Petualangan Guntur (Petugas Administrasi Yang Bahenol) Bag 2


Setelah menyelesaikan dinas di ibukota propinsi, sabtu pagi aku kembali ke perkebunanku. Sekitar jam 13.00 aku sampai dirumah kakak Wati. Dia menyambut dengan hangat kedatanganku dan mempersilahkan aku masuk. Dia mempersiapkan makanan dan minuman dan menyuruhku makan siang. 

“Rumahnya kok sepi, mana kakakmu ?” tanyaku sambil makan

“Dia sama suaminya pergi kondangan ke tempat temannya. Aku disuruh menunggu sampai jam 16.00 karena mereka mau ke tempat keluarga suaminya yang sakit. Makanya sendirian di rumah” jawabnya

Setelah makan, Wati membereskan makanan dan piring kotor lalu mencucinya di dapur. Aku lalu mengunci pintu rumah secara perlahan dan mengendap-endap menuju dapur. Wati yang hanya memakai daster agak pendek sehingga kakinya terbuka sampai atas lutut. Nafsu birahiku bangkit dan minta penyaluran. 

Ketika Wati sedang mencuci piring, aku dekap dari belakang dan bibirku menciumi leher dan kupingnya. Tanganku meremas pelan payudaranya yang tertutup daster tanpa BH. Wati mengelinjang dan nafasnya mulai berat, sehingga konsentrasinya terpecah.

“Klontaangg……” sebuah panci jatuh ke lantai dapur yang terbuat dari papan

“Tuh kan jatuh…..bapak sih menganggu Wati” katanya sambil berbalik badan

Aku tidak memperhatikan kata-katanya dan segera melumat bibirnya dan memasukkan lidahku ke mulutnya, sambil tanganku meremas-remas payudaranya.

“Ohh……pakk….sabarr dongg…..” desah Wati yang mulai terangsang

Aku masih melanjutkan ciumanku dan tanganku mulai mencari celah memeknya. Kebetulan disitu ada kursi plastik, dan aku posisikan kaki kirinya di atas kursi itu. Tapi sebelumnya celana dalam Wati aku lepas dengan cepat dan dasternya aku naikkan sehingga memeknya terlihat jelas. Langsung aku berjongkok dan menjilati memek Wati dengan ganasnya. Tak lama kemudian Wati terbakar nafsunya dan meremas-remas rambut dan kepalaku.

“Oohhh…oohhh…….enaaakkkk” desah Wati

Setelah 10 menit aku jilati memeknya hingga banjir lalu aku tarik Wati ke kamar. Dirumah itu terdapat 3 kamar, dan kamar yang dekat dengan dapur adalah kamar untuk tamu dan keluarga yang menginap. Sedangkan 2 kamar lain adalah kamar kakaknya dan keponakannya yang berumur 5 tahun.

Sampai di kamar aku lalu melepas celana beserta celana dalamku dan aku tutup jendela kamar. Wati memposisikan tubuhnya di tengah kasur yang terhampar di lantai. Segera aku naiki tubuh Wati dan mulai memasukkan penisku dibimbing tangan Wati.

“Bless……” penisku mulai masuk dalam memeknya. 
“Ohhh…..enaaakkkkk” kata Wati

Setengah penisku masuk dalam memeknya tapi setengahnya lagi tertahan oleh memek Wati yang sangat peret. Wati yang sudah tahu posisiku menggerakkan pinggulnya sehingga penisku kembali masuk dalam memeknya. Sebentar kemudian penisku sudah masuk seluruhnya sampai mentok dengan rahim Wati.

Setelah mendiamkan beberapa saat, aku lalu mulai menyodok dengan pelan memek wati. Dan lama-lama sodokanku mulai cepat karena cairan nikmat Wati memperlancar sodokanku.

“Ohhh…oohh…ohh…..” desah Wati saat sodokanku mulai cepat

“Enakk banget memekmu wati…..” desahku.

Bibirku mencium ganas bibirnya dan lidah kami saling membelit, sementar tanganku memilin-milin pentilnya yang sudah menegang.

“Ohh…..oohh…teruss paakk…….” Desah Wati

“Cepok….cepokk….cepokk……” Penisku yang melaju kencang beradu dengan memek Wati yang sudah basah menimbulkan suara yang lumayan keras

Sekitar 15 menit kemudian aku merasakan jepitan dan remasan keras dari memek Wati, tanda Wati sudah mencapai orgasmenya.

Akupun mempercepat sodokanku dan tak lama kemudian akupun sudah berada dipuncak kenikmatanku

“Pakkk….aa….kuuu…kee……luaarr….” desah wati 

Kurasakan penisku diguyur cairan hangat dalam lubang memeknya disertai sedotan yang sangat kuat

“Srett….srett…croot…croot…crott…” akhirnya spermaku menyembur deras dalam memek Wati. Sekitar 10 semburan spermaku masuk dengan lancar kedalam memek Wati yang sangat peret.

“Plop….” Suara penisku saat terlepas dari memek Wati

Aku lalu berbaring mendekap tubuh Wati yang lemas dan nafas kami masih terengah-engah seperti habis lari 10 Km.
Setelah itu aku keluar kamar dan membersihkan diri di kamar mandi. Kemudian masuk ke kamar untuk berpakaian.
Kulihat Wati sedang membersihkan sprei ranjang yang sudah acak-acakan dan terlihat noda cairan kami.

“Spermamu kental banget pak, kaya jelly, banyak lagi” katanya

“Ooo….mungkin karena seminggu tidak aku keluarkan” jawabku

Setelah mengenakan pakaian, aku kembali keruang tamu dan tertidur di sofa panjang.

Jam 16.30 aku dibangunkan Wati dan kulihat keponakan Wati sedang nonton TV. Kakak iparnya menemui aku dan kamipun ngobrol. Sambil Wati bersiap-siap untuk kembali ke perkebunanku.

Jam 17.00 kami meninggalkan rumah kakaknya, dan menginap di hotel yang sama saat kami berangkat.

Aku meminta kamar yang sama seperti saat berangkat. Setelah memarkir mobil di depan kamar, kami memasuki kamar tersebut. Setelah handuk dan peralatan mandi diantar oleh room boy, akupun mandi untuk menyegarkan diri. Saat mandi Wati menyusulku mandi karena dia juga pingin menyegarkan badan. 

Kami saling menyabuni sambil bibir kami saling berpagut. Guyuran shower yang dingin membuat nafsu birahi kami mulai naik. Kaki Wati aku naikkan ke kloset duduk yang ada, tanganku mengelus memeknya yang basah sambil jari tanganku menggosok clitorisnya yang masih malu-malu untuk keluar.

“ahhh….aahh…ahh….” desah wati lirih

Tangannya aktif memegang dan meremas penisku yang sudah sangat tegang. Jilatanku mengarah ke pentil payudara Wati dan satu jari tanganku aku masukkan dalam memek Wati yang sudah basah. Aku putar-putar jariku dalam memeknya dan mencari titik G-spotnya. 

Dia ternyata sangat terangsang akibat sensasi jari tanganku dan meremasi kepalaku. Setelah 5 menit memainkan jari tanganku, jilatanku aku asrahkan pada memeknya yang sudah basah oleh cairan nikmatnya.

“Slurrp…sluurrp….” Bunyi jilatan lidahku pada memek dan clitorisnya

“Paakk….masukiiinn…..aku dah tidak tahan….” Desah Wati

Aku lalu menarik Wati ke ranjang dan langsung berbaring. Wati lalu memposisikan badannya di atas tubuhku, dan memeknya diarahkan ke penisku yang sudah tegak dan keras. Tangannya membimbing penisku memasuki lubang memeknya, sambil menurunkan badannya.

“Bless…..” kepala penisku perlahan masuk dalam memeknya. Pinggulnya digoyangkan untuk mempermudah masuknya penisku. Hal ini ternyata sangat mujarab, sebentar kemudian penisku sudah masuk seluruhnya dalam lubang memeknya yang sangat sempit. Setelah itu Wati mulai menggerakkan badannya naik turun dengan tempo pelan.

“Ohh….enaakk……”desah Wati ketika tempo kocokannya mulai cepat dan tanganku mempermainkan payudara dan putingnya.

“Ohh…oohh…..memekmu……nikmat…bangett…..” desahku

“Paakkk…..kontolmu……ooohh……” desah wati yang sudah sangat terangsang

Bibir kami beradu dengan ganas, sedangkan lidah kami saling membelit. Tangan kiriku masih memilin putingnya sedangkan tangan kananku menggosok clitorisnya yang bersembunyi di bawah perutnya yang berlemak.

Hanya 10 menit setelah penisku masuk dalam memeknya, Wati mengalami orgasme ditandai dengan remasan dan jepitan memeknya yang sangat kuat pada penisku. Kurasakan pula guyuran cairan nikmatnya pada penisku.

“Ooh…..aakuuu….keee…..luuarrr……” Jeritnya keras sambil badannya mengejang hebat. Tangannya mencengkram pundakku dan sebentar kemudian tubuhnya ambruk di tubuhku.

“Oohhh….paakkk…enaak bangeett……” desah Wati 

Setelah memberikan Wati untuk beristirahat dan mengatur nafasnya, aku lalu membalik tubuh Wati sehingga menungging. Tangannya aku atur untuk berpegangan pada ranjang, dan pahanya aku buka lebar. Setelah itu aku mulai menyodokkan penisku lagi ke lubang memeknya dengan perlahan.

“Ohhh……oohhh………memekmu legit banget……” desahku

“Kontolmu juga perkasa pakk….” Desahnya

Setelah bermain dalam tempo lambat, akupun mempercepat sodokanku sambil tanganku meremas dan memilin putting payudaranya. Pinggulku aku putar putar agar sensasi memeknya bertambah. Ternyata hal tersebut malah membuat Wati orgasme. Walau sodokanku belum ada 10 menit.

Badannya mengejang dan jepitan memeknya sangat kuat disertai sedotan yang sangat terasa.

“Oohhh...oohh……akuuu….keluuaarr…laagiiii……” desah Wati

Kemudian aku membaringkan tubuh Wati dan menempatkan tubuhku diatas tubuhnya yang sudah lemas
Aku mendiamkan penisku dalam memeknya sebentar dan mulai menyodok perlahan. Aku yang masih tanggung lalu mempercapat sodokanku.

“Plok…plok…plokk…..” suara penisku saat beradu dengan memeknya

“Oohh…oohhh…..” desahku

Tubuhnya yang sudah lemas seperti tanpa tulang, terguncang-guncang tanpa perlawanan. Tangannya hanya mendekap badanku sementara jilatan lidahku bermain di kuping, telinga dan puting payudaranya.

Setelah 15 menit aku menyodok dengan cepat, aku merasakan desakan spermaku yang minta untuk dikeluarkan. Bibirku menyedot bibirnya dengan ganas dan tangan kiriku memilin putting payudaranya sementara tangan kananku meremas remas bokongnya yang besar dan kenyal.

“Crott…crott…crott…..” Spermaku menyembur deras ke dalam memeknya. Sekitar 6 semburan aku rasakan keluar dari penisku.

Pada semburan yang terakhir, aku rasakan memek Wati menjepit dan meremas keras penisku sementara seotan memeknya yang kuat aku rasakan pada penisku. Ternyata dibalik tubuhnya yang sudah lemas tak bertenaga, Wati masih mendapat orgasme.

Tubuhku ambruk di atas tubuh Wati dan nafas kami terengah-engah. Setelah mengatur nafas, aku membaringkan tubuhku di sebelah tubuh Wati.

“Pakk….Wati lemas banget…..bapak kuat sekali, sampe aku keluar 3 kali “ katanya

“Kamu juga….remasan memekmu kerasa banget….nikmat…” kataku

“Bapak tadi minum apa sih, kok kuat sekali ?” tanyanya

“Nggak minum apa-apa kok, hanya air putih saja” kataku

Setelah kami beristirahat, setengah jam kemudian kami mencari makanan di rumah makan dekat hotel dan setelahnya, kami bergumul dan bergumul lagi sampai minggu siang. Setelah itu kami cek out dan kembali ke perkebunan. Tepatnya 5 kali kami bergumul selama di hotel. Dan sekitar 12 kali Wati mengejang oleh sodokan penisku.

Kami sampai di perkebunan sekitar pukul 15.00. Setelah aku antarkan Wati ke gerbang perumahannya, aku balik ke rumah dinasku. Sesampainya di rumah dinasku, guyuran hujan deras menyambut kedatanganku. Setelah menutup pintu rumah, aku dikejutkan oleh dekapan di tubuhku. Ternyata Lia sudah menyambutku dengan hanya memakai BH dan celana dalam.

Setelah itu, aku dan Lia bergumul di kamarku. Kurasakan memek Lia agak longgar dari milik Wati, tapi masih sangat legit. Setelah Lia mengejang 3 kali, akupun menyemburkan spermaku di dalam memek Lia.

Sejak itu, beberapa kali aku dan Wati bersetubuh tanpa diketahui oleh Lia, sehingga aku harus pandai mengatur taktik dan siasat agar dapat merasakan tubuh Wati tanpa kehilangan tubuh Lia yang rutin aku garap. Hal ini juga berakhir setelah 2 tahun aku bekerja di perusahaan tersebut.
KLIK TOMBOL DIBAWAH UNTUK BONUS BOKEP

0 comments:

Post a Comment