aku menggerakan dildo itu ke kiri dan kanan, kemudian ke atas dan bawah.
Rasanya tubuhku tersengat listrik yang sangat dahsyat, sensasinya sampai ke ujung kaki.

“Jika kau berbaring dan menaruh teleponnya di samping telingamu, kau bisa menggunakan kedua tanganmu”

“i..yaaa... ah” aku berbaring dan membuka lebar pahaku agar dildo itu bisa lebih bebas memberikan kenikmatan.
Sementara tangan satunya aku gunakan untuk meremas-remas payudaraku.

“keluarkan payudaramu!”

“t....ap..pi?”

“cepatlah!”

“ba...ik” aku menyingkap daster yang aku gunakan, menariknya dengan paksa, begitu juga dengan bra yang aku gunakan.
Terpampanglah payudara indahku ke udara dengan puting merah yang sudah mengeras karena terangsang hebat.

Aku menuruti semua perintahnya. Hanya desahan nikmat yang aku rasakan sekarang. Tangan kiriku masih memegang dildo
yang sedari tadi merangsang klitorisku, dan tangan kananku meremas-remas payudara besarku. Ah sungguh nikmat rasanya.

“jangan dulu dimasukan dildonya, nikmati dulu, mainkan dulu klitorisnya sayang!”

Sekarang dia memanggilku dengan panggilan sayang, hal itu justru semakin membuatku belingsatan. Walaupun suaranya
hanya bisa aku dengar dari balik telepon. Ah kenapa aku menjadi seperti ini. Tangan kananku semakin liar
memainkan payudaraku, kiri kanan, balik lagi ke payudara kiri, sungguh nikmat sekali. Putingku semakin mengeras,
aku pilin dan putar dengan rakusnya. Tubuhku semakin panas, aku ingin yang lebih dari ini.
Aku tarik putingku.. Ahhhh,,, aku menjerit keenakan. Sementara itu, tangan kiriku masih asyik memegang dildo
yang bergetar memberi kenikmatan pada klitorisku. Auuhuuuhhh....

“sayang aku ingin menyedot putingmu yang indah itu seperti bayi”

Pikiranku memaksaku untuk berhenti, tapi tubuhku berkata lain.

“bayangkan aku menjilat putingmu dan menggigit manja puting merah itu”

“ahhh... ahhhhahha... AHHHHhhh....”

“bagaimana sayaaangg?” “katakan bagaimana rasanya”

Aku tidak bisa, aku tidak mau mengatakannya pada orang itu!

“ayo sayang, teriaklah! Ekspresikan dirimu secara jujur! Jangan membohongi dirimu sendiri!”

“ee....nak” entah apa yang aku perbuat, aku seharusnya tidak berkata seperti itu. “pu.... pu..tingku me...ngeras.... ahh..ahhh”
sementara di bawah sana, vaginaku sudah banjir dengan cairan kenikmatan. Celana dalam wana pink kesukaanku sampai basah olehnya.
Sementara dildo masih bergoyang-goyang, terselip dalam celana dalamku semakin merangsang klitorisku. Ampun, aku tidak kuat.

3 Hari Sebelumnya

“Hmmm... sarapan pagi ini enak sekali. Apa kau yang memasaknya?”

“guess who?”

“Mbak Indri!” jawab suamiku cepat

“huuu,, enak aja! Dasar kamu emang gak pernah percaya kalau istrinya bisa masak”

“becanda sayang. Aku yakin ini masakan kamu. Tau gak kenapa bisa seenak ini?”

“kenapa emang?”

“karena dimasaknya pake cinta!”

Aku langsung tersipu malu. Dasar suamiku memang pandai memuji istrinya. Itulah mengapa aku jatuh cinta padanya.
Pembawaannya yang ceria, tutur katanya yang baik, bisa membahagiakan istri, dan wajah yang tampan, selain itu karirnya juga bagus.
Dia sudah diangkat sebagai manajer perusahaan di usia yang masih terbilang cukup muda. Oleh karena itu secara finansial,
keluarga kami tidak menghadapi masalah besar. Aku juga resign dari kantorku untuk fokus mengurus anak kami.
Anak kami baru berumur satu tahun, masih sangat lucu dan tidak bisa ditinggal. Aku dulu bekerja sebagai Customer Service Bank,
dari sana juga lah aku bertemu dengan suamiku sekarang ini. Aku sekarang berumur 25 tahun dan suamiku berumur 30 tahun.
Mamah muda, itulah sebutannya. Kehidupan rumah tangga kami tidak ada masalah, kami menjalaninya seperti biasa. Kami selalu berkomitmen
untuk menjaga keharmonisan pasangan masing-masing. Kami sangat aware akan hal itu. seperti rutinitas pagi ini, dia selalu menyempatkan
untuk sarapan di rumah, meskipun aku tahu dia sangat sibuk di kantor.

“bagaimana perkembangan proyek di bandung, yah?”

“Sejauh ini lancar, tapi butuh effort lebih, soalnya ini proyek paling besar yang pernah aku tangani”
“Aku yakin kamu bisa, semangat!”

“Ahhh... kamu baik banget sih. Tentu saja, ini juga demi kamu dan anak kita”

Aku tersenyum mendengarnya. Setelah sarapan suamiku segera pergi ke kantorya. Seperti biasa aku mengantarnya sampai pintu depan
sambil mengendong anak kami. Tak lupa kecupan manis di kening dan ciuman hangat di bibir selalu kami lakukan. Pak Maman sudah siap menunggu di mobil dan akan mengantarkannya sampai kantor.
“Sampai ketemu nanti malam sayang”
“hati-hati sayang!”

Aku kembali ke dalam rumah. Aku taruh Keanu di tempat tidurnya.
“Bi Indri, tolong bantu aku beresin meja makan ya!” walaupun ada pembantu, tapi aku bukan tipe orang yang pemalas,
aku juga ikut membersihkan rumah. Kalau sendiri aku kewalahan, makanya aku bilang ke suamiku untuk dicarikan pembantu.

“Baik bu”

Setelah membereskan meja makan dan mencuci piring, aku istrihat di ruang tengah untuk santai sejenak, sambil nonton tv.
Tadi sempat aku cek Keanu ke kamarnya, dia masih tidur. Punya bayi memang melelahkan, sangat sedikit waktu tersisa untuk memanjakan diri sendiri.

Kring.. kring... kring.... telepon rumah berbunyi.

“Selamat pagi ibu” suara di balik telepon

“Hentikan! Jangan telepon lagi atau aku laporkan kau ke polisi!” aku teriak cukup keras sampai Bi Indri mendengarnya dari dapur.

“Ha.. ha.. ha.. Ibu cantik, berapa kali kamu bercinta tadi malam? Kalau aku jadi suamimu, aku ENTOTIN kau 5 kali. Ha.. ha.. ha...
tapi aku lupa, suamimu pasti sangat sibuk dan capek seharian bekerja, dia pasti tidak punya energi lagi untuk memuaskanmu”

Aku kaget mendengat ucapan lancangnya.

“Kamu pasti bosan di rumah sebesar itu. jangan khawatir, aku meneleponmu agar kita bisa bersenang-senang... hah.. hah.. haa”

“Siapa kamu, tolong jangan telepon kesini lagi” aku marah

“hehehehehhe... kamu sangat imut walau sedang marah. Kamu tau gak, tetanggamu selalu beronani sambil membayangkan tubuh indahmu?

“hentikan!”

“tetanggamu selalu berkhayal bisa menjamah tubuhmu, meremas payudaramu, dan menjilat vaginamu.”

Sepersekian detik, terlintas begitu saja bayangan diriku diremas-remas tetangga rumahku.

“lancang kamu! Hentikan sekarang!” tampaknya Bi Indri mulai penasaran, dia menghentikan aktivitasnya di dapur.

“mereka berkhayal bagaimana bisa jika seorang istri seksi yang setia, basah kuyup oleh sperma mereka. Mereka selalu melihatmu seperti itu”

Aku tidak tahan lagi. Ucapan pria itu terlintas begitu saja dalam pikiranku. “Aku tutup teleponya sekarang juga! Jika kau menelepon lagi, aku akan lapor polisi!” ancamku.

Aku dicekam keheningan. Hanya suara degup jantungku yang terdengar. Bahkan aku tidak mendengar aktivitas dari Bi Indri di dapur.
Aku mau mengalihkan pikiranku. Mungkin dengan membersihkan rumah akan sedikit mengobati kekacauan ini.
Aku mengambil sapu dan mulai membereskan ruang tengah. Sementara Bi Indri mulai terdengat kembali mencuci pakaian.

20 menit berselang.... Kring...kring... kring...

Bersambung

Bonus Bokep Klik Tombol Dibawah


0 comments:

Post a Comment