Petualangan Guntur (Petugas Administrasi Yang Bahenol)


Selain Lia, ada satu lagi perempuan di perkebunan tempatku bekerja yang sempat aku puaskan birahinya. Dia bernama Wati.

Wati adalah admin kantor perkebunanku. Dia dulu adalah admin di kebunku sebelum aku masuk bekerja dia dulu pernah ketahuan selingkuh dengan asisten sebelumku. Tapi hal ini hanya diketahui oleh Lia saat menginap di hotel yang sama.

Wati adalah sosok yang cerdas dan pintar serta cantik, umurnya 24 tahun dan bodinya agak gemuk sekitar 60 kg dengan tinggi sekitar 158 cm. Kulitnya kuning langsat dan mulus ditunjang dengan payudaranya yang besar dan montok. 

Dia adalah istri seorang TKI di Timur Tengah dan 2 tahun belakangan suaminya tidak pernah pulang ataupun mengirimkan uang gajinya sehingga Wati harus bekerja untuk menghidupi kedua anaknya yang diasuh keluarganya yang berada di kabupaten lain sekitar 120 km dari perkebunan, sedangkan keluarga suaminya berada di kecamatan lain yang berjarak sekitar 50 km dari perkebunanku. Wati mendapat perumahan dekat dengan kantor bersama seorang petugas administrasi lainnya.

Saat itu aku mendapat tugas untuk mengikuti pelatihan dari Dinas Perkebunan di ibukota propinsi. Jaraknya sekitar 260 Km dari perkebunanku dan dan jalannya sangat jelek. Aku disediakan mobil perusahaan tanpa sopir, karena sopir perkebunanku masih kurang dan ada yang cuti.

Hari minggu pagi aku berangkat menuju ibukota propinsi. Sengaja aku berangkat hari minggu pagi agar saat mengikuti pelatihan badanku tidak capek karena perjalanan sekitar 7 jam, dan dapat beristirahat dahulu. Selepas aku keluar dari gerbang perkebunanku, kulihat seorang wanita bejalan membawa sebuah tas pakaian menuju jalan raya yang berjarak 300 meter. Saat melewati wanita itu, ternyata Wati yang berjalan. Akupun menghentikan mobilku dan bertanya padanya.

“Mau kemana Wati ? “ tanyaku

“Mau pulang ke kota S pak” Jawabnya

“Oo….kita searah dong, mau ikut saya tidak? Sambil menemani saya dalam perjalanan ?” tanyaku kemudian

“Boleh pak” Katanya

Kemudian Wati menempatkan tasnya di jok belakang dan duduk di sebelahku. Perjalanan menuju ibukota propinsi melewati kota S.

“Lho kok pulang sekarang, kan besok sudah kerja lagi” Tanyaku

“Saya sedang cuti pak seminggu, mau nengok keluarga. Bapak sendiri mau kemana?” sahutnya

“Aku disuruh ikut pelatihan di Dinas Perkebunan Propinsi sampai hari Jumat, Sabtu balik lagi” Jawabku

Selama perjalanan kami ngobrol masalah pekerjaan dan atasan kami termasuk gosip yang terbaru. Dalam hatiku pingin menyinggung hubungannya dengan asisten sebelumku, tapi belum tepat momennya. 

Saat melewati ibukota kabupaten, aku membeli 5 botol air minum dan camilan untukku dan Wati. Sebelum melewati hotel tempat Wati berselingkuh yang diceritakan Lia, aku merasa momen yang pas untuk menaklukkan Wati. Kemudian aku bertanya pada Wati tentang hotel itu.

“Hotelnya bagus ya, dalamnya bersih nggak ya?” tanyaku

“Bersih pak, pelayanannya bagus dan ranjangnya empuk” jawabnya

“Pernah nginep disitu ya…”tanyaku

“Pernah pak, sekali” jawabnya

“Sekali pa berulang kali ?, sama siapa?” tanyaku

“Baru sekali pak, sama suamiku dong pak” jawabnya

“He….he….he…..sama suami pa pak B?” tanyaku

“Ngg….nggak pak, sama suamiku saja” jawabnya gugup

“Kalo sama Pak B nggak dihitung dong” kataku

“Bapak tahu darimana ?”tanyanya mengaku

“Ada deh…..” jawabku

“Dari siapa pak ?” tanyanya lagi

“Tidak akan kujawab….he….he….he….” tawaku yang semakin mengundang rasa penasaran Wati

“Ahh…Bapak…kok nggak ngaku sih…” katanya

“Tapi bener kan, pernah nginep sama pak B?”

“Iya pak sekali….” Jawab Wati lemas karena ketahuan perselingkuhannya

“Nggak papa kok itu kan wajar alias lumrah, kamu masih muda, cantik dan pintar siapapun pasti tertarik padamu tak terkecuali aku” godaku sambil menebar rayuan gombal

“Mosok saya cantik pak, anak saya sudah dua lho” jawabnya

“Kamu nggak kelihatan sudah punya anak kok, kalo aku jadi suamimu pasti kamu sudah aku kurung di kamar tanpa baju” kataku

“iihh….Bapak, kalo dikamar terus nggak masak dong, tanpa baju lagi, emang mau ngapain” tawanya

“Ya kamu taulah…..kalo laki-laki dan wanita di kamar. Mosok aku jelaskan lagi” kataku sambil tangan kiriku mengelus pahanya yang ditutupi celana kain tapi tangannya tidak berusaha memindahkan tanganku

“Ihh…..tangan Bapak nakal, kok ngelus-ngelus gitu sih” katanya sambil tersenyum

“Suamimu kemana?” tanyaku

“Minggat entah kemana pak” jawabnya

“Lho kok malah minggat?” Kataku

Kemudian dia menceritakan kisah suami dan keluarganya, serta menceritakan kenapa dia harus bekerja untuk menghidupi keluarganya.

“Lalu dengan pak B gimana ceritanya” tanyaku

“Bapak ini…mau tau aja…” jawabnya

“Ya sedikit tau kan nggak papa, daripada semua orang tahu, kan malah berabe….” Kataku

Dia menceritakan kisahnya dengan pak B yang sudah mempunyai istri dan anak di Sumatera dan merasa kesepian di perkebunan. Begitu pak B mengetahui suami wati sudah 6 bulan jadi TKI, pak B mulai menggoda Wati yang kala itu bertugas di kebun pak B. Setelah 2 bulan menggoda, akhirnya Wati luluh juga apalagi kebutuhan biologis Wati juga butuh penyaluran. 

Mereka lalu terlibat perselingkuhan yang rapi. Seminggu sekali Wati melayani pak B yang menjadi atasannya baik di Hotel atau di rumah dinas. Kala itu, perumahan karyawan belum seramai sekarang, hanya ada 20 orang karyawan yang bekerja, sisanya karyawan lokal yang ikut antar jemput truk setiap hari. Sehingga mereka agak bebas melakukan perselingkuhan. Sampai pak B mengundurkan diri 7 bulan lalu.

“Waahhh….kayaknya hot juga nih….aku jadi pingin kaya pak B” kataku sambil tanganku meraba celah kemaluannya

“Ihh…bapak ini, kalo pingin ya sama istrinya dong” katanya sambil memindahkan tangan kiriku ke pahanya

“Boro-boro istri, pacar juga belum ada” jawabku

“Mosok sih….tapi sering gituan ya…” katanya

“Gituan sama siapa? Belum pernah kok, tapi kalo mau Wati bisa ajarin aku, biar aku nggak kaget sama istriku kelak” kataku sambil tangan kiriku mulai memegang dan meremas payudaranya. Tangan Wati juga mulai memegang penisku yang masih tertutup celana jeans

“Punya bapak besar juga, pasti istri bapak akan bahagia” katanya sambil terus membuka gesper dan resleting celanaku. Sebentar kemudian celana dalamku telah dibukanya dan penisku dikocoknya lembut.

Ditengah perjalanan aku melewati sebuah kecamatan yang ramai dimana ada 3 penginapan yang lumayan bagus. Aku yang sudah tidak tahan lalu membelokkan ke sebuah penginapan yang berada setelah kecamatan tersebut. Setelah aku mengurus administrasi di front office, aku lalu mengarahkan mobilku ke tempat parkir dimana kamarku berada di depan tempat parkir tersebut. 

Aku dan Wati masuk kamar yang lumayan bersih dan rapi. Televisi dan AC aku nyalakan kemudian menyusul Wati yang sudah duduk di tepi ranjang. Aku yang sudah tidak sabar lalu mencium Wati dengan penuh nafsu, apalagi sudah seminggu ini Lia sedang menstruasi sehingga dapat melayaniku.

Tanganku memegang dan meremas payudara Wati yang besar dan kenyal. Kulit badannya yang kuning langsat menambah nafsu birahiku. Tiba-tiba kami dikejutkan suara ketokan pintu kamar. Setelah aku buka ternyata room boy mengantarkan handuk dan peralatan mandi. Setelah itu aku tutup pintu dan aku kunci.

Setelah itu aku kembali, aku lalu membuka baju dan BH Wati yang berukuran 36 C kemudian aku cium bibir Wati disertai meremas payudaranya. Tangan Wati aktif membuka celana jeansku dan membuka celana dalamku. Setelah puas dengan bibirnya, aku permainkan payudara wati dengan jilatan lidahku diselingi membuka kaosku dan celana Wati. Tanganku mencari celah vaginanya dan kurasakan celana dalamnya sudah basah oleh cairan nikmatnya. Kemudian aku gosok memek Wati yang masih tertutup celana dalamnya dengan halus. 

“Ohh…..pakk…enakk…” desah Wati

Tangan Wati aktif mengocok lembut penisku yang sudah tegang dan keras. Dan sesekali mempermainkan kantong pelerku. Setelah itu, aku baringkan Wati di tengah ranjang dan melepas celana dalamnya yang sudah sangat basah. Badannya mulai aku tindih, sedangkan bibirku dan lidahku masih mempermainkan payudara dan pentilnya yang tegang. Tangan Wati membimbing penisku untuk segera memasuki lubang memeknya, tapi aku tahan karena aku tidak pingin segera mengakhiri pergumulan ini.

“Cepet masukin pakk….” Desahnya lirih

“Sebentar dulu, aku mau membuatmu melayang” jawabku

Kemudian jilatanku beralih ke perut dan pusarnya sambil tangaku meremasi payudaranya. Sebentar kemudian jilatan dan emutanku berpindah di lutut dan pahanya, perlahan-lahan naik menuju liang memeknya. Ketika sampai di lubang memeknya, tangannya menutupi memeknya.

“Pakk….jangan…..aku maluu…..” desahnya

Tak kuperdulikan desahannya, tanganku memindahkan tangannya. Jembut Wati tercukur rapi dan sangat mengairahkan. Setelah mulai menjilat memeknya, aku cari clitorisnya yang agak tersembunyi. Akhirnya aku mendapati klitorisnya yang sudah bengkak dan ukurannya lebih besar dari punya Lia. Segera aku jilati clitoris itu dengan penuh nafsu. 

“sshhhhh….oohhh…..sshhhh….oohh…..sshhhhh…..oohh….. ” racau Wati seperti kepedasan

Jilatanku semakin garang dan hal itu membuat Wati mengelinjang keenakan apalagi bau vaginanya wangi dan cairan nikmatnya rasanya gurih.

“Ohhh…oohh…ooohhh…….” Desah Wati sambil menggerakkan kakinya diatas punggungku.

Sekitar sepuluh menit kemudian, Tubuh Wati mengejang dan kakinya mengapit erat kepalaku serta tangannya mendorong kepalaku ke arah memeknyanya hingga aku tidak dapat bernafas. Kurasakan cairan nikmatnya keluar di mulutku dan aku langsung sedot .

Setelah ledakan orgasmenya yang pertama, Wati melonggarkan jepitan kakinya dan nafasnya yang terengah-engah sangat jelas bunyinya.

“Pakk..…kamu hebat sekali, Wati seperti melayang kelangit..” pujinya.

Setelah beristirahat 5 menit sambil beradu bibir, aku lantas memposisikan penisku ke arah memeknya dengan dibantu tangannya.

“Blesss……” penisku mulai memasuki memeknya yang terasa sangat sempit, dan hanya ½ panjang penisku yang masuk. Memeknya memang sangat seret walaupun cairan nikmatnya masih membanjir. Wati menggoyangkan pinggulnya untuk mempermudah masuknya penisku.

Akibat goyangan Wati, penisku agak mudah masuk ke memeknya walaupun hanya ¾ nya. Penisku aku maju mundurkan agar nafsu Wati semakin terbakar sehingga penisku masuk semuanya dalam memeknya. Ternyata strategi ini berhasil, setelah berjuang selama 10 menit penisku dapat masuk seluruhnya dalam memek Wati sampai mentok di rahimnya.

Setelah itu aku mulai mempercepat sodokanku dalam memek Wati dan selalu mengenai rahimnya. Memek Wati yang sangat peret membuat penisku terasa diremas-remas.

“Ohh….peret banget memekmu Watii…..” kataku

“Ohh…oohhhh….ooohhh……penis bapak yang kegedean kayaknya” jawabnya

“Ohhh…oohhhh…oohhh…..enaaakkk…..” desahku

“Aakuuu…..juga enaakkkk………” desah Wati

“Cepok…cepokk….cepookkk…..” suara penisku beradu dengan memek Wati yang sangat basah.

Setelah 10 menit aku rasakan penisku diremas sangat kuat seperti dijepit oleh memek Wati. Tangannya mendekap badanku dengan sangat kuat dan kakinya menjepit pahaku.

“Oohhhh……aaa…kuuu….keeee…..luaarrrrrrr……..” jerit Wati yang segera aku sumpal dengan bibirku agar tidak mengundang kecurigaan petugas hotel dan tamu lain.

Kurasakan penisku diguyur cairan hangat di dalam memek Wati disertai sedotan yang kuat.

Aku memberikan kesempatan Wati untuk beristirahat dengan masih menancapkan penisku dalam memeknya. Setelah 3 menit, aku lalu mengerakkan lagi penisku dengan tempo pelan. Tanganku meremasi payudara dan putingnya. Lidahku bergerilya menjilati leher, telinga dan turun ke pentil payudaranya yang sudah mulai tegak.

Setelah memainkan tempo lambat, aku mempercepat sodokan penisku. Hal ini membuat nafsu birahi Wati kembali naik dan mulai mengangkat kepala mencari-cari bibirku dan tangannya mendekap punggungku

“Ohhh…oohhhh……enaaakkkkkk……..”desahku

“Ssshhh……sshhh….nikmaaattt……” desah Wati

Akhirnya setelah 15 menit menyodok, aku merasakan sperma sudah siap untuk diledakkan dalam memek Wati. Tapi sebelum itu, ternyata Wati mengalami orgasmenya yang kedua.

“Wati….dalam atau luaarr ?” tanyaku

“Terserah pak…..dalam sajaaa….” Katanya sambil menahan orgasmenya

Akhirnya semenit setelah itu,
“Oohhh…ooohhh…..aakuuuu…kee…luuu…..aarrrrr……” Desah Wati

Jepitan dan remasan memek Wati yang kuat saat orgasme mengakibatkan penisku tak berkompromi untuk mengeluarkan isinya.

“Sreettt….sreeetttt……crrroootttt……crooottt….. ” Akhirnya spermaku menyembur dengan sangat banyak dalam memek Wati. Tak kurang dari sepuluh semburan spermaku yang sudah 1 minggu tidak aku semburkan dalam memek Lia.

Aku diamkan penisku dalam memek Wati sambil mengatur nafasku. Tubuhku ambruk di atas badannya yang ditopang kedia siku tanganku.

“Plop…” suara penisku ketika aku cabut dari memek Wati. Setelah itu aku baringkan badanku di sampingnya sambil mendekap tubuh Wati yang sangat lemas.

“Memek kamu peret banget, kontolku terasa dijepit dan diremas-remas” kataku

“kontol bapak yang kegedean, sampe memek Wati terasa sesak dan penuh” katanya

“Badanku lemas banget seperti tanpa tulang saja pak” lanjutnya

“Kalo pak B gimana Wati ? “ tanyaku

“Kalo punya pak B tak sebesar dan sekeras punya bapak, itupun hanya sesekali membuat Wati puas” jawabnya

“Emang berapa kali sebulan ?” tanyaku

“Kalo itu jangan ditanya pak, paling seminggu sekali, itupun pak B terlalu cepat keluar sedangkan Wati baru mulai naik” jawabnya

“Coba kamu jadi adminku, pasti setiap hari aku minta jatah. He….he…he….” Kataku

“Setiap hari ? gimana caranya pak kan sekarang sudah banyak karyawanya. Lagipula bahaya pak…” katanya

“Bisa-bisa kita dipecat oleh perusahaan dan jadi pembicaraan bila ketahuan” tambahnya lagi

“He…he….he….” tawaku

Sekitar setengah jam kami masih berpelukan. Kemudian Wati terasa seperti mengusap mukaku. Kubuka mataku. Dia tersenyum. Aku tersenyum. Seolah-olah kami tidak merasa aneh berpelukan tanpa sehelai benang pun di tubuh kami. Dia mencium bibirku.

“Terima kasih ya pak” Bisiknya di telingaku

“Wati dah enak sekarang?” wati tersenyum dan mengangguk

“Dua kali pak” jawabnya ringkas.

“Punya bapak memang hebat, besar, panjang, dan tahan lama”, katanya.

Sementara itu tangannya mengocokkan batang penisku. Suaranya membangkitkan gairahku.

“Wati suka kan?”, tanyaku. 
Dia tersenyum dan mengangguk, saat itu juga tanganku memegang payudaranya dan mengelusnya. Tangannya mengocok terus penisku. Penisku tegang lagi. Kami jadi terangsang lagi.

“Wati mau lagi?”, tanyaku sambil tersenyum

“1000 kalipun mau pak” jawabnya sambil menciumi bibirku

Wati kemudian menaiki badanku dan mengelus penisku yang sudah tegang maksimal. Dengan cepat tangannya membimbing penisku memasuki memeknya yang masih berlepotan spermaku dan cairan memeknya. Ternyata cairan ini menjadi pelicin yang mujarab sehingga tanpa kesulitan ¾ penisku masuk dengan mudah dalam memeknya

“Ohh….enakkk Watii…….” Desahku

“Saya juga pakk….” Desahnya

Wati kemudian menggerakkan badannya naik turun secara teratur. Memeknya terasa menjepit erat penisku sehingga menimbulkan sensasi yang hebat. Payudaranya tak henti-hentinya aku sedot dan aku remas dengan kedua tanganku. 

Lama-lama, gerakan Wati semakin cepat diselingi putaran pinggulnya. Memeknya juga terasa licin karena cairan memeknya yang sudah mulai membanjir. Sampai – sampai berulang kali penisku menyodok rahimnya yang membuat dia mengejang keenakan.

“Kecepokk….kecepokk….kecepokkk……” suara beradunya kedua kemaluan kami

“Pak terusss…….. enaakkk……” desahnya

“Goyanganmu mantap Wati…..rasanya seperti dipelintir enak….” Kataku

Sekitar 10 menit kemudian, tubuh wati mengejang yang berarti dia sudah mendapat orgasmenya. Memeknya menjepit dan meremas kuat penisku. Akupun aktif mengerakkan pinggulku naik turun menyimbanginya.

“Pakk……aaakuu……keee…..luaarrr…….” desahnya agak keras

Kemudian tubuhnya ambruk diatas tubuhku sambil nafasnya terengah-engah.

“Pakk….eenaaakkk bangeettt…….” Katanya

Akupun memberinya istirahat untuk mengatur nafasnya. Tak lama kemudian, aku menggulingkan badannya hingga menungging dan segera aku tancapkan penisku yang berlumuran carian orgasmenya ke memek Wati.

“Pakk……sebentar…” protesnya yang tidak aku tanggapi

Setelah setengah penisku masuk di memeknya, segera aku sodok dengan kecepatan sedang hingga tubuh Wati terguncang-guncang. Tanganku menjelajahi payudara sambil mempermaikan pentlnya.

“Ohh….bapak….nakaalll….” daesahnya

“Nakal tapi bikin nikmat kan?” kataku

“Nikmat banget paakk….terusss pak sampai besok pagii….” Katanya

Lama-lama sodokanku bertambah cepat hingga 10 menit kemudian wati mulai merasakan orgasmenya kembali. Spermaku juga merasa sudah minta dikeluarkan lagi dalam memeknya yang hangat dan sempit.

“Pakk………Watii….lagiii…………” desahnya sambil meremas bantal 

Kurasakan memeknya menjepit dan menyedot keras penisku dan membuat penisku diperas hingga aku tak sanggup lagi menahan spermaku.

“Ohh….enaaakkk……..” desahku sambil memegang erat pinggulnya yang montok agar tidak terlepas

Sekitar 6 semburan spermaku memenuhi memek Wati sampai keluar dan menetes ke sprei tempat kami bergumul. Tubuhku ambruk di atas punggungnya yang mulus dengan 2 buah tahi lalat kecil berada di tengah leher belakangnya dan di atas pundak kirinya, sambil ditopang kedua siku tanganku.

Setelah semenit berada di atas punggungnya, aku menggulingkan badan dan mendekap erat tubuh Wati yang terlihat lemas.

Setelah itu, kami sempat terlelap dan ketika bangun, aku lihat jam tanganku, ternyata sudah 5 jam kami bergumul dan tidur di penginapan tersebut. Aku kemudian membangunkan Wati dan mengajaknya untuk mandi dan segera melanjutkan perjalanan.

Setelah makan dan menempuh perjalanan sekitar 2 jam dengan kondisi jalan yang rusak kami sampai di kota kabupaten tempat keluarga Wati. Dan dia minta diantarkan ke rumah kakaknya yang dekat dengan rumah sakit.

“Pak, besok sabtu jemput Wati ya, Minggu sore baru kita balik ke perkebunan” kata Wati sambil tersenyum dan mengerlingkan matanya, menandakan maksud tersembunyi dibalik kerlingan matanya.

“Oke..….aku dan adikku selalu siap sedia” jawabku sambil tersenyum

Aku lalu melanjutkan perjalananku dan sampai hotel ibukota propinsiku sekitar pukul 21.00.


Untuk Bonus Bokep Silahkan Klik Tombol Dibawah 

0 comments:

Post a Comment